Berawal Dari Keterpaksaan

Berawal Dari Keterpaksaan

Part 1. Terpaksa

"Saya terima nikah dan kawinnya Fani Rosmala Binti Wahyu dengan mas kawin emas perhiasan seberat lima puluh kilogram dan uang tunai sebesar lima puluh juta rupiah dibayar tunai" ucapnya lantang

"Gimana para saksi saahh?"

"Saahhh"

"Alhamdulillaahh" ucap pang penghulu kemudian membacakan do'a untuk kedua pengantin supaya dijadikan keluarga Sakinah Mawaddah wa Rahmah

Sementara itu Fani meneteskan airmata, tak menyangka dirinya akan menikah secepat ini, terlebih dengan lelaki yang tak dicintainya

Rayyan sang suami pertama kali memegang tangan Fani, dan dia peluk lalu kecup keningnya dengan mata terpejam, yaa dia sudah sah menjadi seorang suami dari Fani Rosmala wanita yang juga tak dicintainya, tapi berharap nantinya bisa saling cinta diantara mereka

Lalu Fani pun mencium tangan suaminya kemudian berfoto memperlihatkan buku nikah mereka

Para tamu undangan sudah siap untuk memberikan selamat kepada kedua mempelai tersebut, acara diadakan secara tertutup dan sederhana, yang hadir hanya dari keluarga mereka saja, karena bisa dibilang nikah dadakan

Menit jam pun berlalu, ketika para tamu satu persatu mulai pamit, Fani pun izin kepada kedua orangtua dan mertuanya untuk ke kamar karena sudah lelah berdiri dari semenjak acara

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul enam sore, semua keluargapun melaksanakan sholat maghrib di rumah Fani yang menjadi tempat pernikahan mereka, setelah itu mereka di ijinkan untuk makan bagi yang sudah lapar, dan lainnya memilih untuk bersantai saja sambil makan cemilan

Sementara itu kedua pasang pengantin telah berada didalam kamar mereka

Canggung, yaa rasa canggung yang mereka rasakan saat ini, bingung mau memulai darimana

"Sudah mau mandi?" tanya Rayyan akhirnya buka suara terlebih dahulu karena melihat istrinya mengambil handuk, "yasudah bersihkan dirimu setelah ini kita sholat maghrib bareng"

"I,, iya mas" balas Fani sedikit gugup

Fani pun sudah selesai mandi dan keluar kamar mandi yang telah berganti pakaian biasa lengan dan celana panjang yang juga langsung memakai kerudung

Fani mengambil mukena lalu memakainya dan mereka pun sholat berjamaah didalam kamar, setelah salam Fani mencium kedua tangan suaminya dan sang suami membalas dengan mengusap pucuk kepala Fani yang masih terbalut mukena, kemudian mereka berdo'a bersama sama diharapkan menjadi keluarga bahagia sakinah mawadah warahmah, dan dikaruniai anak anak soleh solehah tentunya

***

Flash back off

Dikeheningan malam terdapat pasangan suami istri yang sedang makan malam disebuah restoran, ya Rayyan mengajak Fani untuk makan diluar supaya tidak bosan dirumah terus, karena istrinya selalu saja ingin diam dirumah tak pernah mau keluar, sekalipun hanya duduk diteras, Rayyan yang saat itu juga terpaksa menikahi Fani karena permintaan orangtuanya yang tak lain adalah sahabatnya Lusi ibunya Fani, ya Mirna dan Lusi sahabatan sejak kecil, maka dari itu Lusi meminta Mirna untuk menikahkan Rayyan dengan anaknya, bermaksud hanya untuk menolong Fani agar tidak terpuruk setelah diselingkuhi kekasihnya, karena dengan dinikahkan diharapkan Fani bisa melupakan mantan kekasihnya

Pelayanpun  menghampiri mereka dengan membawa buku menu makanan

"Fan kamu mau yang mana?" tanya Rayyan tersenyum

"Terserah mas aja" balas Fani yang terus menunduk dari semenjak datang

"Oke kita pilih yang ini aja" ujar Rayyan kapada pelayan dengan menunjuk menu makanan yang dipesan

Pelayanpun pergi, Rayyan bingung harus memulai bicara darimana, karena Fani hanya diam terus dari tadi

"Fan, maaf sekali lagi kalau aku menyetujui pernikahan ini" ujar Rayyan sedikit menunduk,

"aku tau aku salah tak seharusnya aku menyetujuinya, sehingga ini malah bikin kamu tambah sakit hati" katanya

"Gak apa apa mas, mungkin aku yang belum bisa menerima semua ini, belum bisa menerima kehadiran kamu, aku......." katanya seidikit terisak

"Sudah jangan menangis lagi, buat apa menangisi lelaki yang telah meninggalkanmu demi wanita lain, ada aku disini, aku yang akan membuatmu melupakan lelaki itu" ucap Rayyan sambil menyerahkan tisu

Sementara itu pelayanpun datang membawa makanan pesanan mereka, "silahkan" katanya, lalu pergi lagi

"Yasudah makanlah nanti perutmu sakit kalau tidak di isi" ucap Rayyan dengan mengusap pucuk kepalanya

Merekapun makan bersama, setelah beberapa menit tak terasa waktu sudah menunjukan jam sembilan malam, lalu mereka beranjak dari tempat duduk tak lupa membayarnya kepada pelayan disana

Lalu merekapun keluar dari restoran, menuju parkiran dimana mobil mereka ada disana, Rayyan pun membukakan pintu untuk Fani, Fani pun masuk kedalam mobil lalu duduk didepan samping kemudi, lalu Rayyan menutupnya kembali, setelah itu diapun masuk dan mulai mengemudikan mobilnya, sepanjang jalan pasangan suami istri itu hanya diam, Rayyan yang sesekali menoleh ke arah Fani, tapi justru Fani hanya menoleh ke sisi kiri melihat jalanan di sepanjang jalan, ya mereka baru menikah satu bulan yang lalu, dan rasa canggung masih hadir diantara keduanya, diam hanya diam didalam mobil itu

Sampai tak terasa mereka sudah sampai, Rayyan pun turun dan membukakan pintu kembali untuk Fani keluar dari mobil, Fani pun turun, berjalan lebih dulu lalu di ikuti suaminya

"Assalaamu'alaikum" ucap Fani dan Rayyan bersamaan sambil membuka pintu, disana ada orangtuanya Fani sedang duduk mengobrol diruang tamu

"Wa'alaikum salam, ehh kalian sudah pulang, dari mana saja?" tanya Lusi berdiri dan langsung menghampiri mereka lalu keduanya cium tangan

"Cuma makan malam aja kok bu" balas Rayyan

"Ohh baguslah, harus sering sering keluar ya, biar ada suasana baru gak enak lhoo dirumah terus, pengap lama lama" canda Lusi pada keduanya, dan sedikit melirik Fani

"Baik pak bu,,, kami pamit dulu ke kamar" Balas Rayyan sedikit menunduk lalu menggandeng tangan Fani kedalam kamar mereka

"Ibu bahagia banget pak lihat mereka bisa akur, semoga nanti ada cinta diantara mereka ya pak" ucap Lusi

"Kita do'akan saja bu,," balas Wahyu

Sementara itu didalam kamar, Rayyan sibuk dengan laptopnya memeriksa pekerjaan, sedangkan Fani dikamar mandi membersihkan diri, beberapa detik menit Fani pun keluar kamar mandi yang langsung memakai pakaian baju tidur panjang tak lupa selalu memakai kerudung, ya Fani mengganti pakaian dikamar mandi, karena meskipun telah menikah tapi dia masih malu untuk terlihat auratnya padahal sudah muhrim, maka dari itu kerudungpun tak pernah dia lepas, punya pacarpun Fani tak pernah macam macam, hanya sebatas makan dan jalan berdua, peluk cium pun tak pernah, mungkin itu yang menyebabkan mantan pacar meninggalkannya, sempat pegangan tangan tapi hanya sekali dan itu sudah sangat membuat Fani menyesal, karena sudah bersentuhan dengan yang bukan muhrim, ya Fani menjalin hubungan dengan Dio sang mantan kekasih baru lima bulan, tapi itu sudah membuat Fani bahagia dan belum bisa move on sampai sekarang, karena Fani menyukai Dio dari semenjak Mengenal Dio dibangku SMA kelas satu, tapi Dio hanya biasa saja waktu itu, tak ubahnya pada pandangan pertama, makanya sulit untuk melupakan cinta pertamanya, sedangkan mereka jadian waktu sama sama kelas tiga, Fani dan Dio teman sekelas, lama sekali bukan perasaan Fani ke Dio

Rayyan pun menoleh ke arah Fani, dan sedikit tersenyum melihat istrinya sudah sangat cantik meski pakai kerudung, apalagi kalau dilepas pasti sangat cantik, "ehh apa apaan ini" gumam Rayyan sedikit pelan karena heran dengan jalan pikirannya, bagaimana mungkin seorang lelaki bisa tak terpesona dengan wanita dihadapannya yang begitu cantik dan anggun, apalagi ini istri, yang tentu saja boleh disentuh kapanpun, tapi itu mustahil karena sang istri pasti menolak, dan dia pun tidak mau memaksa

"Mas kenapa lihatin aku begitu, aku salah baju ya?" Tanya Fani sambil menunduk melihat baju yang dikenakannya

"Ehh enggak kok, mas cuma ikut seneng aja" jawabnya tersenyum

"Seneng kenapa mas"

"Ya ya,,,, itu seneng lihat kamu udah ganti baju" balasnya salah tingkah "duuuhhhh" gumamnya

"Yasudah aku tidur duluan ya?"

"Iya" hanya kata iya yang diucapkan Rayyan, dia bener bener salah tingkah

Ya Rayyan tak mau munafik, dia memang mulai terpesona dengan kecantikkan sang istri, maka dari itu sedikit demi sedikit hatinya mulai terbuka untuk menerima Fani, tapi Fani justru kebalikannya

Rayyan harus berjuang lebih keras lagi untuk mendapatkan hati sang istri, dia tidak mau ada kata perpisahan meski Fani belum bisa menerima hatinya, menerima kehadirannya, tapi dia yakin Fani suatu saat bisa luluh dan mencintainya

Setelah pekerjaan usai, Rayyan kembali menutup laptopnya lalu berjalan menuju pembaringan dimana terdapat sang istri yang sudah lebih dulu merebahkan tubuhnya diatas kasur

"Fan, sudah tidur?" Tanya Rayyan yang sudah duduk disamping istrinya

"Kenapa mas?"

"Aku boleh bicara sesuatu?"

"Bicara apa mas?" Balas Fani bangun dan langsung menghadap Rayyan, Rayyan sungguh tak kuasa dengan kecantikan istrinya, diapun memejamkan mata menghela nafas panjang,

jika boleh jujur, Rayyan memang sudah ada ketertarikan dari semenjak ijab qobul dilangsungkan, ya dia yang awalnya memang terpaksa menikahi Fani hanya karena memenuhi orangtuanya membantu Fani untuk bisa melupakan mantan kekasihnya, tapi dia justru sudah mulai menyukainya sejak saat itu

Bukan saat itu juga Rayyan baru bertemu Fani, mereka sudah mengenal sejak Fani masih kelas dua SMA, ya Fani sudah lulus sebulan yang lalu dan dia akan melanjutkan kuliah, tapi justru orangtuanya ingin lebih dulu menikahkannya karena kehawatirannya melihat Fani yang selalu menyendiri didalam kamar, awalnya Fani menolak, tapi orangtuanya tetap bersikukuh ingin menikahkan Fani, orangtuanya percaya Rayyan lelaki baik dan tanggung jawab

Akhirnya Fani juga dengan terpaksa menyetujui pernikahannya dengan Rayyan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!