Permintaan Maggie dan Roberth

Asry yang baru pulang dari kantor memilih singgah di kediaman Roberth untuk mengantarkan tas pria itu sekaligus membahas sesuatu sesuai dengan permintaan Roberth tadi.

Asry sudah tiba di mansion Adipaty, dengan santai ia masuk ke dalam nasional itu karena sudah terbiasa datang ke sana jika diminta oleh Maggie jika ada keperluan.

"Hai Asry, kamu sudah datang?" ucap Maggie yang baru turun dari lantai atas.

"Iya ka, sekalian antarkan tasnya ka Roberth" jawab Asry.

"Oke, simpan saja di meja nanti kaka bawa ke atas. Duduklah dulu, kaka mau bicara sama kamu tentang sesuatu yang serius" ucap Maggie. Asry akhirnya menurut, ia menyimpan tas dari pria yang sudah dia anggap sebagai kaka itu di atas meja yang ada di ruang keluarga dan memilih duduk di sofa ruangan itu sambil menunggu apa yang mau dibicarakan oleh Maggie.

"Bi, ambilkan minum sama camilan ya?" ucap Maggie saat melihat Gina, salah satu asisten rumah tangga yang melintas di sana.

"Baik bu" jawab Gina dan langsung menuju ke belakang untuk memenuhi perintah majikannya.

Tring tring tring

📞Ka, sudah selesai langsung turun ya? Asry sudah ada.

📞Sebentar sayang, mis pagi ngambek karena rambutnya dikepang tidak sesuai maunya.

📞Ya sudah bawa sekalian ke sini, aku yang kepang rambutnya.

📞Oke sayang.

Sambungan telepon terputus. Beberapa saat kemudian, Roberth bersama puterinya menuruni anak tangga dari lantai atas. Gadis kecil itu bahk manampilkan wajah cemberut, apalagi rambutnya yang dibiarkan seperti singa karena berantakan. Maggie dan Asry yang melihatnya hanya menahan tawa karena takut gadis kecil itu semakin marah.

"Kenapa rambutnya kaya gitu mis?" tanya Maggie pura-pura tidak tahu.

"Papa yang lusakin lambut aku ma, papa bodoh kan?" ucap Miss Peggy mengadu kepada sang mama.

"Iya sayang, papa bodoh" ucap Maggie mengalah dan memilih membela miss Peggy dari pada urusannya akan panjang kali lebar.

"Sini biar mama yang kepang rambutnya" ucap Maggie sambil melambaikan tangannya agar gadis kecil itu mendekat.

Dengan patuh ia mendekat dan Maggie mulai mengepang rambutnya sesuai keinginannya.

"Eh ada tante Asly" ucapnya baru mau menegur Asry setelah rambutnya berhasil dibuat seperti keinginannya.

"Iya, tante Asry sudah sejak tadi, emang miss Peggy nggak lihat?" ucap Asry.

"Lihat" jawabnya singkat.

Asry melongo sedangkan Roberth dan isterinya mengulum bibir menahan tawa.

"Oke, miss Peggy sama ka Marni dulu ya? papa sama mama lagi ada kerja sama tante Asry." ucap Maggie agar anaknya tidak merusak suasana.

"Oke mam" ucap Miss Peggy dengn gaya centilnya.

"Papa tidak nih?" ucap Roberth.

"Nggak, kalena papa tadi udah buat lambut aku belantakan kaya singa london" ucapnya yang langsung memilih pergi.

"Ya Tuhan, bagaimana kalau omamu ada di sini? dikira mama yang ajarin kamu mengatainya singa london" gumam Maggie frustrasi karena ajaran sesat opanya Alfa yang memberitahukan kalau mamanya Maggie menjuluki oma Ratna dengan sebutan singa london.

"Begini Asry, kaka menyuruh kamu datang untuk membicarakan sesuatu sama kamu." ucap Roberth langsung pada intinya.

"Apa itu?" tanya Asry Hati-hati.

"Nanti kamu bantu adikku Daffi untuk mengelolah perusahaan Adipaty ya? Dia baru mau terjun ke dunia pekerjaan jadi kaka mau kamu yang dampingi dia" jelas Maggie.

"Tapi bagaimana dengan kerjaku di..." ucap Asry terputus.

"Itu biar kaka yang atasi, lagian ada Indra dan nanti kaka akan mencari penggantimu" ucap Roberth yanng tahu arah pembicaraan gadis itu.

"Baiklah" jawabnya.

******

Tring tring tring

📞Halo" ucap Seorang pria yang tengah sibuk dengan berkas-berkas di atas meja kebesarannya.

📞Bang, lagi apa?" tanya seorang gadis yang tadi menelepon.

📞Dimatikan dulu ya? aku lagi sibuk" ucap pria itu.

📞Bang, kenapa sih? sejak abang bekerja, susah sekali hubungin Ike?" ucap gadis itu dengan nada kecewa.

📞Ini demi masa depan kita sayang, abang matikan ya" ucap pria itu langsung memutuskan sambungan telepon sebelum mendengar persetujuann dari seberang telepon.

"Aku harap kamu bisa mengerti dengan posisiku sekarang. Bertahanlah dan fokuslah pada kuliahmu" gumam Daffa setelah menekan tombol merah untuk mengakhiri sambungan telepon bersama sang kekasih.

Daffa kembali melanjutkan pekerjaannya yang menumpuk, ia adalah pria pekerja keras dan selama dua tahun memegang alih perusahaan sang mommy, perusahaan itu semakin maju pesat sehingga membuat orang tuanya bangga.

"Daff, makan siang dulu. sudah hampir lewat waktu makan siang" ucap Gabriel sang asistennya. Ya Gabriel adalah sahabatnya waktu kuliah sehingga ia tidak pakai embel-embel tuan ketika berbicara dengan sang atasan karena itu juga yang tidak diinginkan oleh Daffa.

"Sebentar lagi, tanggung ni hampir selesai" ucapnya tanpa mengangkat kepalanya untuk menatap sang lawan bicara.

"Kan bisa selesaikan setelah makan siang Daff. Kamu tidak ingin sakit kan?" ucap Gabriel geram karena sahabatnya yang gila kerja itu.

"Kenapa kamu jadi cerewet sih?" gerutu Daffa yang tetap tidak mengindahkan ucapan sang asistennya.

Gabriel yang pusing menghadapi Daffa memilih keluar dari ruangan itu dan pergi entah kemana.

Setelah beberapa saat, bahkan sudah lewat jam makan siang, Daffa baru menyelesaikan tugasnya. Ia menyambar ponsel serta jasnya untuk keluar mencari makan, tapi bertepatan dengan pintu ruangannya kembali terbuka oleh seseorang yang hendak masuk.

"Mau ke mana?" tanya Gabriel yang baru masuk dengan menenteng paperbag.

"Cari makan" jawab Daffa.

"Tidak perlu, sekarang juga duduk dan makan. Jangan berulah" ucap Gabriel tidak mau dibantah.

Sikap inilah yang disukai oleh Daffa saat memilih sahabatnya itu jadi asistennya karena pria itu selalu ada untuknya kapan saja, bahkan kadang ia juga menjadi tegas tanpa memandang Daffa sebagai atasannya jika itu untuk kebaikan.

Keduanya menuju ke sofa yang terletak di ujung ruangan itu dan dengan telaten Gabriel mulai mengeluarkan makanan yang baru dia beli tadi untuk mereka nikmati.

"Makanan apa yang kamu beli?" tanya Daffa.

"Makanlah, jangan banyak protes karena tidak mungkin aku mau meracunimu" ucap Gabriel dan akhirnya keduanya mulai menikmati hidangan itu hingga ludes.

*****

Di belahan bumi yang lain,

seorang gadis tengah mentap ponselnya yang sudah gelap karena sambungann telepon yang sudah berakhir.

"Bahkan aku yang selalu menghubunginya dan ujung-ujungnya ia mematikan telepon sesuka hatinya. Apakah begini rasanya kalau kita yang mengejar pria? seenaknya dia berlaku demikian? bahkan sudah dua tahun sejak dia bekerja, ia sudah mulai menganggapku nggak ada" gumam Ike sedih. Gadis yang kini sudah menjadi seorang mahasiswi itu mulai merasakan kurang perhatiannya sang kekasih. Tidak seperti dulu, setiap saat diberi kabar dan diingatkan untuk makan, istirahat dan melakukan apapun.

"Baiklah, aku tidak akan menggangu kesibukanmu lagi, aku akan fokus sama studiku seperti ucapan kamu selama ini" putus Ike. Gadis itu memilih masuk ke dalam kamar mandi untuk membasuh wajahnya yang sedikit memerah karena tadi ia sempat menangisi hubungannya yang sudah jauh berubah.

Setelah menyelesaikan ritualnya di dalam kamar mandi, Ike turun ke lantai dasar untuk bergabung bersama yang lainnya.

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

Wati_esha

Wati_esha

Ike, cobalah bicara pada Maggie.

2023-05-31

0

Wati_esha

Wati_esha

Hiyyyaaa, mampukah sosok Asry menggantikan sosok Eunike?

2023-05-31

0

Wati_esha

Wati_esha

Masih hidupkah Singa London? 🥰

2023-05-31

0

lihat semua
Episodes
1 Safier & Miss Peggy
2 Bujukan Untuk Bekerja
3 Permintaan Maggie dan Roberth
4 Mimpi buruk
5 Hari Pertama Masuk Kantor
6 Minta Mobil Baru
7 Menagih Janji
8 Belanja
9 Merahasiakan
10 Mengawasi
11 Salah Paham
12 Kelaparan
13 Opa Gaston Kritis
14 Dimanfaatkan
15 Datang Ke Rumah Calon Mertua
16 Ikut Ke Kantor Papa
17 Restoran
18 Perjuangan Maggie
19 Kematian Opa Gaston
20 Surat Dari Opa Gaston
21 Kecurigaan Daffi
22 Panti Asuhan
23 Maggie vs Miss Peggy
24 Dikerjain Oleh Pak Bos
25 Kedatangan Tamu
26 Ketahuan
27 Mencari
28 Amarah Maggie
29 Rayuan Daffi
30 Minta Ijin Calon Papa Mertua
31 Usaha Si Kembar
32 Membawa Pulang Secara Paksa
33 Maggie Dibuat Pusing Oleh si Kembar
34 Perdebatan Daffi dan Asry
35 Segera Menikahi
36 Kecemburuan Daffi
37 Ungkapan Ike
38 Penyelesaian Masalah (Daffa dan Ike)
39 Nina Berulah
40 Perasaan Daffi Yang Sebenarnya
41 Trik Daffa
42 Trik Daffa 2
43 Ijin tinggal di luar
44 Kepintaran Miss Peggy
45 Daffi Yang Bodoh Soal Cinta
46 Kepergian Maggie dan Roberth
47 Kebusukan Nina Terbongkar
48 Strategi
49 Tragedi
50 Kritis
51 Kerapuhan Maggie
52 Kesadaran Daffi akan cintanya
53 Ungkapan Cinta
54 Perkara panggilan Sayang
55 Makan Siang Bersama
56 Wedding day
57 Selingan sebelum resepsi
58 Resepsi
59 Perasaan Daffi
60 Kebiasaan Suami istri di pagi hari
61 Dijahili Satu Keluarga
62 Seperti Keluarga Bahagia
63 Putus
64 Kesedihan Ike
65 Cari Tahu
66 Suasana Hati si Kembar
67 Penyesalan Daffi
68 Kekhawatiran Daffi
69 Tangis haru Maggie
70 Paha ayam
71 Rencana ke Indonesia
72 Pertemuan keluarga Adipaty dan keluarga Mike
73 Kebiasaan tidur Asry
74 Terbongkar oleh Miss Peggy
75 Makan di luar
76 Nasehat mommy untuk Daffa dan Ike
77 Hari H Pernikahan Daffi dan Asry
78 Tangisan Asry
79 Liburan
80 Memuji Istri Sendiri
81 Siap Kehilangan
82 Respon baby twins
83 Hari lahiran Baby twins
84 Keanehan Ike
85 Musuh Kembali Bereaksi
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Safier & Miss Peggy
2
Bujukan Untuk Bekerja
3
Permintaan Maggie dan Roberth
4
Mimpi buruk
5
Hari Pertama Masuk Kantor
6
Minta Mobil Baru
7
Menagih Janji
8
Belanja
9
Merahasiakan
10
Mengawasi
11
Salah Paham
12
Kelaparan
13
Opa Gaston Kritis
14
Dimanfaatkan
15
Datang Ke Rumah Calon Mertua
16
Ikut Ke Kantor Papa
17
Restoran
18
Perjuangan Maggie
19
Kematian Opa Gaston
20
Surat Dari Opa Gaston
21
Kecurigaan Daffi
22
Panti Asuhan
23
Maggie vs Miss Peggy
24
Dikerjain Oleh Pak Bos
25
Kedatangan Tamu
26
Ketahuan
27
Mencari
28
Amarah Maggie
29
Rayuan Daffi
30
Minta Ijin Calon Papa Mertua
31
Usaha Si Kembar
32
Membawa Pulang Secara Paksa
33
Maggie Dibuat Pusing Oleh si Kembar
34
Perdebatan Daffi dan Asry
35
Segera Menikahi
36
Kecemburuan Daffi
37
Ungkapan Ike
38
Penyelesaian Masalah (Daffa dan Ike)
39
Nina Berulah
40
Perasaan Daffi Yang Sebenarnya
41
Trik Daffa
42
Trik Daffa 2
43
Ijin tinggal di luar
44
Kepintaran Miss Peggy
45
Daffi Yang Bodoh Soal Cinta
46
Kepergian Maggie dan Roberth
47
Kebusukan Nina Terbongkar
48
Strategi
49
Tragedi
50
Kritis
51
Kerapuhan Maggie
52
Kesadaran Daffi akan cintanya
53
Ungkapan Cinta
54
Perkara panggilan Sayang
55
Makan Siang Bersama
56
Wedding day
57
Selingan sebelum resepsi
58
Resepsi
59
Perasaan Daffi
60
Kebiasaan Suami istri di pagi hari
61
Dijahili Satu Keluarga
62
Seperti Keluarga Bahagia
63
Putus
64
Kesedihan Ike
65
Cari Tahu
66
Suasana Hati si Kembar
67
Penyesalan Daffi
68
Kekhawatiran Daffi
69
Tangis haru Maggie
70
Paha ayam
71
Rencana ke Indonesia
72
Pertemuan keluarga Adipaty dan keluarga Mike
73
Kebiasaan tidur Asry
74
Terbongkar oleh Miss Peggy
75
Makan di luar
76
Nasehat mommy untuk Daffa dan Ike
77
Hari H Pernikahan Daffi dan Asry
78
Tangisan Asry
79
Liburan
80
Memuji Istri Sendiri
81
Siap Kehilangan
82
Respon baby twins
83
Hari lahiran Baby twins
84
Keanehan Ike
85
Musuh Kembali Bereaksi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!