Devan telah sampai di rumah bundanya. Pak Anto langsung membukakan gerbang, ketika melihat mobil majikannya. Devan memasukkan mobil ke dalam garasi. Mereka bertiga segera menuju ke pintu utama.
"Loh, bunda kok sudah pulang" Sapa Dania yang sedang bersantai sambil membaca majalah.
'Adikmu tuh, ngajakin pulang gara gara ada Alyssa di tempat bude Sulis"
"ish, bukannya yang pingin pulang itu bunda ya? Yang bilang bilang BT di sana siapa?"
"Malah pada ribut, Dania tau, pasti keluarga bude dan yang lain pada ngomongin Dania sana Mbak Davia kan? Terus bunda BT deh. Di tambah pasti pada mojokin si Rain deh. Sudah terbaca deh, kalau keluarga bunda atau keluarga ayah kumpul"
"Nah, itu kamu tau! Kenapa juga kamu nanyeeak?"
"Hahaha, habis ini untuk pertama kalinya bunda pulang cepet pas acara keluarga besar"
"Eh, tapi beneran tadi di tempat bude Sulis, ada Alyssa loh, Nia. Terus bunda perhatiin itu si Alyssa terus aja perhatiin adekmu"
uhuk.. Uhuk.. Devan terbatuk mendengar apa yang di ucapkan bundanya, sementara mata Rain sudah hampir keluar melihat ke arah Devan. "Bunda apaan sih? Mau ngadu domba Devan sama Rain, biar kita ribut ya?"
"Eh, nggak begitu. Siapa juga yang mau ngadu domba. Makanya jadi suami itu yang jujur. Semua ceritain ke istrinya. Jadi masalah begini nggak akan bikin berantem. Iya kan, Nia"
"Bunda bener-bener deh, udah berubah jadi predator!"
"Provokator bambang!! Bukan predator"
"Iya itu, bunda mah provokator banget deh. Kompor aja dari tadi"
"Kamu ceritain aja ke Rain, siapa itu Alyssa, sebelum itu si Alyssa nyari gara gara. Gue yakin deh, pasti bude Sulis sengaja minta Alyssa dateng ke rumahnya, biar Alyssa bisa ketemu sama Devan"
"Benar tuh kata kakak kamu, Dev. Sebelum negara Api menyerang, kamu sudah harus siapkan air untuk memadamkan"
"Apa sih bunda, kebanyakan main medsos nih emak-emak, jadi begini deh"
"Rain, kalau Devan nggak mau cerita tentang Alyssa, nanti biar gue aja yang ceritain siapa Alyssa itu. Biar kalau dia sudah mulai bikin drama, kamu tau apa yang harus kamu lakukan"
"Apa sih lo mbak! Nanti biar gue aja yang cerita ke istri tersayang gue ini"
"Awas kalau nggak elo ceritain!!"
"Ya ampun mbak, nanti gue pasti cerita kok ke Rain, nyantai aja deh lo"
"Kita semua tau gimana Alyssa, apalagi di dukung bude Sulis, kamu akan seperti menggali kuburan kamu sendiri kalau nggak kamu ceritain ke Rain. Bunda nggak mau rumah tangga kamu dan Rain jadi korban ambisinya Alyssa"
"Iya bundaku tersayang, Devan pasti cerita"
"Kenapa nggak cerita sekarang saja sih, mas? Rain jadi penasaran nih"
"Nanti saja yank, biar enak ceritanya"
"Bun, apa wanita bernama Alyssa itu, tadi pakai pakaian kurang bahan warna salem, rambutnya blonde panjang ikal, cantik, terus bodynya body goal gitu ya?"
"Bener Rain, apa kamu lihat?"
"Tadi waktu Rain sama Mas Devan, Rain lihat wanita itu, bun. Matanya ngeliatin Mas Devan tanpa kedip"
"Wah, beneran nekat itu cewek, ada istrinya di samping Devan, masih nekat ngeliatin. Pasti karena dapet dukungan dari bude Sulis. Dan Nia yakin deh, itu sepupu sepupu kita yang toxic pasti pada ikutan ngedukung juga"
"Sudahlah, Dev, kamu ceritain sekarang saja siapa Alyssa, nggak usahlah di tunda tunda. Jangan sampai terlambat nanti kamu, Dev. Atau jangan-jangan kamu masih..."
"Bunda, please lah, stop jadi provokator"
"Habis bunda heran sama kamu, sudah tau Alyssa itu wanita ular, malah kamu nggak pernah cerita sama Rain"
"Jangan-jangan waktu Mas Devan izin ambil makan sama Rain, Mas Devan malah nemuin wanita itu ya di teras rumah bude Sulis" Rain akhirnya tidak tahan juga untuk menyampaikan apa yang dia lihat di teras rumah bude Sulis.
"Nah kan!! Kamu ngapain masih nemuin wanita ular itu, Devan!!! Heran bunda sama kamu, Van"
"Wait bun, Yank, jadi kamu liat aku bicara sama Alyssa di teras? Kenapa kamu nggak langsung samperin Mas, sih?"
"Loh, Mas Devan saja bicaranya sembunyi dari keramaian. Masa iya, aku langsung ucuk-ucuk samperin Mas Devan, gitu. Gimana ceritanya coba?"
"Mas itu beneran mau ambil makan yank, tiba-tiba saja, itu si wanita ular datang bersama bude Sulis. Katanya ada yang mau di omongin. Mas kan nggak enak sama bude Sulis, jadi Mas ajak bicara di luar"
"Nah, sudah mulai kan melancarkan aksinya. Kamu masih mau sembunyiin juga siapa Alyssa? Pokoknya bunda bilang kasih tau sekarang, berarti sekarang!!"
"Tau nih si Devan, keras kepala banget jadi orang"
"Devan ceritain di kamar aja ya, bun?"
"Enggak, disini. Bunda nggak mau nanti ada yang kamu lewatin"
"Fiiuuh, kalau sudah baginda Ratu yang minta, hamba bisa apa?"
"Nggak usah bercanda, ayo cepat kamu ceritakan"
Devan mulai menceritakan siapa Alyssa ke istrinya, disaksikan ibu dan kakaknya.
Alyssa bisa dibilang adalah cinta pertama Devan. Mereka satu sekolah sejak Sekolah Menengah Pertama. Devan menyukai Alyssa karena Alyssa adalah tipe perempuan yang mandiri. Alyssa dekat dengan semua keluarga Devan, termasuk dengan bude Sulis. Alyssa adalah anak seorang pengusaha besar, siapa yang tidak mengenal Hadi ayah Alyssa, seorang pengusaha yang menempati posisi orang terkaya nomor tiga.
Bunda Devan awalnya melihat Alyssa adalah gadis yang baik, sopan dan pintar. Dania dan Davia pun senang melihat sosok Alyssa, selain cantik, Alyssa adalah sosok yang ramah dan ceria di mata mereka. Hubungan Devan berlanjut hingga mereka lulus Sekolah Menengah Atas. Alyssa mengikuti keinginan orang tuanya untuk kuliah di luar negri. Hingga hubungan mereka berlanjut LDR.
Hingga suatu hari Bunda dan Dania melihat Alyssa di sebuah pusat perbelanjaan terbesar bersama seorang laki laki. Bunda dan Dania awalnya menganggap kalau itu hanya mirip saja, karena setau mereka, Alyssa saat itu masih di luar negri. Akan tetapi pikiran mereka dipatahkan, ketika mendengar seorang gadis memanggil nama Alyssa. Karena rasa penasarannya, bunda mengajak Dania untuk mengikuti Alyssa dan temannya.
Saat itu Alyssa masuk ke dalam sebuah restoran Jepang, Bunda dan Dania kemudian ikut masuk ke dalam restoran. Suatu kebetulan bangku di belakang Alyssa kosong, dan posisi Alyssa membelakangi bangku tersebut. Bunda dan Dania segera duduk persis di belakang Alyssa. Dan betapa kagetnya bunda dan Dania mendengar percakapan Alyssa dan temannya.
"Lo kapan balik Al? Gila nggak ngabarin lo? Ini lagi lo berani banget jalan sama Vano ke tempat ramai begini, nggak takut kepergok Devan atau keluarganya lo?"
"Gue udah tiga bulan balik ke Indonesia, biasa nih, si Vano kangen, nggak bisa jauh jauh emang dia dari gue! Devan sama keluarganya kan taunya gue masih di luar negri, kalaupun mereka liat gue, paling mikirnya cuma mirip aja. Soalnya barusan gue juga abis nelpon si Devan"
"Gil* lo Al, gw mah heran sama elo, ngapain sih elo jadian sama si Devan, kan elo udah punya Vano! Elo juga Van, bisa-bisanya ngizinin cewek lo jadian sama cowok lain"
"Gue sih, asal Alyssa bahagia, akan selalu gue dukung lah. Yang penting kan kebutuhan gue selalu terpenuhi"
"Lah, lo juga punya segalanya Van, bokap lo juga bukan orang miskin, kebutuhan apa lagi coba?"
"Kebutuhan biologis, lah! Lo kayak nggak paham aja deh"
"Nggak ngerti gue sama hubungan elo berdua, nggak jelas banget"
"Udah elo makan aja, tuh udah dateng pesenan"
Bunda dan Dania benar benar shock mendengar apa yang dibicarakan Alyssa. Untung saja Dania sempat merekam pembicaraan mereka, untuk jadi bukti, kalau nanti Devan tidak percaya dengan apa yang akan mereka ceritakan. Bunda dan Dania memutuskan meninggalkan restoran tersebut, setelah meneguk habis minuman yang mereka pesan.
Bunda dan Dania melanjutkan tujuan mereka untuk berbelanja. Bunda dan Dania kembali bertemu dengan Alyssa dan laki-laki yang tadi di sebut bernama Vano diparkiran, pada saat Dania ingin menjalankan mobilnya. Ternyata mobil yang di kendarai Alyssa parkir tidak jauh dari tempat Bunda dan Dania parkir. Alysaa tidak mengenali mobil Dania, karena memang mobil yang Dania pakai adalah mobil yang baru beberapa waktu lalu dibelinya.
Bunda dan Dania, kemudian mengikuti kemana perginya mobil yang di tumpangi Alyssa dan laki-laki bernama Vano itu. Ketika di lampu merah, Dania tidak bisa menghindari mobilnya berhenti di samping mobil Alyssa. Beruntungnya mobil Dania kacanya gelap, sehingga tidak terlihat dari luar. Bunda dan Dania kaget melihat Alyssa berani berciuman dengan laki-laki itu, padahal kaca mobil mereka masih bisa terlihat dari luar.
Bunda dan Dania masih terus mengikuti kemana perginya Alyssa. Hingga mereka mendapati mobil yang di tumpangi Alyssa berhenti di sebuah hotel mewah. Terlihat Alyssa di rangkul oleh laki laki tersebut masuk ke dalam hotel. Bahkan tanpa malu, mereka juga sempat berciuman ketika laki-laki tersebut membuka pintu mobil Alyssa dan membantu Alyssa turun.
Bunda dan Dania kemudian memilih untuk pulang ke rumah, mereka sudah dapat menduga apa yang akan dilakukan Alyssa dan laki-laki itu. Dania segera menjalankan mobilnya ke arah rumah, yang jaraknya cukup jauh dari hotel tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments