Part 7

‘’Tuan Radit yang mempekerjakan saya.’’

‘’Dan kau pikir aku tidak bisa memecatmu? Kau lupa bekerja dengan siapa?’’

‘’Ya, memang saya kerjanya dengan non Alesya, tapi secara teknis atasan saya adalah tuan Radit, beliau juga yang memberikan saya gaji tiap bulan.’’

‘’Ck kau selalu saja menjawab ucapanku.’’ Alesya kembali mendengus kesal, dia tidak pernah bisa menang berdebat dengan supir pribadinya itu.

‘’Permisi kak.’’ Dua pelayan wanita datang menghampiri dengan senyum ramahnya, lalu meletakan beberapa menu yang tadi sudah dipesan oleh Chloe.

Dua pelayan itu kembali tersenyum ramah, ‘’Pesanannya tinggal chicken steak ya kak, mohon ditunggu sebentar.’’

‘’Mbak tambah air mineral ya,’’ ucap Alesya pada pelayan, lalu dia mengedarkan pandangannya pada John dan Chloe. ‘’Kalian mau air mineral juga nggak?’’ tanyanya yang langsung mendapat anggukan kepala dari keduanya.

‘’Oh ya udah mbak, air mineralnya 3 ya,’’ ucap Alesya lagi sebelum dua pelayan itu berlalu pergi. Karena lapar yang sudah sejak tadi menyerang, ketiganya langsung makan, tanpa menunggu satu menu yang belum tersedia.

Tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut ketiganya, mereka fokus mengisi perut mereka dan makan dengan begitu lahapnya. Bagaimana tidak lahap, ini sudah jam 15.15 sore dan mereka baru melaksanakan makan siang.

‘’Permisi mbak, mas.’’ Satu pelayan kembali datang dengan membawa 3 botol air mineral dan satu menu yang tadi tersisa.

‘’Terimakasih ya mbak.’’ Alesya tersenyum mengambil air mineral, membukanya lalu meminumnya sedikit dan kembali melanjutkan makan siangnya yang sangat tertunda itu. Rasa kesalnya sedikit menghilang akibat rasa makanan yang menurutnya sangat enak. Eh tunggu dulu, bukankah makanan itu buatan chef yang tadi sempat membuatnya kesal?

‘’Boleh juga, setidaknya dia memiliki satu hal yang bisa diandalkan,’’ puji Alesya dengan nada kecil lalu dia kembali meneruskan makan siangnya.

*****

‘’Al ke cafeku yuk.’’ Chloe mengajak dengan melingkarkan tangannya pada lengan Alesya begitu mereka selesai makan.

‘’Nggak ah aku harus kembali ke kantor, masih banyak yang harus aku kerjakan.’’

‘’Yaelah Al, udah jam 4 lebih ngapain balik kerja sih?’’ Alesya menggeleng, dia benar-benar harus kembali ke kantor sekarang. Pekerjaan masih banyak, apalagi mengingat pagi tadi dia tidak datang ke kantor dan juga tidak ikut meeting.

Chloe terus saja mengajak, sedangkan Alesya terus saja menolak. Keduanya terus berdebat tanpa tau ada pasang mata yang beberapa kali melihat seakan mengawasi Alesya.

‘’Mbak Al!’’ Lengkingan tajam suara John mengagetkan keduanya. Tidak hanya mereka, tetapi beberapa orang yang duduk didekat mereka pun tampak kaget.

‘’Kamu kenapa sih?’’ Alesya sedikit memukul lengan atas John karena merasa tidak enak dengan pengunjung lain. John pun langsung meminta maaf dan setelah itu, dia memberikan ponselnya pada Alesya.

‘’Apa?’’ tanya Alesya enggan mengambil ponsel John.

‘’Lihatlah mbak.’’

Karena rasa kepo yang teramat besar, jadilah Chloe yang mengambil ponsel itu. Hampir saja dia berteriak saking kagetnya dengan apa yang ditampilkan di layar ponsel itu.

‘’Ada apa sih?’’ tanya Alesya ikut penasaran. Chloe pun memberikan ponsel itu pada Alesya, sedangkan dirinya langsung memutar kepala dan memperhatikan pria tampan yang sedang asyik bergulat dengan wajah besar.

‘’Ini kan?’’ Dengan setengah tidak percaya, Alesya juga ikut memutarkan kepalanya dan melihat pria tampan itu. Hanya beberapa detik, kemudian memutar kepalanya lagi dan menatap John dengan penuh tanda tanya.

‘’Jadi dia yang membantuku?’’ tunjuk Alesya pada arah pria tampan itu, setelah mendengar penjelasan John tentang insiden saat dirinya pingsan tadi pagi.

Sekarang, videonya saat digendong oleh pria tampan yang ternyata adalah seorang chef yang baru saja berdebat dengannya viral di dunia maya, hal itu dikarenakan banyak orang yang mengunggah kejadian yang menurut mereka sweet itu.

‘’Apa aku harus berterima kasih padanya?’’ tanyanya sedikit berbisik pada Chloe yang juga masih setia melihat ke arah pria tampan itu.

‘’Tentu saja Al, dia sudah menolong mu tadi pagi, tetapi kau malah berdebat dengannya tadi.’’ Chloe berucap disertai dengan gelengan kepala, tetapi ekspresi wajahnya seperti tengah mengolok.

‘’Habisnya dia menyebalkan Chloe.’’

Alesya melihat kembali pada John. ‘’Kenapa kau tidak memberitahuku sebelumnya atau mungkin kau bisa melerai perdebatan kami tadi.’’ Alesya malah menyalahkan John yang tidak memberitahunya. John pun hanya memutar mata jengah, disertai dengan buangan nafas kasar. Kenapa Alesya malah menyalahkannya?

‘’Kenapa malah menyalahkan saya non? Jelas-jelas non Alesya yang salah. Harusnya non Alesya tidak perlu marah tadi, dia ‘kan hanya datang untuk membela rekan kerjanya dan lagian, kalau tadi saya melerai, adanya saya yang babak belur.’’

Chloe lantas tertawa akan jawaban John, berbeda dengan Alesya yang langsung memicingkan matanya. ‘’Kau sedang menceramahiku sekarang?’’

Dengan cepat John menggeleng. ‘’Tentu saja tidak, mana saya berani. Tadi, saya hanya menyampaikan pendapat, bukannya menceramahi. Lagian saya bukan penceramah, saya hanya seorang sopir pribadi yang selalu disalahkan oleh majikan saya.’’

Semakin besar saja tawa Chloe dan semakin kesal saja Alesya. ‘’John, kau!’’

‘’Iya non kenapa?’’

‘’Oh ya Tuhan, sepertinya aku harus mempertimbangkan untuk mencari sopir baru. Kau terlalu banyak omong dan sering membuatku kesal.’’

‘’Astaga non, kenapa ngomongnya kejam begitu sih? Saya ‘kan hanya menjawab pertanyaan non Alesya.’’

Alesya tidak menggubris lagi, dia hanya menggerutu tidak jelas, untuk meluapkan rasa kesalnya. Chloe, wanita itu masih belum berhenti tertawa. ‘’Oh ya Tuhan, kalian benar-benar seperti Tom & Jerry di dunia nyata.’’

Alesya kembali tidak menggubris. Dia langsung mengambil tas tangannya, lalu berdiri dan ingin melangkah pergi.

Chloe menahan tangannya. ‘’Jangan lupa bilang terimakasih dan minta maaf dulu.’’ Dengan matanya, Chloe menunjuk pada pria yang tadi berdebat dengan Alesya. Alesya pun langsung mendesah. ‘’Aku masih punya PR ternyata,’’ ucapnya.

Alesya lalu menghampiri pria itu. Dengan isyarat jari tangannya, dia meminta pria itu untuk keluar dan berbicara dengannya, tetapi si pria tidak menggubris. Maklumlah, dia sedang sibuk sekarang dan tidak punya waktu hanya untuk membicarakan hal yang tidak penting.

‘’Keluar atau aku akan masuk ke dalam sana.’’ Tidak ada suara yang keluar dari mulutnya, wanita itu hanya membuka lebar mulutnya, agar si pria mengerti akan ucapannya yang terselip sebuah ancaman itu.

‘’Jadi, hanya itu yang mau kau sampaikan?’’ tanya pria itu setelah Alesya mengucapkan terimakasih. Ingin sekali Alesya memaki, tetapi dia berusaha menahan, karena bagaimanapun pria itu sudah menolongnya.

‘’Hhmm, sekali lagi terimakasih karena sudah menolongku dan maaf untuk hal yang terjadi tadi.’’ Pria itu tidak lagi menggubrisnya dan malah melangkah pergi begitu saja, benar-benar menyebalkan bukan?

Sekali lagi, Alesya berusaha menahan rasa kesalnya. Wanita itu menutup matanya selama beberapa detik, untuk meredakan rasa kesal. Setelah itu, dia berusaha tersenyum dan melangkah pergi dari sana.

Bersambung ....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!