*NN 3

"Ups. Iya, maaf." Nila lalu menutup mulutnya dengan satu tangan. "Aku juga lupa tadi. Lupa kalo ini kantor. Habisnya, kaget aku dengar apa yang kamu katakan. Kamu ingin dijodohkan, ini berita besar yang luar biasa lho, Nat. Mana dengan anak konglomerat ternama lagi. Tuan muda keluarga Murad yang cukup misterius. Uh, luar biasalah pokoknya."

Lagi-lagi, tanggapan Nila bikin Nata kesal dua kali lipat. Dia yang berharap dapat belas kasihan juga prihatin dari si sahabat, eh, malah sebaliknya. Si sahabat malah langsung senang tak ubah seperti yang kedua orang tuanya lakukan padanya.

Nata yang kesal pun langsung bangun dari duduknya. Dia ingin beranjak meninggalkan Nila, tapi Nila yang tahu apa yang Nata rasakan, langsung menahan tangan sahabatnya.

"Eit, mau ke mana sih, Nat? Kok malah pergi begitu aja. Kita kan belum selesai bicara, Nathalia."

Natha malah memberikan Nila tatapan tajam.

"Udah selesai. Karena kek nya, kamu itu bukan sahabat aku deh. Aku yang kesal dan sedih akibat perjodohan yang kedua orang tuaku buat, tapi kamu malah bahagia. Sahabat kek apa sih kamu ini, Nila?"

"Eee .... " Nila langsung memasang wajah bersalah. Sejujurnya, dia memang sangat senang dengan kabar perjodohan itu. Sangking senangnya, dia sampai lupa, kalau ini adalah perjodohan. Yang artinya, pemaksaan.

Sahabatnya paling tidak suka dengan pemaksaan. Karena itu, sahabaynya ini tentu sangat menolak perjodohan yang keluarganya buat.

Lah dia yang bahagia karena sahabatnya telah menemukan pasangan, lupa kalau pasangan itu tidak sahabaynya inginkan. Dia malah menunjukkan kebahagaiaannya itu secara terang-terangan. Hal yang sama sekali tidak boleh ia lakukan tadi sebetulnya.

'Aduh. Aku kok mlaah kebablasan sih,' kata Nila dalam hati. Dia pun terus memikirkan cara agat bisa membujung Nata.

"Kamu itu sahabat aku atau bukan sih, Nil? Heran aku sama kamu. Kamu sama keluargaku itu kek nya sama aja deh. Salah aku curhat ama kamu."

"Eh, jangan ngomong gitu dong, besti ku yang manis. Aku ... mm maafkan aku. Sebenarnya, ini gak burul kok, Nat."

"Gak buruk? Mkasud kamu?" Nata menatap tajam ke arah Nila. Tatapan itu terlihat semakin tajam akibat hatinya yang semakin kesal saja.

"Iya, gak buruk. Dengar penjelasan aku, Nat."

Nila lalu menjelaskan, kalau perjodohan ini juga bisa jadi keuntungan. Memang, Nata tidak suka dengan tuan muda itu karena tidak kenal sama sekali dengannya. Jadi, Nila menyarankan untuk Nata buat bertemu dengan tuan muda Murad yang bernama Nathan Murad Arwanda ini terlebih dahulu.

Selanjutnya, Nata bisa menjalin kerja sama dengan si tuan muda Nathan. Bukankah mereka sama-sama datang dari dunianmodern. Tentunya, perjodohan ini adalah hal yang paling tidak mereka sukai.

Nila beranggapan, kalau mungkin tuan muda Murad alias Nathan ini juga tidak setuju. Tapi terpkasa karena status yang ia miliki tidak memungkinkan untuk dirinya menolak. Sama halnya seperti yang Nata alami saat ini.

Jadi sepertinya, sama-sama bekerja sama adalah pilihan terbaik. Karena dengan bekerja sama, mereka akan bisa menjalani hidup dengan baik.

"Hah? Lo mikirnya kok gampang banget, Nil? Kerja sama? Maksud lo kerja sama gimana? Aku? Kerja sama dengan dia?"

Nata masih yidak mengerti dengan apa yang sahabtnya maksudkan. Meskipun sudah sahabatnya jelaskan secara rinci panjang kali tinggi kali lebar. Otaknya yang pusing karena menolak perjodohan, masih saja beku.

"Ya elah, nona Nathalia Wijaya Diningrat. Kamu ini gimana sih? Kok malah loading begitu aja. Sia-sia dong aku menjelaskan panjang lebar barusan," kata Nila dengan nada agak kesal.

"Kamu yang menjelaskan tidak jelas. Malah nyuruh aku berpikir dengan apa yang kamu jelaskan. Bagaimana bisa? Sekarang, aku sedang tidak ada mood buat mikir. Ya jadi, jangan salahlan aku kalo gak nyambung dengan apa yang kamu katakan." Nata malah memasang wajah tidak bersalah karena dia anggap dirinya emang tidak salah.

Hal itu langsung membuat Nila melepas napas kesal dengan kasar. "Heh! Memang aku yang salah. Aku itu sebenarnya ingin bilang, sebaiknya, kamu kerja sama dengan calon suami kamu. Kalian bisa bekerja sama dengan cara menikah pura-pura aja. Dengan begitu, kamu masih bisa melakukan apa yang ingin kamu lakukan. Sementara dia, juga bisa melakukan hal yang sama."

"Kalian tidak perlu menjadi suami istri ketika betdua. Hanya perlu bersandiwara saat kalian ada di depan orang lain saja. Bukankah itu lebih baik dari pada kalian hidup terpaksa?"

Kali ini, penjelasan yang Nila katakan langsung masuk ke dalam benak Nata. Sepertinya, dia langsung paham sekarang. Itu terlihat dengan wajahnya yang kini mulai cerah. Sebuah senyuman pun terlihat muncul dari bibir Nata saat ini.

Terpopuler

Comments

👁️‍🗨️eHa🦄

👁️‍🗨️eHa🦄

sambung

2023-03-17

1

Kanza Teodora

Kanza Teodora

ga bener ini bestie nya... tp ga apa sih membayangkan aja lucu kali ya... di depan orang bahagia...dibelakng musuh kaya tom and jery

2023-03-17

1

holipah

holipah

lanjut kak

2023-03-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!