Firasat
Mengingat kembali kejadian tiga tahun silam. sebuah tragedi yang merenggut nyawa kedua orang tua ku.
waktu itu ayah dan ibu hendak menyebrang jalan sepulang jualan dari pasar, tiba-tiba sebuah mobil truk mengalami rem blong,naas kedua orang tua ku terhempas seketika dan tak bisa di selamatkan karena benturan di kepala yang sangat keras mengenai aspal.
Saat itu aku masih duduk di kelas 3 SMA dan tengah ujian semester akhir.selama mengikuti ujian,entah kenapa perasaan ku tidak enak dan gelisah,rasanya ingin cepat-cepat pulang ke rumah.
Ketika sudah sampai di depan rumah setelah pulang sekolah,aku terkejut melihat keadaan di rumah sudah sangat ramai oleh tetangga dan orang-orang berkumpul dan juga ada bendera kuning yang sudah terpasang di tiang rumah.
Tanpa bertanya,aku yang sudah punya firasat buruk langsung berlari masuk ke dalam rumah.di dalam pun sudah banyak orang mengelilingi dua mayat yang sudah terbujur kaku.tetangga yang melihat ku langsung menghampiri dan memelukku.
" Yang sabar ya nak,yg ikhlas, InsyaAllah ayah dan ibu mu sudah tenang di sana ," ucap Bu Nyai tetangga samping rumah kami.
Seketika badan ku lunglai.,
Air mataku mengalir deras.,
Dunia seakan gelap dan tubuh ku terasa oleng dan hampir ambruk ke lantai,dengan sigap orang-orang menahan tubuh ku.aku tertatih menghampiri jenazah kedua orang tua ku,aku langsung histeris dan menangis sejadi-jadinya sambil memeluk mereka yang sudah tak bernyawa.
Dunia ku serasa runtuh,entah bagaimana kehidupan ku setelah ini.aku hanya bisa meratapi nasib ku yang tinggal sebatang kara.
**
Pemakaman kedua orang tua ku sudah selesai di lakukan,di bantu para warga dan tetangga.setelah pemakaman aku kembali ke rumah dengan keadaan masih tak percaya bahwa ayah dan ibu sudah tiada.
Suasana rumah terasa sunyi,aku berdiri di ambang pintu sambil memandangi sekeliling rumah.baru kemarin rasanya kami bercengkrama dan bersenda gurau.
Bahkan aku sudah berjanji pada ayah dan ibu,setelah lulus SMA nanti aku akan langsung mencari kerja demi bisa membantu perekonomian keluarga dan juga ingin membahagiakan mereka.
Tapi sekarang semua nya berubah,mereka sudah pergi untuk selamanya sebelum cita-cita ku tercapai.
"Nak.,kamu jangan bersedih lagi ya..,dan jangan pernah merasa sendiri.! masih ada kami di sini..kami menyayangi mu seperti anak sendiri.jadi kamu bisa anggap kami sebagai orang tua mu,kalau ada apa apa jangan sungkan.! iya kan pak,? ucap lembut Bu Nyai yang tiba-tiba sudah berdiri di belakang ku seraya mengusap pundak ku.di susul anggukan dari Pak Nur,suami nya.
"Iya nak,anggap lah kami ini orang tuamu.dengan senang hati kami akan menganggap mu sebagai anak kami." ucap pak nur seraya tersenyum hangat.
Aku menoleh dan tersenyum getir mendengar ucapan mereka.air mata ku kembali terjatuh.
"Terima kasih banyak karena bapak dan ibu mau menganggap ku sebagai anak kalian,dan terima kasih juga atas kebaikan kalian selama ini ," ucap ku masih dengan berlinang air mata.
****
Sudah sebulan lebih setelah kepergian orang tua ku,aku pun lulus sekolah.selama sebulan itu lah bu Nyai dan pak Nur yang membantu ku menjalani kehidupan.
Aku tinggal seorang diri di rumah peninggalan orang tua ku,rumah yang sangat sederhana hasil dari kerja keras ayah dan ibu selama berjualan di pasar.sebenar nya keluarga bu Nyai sudah menawarkan ku agar tinggal bersama nya,tapi aku menolak.aku ingin tetap tinggal di rumah peninggalan orang tua ku untuk mengobati rasa rindu ku pada mereka, apalagi rumah ini penuh dengan kenangan.
Hampir setiap hari bu Nyai mengantarkan makanan dan juga sedikit uang jajan sekolah.dari dulu mereka memang sangat baik,sering membantu keluarga kami di saat kami susah.
Usia mereka sudah 40 tahun lebih,hampir seusia dengan almarhum orang tua ku.tapi mereka masih belum di karuniai seorang anak dan kehidupan mereka sangat sederhana.pak nur hanya membuka bengkel kecil-kecilan sedangkan bu Nyai hanya berkebun.
Pekarangan yang luas di belakang rumah nya di gunakan untuk menanam aneka sayuran,sehingga untuk kebutuhan dapur mereka tak perlu membeli nya.bahkan jika panen melimpah,mereka menjual nya ke pasar.tak jarang mereka pun menjual nya ke orang tua ku dengan harga miring,dan orang tua ku akan menjual nya di pasar.
Setelah lulus sekolah,aku berpikir untuk segera mencari pekerjaan agar tidak selalu merepotkan keluarga bu Nyai terus menerus.aku pun harus punya penghasilan sendiri untuk kehidupan ku ke depan nya.dan aku juga ingin membalas kebaikan keluarga bu Nyai selama ini.karena tanpa mereka,mungkin aku tidak akan setegar ini menjalani kehidupan seorang diri.nanti aku akan mencoba mencari pekerjaan di desa terlebih dahulu,tapi jika di desa tidak dapat pekerjaan maka aku harus mencari pekerjaan ke kota.kata orang-orang mencari pekerjaan di kota sangat mudah dan gaji nya lebih besar dari pada di desa.
Biasa nya kalau pun ada pekerjaan di desa hanya menjaga toko seperti sembako yang gaji nya tidak lebih dari 500 ribu per bulan nya.Aku ingin bisa menabung untuk masa depan ku,biar lah nanti rumah ini aku titipkan pada bu Nyai,sesekali saat mendapat libur aku akan pulang untuk mengunjungi nya.aku tak ada niat untuk menjual rumah ini sampai kapan pun,karena rumah ini penuh dengan kenangan bersama kedua orang tua ku.
***
Seminggu berlalu
Esok hari setelah menunaikan kewajiban ku sebagai umat muslim,aku langsung bergegas mempersiapkan diri untuk pergi ke kota.
Aku mengemasi barang barang yang akan aku bawa ke kota ke dalam koper dan tas ransel.bersyukur aku memiliki sedikit uang tabungan,dan uang jajan yang selama ini bu Nyai berikan selalu aku tabung tak pernah aku jajankan di sekolah.
Seperti nya untuk biaya ongkos ke kota dan biaya kost di sana masih ada sedikit sisa untuk biaya aku makan beberapa hari ke depan selagi aku belum mendapatkan pekerjaan.
" Assalamualaikum Pak,Bu ?" ucapku kala mendatangi rumah yang sudah aku anggap sebagai orang tua ku.
" Waalaikum salam," sahut suara wanita dari dalam rumah.selang tak berapa lama,muncul bu Nyai dari balik pintu dengan raut wajah heran ketika melihat ku sudah berpenampilan rapi sepagi ini.
"Nak Indah ayo masuk.! pagi-pagi begini kamu rapih sekali,mau pergi kemana?" tanya bu Nyai.
"Bu, saya ke sini hendak pamit mau pergi ke kota untuk mencari pekerjaan.saya titip rumah ya bu.! sesekali saat libur kerja nanti,saya pasti pulang untuk mengunjungi rumah dan juga mengunjungi kalian.sekalian saya juga ingin mengucapkan terima kasih banyak atas kebaikan kalian selama ini,saya nggak akan pernah lupa dengan semua kebaikan kalian.! doakan saya ya Bu semoga cepat dapat pekerjaan di kota.kalau sudah dapat pekerjaan,saya ingin membalas jasa kalian selama ini ."ucapku seraya menahan haru.
Lalu tak lama pak Nur masuk dari pintu belakang dan langsung duduk bergabung dengan kami.
" Nak, kenapa harus jauh-jauh mencari kerja ke kota,apa nggak bisa cari kerja di desa sini saja?" Ibu hanya takut,kamu di kota nggak punya siapa-siapa.nanti kalau ada apa-apa bagaimana?"
" Untuk masalah kamu mau membalas atas apa yang sudah kami lakukan,itu semua tidak perlu kamu pikirkan.! kami ikhlas dan senang bisa membantu mu," ucap nya dengan lembut seraya tersenyum menoleh ke arah pak Nur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Wisnu Arca
sering-sering mendoakan orang tua agar dia bahagia disana. mantap ceritanya kak
balas mampir juga ketempatku kak
terimakasih.
2023-04-16
1
Liandiva2630
Ceritanya seru kk, untuk pemula ini dah keren👍🤗
Sedikit saran buat tanda baca ya... Semangat 🥰🥰
2023-03-20
3