Part 13

Hari hampir siang, meeting tadi berjalan dengan sangat lancar.

Alesya turun dari mobil sambil berdecak kesal, memandang tidak suka pada restoran yang sebentar lagi akan di masukinya. Tadi, Direktur Leo mengajaknya makan siang bersama dan ternyata mereka mendatangi restoran milik chef menyebalkan itu.

‘’Ck kenapa harus restoran ini sih?’’ protes Alesya dengan suara kecil.

Pak Direktur pun mengajaknya untuk masuk, dan mau tidak mau Alesya mengikutinya. Dia tidak mungkin menolak, perutnya juga sudah sangat kelaparan.

Sambil melangkah menuju pintu masuk restoran, Alesya terus saja mendengar ucapan pujian dari si Direktur untuk restoran yang mereka datangi itu.

‘’Makanan disini sangat enak, bahkan lebih enak dari rasa makanan restoran bintang 5.’’ Alesya sampai bosan mendengar pujian itu. Bayangkan saja, jarak parkiran mobil menuju pintu masuk restoran tidak lebih 25 meter dan dia sudah berulang kali mendengar pujian itu.

Diakuinya, makanan di restoran Devan memang enak, tetapi tidak perlu sampai selebay itu juga ‘kan?

‘’Ck baru masuk dan aku sudah melihat wajah chef menyebalkan itu.’’ Alesya langsung membuang pandangannya, saat tidak sengaja bertatap mata dengan chef yang menurutnya menyebalkan itu.

‘’Oh ya Al, restoran ini adalah milik pak Devan Sandres.’’ Sang Direktur memberitahu, Alesya pura-pura mengangguk, bersikap seperti baru mengetahui hal itu.

Berbeda dengan Alesya, ditengah kesibukannya, Devan malah beberapa kali melihat ke arah meja Alesya. Alesya terlihat asyik berbincang dengan Direktur Leo. Entah apa yang tengah dibicarakan wanita itu, tetapi ekspresi yang ditampilkan sedikit lucu untuk Devan yang melihatnya.

‘’Kau sedang melihat apa?’’ Wanita cantik yang juga merupakan chef di restoran itu datang menghampiri Devan. Dia lalu mengikuti arah pandang Devan yang sejak tadi tidak lepas dari Alesya. Wanita itu adalah Hana.

‘’Bas’’ Wanita itu menepuk pundak sang pria.

‘’Hhmm?’’ Devan sedikit kaget dengan keberadaan wanita di sampingnya.

‘’Aku nggak suka loh kamu lihatin wanita lain seperti itu Bas.’’

‘’Apa salahnya, aku sedang melihat calon istriku sendiri,’’ jawab Devan cuek. Pria itu melangkah dan sedikit menjauh, lalu menghampiri chef lainnya. Sedangkan Hana terdiam ditempatnya, dengan wajah bingungnya.

‘’Pak, ini tadi bapak yang pesan ‘kan? Nama menunya apa pak? Rasanya enak banget loh ini.’’ menu yang sedang dimakan Alesya sekarang adalah spaghetti, tetapi spaghetti itu sangat berbeda dengan yang biasa dia makan. Seolah ada rasa baru dalam spaghetti itu, tetapi apa itu, dia juga tidak tahu.

‘’Apa ya, tadi? saya lupa. Nanti kita tanyakan saja pada pelayannya. Memangnya seenak itu?’’ Direktur Leo pun langsung memanggil pelayan lagi, dia bertanya tentang menu yang sedang dimakan Alesya, dan kembali memesan menu itu lagi. Pria paruh baya itu penasaran akan rasanya.

*****

Sehabis dari restoran Devan, Alesya memutuskan untuk mengunjungi makam Max.

‘’Hai aku datang lagi, maaf kalau aku datangnya agak sorean.’’ Alesya tersenyum melihat makam yang bertuliskan Max Heriawan, dia lalu mengusap nisan dan menciumnya singkat.

‘’Happy anniversary yang ke 5 tahun bae.’’ Lalu Alesya mengeluarkan cake yang tadi dibawanya. Cake dari toko kue kesukaan Max. Cake yang selalu dipesan oleh David saat merayakan ulang tahun Alesya ataupun merayakan momen bahagia keduanya.

‘’Aku kangen kamu bae, kangen banget. Bisa nggak malam ini datang ke mimpiku? Aku pengen peluk kamu dan menceritakan banyak hal padamu.’’ Alesya mulai terisak, matanya terus tertuju pada tulisan nama pria yang seharusnya sudah menjadi suaminya, kalau saja Tuhan memberi mereka waktu yang lebih lama, kalau saja Tuhan tidak cepat mengambil David darinya.

‘’Maaf ya aku nangis lagi, padahal aku tau kamu paling nggak suka liat aku nangis.’’ Alesya menyeka sisa air matanya dan berusaha mengganti tangisannya dengan senyum.  Wanita itu melihat ke langit, seolah David sedang melihatnya dari atas sana.

Tidak lama Alesya mengeluarkan ponselnya lalu memutar satu lagu yang selalu dinyanyikan David untuknya saat mereka merayakan anniversary hubungan mereka. ‘To love somebody’ yang dinyanyikan oleh Bee Gees

Alesya juga ikut menyanyi sambil membayangkan kejadian beberapa tahun silam, di mana David  menyanyikan lagu ini untuknya.

Rasanya, saat itu Alesya adalah wanita paling bahagia di dunia. Bagaimana tidak, dicintai dengan begitu besar, oleh pria yang juga sangat dicintainya, merupakan kebahagian yang tidak ternilai harganya. Saat itu tidak pernah terbayangkan oleh Alesya bahwa David akan pergi secepat ini.

*****

Saat pulang dari makam, tidak sengaja Alesya melihat Erlan, kekasih Chloe. Pria itu sedang duduk santai bersama beberapa temannya.

Alesya kesal seketika, bukan karena mendapati Erlan yang sedang berkumpul dengan teman-temannya, melainkan pada Chloe yang tampak duduk diam di samping Erlan. Bagaimana bisa Chloe diam saja, disaat seorang wanita ganjen sedang menempel pada Erlan, dan Erlan? Kenapa pria itu seolah tidak menghargai perasaan Chloe?

Kebetulan, mereka duduk di area indoor cafe dan kebetulan juga cafe itu berada di samping jalan. Makanya, Alesya bisa melihat dengan jelas apa yang terjadi. Itu bukan cafe Chloe, tetapi cafe lain, tempat nongkrong Erlan dan teman-temannya.

Alesya lalu meminta John untuk menepi. Wanita itu memperhatikan Chloe dari dalam mobil. Semakin dilihat, semakin dia tidak bisa menahan emosinya. Bukannya apa, tadi Alesya melihat Erlan yang sedang membentak dan mendorong pundak Chloe, sampai wanita itu jatuh dan membentur lantai. Ini bukan pertama kalinya dia melihat Erlan bersikap kasar pada Chloe.

‘’Chloe,’’ teriak Alesya dengan wajah kesalnya. Wanita itu melangkah dan membantu Chloe untuk berdiri, sedangkan Erlan tampak sangat cuek dan sama sekali tidak terlihat menyesal, setelah tadi mendorong Chloe sampai jatuh. Dan jangan lupakan ekspresi menyebalkan yang ditampilkan oleh wanita di sampingnya. Kalau boleh, ingin sekali Alesya mencakar wajah yang menurutnya tidak terlalu cantik itu.

‘’Bagaimana bisa kau menyukai pria seperti ini Chloe?’’ ucap Alesya mengarahkan mata tajamnya pada Erlan dan wanita yang katanya adalah sahabat dekat dari pria itu.

‘’Apa maksudmu?’’ Erlan setengah membentak. Pria itu tidak suka dengan ucapan Alesya barusan.

‘’Memangnya kenapa, apa ada yang salah dari ucapanku? Kau.’’ Dia melepaskan tangannya dari pundak Chloe dan sedikit melangkah maju, lalu menunjuk wajah Erlan. ‘’Kau hanya pria parasit yang menumpang hidup pada Chloe dan apa tadi?’’ Decakan remeh menghiasi wajah cantik Alesya. ‘’Kau mendorongnya sampai jatuh? Berani sekali kau memperlakukan sahabatku seperti itu, memangnya kau siapa sampai berani mendorongnya? Dan kau,’’ tunjuknya pada wanita di samping Erlan.

‘’Sahabat? Ck dasar wanita centil, kau pikir aku tidak tahu apa yang ada di otak busukmu itu?’’

Bersambung ......

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!