Part 20

‘’Kenapa kau begitu kesal?’’

‘’Karena wanita sok cantik itu terus menyerangmu, dia seakan ingin membuatmu malu, memangnya kenapa kalau kau masih sendiri? Masalah buat dia?’’

‘’Itulah yang aku rasakan saat melihatmu diperlakukan seenaknya oleh Erlan.’’ Bukannya merespon ucapan Chloe, Alesya malah kembali membahas hubungan Chloe dan Erlan. Setelah itu, dia langsung keluar dan meninggalkan Chloe yang langsung bungkam oleh ucapan itu.

‘’Kenapa Al?’’ tanya Chloe saat melihat Alesya masih berdiri di posisi yang tidak jauh dari meja tempat mereka duduk. Di posisi itu, dengan jelas mereka mendengar beberapa orang yang tengah mencibir atau menggosipkan Alesya. Beberapa orang juga terang-terangan mengucapkan sesuatu yang tidak benar tentang Alesya.

Alesya pun tersenyum lalu dengan santainya menghampiri tempat duduknya, sedangkan Chloe yang tadinya ingin mengamuk, langsung ditahan oleh Alesya.

‘’Sepertinya, sebagian orang yang duduk disini adalah penggemar beratku. Buktinya, mereka bahkan lebih tau tentangku, mereka bahkan tau apa yang tidak kuketahui,’’ sindir Alesya. Matanya bergerak kesana kemari, menatap tajam pada orang-orang munafik yang duduk di meja itu.

‘’Aku berterimakasih banyak loh, karena di sela kesibukan, kalian masih sempatnya memperhatikan kehidupanku, tetapi ada satu yang membuatku bingung, bagaimana bisa kalian mengetahui hal yang bahkan aku sendiri tidak tahu?’’

‘’Mereka tidak sibuk, tetapi sepertinya memang tidak punya pekerjaan. Orang yang benar-benar sibuk tidak mungkin punya waktu luang untuk mengurusi kehidupan orang lain. Lagian kau sih...’’ Chloe membuang tatapannya pada Alesya, dia lalu memegang dagu Alesya dan memutar wajah wanita itu kekiri dan kanan.’’

‘’Kenapa juga kau terlalu cantik, badanmu bagus, pendidikanmu bagus, karirmu bagus, latar belakang keluargamu juga bagus dan ditambah lagi, kau memiliki sahabat sepertiku. Bagaimana orang lain tidak iri dengan apa yang kau miliki coba? Kau terlalu sempurna Al makanya, orang-orang yang hatinya busuk, menjadi sangat iri dengan apa yang kau miliki,’’ sindir Chloe yang membuat Alesya tertawa.

‘’Mungkin itulah yang membuat mereka tidak memiliki apapun, hidup mereka, waktu mereka selalu digunakan untuk mencibir dan menjatuhkan orang lain,’’ timpal Alesya, lalu keduanya tertawa dengan keras.

‘’Kata orang, jika kau tidak memiliki apapun, kau harus berusaha dengan sekuat tenaga untuk bisa mengubah kehidupanmu, tetapi bagaimana mereka bisa mengubah kehidupan kalau usaha mereka hanya digunakan untuk menjatuhkan orang lain?’’ sambung Alesya lagi.

‘’Begitulah hidup Al. Kalau kata orang, kita yang menjalani, orang lain yang menghakimi. Ada juga yang mengatakan, semakin tinggi pohon, maka semakin kencang juga anginnya. Jadi, anggap saja mereka debu yang terbang mengikuti angin.

‘’Kau sedang menyindir kami?’’ tanya Nindi dengan wajah tidak sukanya, beberapa orang yang tadi menjelekan Alesya juga ikut menatap tidak suka pada kedua sahabat itu.

‘’Kau merasa? Aku sih tidak menyebut nama, hanya siapa yang merasa saja,’’ jawab Alesya dengan seringainya.

‘’Hidupmu tidak sesempurna itu untuk membuatku iri,’’ ketus Nindy.

‘’Ah masa sih, kau yakin dengan ucapanmu itu?’’ Dengan sombongnya Alesya berucap, dia juga tidak segan-segan melempar senyum meremehkannya pada Nindy dan beberapa orang di meja itu.

‘’Sudah … sudah jangan berdebat lagi, kalau begini ceritanya, untuk apa kita reuni. Dan kamu Nin, kalian juga,’’ tunjuk Tasya pada Nindy dan para anteknya. ‘’Tolong jangan membicarakan hal lain yang tidak penting.’’

‘’Ck, tadi kau hanya diam saja saat mereka menjelekanku,’’ sindir Alesya. Tasya pun terdiam.

Tiba-tiba saja, Reza datang menghampiri Alesya dan membuat para peserta reuni berdecak kagum, termasuk Nindy yang sudah mengidolakan Reza dalam waktu yang lama. ‘’Al,’’ panggil Reza menghampiri Alesya.

‘’Iya kak.’’ Alesya kembali menyapanya dengan cuek.

‘’Kenapa nggak negur aku tadi?’’

‘’Ngapain, bukannya kak Reza lagi meeting?’’

Reza pun hanya tersenyum mendengar jawaban cuek dari wanita yang sudah sejak lama menempati hatinya itu. Setelah itu, Reza berlalu pergi dari sana.

‘’Ganteng banget, siapa kamu Al?’’ tanya beberapa orang bersamaan, sedangkan Alesya tidak mempedulikan bahkan tidak menjawab pertanyaan itu. Chloe juga tidak mau berkomentar, dia cukup tahu bagaimana perasaan Alesya pada Reza.

Sejak tadi, Devan beberapa kali memperhatikan Alesya walaupun tidak tahu apa yang tengah Alesya bicarakan dengan teman-temannya, tetapi satu hal yang pasti, Devan cukup tahu kalau Alesya sedang kesal. Hal itu sangat terlihat dari wajah judes yang sedari tadi ditampilkan oleh wanita cantik itu.

‘’Mau kemana Al?’’ tanya beberapa orang serentak, saat Alesya berdiri dari duduknya, wanita itu juga sudah menenteng tasnya. Chloe yang tadinya sedang bermain ponsel langsung mendongakan kepalanya dan melihat Alesya.

‘’Pulang.’’

‘’Habis ini kita mau karaoke, kamu nggak ikut?’’

‘’Yaudah kali, orang udah mau pulang ngapain di cegah,’’ sela Nindy.

Alesya tidak menggubris ucapan Nindy, dia hanya menjawab pada orang yang tadi bertanya padanya. ‘’Kalian pergi saja, aku tidak terlalu suka dengan kegiatan seperti itu.’’ Lalu Alesya melangkah, tentu saja dengan Chloe yang juga mengikutinya. Dia ingin mengantar Alesya pulang.

Belum juga Alesya melangkah jauh, Devan sudah lebih dulu menghampiri. Tidak hanya Devan, Reza juga ikut menghampiri, ingin menawarkan diri untuk mengantar Alesya.

‘’Mau kemana?’’ tanya Devan membuat Alesya dan Chloe mengerut bingung. Alesya bingung karena merasa sedikit asing dengan sikap Devan itu, sedangkan Chloe lebih pada penasaran tentang hubungan Alesya dan chef yang diketahuinya pernah menolong Alesya itu.

‘’Kamu siapanya Alesya?’’ tanya Reza. pria itu memperhatikan Devan, dari ujung kaki sampai ujung kepala, tetapi Devan tidak peduli dengan akan hal itu, begitupun dengan Alesya, wanita itu seakan tidak menganggap kehadiran Reza.

‘’Pulang. Kenapa, mau nganterin?’’ ucap Alesya dengan cuek. Devan pun langsung mengiyakan. Padahal, bukan itu tujuannya. Tadinya, dia hanya menghampiri dan mungkin sedikit berbasa basi.

Alesya pun tidak keberatan, wanita itu lalu melirik pada Chloe. ‘’Sa, aku pulang sama Devan aja ya. Kamu langsung ke cafe aja, atau mungkin kamu mau ikut karaoke bareng mereka,’’ tunjuknya ke arah belakang, dimana teman-teman reuninya duduk.

‘’Kamu yakin nggak mau aku anterin?’’

Alesya mengangguk kecil sambil tersenyum, sedangkan Reza langsung menginterupsi. ‘’Kamu pulang sama aku aja Al, lagian mama kamu juga sudah mempercayakan aku untuk menjagamu.’’

‘’Itu kan mama, bukan aku,’’ jawab Alesya melewati Reza begitu saja, Devan pun melakukan hal yang sama.

*****

Sepanjang perjalanan, ponsel Devan terus berdering, membuat Alesya pusing. Dengan cepat, dia merampas ponsel Devan, lalu menekan tombol hijau, menghidupkan speaker dan mengarahkan ponsel itu pada Devan.

‘’Bas kamu dimana, kok aku cariin nggak ada?’’ tanya Hana. wanita itu yang kini tengah menelpon Devan. Decakan kesal keluar dari mulut pria itu. Lagian kenapa juga Alesya harus mengangkat panggilan itu?

‘’Mau kemanapun dan dimanapun aku, itu bukan urusanmu!’’ Devan langsung menekan tombol merah.

‘’Kenapa kau melihatku seperti itu?’’ Tanya Devan tidak suka dengan tatapan Alesya padanya.

‘’Tidak, aku hanya heran saja, kenapa mereka bisa menyukai pria temperamental sepertimu?’’

‘’Maksudnya?’’

‘’Mereka, wanita yang ada di cafe waktu itu dan yang tadi menelponmu. Aku heran apa yang membuat mereka begitu menyukai pria sepertimu?’’ Alesya tidak mengetahui, bahwa wanita yang menelpon Devan, adalah wanita yang sama dengan yang ada di cafe waktu itu.

‘’Memangnya apalagi, kau tidak melihat kesempurnaan yang ada padaku?’’ Devan narsis. Alesya langsung tersenyum mencibir, lalu membenarkan posisi duduknya.

‘’Oh ya, pria yang tadi itu siapa, kekasihmu?’’

‘’Tidak, dia hanya teman lama.’’

‘’Jadi, kau tidak punya kekasih?’’

Alesya tersenyum tumpul, wajah tampan Max kembali memenuhi pikirannya. ‘’Aku tidak punya kekasih, tetapi aku sudah memiliki tunangan.’’ Wanita itu bahkan memperlihatkan cincin cantik yang terus melingkar di jari manisnya.

‘’Itu cincin tunangan? Aku pikir hanya aksesoris biasa,’’ Entahlah, tiba-tiba saja Devan menjadi sedikit sedih akan kenyataan yang baru diketahuinya itu. Tadinya, dia berpikir kalau dirinya tidak menyukai Alesya lagi, karena buktinya, dia selalu kesal pada wanita itu, tetapi setelah mendengar kalau Alesya memiliki tunangan, membuat dadanya terasa sedikit nyeri, ada rasa tidak suka dan tidak terima muncul dalam dirinya.

Masih tersenyum, Alesya memegang cincin itu. ‘’Mungkin wanita lain berbeda, tetapi untukku, jari manisku hanya akan kugunakan untuk memakai cincin pertunangan ataupun cincin pernikahan yang diberikan oleh pria yang kucintai.’’

‘’Apa kau sangat mencintainya?’’

‘’Ya, bahkan katapun tidak bisa menjelaskan besarnya perasaan yang kumiliki. Apa kau pernah merasakan perasaan yang sebesar itu?’’

‘’Entahlah, sejak kecil aku sudah dijodohkan.’’

‘’Dijodohkan? Pria sepertimu bisa menerima perjodohan juga?’’ Alesya terkekeh geli, sedangkan Devan sedikit melirik dengan tatapan datar.

‘’Kupikir karena aku menyukainya.’’

‘’Kau menyukainya, wanita yang dijodohkan denganmu itu?’’

‘’Sepertinya.’’

‘’Kenapa sepertinya?’’

‘’Aku tidak terlalu mengingatnya dengan jelas. Seingat ku, dulu aku sangat menyukainya. Saat itu, dia masih berusia 7 tahun, tetapi wajahnya sangat menggemaskan dan tingkahnya juga sangat lucu.’’

‘’Kau sudah menyukainya sejak sekecil itu? Memangnya saat itu umurmu berapa?’’

‘’Saat itu aku masih berusia 10 tahun.’’

‘’Kau sudah menyukai seseorang di usiamu yang masih bau kencur itu? Ck kupikir saat itu kau bahkan belum bisa berbicara dengan baik. sepertinya wanita kecil itu sangat menggemaskan, sampai kau jatuh cinta padanya.’’ Lebih besar saja tawa Alesya.

‘’Ck, kau bahkan tidak tahu, kalau wanita kecil itu adalah dirimu sendiri,’’ gumam Devan dalam hatinya.

‘’Lalu apa kau masih menyukainya sampai sekarang?’’

‘’Kalau untuk itu, aku sedikit bingung menjawabnya.’’

‘’Memangnya kenapa?’’

Bersambung .....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!