10

Kini di salah satu sekolah menengah atas ada seorang gadis muda yang sedang menunggu jemputan nya, “Ck, kebiasaan lama deh atau mungkin dia tidak akan menjemputku lagi seperti waktu-waktu itu. Tidak jangan sampai. Mama sama papa bisa marah jika aku tidak datang dengan pria itu. Dasar, pria tua tidak laku. Kenapa juga aku yang masih sangat muda begini harus terlibat perjodohan bodoh itu dengan pria yang membuatku kesal dan tidak tertarik sama sekali. Kenapa coba harus dia. Aku jadi harus putus kan dari pacarku. Mana dia belum move on lagi dari masa lalu nya itu.” ucap Ayu menggerutu.

“Tapi siapa juga yang bisa move on dari wanita secantik suster Nayya. Aku saja iri dengan kecantikan nya itu yang tetap saja terlihat muda padahal usia nya sudah tiga puluh tahun lebih dan sudah memiliki anak tiga. Namun sayang suami nya sudah meninggal. Aish, kenapa dia gak balikan saja sama suster Nayya sih dan justru menyiksaku begini dengan menunggu nya. Jika aku tahu begini aku minta saja mantan kekasihku untuk menjemputku. Persetan dengan kemarahan mama dan papa. Lagi pula aku tidak salah. Dia sendiri yang tidak menghargai waktuku.” Lanjut Ayu masih saja menggerutu karena dia adalahh tipe orang malas menunggu dan kini dia sudah menunggu kedatangan Afnan sudah hampir setengah jam. Sungguh menyebalkan dan melelahkan tentu nya untuk nya.

“Awas jika dia datang aku akan memarahi nya. Ee’ehhh tapi tunggu tidak boleh marah sama orang tua bukan. Ck, salah dia sendiri membuat kesal dengan menunggu kedatangan nya yang tidak pasti itu.” ucap Ayu lalu kemudian dia menarik nafas lega begitu melihat mobil yang kini berhenti di hadapan nya dan menurunkan kaca jendela nya.

“Masuk!” ucap Afnan singkat dan sungguh menyebalkan terdengar di telinga nya.

“Dasar pria minim akhlak. Apa tidak bisa basa basi dulu atau setidak nya meminta maaf karena sudah membuatku menunggu. Ini justru menyuruhku masuk bahkan hanya dengan satu kata yang singkat saja. Di tambah lagi tidak turun untuk membukakan pintu mobil untuk nya seperti pada film atau drama romantis.” Tentu saja Ayu hanya bisa mengatakan itu di dalam hati nya saja. Karena dia tentu tidak bisa mengatai pria yang dia akui memiliki ketampanan sembilan dari sepuluh itu secara terang-terangan.

“Masuk atau saya tinggal!” ucap Afnan sedikit dengan nada kesal nya.

Ayu yang mendengar itu pun hanya menatap kesal ke arah Afnan dan percaya lah Ayu sedang mengumpati Afnan dalam hati nya. Ayu pun segera masuk ke dalam mobil itu dan menutup pintu mobil dengan sedikit keras. Ayu segera duduk di samping kemudi.

“Jangan harap saya akan membukakan pintu untukmu seperti dalam film dan drama romansa. Itu tidak akan terjadi. Kau tahu bukan hubungan yang terjalin di antara kita ini bukan lah keinginan saya.” ucap Afnan dingin lalu tidak lama dia pun segera menghidupkan mobil kembali dan melajukan nya meninggalkan halaman sekolah menengah atas itu.

Ayu yang mendengar ucapan yang keluar dari mulut Afnan pun sedikit kesal, “Apa menurut bapak ini juga keinginan saya. Tidak kali. Saya juga ogah pak jika harus menerima bapak sebagai jodoh saya. Orang saya punya kekasih juga.” Ucap Ayu yang tentu saja di akhir kalimat nya itu dia ucapkan dengan lirih.

“Ya sudah jika memang begitu kita jalani saja seperti keinginan kedua orang tua kita. Tanpa melibatkan perasaan apapun di dalam nya. Tidak boleh saling jatuh cinta satu sama lain. Ohiya satu lagi saya bukan bapakmu. Kita hanya punya jarak usia 7 tahun saja. Saya tidak setua itu.” ucap Afnan penuh penekanan dalam kata-kata nya itu.

“Tetap saja tujuh tahun itu rentang waktu yang lama pak.” Ujar Ayu tidak mau kalah.

“Sekali lagi kamu memanggil saya seperti itu maka saya akan turun kan kamu di sini dan saya tinggalkan kamu di sini.” Ancam Afnan.

“Dasar tidak berperikemanusiaan. Baiklah sebenar nya anda mau saya panggil apa?” tanya Ayu kesal.

“Apa saja yang terpenting bukan bapak, om dan segala jenis yang mengisyaratkan saya tua.” Ucap Afnan.

“Kan memang sudah tua.” Gumam Ayu kesal.

“Daya masih bisa mendengar ucapanmu itu.” ucap Afnan.

“Tajam juga pendengaran nya.” Batin Ayu.

“Baiklah, maaf. Saya akan panggil abang saja. Apa boleh? Ingat jangan berharap lebih dengan kemungkinan saya akan memanggil anda sayang atau apalah itu. Hubungan kita tidak cocok dengan panggilan seperti itu.” ucap Ayu.

“Saya juga memang tidak menginginkan panggilan itu darimu. Abang saja. Itu sudah cukup sopan.” Ucap Azzam. Ayu yang mendengar respon ucapan Afnan pun hanya bisa menggeram kesal setengah mati dalam batin nya mengumpati sosok pria di samping nya itu yang tidak dia pungkiri sangat tampan tapi bukan tipe ideal pasangan impian nya.

“Pak eeh abang, jika memang anda tidak menginginkan perjodohan di antara kita ini, kenapa abang tidak membatalkan nya atau pun menolak begitu perjodohan ini.” ucap Ayu penasaran dengan alasan pria di samping nya itu.

Afnan yang mendengar ucapan Ayu pun hanya melirik sekilas ke arah gadis muda itu yang juga lumayan cantik walaupun tidak secantik Nayya. Keunggulan gadis itu menurut nya hanya umur nya saja yang lebih muda dari Nayya tapi untuk visual nya masih menang Nayya karena walaupun Nayya sudah berumur kepala tiga dia masih terlihat seperti gadis berumur 20-an. Selain itu juga, walaupun Nayya sudah memiliki tiga orang anak tapi tidak terlihat sama sekali bahwa dia sudah pernah melahirkan. Dia masih saja cantik seperti 7 tahun lalu. Tidak ada yang berubah.

“Hum, saya tidak punya alasan spesifik. Lalu jika kau kenapa juga tidak menolak perjodohan ini padahal kau sendiri punya kekasih?” tanya Afnan balik.

Ayu yang mendapat pertanyaan balik dari Afnan pun mendelik ke arah pria itu, “Ck, saya yang lebih dulu bertanya bang. Kenapa anda hanya menjawab sesingkat itu yang sama sekali tidak menjawab pertanyaan saya. Lalu kini justru bertanya balik.” Ucap Ayu.

“Jujur saja saya ingin menolak tapi tidak bisa karena menghormati orang tua saya yang sudah memilih anda. Lalu alasan lain nya adalah karena saya tidak mungkin membawa kekasih saya kepada mereka. Belum memiliki keberanian karena kami sama-sama seumuran dan dia masih dalam tahap membangun usaha nya.” Lanjut Ayu.

“Abang sendiri kenapa tidak menolak nya? Jangan jadi pengecut bang. Masa iya laki-laki tapi tidak berani mengambil resiko.” Ejek Ayu.

“Saya bukan tidak berani mengambil resiko tapi memang saya tidak mungkin melakukan itu. Mengecewakan orang tua saya sama saja dengan mengecewakan diri saya sendiri. Kita memiliki alasan yang sama untuk menerima perjodohan ini. Walaupun jujur saja perjodohan ini saya tak inginkan sama sekali. Maaf, tapi memang itu kebenaran nya. Kau pasti sudah mendengar tentang saya sebelum nya. Yah, harus saya akui bahwa saya memiliki perasaan itu pada nya hingga kini. Tidak pernah hilang sedikit pun. Waktu hampir 7 tahun pergi untuk melupakan nya ternyata tetap tidak mampu menghapus rasa itu.” tutur Afnan jujur.

“Jadi, apa sampai sekarang abang masih menyukai nya?”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!