CHAPTER 1

...❖━━━━━▷◆❃◆◁━━━━━❖...

06.00 WIB

Jakarta, Kediaman Sunjaya.

TOK

TOK

TOK

"Vier? Kamu udah bangun belum?" panggil seorang ibu.

Karena tak mendapat jawaban, sang ibu memilih masuk ke kamar. Betapa terkejutnya ia melihat kamar sang putra yang berantakan, ia juga melihat putranya tidur dengan tak menentu arah. Bantal di kaki, sementara kepala berada di ujung kasur, jangan tanya selimutnya karena sudah jelas berada di bawah.

"Astaga anak ini, Xavier bangun! Udah siang ini, kamu bisa telat ke sekolah!" ujar sang ibu sambil menggoyang pelan tubuh putranya.

"Emmhh ...." Xavier menggeliat. "Bentar lagi Mi, nanggung nih!" ucapnya.

"Mau sampai kapan, hm?"

"5 menit lagi Mi," jawabnya.

"Gak! Cepet bangun, nanti kamu telat!"

Sang ibu berjalan ke jendela untuk membuka tirai, membiarkan cahaya masuk mengganggu tidur Xavier.

"Bangun Xavier!"

"Iya, iya. Xavier bangun!" pemuda itu lantas duduk di atas kasur.

"Sana mandi, abis itu sarapan! Mami mau bangunin kakak kamu dulu,"

"Iya, Mami-ku tersayang."

Sang ibu menggeleng pelan, lantas melangkahkan kaki keluar dari kamar Xavier.

Langkah kakinya berhenti di depan kamar sang putra pertama, ia mengetuk pintu seperti sebelumnya.

"Ander? Kamu udah bangun, sayang?" panggilnya.

Tidak ada jawaban, sama seperti Xavier. Maka ia melangkahkan kaki masuk ke dalam kamar putranya itu. Saat masuk, aroma wangi segar menyeruak masuk kedalam indra penciuman sang ibu.

Kamar putra pertamanya itu terlihat rapi dan wangi, sang ibu tersenyum. Ia melangkah menuju jendela, membuka tirai jendela. Terdengar rincikan air dari dalam kamar mandi, sang ibu menunggu sembari menatap keluar jendela.

KLAK

"Ma? Mama di sini?" ujar sang putra saat ia keluar dari dalam kamar mandi.

Ibundanya menoleh, melihat penampilan putranya yang rapi memakai seragam sekolah. Rambutnya masih basah, ia mengusapnya dengan handuk kecil.

"Anak Mama udah siap," ujarnya membantu sang putra mengeringkan rambut.

"Ma," sang putra menghentikan lengan ibunya. "Xander bukan anak kecil lagi, Xander bisa lakuin itu sendiri!" ujar sang putra.

"Bagi Mama, kamu sama Xavier tetap anak kecil!" jawabnya. "Ya sudah, kalo kamu udah selesai siap-siap, nanti pergi sarapan. Oke?" Yunda menurunkan lengannya dari kepala Xander.

"Iya Ma," jawab Xander.

Sang ibu hendak meninggalkan kamar Xander, namun tiba-tiba Xavier masuk ke dalam dengan terburu-buru.

"Xan! Pinjem parfum!" ucapnya cepat tanpa menyadari kehadiran sang ibu.

"Minjem atau minta lo?" sahut Xavier.

"Sama aja lah!" Xavier bergegas menuju meja kecil yang terdapat botol parfum.

Ia menyemprotkan dengan begitu banyak hingga menusuk hidung.

"Xavier, jangan banyak-banyak. Bukannya wangi malah jadi bau nanti," ujar sang ibu dengan menutup hidung.

"Eh? Mami disini," Xavier menoleh lalu bergegas menghampiri.

"Vier nggak liat Mami tadi, maaf ya." Xavier memeluk ibundanya itu.

"Vier lepasin Mami, baju kamu bau banget. Bikin Mami sesak, tau!"

Xavier melepaskan pelukannya lalu menyeringai, menunjukan barisan gigi putihnya.

"Sorry Mom!"

"Kamu ini, mau sekolah atau kemana sih pake parfum sebanyak itu?" tanya Yunda.

"Biasa Ma, dia mau godain cewek-cewek disana," jawab Xander sambil menyemprotkan parfum pada area lengan.

"Dasar! Sebenernya kamu keturunan siapa sih? Kok beda jauh sama Papi kamu!" omel sang ibu.

"Mami, sifat Vier udah gini dari dulu. Mungkin karena ajaran sesatnya om Jarvis!" jawab Xavier.

"Dasar! Udah, sekarang kalian pergi ke meja makan, kita sarapan bareng!" uang ibu berjalan duluan keluar dari kamar Xander.

Xavier menyusul ibunya, lalu diikuti Xander.

Xavier dan Xander adalah saudara kembar, Xavier hanya berbeda 10 menit dari Xander. Meskipun mereka kembar, namun sifat mereka jauh berbeda.

Xander Victor Sunjaya, memiliki sifat dingin seperti ayahnya.

Xavier Vijendra Sunjaya, memiliki sifat jahil, bobrok, dan suka menggoda wanita. Tidak ada yang tahu dari siapa sifatnya itu, yang jelas ajaran Jarvis (asisten papa-nya) lah penyebabnya.

...❖━━━━━▷◆❃◆◁━━━━━❖...

Sesampainya di meja makan, Xander dan Xavier duduk berdampingan. Xander di sebelah kiri kursi utama, sementara Xavier duduk di samping Xander.

"Ma, dimana papa?" tanya Xander.

"Papa kamu pergi pagi-pagi," jawab Sang ibu.

"Kemana Mi?" tanya Xavier.

"Ke luar negeri,"

"Ngapain papi ke luar negeri?"

"Mami juga gak tahu, katanya sih dia ada urusan di sana," jawab sang ibu.

Ibu Xander dan Xavier, yaitu Ayunda duduk di kursinya dengan wajah murung. Ia tengah memikirkan suaminya, karena ditinggal mendadak ke luar negeri. Yunda berdoa semoga suaminya baik-baik saja.

"Ma, jangan pikirin papa. Dia pasti baik-baik aja," ucap Xander.

"Bener tuh Mi, Mami jangan pikirin papi terus. Kalo Mami pikirin papi, entar papi malah gak tenang di sana," sahut Xavier.

Yunda tersenyum. "Iya, sayang. Anak-anak Mama memang anak yang baik,"

Selesai sarapan, Xander dan Xavier pamitan pada Yunda untuk pergi sekolah. Xander mengendarai mobil sport berwarna biru tua, sementara Xavier mengendarai motor besar berwarna hitam miliknya.

Kedua kendaraan itu melaju di jalanan kota dengan leluasa, saat hendak tiba di gerbang sekolah, muncul sebuah mobil melaju menjajarkan posisinya dengan Xander. Lalu, dua buah motor besar ikut melaju menjajarkan posisinya dengan motor Xavier.

Kelima kendaraan itu memasuki wilayah sekolah, membuat semua pasang mata memandang mereka. Para wanita bersorak gembira, mereka berteriak-teriak memanggil-manggil nama mereka. Sementara para pria, menatap iri kelima kendaraan itu, tentu pada si pemilik kendaraan.

"Mereka lagi," gumam seorang gadis.

"Kenapa? Mereka pantes kok diteriakin gitu," sahut temannya.

"Ya pantes sih, cuma salah satu dari mereka selalu bikin ribut sama gue!" ucap gadis itu.

Kanaya Zyva Trivara. Seorang gadis cantik yang berasal dari keluarga kaya, Trivara. Dan teman yang bersamanya yaitu Tania Alzahra.

Kana dan Tania berada di koridor atas gedung, melihat gerombolan siswi keluar dari gedung kelas untuk melihat kelima Most Wanted itu.

Kelima kendaraan itu berhenti di parkiran, Xander keluar dari mobil dengan tas yang ia sandang di bahu. Kemudian seorang pria keluar dari mobil merahnya, ia adalah Savian Alteza, pewaris tunggal keluarga Alteza.

Sementara itu, Xavier membuka helmnya lalu turun dari motor. Ia mengibaskan rambutnya, menyisirnya ke belakang membuat para wanita semakin berteriak heboh.

Lalu kedua pria di sampingnya melakukan hal yang sama. Mereka adalah Neandro Sabian dan Arka Revano. Nean berasal dari keluarga mata-mata terkenal, sementara Arka ia merupakan keturunan dari keluarga Jepang.

Kelima pria tampan itu selalu bersama dimana-mana, mereka disebut sebagai The Dark Boy.

"Oy bro!" Savian mengangkat lengan.

"Hey bro!" Neandro menyambut lengan Savian, keduanya ber-tos ria.

"Gilak sih, masih banyak juga yang suka ama kita!" ujar Arka tak percaya.

"Gimana nggak? Kita punya ketua kayak Xander," jawab Nean.

"Eh bro! Mereka bukan neriakin Xander," Xavier merangkul Nean dan Vian. "Mereka neriakin gue!" lanjutnya dengan bangga.

Xander menggelengkan kepalanya.

"Vier! Lo jangan kepedean jadi orang!" ucap Arka sambil menepuk bahu Xander.

"Denger teriakan mereka,"

"XANDER!!"

"XANDER I LOVE YOU!!"

"XANDER PACAR GUE!!"

"Eh, lo! Jangan ngaku-ngaku lo, ya!" ujar salah siswi tak suka.

"Biarin, suka-suka gue lah!" jawabnya

"Xander, aku padamu!" ucapnya lagi sambil menunjukan hati dengan tangannya.

"Eh! Xander milik gue!" ujar yang lain.

"Enak aja! Xander itu milik gue!"

Mereka terus berebut hingga bertengkar sampai saling menjambak rambut.

"Gila! Fans lo banyak bener Xan!" ujar Vian merasa ngeri sendiri.

"Yaelah, banyakan fans gue kali!" sahut Xavier tak terima.

"Gue gak peduli," ucap Xander lalu berjalan mendahului teman-temannya.

"Oy! Tungguin ngapa!" ucap Nean.

Lantas semua temannya menyusul Xander menuju kelas.

Jam pelajaran dimulai, namun tak ada guru yang masuk hari ini, maka dari itu seluruh murid kelas ribut tak terkendali. Xander duduk diam sambil memperhatikan ponselnya.

Hingga bel istirahat berbunyi, semua kelas bersorak gembira lalu berhamburan keluar kelas menuju kantin.

"Yuk bro, kita ma'em!" ajak Arka.

"Kiw lah, laper gue." Jawab Vian.

Lantas kelima pria tampan itu pergi menuju kantin sekolah, saat tiba suasana kantin begitu ramai. Namun mereka tidak kehabisan tempat, karena tempat mereka tidak pernah ada yang mendudukinya.

Mereka berjalan menuju meja mereka, mereka duduk di kursi masing-masing.

"Kalean mau makan opo?" tanya Vian.

"Kayak biasa aja lah," jawab Nean.

"Oh, okelah."

"Vier! Bantuin gue yok!" ajak Vian.

"Ogah,"

"Eh, bego! Hari ini bagian lo yang mesen!" marah Nean.

"Iye, iye. Bawel bet," jawab Xavier.

Xavier bangun dari duduknya lalu melangkahkan kaki menuju stand makanan, Vian, Nean, dan Arka tertawa terbahak-bahak. Sementara Xander melirik dengan aneh ketiga temannya, lalu dia mengikuti arah pandang ketiganya. Xander menahan tawanya dengan menggelengkan kepala.

"Woy Xavier!" panggil Arka.

"Paan?" Xavier berbalik.

"Lo ngompol?" tanyanya dengan diiringi tawa kedua temannya.

"Hah? Gue kagak ngompol," ucap Xavier dengan tangan yang memeriksa bagian belakangnya.

Kedua matanya membulat seperti akan keluar, "sialan!" umpatnya.

"HAHAHAHA!!" ketiga temannya tertawa brutal.

"Rasain lo! Makanya jangan macem-macem ama gue!" ujar Kanaya yang tak jauh dari keberadaan The Dark Boy.

Tania ikut tertawa melihat Xavier.

"Lo emang gila, Kana. Berani banget dah," ucap Tania salut.

...❖━━━━━▷◆❃◆◁━━━━━❖...

Terpopuler

Comments

instagram = @authorqueenj 👑

instagram = @authorqueenj 👑

Bagus, Kana. Jailin Vier ntar kena sendiri kamu😌🤌🏻

2023-04-05

1

instagram = @authorqueenj 👑

instagram = @authorqueenj 👑

Dri sifat Xavier dan Xander, keknya aku cocok ama Xander yg dingin kutub utara -10°C deh😍❤️

2023-04-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!