"Bicara apa mas?"
"Mas?" Lagi Fani bertanya sambil melambaikan tangan didepan wajah Rayyan karena suaminya malah diam menatapnya.
Rayyanpun tersadar dari lamunannya, dan kembali menghela nafas panjang dan mengeluarkannya perlahan
"Mas mau nanya sesuatu sama kamu" ucapnya pelan
"Apa perasaan itu masih ada untuk lelaki yang sudah ninggalin kamu?" Tanya Rayyan menatap manik mata sang istri
"Kenapa mas tiba tiba bertanya seperti itu?"
"Nggak, mas cuma tanya saja"
"Jujur mas, ada apa? Mas menyesal menikahiku? Dan mas gak mau membantu aku untuk melupakan lelaki itu? Lalu kenapa mas bersedia menikahiku yang jelas jelas masih menyimpan dia dihatiku"
"Mas mau aku jujur? Ya aku masih menyimpan perasaan pada dia, dan maaf,,,,, kalau aku,,, sampai saat ini masih belum bisa melayani layaknya sebagai,,, istri" ucapnya lagi sambil menunduk menghela nafas dan membuangnya perlahan, Fani tau dia sangat salah karena belum bisa melupakan lelaki itu terlebih Fani juga sekarang sudah menjadi seorang istri, tak seharusnya ada lelaki lain dihatinya selain suaminya
"Ya mas juga tau dihatimu pasti masih ada dia, bukannya mas tidak mau membantu kamu, karena mas sudah berjanji pada orangtua mas untuk membantu kamu bisa melupakan lelaki itu dan membina rumahtangga denganmu tanpa ada bayang bayang lelaki lain" jawab Rayyan
"Dan kalau soal itu, jangan khawatir, aku tidak akan memaksa, aku tidak akan melakukan itu dengan wanita yang masih menyimpan lelaki masa lalunya, semoga aku bisa tahan yang entah kapan" jelasnya
bersirobok dengan hati, mulut bicara seolah tidak mengapa, tapi hati tak bisa berbohong, bahwa dia menginginkannya saat ini setelah bersama selama satu bulan, lagipula siapa lelaki yang bisa tahan bersanding dengan wanita cantik yang memiliki tubuh tinggi nan ideal tapi belum mau disentuh
"Lalu kenapa mas masih bertanya seperti itu?" Mas mau ninggalin aku yang belum bisa melupakan dia?" Tanya Fani penuh tekanan
"Tidak, mas tidak akan meninggalkan kamu, tapi mas bertanya seperti ini karena mas berpikir bagaimana kamu bisa melupakan lelaki itu, sedangkan kamu terus memandang fotonya dan masih menyimpannya di handphone kamu"
"Dan kamu selalu diam dirumah terlebih dikamar kita, kamu enggan keluar rumah sekedar di teras apalagi berbaur dengan tetangga yang lain, mas pikir dengan kamu mau berubah dan berbaur dengan mereka kamu bisa sedikit melupakannya, tapi nyatanya sampai saat ini kamu belum juga mau berubah, ya aku tau pernikahan kita baru satu bulan, aku bodoh terlalu mengharapkan kamu melupakan secepat itu, mas minta maaf jika pertanyaan mas menyinggung perasaan kamu" ujar Rayyan bangkit lalu berjalan dan berdiri di depan jendela, langitpun memperlihatkan cuaca tak biasanya seolah tau apa yang sedang mereka rasakan
"A,,akuu,,, minta maaf mas"
hanya itu ucapan yang keluar dari bibir sang istri
Ya jujur hatinya sakit mendengarnya, mendengar wanita yang sedikit demi sedikit telah mengusik hatinya justru masih menyimpan lelaki lain dihatinya
Bukan tanpa alasan Rayyan berkata seperti itu, karena dia sering melihat istrinya memandang foto lalaki itu, dan dia juga tau Fani masih menyimpan beberapa foto di handphone nya, pas waktu Fani dikamar mandi, Rayyan tak sengaja melirik handphone nya, mengambilnya lalu menghidupkan handphone tersebut dan disana terpampang jelas foto lelaki itu dijadikan screen sever, lalu dia menggeser tombol ke atas tapi pakai password, lalu dia mencoba memasukkan tanggal pernikahannya tapi gagal
Mencoba lagi memasukkan tanggal lahir Fani yang dia ingat dari buku nikah mereka, lalu gagal lagi, sempat gak peduli tapi rasa penasaran lebih mendominasi, dia pun kembali berpikir lalu mencoba memasukkan tanggal jadian Fani dan lelaki itu, dia tau dari foto yang pernah dia lihat didalam nakas kemarin, dibelakang foto tersebut terdapat sebuah tanggal, bulan dan tahun, foto itu hanya menampilkan sepasang bunga mawar dan benar saja alhasil handphone pun terbuka, penasaran dengan apa yang ada didalam, diapun membuka galery, disana terdapat beberapa foto saat mereka masih bersama
Rayyan pun kembali manaruhnya takut Fani buru keluar, dia pun tersenyum kecut seolah pernikahan ini hanya main main
Tapi dia tidak akan menyerah, dia akan terus berusaha supaya hati istrinya mau menerimanya sebagai suami yang sah secara hukum dan agama
Rayyan pun berbalik menghampiri istrinya dan langsung memeluknya, mengusap usap punggungnya dia mencoba mengalah dan mengerti akan sikap Fani yang belum bisa menerima dia sepenuhnya
"Mas yang minta maaf," balasnya pelan
"Yasudah kita tidur ya" ucapnya sambil mengusap usap kepala Fani
Hanya anggukan yang Fani lakukan
Dan sepasang suami istri itu kemudian tidur dan kali ini tidak ada pembatas diantara mereka, biasanya Fani selalu menaruh bantal guling di tengah tengah mereka, tapi kali ini Fani tidak melakukannya
Rayyan pun tersenyum melihat istrinya tidak lagi menaruh guling
Rayyan tidur dengan posisi telentang, sedangkan Fani meringkuk menghadap Rayyan
"Selamat tidur" ucap Rayyan melihat sang istri yang sudah mimpi duluan, dia pun menyusulnya
***
Pagi yang cerah secerah hati Rayyan karena mengingat sang istri semalam, tidak ada bantal guling diantara mereka, tak lupa mereka sudah melakukan kewajiban pada sang pencipta menunaikan sholat subuh
"Nak Rayyan, Fani belum bangun?" Tanya Lusi sang mertua yang melihatnya menuruni tangga lalu menuju dapur membuat sarapan untuk sang istri
mereka sebenarnya ada pembantu, tapi kemarin izin pulang karena ibunya sakit katanya, jadilah Rayyan yang membuat sarapan bukan istrinya
"Belum bu,, tadi abis sholat subuh Fani tidur lagi, katanya masih ngantuk" jawab Rayyan menoleh dan tersenyum
"Kebiasaan itu anak, gimana nanti kalau sudah punya anak" ucap Lusi "yasudah biar ibu saja yang siapkan, kamu tidur lagi saja sana, nanti ibu panggil kalau sudah siap" katanya lagi
Hah? Anak? Bagaimana akan punya anak, disentuh saja belum
Kalau ibunya tau Fani belum melayani suaminya, pasti sudah habis diceramahi ibunya dua hari dua malam
Tapi Rayyan enggan memberitahunya baginya itu aib keluarganya yang tidak boleh ada yang tau kecuali mereka sendiri
Rayyan pun kembali berjalan tapi bukan ke kamar, melainkan ke ruang makan yang disana juga sudah ada bapak mertua sedang duduk dan minum kopi
"Sudah bangun Nak?" Tanya Wahyu
"Iya pak" jawab Rayyan
"Fani belum bangun? Kok sendirian?"
"Belum pak dia katanya masih ngantuk jadi tidur lagi"
"Sudah sholat subuh?"
"Alhamdulillahh sudah pak" jawabnya sambil tersenyum
"Istrimu jangan dibiasakan tidur lagi kalau abis subuh, dia kan sudah menjadi seorang istri, seharusnya bangun lebih dulu dan menyiapkan sarapan untuk kamu, masa nikah sudah satu bulan tapi masih saja begitu, nanti bapak deh yang ngomong"
ucap Wahyu tidak enak pada menantunya
"Tidak usah pak, nanti Rayyan saja yang mengingatkan"
"Kamu baik banget nak, tidak salah ibu meminta kamu untuk jadi pendamping Fani, semoga kamu sabar dengan tingkah laku istrimu" ucap Wahyu lagi
"InsyaaAllah pak" balas Rayyan dengan mengangguk
Ya karena biasa nya bik Rumi sang pembantu yang selalu menyiapkannya
Wahyu pun berteriak memanggil istrinya agar membuatkan kopi satu lagi untuk Rayyan
"Kamu kapan berangkat kerja nak?" Tanya Wahyu
"Besok mungkin pak, hari ini aku berencana mau ajak Fani jalan jalan dulu"
"Wah bagus itu, biar Fani tidak melulu dirumah, bapak percaya sama kamu, kamu suami yang baik dan bertanggung jawab" ucap Wahyu sambil mengusap bahu Rayyan
"Terimakasih pak, semoga do'a bapak ibu dikabulkan"
Lusi pun mengantar kopi berikut cemilan goreng pisang, lalu menaruhnya dimeja makan
"Makasih bu,," ucap Rayyan
"Sama sama, itu sarapan sudah siap, mau ibu bangunkan Fani apa kamu sendiri yang membawanya?" Ujar Lusi
"Biar saya sendiri bu" jawabnya
Setelah minum kopi Rayyan pun beranjak pergi ke dapur mengambil makanan untuk Fani, ibunya membuatkan nasi goreng ayam suwir kesukaan Fani, tak lupa juga sudah siapkan minuman hangat, ya Fani kalau makan nasi goreng minumnya suka yang hangat
Makanan pun dibawa, lalu menaiki tangga dan membuka pintu, di lihatnya Fani masih tidur, lalu menaruh makanan di meja sisi kanan ranjangnya
Rayyan menghampirinya, dan tiba tiba,,,
Cup
Sebuah kecupan mendarat di pipi sang istri
"Cantik sekali,,, tapi sayang belum mau
ku sentuh" gumamnya sambil tersenyum
Rayyan duduk di tepi ranjang, dan mulai membangunkannya
"Sayang, bangun, sudah siang" bisiknya ditelinga Fani
Fani mengerjap perlahan, dan terlihat sosok tampan nan putih dihadapannya, manis sekali bukan? Tapi itu tidak membuat hati Fani luluh
Fani kaget, sekilas melihat ke bawah dia duduk lalu mundur dengan mengambil selimut untuk menutupi tubuhnya, ya gaun atasan yang dia kenakan sedikit terbuka, karena kerudungnya malah ikutan naik keatas tepat dilehernya dan jelas tubuhnya sedikit terlihat
"Tidak apa, aku kan suamimu" ucap Rayyan sambil tersenyum
"Maaf" balas Fani "jam berapa ini?" Tanyanya sambil melirik jam di dinding
"Aduuhh kesiangan ini" ucapnya lagi karena sudah menunjukkan jam enam lebih tiga puluh menit
"Memang mau kemana?" Tanya Rayyan
keheranan, tak biasanya Fani mau keluar rumah, apalagi ini sepertinya akan pergi jauh, makan, nonton, atau,,,,
Rayyan bingung dengan sikap Fani, seolah olah bukan dirinya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments