Chapter 3 Cerita tentang Alyssa

Devan telah sampai di rumah bundanya. Pak Anto langsung membukakan gerbang, ketika melihat mobil majikannya. Devan memasukkan mobil ke dalam garasi. Mereka bertiga segera menuju ke pintu utama.

"Loh, bunda kok sudah pulang" Sapa Dania yang sedang bersantai sambil membaca majalah.

'Adikmu tuh, ngajakin pulang gara gara ada Alyssa di tempat bude Sulis"

"ish, bukannya yang pingin pulang itu bunda ya? Yang bilang bilang BT di sana siapa?"

"Malah pada ribut, Dania tau, pasti keluarga bude dan yang lain pada ngomongin Dania sana Mbak Davia kan? Terus bunda BT deh. Di tambah pasti pada mojokin si Rain deh. Sudah terbaca deh, kalau keluarga bunda atau keluarga ayah kumpul"

"Nah, itu kamu tau! Kenapa juga kamu nanyeeak?"

"Hahaha, habis ini untuk pertama kalinya bunda pulang cepet pas acara keluarga besar"

"Eh, tapi beneran tadi di tempat bude Sulis, ada Alyssa loh, Nia. Terus bunda perhatiin itu si Alyssa terus aja perhatiin adekmu"

uhuk.. Uhuk.. Devan terbatuk mendengar apa yang di ucapkan bundanya, sementara mata Rain sudah hampir keluar melihat ke arah Devan. "Bunda apaan sih? Mau ngadu domba Devan sama Rain, biar kita ribut ya?"

"Eh, nggak begitu. Siapa juga yang mau ngadu domba. Makanya jadi suami itu yang jujur. Semua ceritain ke istrinya. Jadi masalah begini nggak akan bikin berantem. Iya kan, Nia"

"Bunda bener-bener deh, udah berubah jadi predator!"

"Provokator bambang!! Bukan predator"

"Iya itu, bunda mah provokator banget deh. Kompor aja dari tadi"

"Kamu ceritain aja ke Rain, siapa itu Alyssa, sebelum itu si Alyssa nyari gara gara. Gue yakin deh, pasti bude Sulis sengaja minta Alyssa dateng ke rumahnya, biar Alyssa bisa ketemu sama Devan"

"Benar tuh kata kakak kamu, Dev. Sebelum negara Api menyerang, kamu sudah harus siapkan air untuk memadamkan"

"Apa sih bunda, kebanyakan main medsos nih emak-emak, jadi begini deh"

"Rain, kalau Devan nggak mau cerita tentang Alyssa, nanti biar gue aja yang ceritain siapa Alyssa itu. Biar kalau dia sudah mulai bikin drama, kamu tau apa yang harus kamu lakukan"

"Apa sih lo mbak! Nanti biar gue aja yang cerita ke istri tersayang gue ini"

"Awas kalau nggak elo ceritain!!"

"Ya ampun mbak, nanti gue pasti cerita kok ke Rain, nyantai aja deh lo"

"Kita semua tau gimana Alyssa, apalagi di dukung bude Sulis, kamu akan seperti menggali kuburan kamu sendiri kalau nggak kamu ceritain ke Rain. Bunda nggak mau rumah tangga kamu dan Rain jadi korban ambisinya Alyssa"

"Iya bundaku tersayang, Devan pasti cerita"

"Kenapa nggak cerita sekarang saja sih, mas? Rain jadi penasaran nih"

"Nanti saja yank, biar enak ceritanya"

"Bun, apa wanita bernama Alyssa itu, tadi pakai pakaian kurang bahan warna salem, rambutnya blonde panjang ikal, cantik, terus bodynya body goal gitu ya?"

"Bener Rain, apa kamu lihat?"

"Tadi waktu Rain sama Mas Devan, Rain lihat wanita itu, bun. Matanya ngeliatin Mas Devan tanpa kedip"

"Wah, beneran nekat itu cewek, ada istrinya di samping Devan, masih nekat ngeliatin. Pasti karena dapet dukungan dari bude Sulis. Dan Nia yakin deh, itu sepupu sepupu kita yang toxic pasti pada ikutan ngedukung juga"

"Sudahlah, Dev, kamu ceritain sekarang saja siapa Alyssa, nggak usahlah di tunda tunda. Jangan sampai terlambat nanti kamu, Dev. Atau jangan-jangan kamu masih..."

"Bunda, please lah, stop jadi provokator"

"Habis bunda heran sama kamu, sudah tau Alyssa itu wanita ular, malah kamu nggak pernah cerita sama Rain"

"Jangan-jangan waktu Mas Devan izin ambil makan sama Rain, Mas Devan malah nemuin wanita itu ya di teras rumah bude Sulis" Rain akhirnya tidak tahan juga untuk menyampaikan apa yang dia lihat di teras rumah bude Sulis.

"Nah kan!! Kamu ngapain masih nemuin wanita ular itu, Devan!!! Heran bunda sama kamu, Van"

"Wait bun, Yank, jadi kamu liat aku bicara sama Alyssa di teras? Kenapa kamu nggak langsung samperin Mas, sih?"

"Loh, Mas Devan saja bicaranya sembunyi dari keramaian. Masa iya, aku langsung ucuk-ucuk samperin Mas Devan, gitu. Gimana ceritanya coba?"

"Mas itu beneran mau ambil makan yank, tiba-tiba saja, itu si wanita ular datang bersama bude Sulis. Katanya ada yang mau di omongin. Mas kan nggak enak sama bude Sulis, jadi Mas ajak bicara di luar"

"Nah, sudah mulai kan melancarkan aksinya. Kamu masih mau sembunyiin juga siapa Alyssa? Pokoknya bunda bilang kasih tau sekarang, berarti sekarang!!"

"Tau nih si Devan, keras kepala banget jadi orang"

"Devan ceritain di kamar aja ya, bun?"

"Enggak, disini. Bunda nggak mau nanti ada yang kamu lewatin"

"Fiiuuh, kalau sudah baginda Ratu yang minta, hamba bisa apa?"

"Nggak usah bercanda, ayo cepat kamu ceritakan"

Devan mulai menceritakan siapa Alyssa ke istrinya, disaksikan ibu dan kakaknya.

Alyssa bisa dibilang adalah cinta pertama Devan. Mereka satu sekolah sejak Sekolah Menengah Pertama. Devan menyukai Alyssa karena Alyssa adalah tipe perempuan yang mandiri. Alyssa dekat dengan semua keluarga Devan, termasuk dengan bude Sulis. Alyssa adalah anak seorang pengusaha besar, siapa yang tidak mengenal Hadi ayah Alyssa, seorang pengusaha yang menempati posisi orang terkaya nomor tiga.

Bunda Devan awalnya melihat Alyssa adalah gadis yang baik, sopan dan pintar. Dania dan Davia pun senang melihat sosok Alyssa, selain cantik, Alyssa adalah sosok yang ramah dan ceria di mata mereka. Hubungan Devan berlanjut hingga mereka lulus Sekolah Menengah Atas. Alyssa mengikuti keinginan orang tuanya untuk kuliah di luar negri. Hingga hubungan mereka berlanjut LDR.

Hingga suatu hari Bunda dan Dania melihat Alyssa di sebuah pusat perbelanjaan terbesar bersama seorang laki laki. Bunda dan Dania awalnya menganggap kalau itu hanya mirip saja, karena setau mereka, Alyssa saat itu masih di luar negri. Akan tetapi pikiran mereka dipatahkan, ketika mendengar seorang gadis memanggil nama Alyssa. Karena rasa penasarannya, bunda mengajak Dania untuk mengikuti Alyssa dan temannya.

Saat itu Alyssa masuk ke dalam sebuah restoran Jepang, Bunda dan Dania kemudian ikut masuk ke dalam restoran. Suatu kebetulan bangku di belakang Alyssa kosong, dan posisi Alyssa membelakangi bangku tersebut. Bunda dan Dania segera duduk persis di belakang Alyssa. Dan betapa kagetnya bunda dan Dania mendengar percakapan Alyssa dan temannya.

"Lo kapan balik Al? Gila nggak ngabarin lo? Ini lagi lo berani banget jalan sama Vano ke tempat ramai begini, nggak takut kepergok Devan atau keluarganya lo?"

"Gue udah tiga bulan balik ke Indonesia, biasa nih, si Vano kangen, nggak bisa jauh jauh emang dia dari gue! Devan sama keluarganya kan taunya gue masih di luar negri, kalaupun mereka liat gue, paling mikirnya cuma mirip aja. Soalnya barusan gue juga abis nelpon si Devan"

"Gil* lo Al, gw mah heran sama elo, ngapain sih elo jadian sama si Devan, kan elo udah punya Vano! Elo juga Van, bisa-bisanya ngizinin cewek lo jadian sama cowok lain"

"Gue sih, asal Alyssa bahagia, akan selalu gue dukung lah. Yang penting kan kebutuhan gue selalu terpenuhi"

"Lah, lo juga punya segalanya Van, bokap lo juga bukan orang miskin, kebutuhan apa lagi coba?"

"Kebutuhan biologis, lah! Lo kayak nggak paham aja deh"

"Nggak ngerti gue sama hubungan elo berdua, nggak jelas banget"

"Udah elo makan aja, tuh udah dateng pesenan"

Bunda dan Dania benar benar shock mendengar apa yang dibicarakan Alyssa. Untung saja Dania sempat merekam pembicaraan mereka, untuk jadi bukti, kalau nanti Devan tidak percaya dengan apa yang akan mereka ceritakan. Bunda dan Dania memutuskan meninggalkan restoran tersebut, setelah meneguk habis minuman yang mereka pesan.

Bunda dan Dania melanjutkan tujuan mereka untuk berbelanja. Bunda dan Dania kembali bertemu dengan Alyssa dan laki-laki yang tadi di sebut bernama Vano diparkiran, pada saat Dania ingin menjalankan mobilnya. Ternyata mobil yang di kendarai Alyssa parkir tidak jauh dari tempat Bunda dan Dania parkir. Alysaa tidak mengenali mobil Dania, karena memang mobil yang Dania pakai adalah mobil yang baru beberapa waktu lalu dibelinya.

Bunda dan Dania, kemudian mengikuti kemana perginya mobil yang di tumpangi Alyssa dan laki-laki bernama Vano itu. Ketika di lampu merah, Dania tidak bisa menghindari mobilnya berhenti di samping mobil Alyssa. Beruntungnya mobil Dania kacanya gelap, sehingga tidak terlihat dari luar. Bunda dan Dania kaget melihat Alyssa berani berciuman dengan laki-laki itu, padahal kaca mobil mereka masih bisa terlihat dari luar.

Bunda dan Dania masih terus mengikuti kemana perginya Alyssa. Hingga mereka mendapati mobil yang di tumpangi Alyssa berhenti di sebuah hotel mewah. Terlihat Alyssa di rangkul oleh laki laki tersebut masuk ke dalam hotel. Bahkan tanpa malu, mereka juga sempat berciuman ketika laki-laki tersebut membuka pintu mobil Alyssa dan membantu Alyssa turun.

Bunda dan Dania kemudian memilih untuk pulang ke rumah, mereka sudah dapat menduga apa yang akan dilakukan Alyssa dan laki-laki itu. Dania segera menjalankan mobilnya ke arah rumah, yang jaraknya cukup jauh dari hotel tersebut.

Episodes
1 Chapter 1 Kumpul keluarga Besar Devan
2 Chapter 2 Wanita bernama Alyssa
3 Chapter 3 Cerita tentang Alyssa
4 Chapter 4 Mencari Bukti Penghianatan Alyssa
5 Chapter 5 Devan dan Rain
6 Chapter 6 Gagal Unboxing
7 Chapter 7 Pulang Honeymoon
8 Chapter 8 Kedatangan Bude Sulis
9 Chapter 9 Rumah baru Devan dan Rain
10 Chapter 10 Bertemu Teman Lama
11 Chapter 11 Pembicaraan Antara Suami Istri
12 Chapter 12 Restoran Rumah Desa
13 Chapter 13 Konsul ke Dokter Kandungan
14 Chapter 14 Undangan Pertunangan Abel
15 Chapter 15 Calon Abel tidak Datang
16 Chapter 16 Mendatangi Rumah Rio
17 Chapter 17 Permintaan Maaf Rio dan Keluarganya
18 Chapter 18 Pembicaraan keluarga
19 Chapter 19 Ikhtiar Rain dan Devan
20 Chapter 20 Bayi bernama Zahra
21 Chapter 21 Wanita muda bernama Inneke
22 Chapter 22 Inneke bertemu Zahra
23 Chapter 23 Siapa sebenarnya Inneke?
24 Chapter 24 Davia bertemu Akira
25 Chapter 25 Cerita Akira
26 Chapter 26 Cerita Akira 2
27 Chapter 27 Bersatunya kembali sebuah keluarga
28 Chapter 28 Kedatangan Anang
29 Chapter 29 Rencana Membawa Baby Zahra
30 Chapter 30 Pertemuan Sahabat Lama
31 Chapter 31 Belum Ada Jalan Keluar
32 Chapter 32 Calon Mantu
33 Chapter 33 Mengecoh orang-orang Yang Mengawasi Rumah Devan
34 Chapter 34 Pernikahan Abel
35 Chapter 35 Bude Sulis dan Erika
36 Chapter 36 Memulai Penyelidikan
37 Chapter 37 Bramantyo masih hidup
38 Chapter 38 Kecurigaan Juragan Syam
39 Chapter 39 Andika tidak Merespon Panggilan Telepon
40 Chapter 40 Bertemu Ibu Cantika
41 Chapter 41 Menuju Hutan
42 Chapter 42 Menemukan Pak Bramantyo
43 Chapter 43 Pak Bramantyo Memutuskan Kembali ke Kota
44 Chapter 44 Operasi Berjalan Lancar
45 Chapter 45 Alice Menginap di kamar Davia
46 Chapter 46 Ayah Evan Mulai ikut Bertindak
47 Chapter 47 Meminta Bantuan Inneke
48 Chapter 48 Andika Siuman
49 Chapter 49 Tempat Rahasia
50 Chapter 50 Inneke Kembali ke Rumahnya
51 Chapter 51 Kemampuan Mami Inneke
52 Chapter 52 Menjemput Bola
53 Chapter 53 Menemukan Beberapa Puzzle
54 Chapter 54 Tinggal beberapa kepingan Puzzle lagi
55 Chapter 55 Melapor ke Kantor Polisi
56 Chapter 56 Perundingan
57 Chapter 57 Pengiriman Misterius
58 Chapter 58 Keputusan Inneke bercerita
59 Chapter 59 Bertemu dengan Bocah Laki-laki
Episodes

Updated 59 Episodes

1
Chapter 1 Kumpul keluarga Besar Devan
2
Chapter 2 Wanita bernama Alyssa
3
Chapter 3 Cerita tentang Alyssa
4
Chapter 4 Mencari Bukti Penghianatan Alyssa
5
Chapter 5 Devan dan Rain
6
Chapter 6 Gagal Unboxing
7
Chapter 7 Pulang Honeymoon
8
Chapter 8 Kedatangan Bude Sulis
9
Chapter 9 Rumah baru Devan dan Rain
10
Chapter 10 Bertemu Teman Lama
11
Chapter 11 Pembicaraan Antara Suami Istri
12
Chapter 12 Restoran Rumah Desa
13
Chapter 13 Konsul ke Dokter Kandungan
14
Chapter 14 Undangan Pertunangan Abel
15
Chapter 15 Calon Abel tidak Datang
16
Chapter 16 Mendatangi Rumah Rio
17
Chapter 17 Permintaan Maaf Rio dan Keluarganya
18
Chapter 18 Pembicaraan keluarga
19
Chapter 19 Ikhtiar Rain dan Devan
20
Chapter 20 Bayi bernama Zahra
21
Chapter 21 Wanita muda bernama Inneke
22
Chapter 22 Inneke bertemu Zahra
23
Chapter 23 Siapa sebenarnya Inneke?
24
Chapter 24 Davia bertemu Akira
25
Chapter 25 Cerita Akira
26
Chapter 26 Cerita Akira 2
27
Chapter 27 Bersatunya kembali sebuah keluarga
28
Chapter 28 Kedatangan Anang
29
Chapter 29 Rencana Membawa Baby Zahra
30
Chapter 30 Pertemuan Sahabat Lama
31
Chapter 31 Belum Ada Jalan Keluar
32
Chapter 32 Calon Mantu
33
Chapter 33 Mengecoh orang-orang Yang Mengawasi Rumah Devan
34
Chapter 34 Pernikahan Abel
35
Chapter 35 Bude Sulis dan Erika
36
Chapter 36 Memulai Penyelidikan
37
Chapter 37 Bramantyo masih hidup
38
Chapter 38 Kecurigaan Juragan Syam
39
Chapter 39 Andika tidak Merespon Panggilan Telepon
40
Chapter 40 Bertemu Ibu Cantika
41
Chapter 41 Menuju Hutan
42
Chapter 42 Menemukan Pak Bramantyo
43
Chapter 43 Pak Bramantyo Memutuskan Kembali ke Kota
44
Chapter 44 Operasi Berjalan Lancar
45
Chapter 45 Alice Menginap di kamar Davia
46
Chapter 46 Ayah Evan Mulai ikut Bertindak
47
Chapter 47 Meminta Bantuan Inneke
48
Chapter 48 Andika Siuman
49
Chapter 49 Tempat Rahasia
50
Chapter 50 Inneke Kembali ke Rumahnya
51
Chapter 51 Kemampuan Mami Inneke
52
Chapter 52 Menjemput Bola
53
Chapter 53 Menemukan Beberapa Puzzle
54
Chapter 54 Tinggal beberapa kepingan Puzzle lagi
55
Chapter 55 Melapor ke Kantor Polisi
56
Chapter 56 Perundingan
57
Chapter 57 Pengiriman Misterius
58
Chapter 58 Keputusan Inneke bercerita
59
Chapter 59 Bertemu dengan Bocah Laki-laki

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!