Tak Peduli Lagi Pada Wanita

Pria itu tersenyum kecut menatap rumah yang berdiri kokoh di hadapannya. Rumah tersebut dulu adalah tempat di mana ia pikir tawa dan bahagia akan dapat dia bagi dengan mantan istrinya, Carlynda. Namun nyatanya tetap tak berlangsung lama. Sekarang rumah itu juga yang menjadi saksi kesedihan paling mendalam yang dialami oleh Frans atas kutukan yang nyata ada padanya. Frans tidak menyangka jika kebahagiaan yang selama ini dia rajut bersama Carlynda bisa sirna dalam waktu sekejap mata. Semuanya masih terasa seperti mimpi bagi Frans. Tapi tidak, Frans tidak akan membiarkan keterpurukan menenggelamkannya dalam jurang nestapa.

“Apakah Anda masih ingin di sini, Pak?” tanya sopir pribadi Frans, membuat Frans tersentak dari lamunannya.

“Ah, tidak. Ayo, kita pergi sekarang,” ucap Frans kemudian masuk ke dalam mobil.

Sopir pribadi Frans mengangguk kemudian masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilnya. Di belakang mobil Frans, sebuah mobil yang membawa barang-barang berharga Frans membuntuti mobil Frans.

Seperti pada mantan istrinya, Frans kembali menjual rumah lamanya. Dia bukanlah tipe pria yang suka jejak-jejak mantannya tertinggal di kehidupannya. Maka dari itu Frans menjual rumahnya dan pindah ke rumah yang baru. Hasil penjualan rumah lamanya akan dia donasikan untuk anak-anak yang kurang mampu.

Hari-hari setelah mengurus kepindahannya, Frans lebih banyak menghabiskan waktu untuk di perusahaan. Selain untuk bekerja, di dalam ruang kerjanya ada sebuah ruangan lain yang dari dulu memang didesain seperti sebuah kamar. Pulang ke rumah pun Frans akan tinggal sendiri. Lagi pula tidak ada yang peduli apakah Frans pulang atau tidak jadi pria itu lebih memilih untuk tidur di kantor kalau sedang lembur.

Frans telah bersumpah tidak akan jatuh hati lagi akibat kutukan yang menghantuinya. Tak ayal jika pria itu lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bekerja dan sikapnya semakin dingin terhadap wanita.

***

Di sisi lain, Lulla tengah bahagia di kediaman Nielshen. Wanita paruh baya itu adalah ibu tiri Frans yang tengah merayakan perceraian Frans dan Carlynda. Dia tertawa bahagia sambil menikmati segelas anggur sambil berjemur di dekat kolam renang.

“Dasar orang-orang bodoh. Kau tidak akan bisa dengan mudah mengambil apa yang harusnya menjadi miliku, Frans. Aku lah pemilik dari semuanya,” cibirnya pada keluarga Frans.

Lula sangat bahagia kala mengingat ucapan peramal kepercayaan keluarga mereka yang mengatakan kalau Frans telah dikutuk supaya tidak bisa memiliki keturunan, dengan begitu putranya–Aren akan menjadi satu-satunya pewaris kekayaan suaminya. Lulla adalah wanita licik yang akan melakukan segala cara untuk menyingkirkan Frans dari kekuasaan perusahaan Nielshen. Dan kutukan tersebut seakan kartu as untuk Lula.

Apa yang terjadi kepada istri pertama dan istri kedua Frans membuat orang-orang semakin percaya dengan kutukan itu, termasuk Frans. Kini, Lulla yakin kalau tidak akan ada yang bisa menyingkirkan Aren—saudara tiri Frans—dari kekuasaannya memimpin perusahaan Nielshen.

“Pelayan! Ambilkan aku satu botol lagi,” seru Lulla. Hari ini dia sedang merayakan kemenangannya, jadi dia ingin minum anggur yang banyak. Apalagi hari ini tidak ada Aren dan Nielshen di rumah sebab mereka sedang melakukan perjalanan bisnis di luar kota, Lulla bisa melakukan apa saja yang dia mau.

“Maaf, Nyonya. Tapi, kata Tuan Anda tidak boleh minum anggur terlalu banyak,” ucap seorang pelayan sambil menundukkan kepalanya.

“Suamiku tidak ada di sini. Jadi, turuti saja apa yang aku mau!” perintah Lulla dengan suara tinggi.

“B-baik, Nyonya,” jawab pelayan itu pada akhirnya kemudian berjalan cepat masuk ke dalam rumah untuk mengambilkan sebotol anggur untuk Lulla.

“Dasar pelayan menyebalkan,” gerutu Lulla. Tapi, kemarahan Lulla tidak berlangsung lama sebab dia kembali mengingat kehancuran Frans yang membuatnya merasa sangat bahagia.

*****

Dua tahun berlalu. Frans semakin sukses dalam bisnisnya, membuat namanya dikenal banyak orang. Nama Frans bahkan setiap tahunnya muncul di majalah-majalah bisnis sebagai salah satu pria paling sukses di negaranya. Perusahaannya pun mendapat peringkat kesuksesan yang tinggi, mengalahkan kesuksesan keluarga ayahnya.

Saat ini, pria itu sedang menjalani sebuah rapat penting. Jika dia berhasil bekerja sama dengan perusahaan kliennya, maka hotel milik Frans akan mendapatkan keuntungan yang sangat besar.

Dengan saksama Frans memerhatikan presentasi dari kliennya mengenai kerja sama mereka nantinya. Sesekali dia juga mengajukan pendapat untuk kepentingan mereka bersama. Setelah dua jam berada di ruang rapat, akhirnya mereka sepakat untuk bekerja sama.

“Aku senang perusahaanku bisa bekerja sama dengan perusahaan Anda, Pak,” ucap klien Frans ketika mereka berjabat tangan sebelum meninggalkan ruang rapat. “Anda masih muda tapi sangat berpengalaman dalam dunia bisnis. Aku benar-benar kagum dengan kesuksesan Anda.”

Frans terkekeh. “Jangan menyanjungku. Perusahaan Anda juga sangat sukses. Aku senang kita dapat bekerja sama,” balas Frans sambil tersenyum lebar. Pria itu lantas menoleh ke arah sekretarisnya. “Anna, bisakah kau antar Pak Robinson ke depan?” perintahnya.

“Baik, Pak,” jawab Anna.

Setelah Anna dan kliennya pergi, Frans kembali ke ruang kerjanya. Baru saja mendaratkan pantatnya di kursi kebesarannya, sebuah telepon dari temannya sudah dia terima.

“Frans, apakah kau mau bergabung denganku dan Sean nanti malam?” tanya Peter. “Di kelab malam yang semalam aku datangi dengan Sean ada banyak sekali wanita cantik dan seksi.”

Frans terkekeh kecil. “Malam ini kau datang saja ke mansion-ku. Aku sedang ingin merayakan keberhasilanku hari ini,” balas Frans.

“Tapi, di mansion-mu tidak ada wanita cantik yang bisa aku goda,” ujar Peter.

“Terserah kau saja kalau tidak mau datang. Aku akan meminta Sean datang ke rumahku,” ucap Frans kemudian menutup teleponnya.

Malam harinya, Frans dan Sean telah berada di basemen mansion milik Frans sambil minum minuman beralkohol. Di mansion Frans, basemen dia jadikan sebagai tempat bersenang-senang. Ada sebuah bar di mana dia meletakkan berbagai jenis alkohol, sebuah meja biliar, hingga tempat gym. Semuanya lengkap di sana.

“Apakah Peter benar-benar tidak akan datang ke sini?” tanya Frans.

Sean mengedikkan bahunya. “Entahlah. Pria itu benar-benar mata keranjang. Aku sampai malu memiliki teman seperti dia,” balas Sean sambil tertawa.

Ting!

Bel rumah Frans berbunyi. Frans pun naik ke lantai satu dan membuka pintu. Matanya membelalak lebar saat melihat Peter datang dengan beberapa wanita yang dia sewa khusus untuk menghibur mereka. Peter bahkan merangkul dua wanita sementara beberapa wanita lain berdiri di belakangnya.

“Kau benar-benar tidak waras, Peter,” gerutu Frans yang dibalas Peter dengan tawa renyah. Mereka pun pergi ke basemen mansion Frans untuk bersenang-senang.

Malam itu, Frans dan kedua temannya menikmati kebersamaan mereka dengan wanita-wanita bayaran itu. 

Tampan dan mapan membuat Frans dikelilingi banyak wanita. Tapi, sampai sekarang tidak ada satu pun wanita yang berhasil masuk ke dalam hatinya. Dua pernikahan yang dia jalani di masa lalu ia lakukan karena sedikit ketertarikan dan dia ingin mencoba peruntungan. Namun, setelah kutukan itu terbukti nyata, Frans tak lagi peduli dengan wanita. Pria itu lebih memilih menghabiskan waktu luangnya untuk bersenang-senang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!