Bab. 17.
"Kamu benci banget sama saya, ya?" tanya Rio penasaran.
Karena sedari pertama mereka bertemu. Bukan bukan, lebih tepatnya dari semalem mereka bertemu di luar sekolah, tidak ada sikap Yuan yang menunjukkan kalau gadis itu mempunyai rasa ketertarikan kepada dirinya. Berbeda dengan gadis atau wanita di luaran sana.
"Nah, itu Pak Rio udah tau," jawab Yuan dengan tersenyum manis ke arah Rio. Lalu dengan cepat berubah datar setelah menatap ke arah depan lagi.
"Kenapa? Perasaan kita tidak pernah mengobrol atau berinteraksi sebelumnya, kan? Selain di kelas," ingat Rio.
Yuan kembali mengangguk. "Bapak pikir saja, ya. Gadis mana yang mau menikah dadakan seperti yang saya alami? Pacaran nggak pernah. Ngobrol juga nggak pernah. Ini malah diculik di lampu merah dan diajak nikah sama orang asing. Bayangin aja, coba kalau posisi anda ada pada posisi saya saat ini. Marah nggak? Benci nggak? Hmm?" cecar Yuan.
Rio mengangguk setuju. Namun, masih memberikan sanggahan.
"Perasaan siswi-siswi lain sangat suka sama saya. Kenapa kamu enggak?"
Bukan rahasia lagi kalau Rio banyak fans. Dan Yuan sangat tahu itu. Karena ia hampir saja dimusuhi teman-teman sekelasnya hanya karena mengatakan ketidaksukaannya terhadap Rio.
"Nggak ada alasan sih. Mungkin karena Bapak tua kali, ya. Jadinya saya nggak tertarik sama sekali," celetuk Yuan tanpa berpikir dan melihat ekspresi Rio.
"Yuaaann ....!" geram Rio mulai mengeraskan rahangnya.
Bisa-bisanya gadis ini berkata seperti secara langsung kepada dirinya dan tanpa segan sedikit pun.
Yuan sendiri yang baru sadar dengan apa yang ia katakan dan juga dengan siapa dirinya berkata, lantas langsung mengusap lengan lengan Rio. Menampilkan senyuman manis nya.
"Eh, ini kan ruangannya, Pak?" tanya Yuan cepat. Berusaha mengalihkan topik sebelumnya.
Lalu setelah Rio berubah santai raut wajahnya, Yuan segera menjauh. memberi jarak di antara mereka di kala mereka berada di depan pintu masuk restoran yang ada di lantai satu.
"Kenapa di lepas?" Rio mengangkat satu alisnya menatap ke arah Yuan.
Sementara Yuan berusaha bersikap santai. Walau yang terjadi sebenarnya ia sangat gugup. Di tambah lagi sekarang ini dirinya akan bertemu dengan anggota keluarga suaminya. Di mana ia belum pernah bertemu sebelumnya selain semalam sebelum akad diucapkan.
"Malu," jujur Yuan seraya memalingkan wajah nya ke samping. "Oya, orang tua Bapak nggak galak, kan? Kalau galak kayak Bapak, saya nggak usah ikut sarapan sama mereka, ya?"
Bukannya tidak sopan. Tetapi Yuan masih merasa kurang nyaman berada di tengah-tengah orang yang tidak dia kenal. Bahkan sama suaminya sendiri pun Yuan juga merasa tidak mengenali Rio. Karena sikapnya di sekolah dan di luar sekolah baru Yuan sadari jika sangat berbeda.
"Tenang aja. Mereka baik, kok. Ayo!" ujar Rio sembari membuka lengannya agar Yuan merangkul kan tangannya di sana.
Sementara Yuan tidak paham dengan maksud Rio itu apa.
"Ya udah, Bapak jalan duluan saja. Saya di belakang Pak Rio," ujar Yuan.
Membuat kesabaran Rio habis sudah. Sedari pagi diuji terus menerus oleh gadis itu.
Gemas melihat sikap Yuan yang seperti itu, Rio langsung menarik tangan Yuan dan menggandengnya dengan begitu erat. Meskipun mendapat penolakan, namun Rio tidak melepaskan tangan istrinya.
"Tetap seperti ini, agar Mami nggak nyuruh kita untuk menginap di hotel lagi," ucap Rio dengan nada penuh tekanan. "Tapi kalau memang kamu mau, ya nggak apa-apa. Saya malah senang," lanjutnya lagi dengan senyuman serta tatapan jahil pria itu yabg baru Yuan ketahui tadi pagi. Membuat Yuan menelan salivanya dengan susah.
'Kalau nginep di sini lagi, yang ada status gue sebagai gadis beneran hilang. Pria ini ternyata mengerikan banget. Sialnya dia suami gue sekarang!' jeritan pilu batin Yuan ingin sekali meronta. Namun aoa daya, gadis itu tidak memiliki keberanian untuk saat ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Fifid Dwi Ariyani
trussemamgat
2024-03-21
1
mudah hartatik
tambah seruuuu ceritanya 🥰🥰🥰
2023-04-01
4
Fitri
kk keren 😍😍😍
2023-03-28
0