Kenzo yang sejak tadi memang terus mengikuti Tiara karena khawatir, terkejut bukan main ketika melihat Tiara lompat ke dalam sungai. Kenzo langsung berlari mendekati sungai tepat ke arah Tiara melompat.
Kenzo melihat ke sekeliling, dia lantas menemukan Tiara yang sepertinya sengaja tidak mau menyelamatkan dirinya sendiri. Tanpa pikir panjang Kenzo langsung mengambil ancang-ancang untuk melompat menyelamatkan Tiara. Dia memperkirakan jarak yang tepat agar dirinya tak jatuh di atas Tiara.
Byurrr
Di tengah guyuran hujan yang belum reda. Kenzo berusaha menarik Tiara yang sudah pingsan tak sadarkan diri karena membiarkan begitu saja air masuk ke kerongkongan dan paru-parunya.
Untungnya Kenzo bertubuh atletis dan memang rajin olahraga. Jadi gerakannya sangat gesit, dia bisa menyelamatkan Tiara dan membawanya ke tepi dengan menarik pinggang Tiara, lebih tepatnya memeluk pinggang Tiara dan berenang dengan cepat ke tepi sungai.
Kenzo bahkan lebih dulu menaikkan tubuh Tiara ke tempat yang aman. Setelah memastikan Tiara aman, Kenzo lantas baru naik ke atas.
Pakaian mereka basah kuyup, seperti Kenzo bahkan juga sudah penuh dengan air. Tapi Kenzo tak memperdulikan hal itu, dia tak perduli dengan rasa rusak nyaman yang dia rasakan. Dia hanya fokus membangunkan Tiara dari pingsannya.
“Tiara bangun, Tiara!”
Kenzo terus memanggil nama Tiara tanpa henti. Dia bahkan menekan dada dan perut Tiara agar air yang masuk ke dalam kerongkongan dan perut Tiara bisa keluar.
Ketika Kenzo menekan perut Tiara, air yang ada di dalam tubuh Tiara. Yang masuk ke tubuhnya perlahan keluar.
“Uhukk uhukk!”
Tiara terbatuk, Kenzo dengan sigap memiringkan posisi Tiara agar semua air yang tertelan oleh Tiara bisa keluar.
Mata Tiara terbuka, ketika dia melihat Kenzo di sampingnya. Tiara langsung menangis.
“Kenapa kamu menyelamatkan aku? Kenapa tidak biarkan aku mati tenggelam saja!” Lirih Tiara yang begitu putus asa pada kehidupannya.
Kenzo langsung terdiam, dia benar-benar tak tega melihat Tiara dan semua yang terjadi padanya. Melihat gadis malang itu hanya bisa diam dan menangis ketika keluarga dan orang yang dia kasihi malah memperlakukan dirinya dengan kasar.
Tiara bukan tidak membela dirinya, tapi dia tidak mampu. Dia sudah berusaha, dia pun mengatakan setiap alasan yang dia lakukan pada keluarga dan kekasihnya, tapi mereka yang tidak mau mendengar dan hanya bisa terus menyalahkan Tiara.
Tangis pilu Tiara membuat hati Kenzo ikut merasa sakit. Karena terbawa perasaan, Kenzo pun tanpa sadar merangkul Tiara ke pelukannya.
“Cukup Tiara, jangan terus merasa sendirian. Aku bersamamu kan?” tanya Kenzo yang lantas membuat Tiara terdiam dan memandang ke arah Kenzo.
Kedua pasang mata saling bertemu, Kenzo mengusap lembut wajah Tiara yang basah karena air mata, dan juga air hujan.
“Ada aku, aku akan selalu bersamamu. Jangan pernah merasa sendirian, jangan pernah merasa kamu tidak di inginkan. Kalau bukan kita yang menghargai diri kita sendiri, siapa lagi Tiara. Jangan menyia-nyiakan hidup yang di berikan oleh Tuhan untukmu!”
Kata-kata Kenzo itu membuat Tiara menyadari kesalahannya. Tuhan sudah memberikannya kehidupan, betapa bodohnya dia sampai ingin mengakhiri hidupnya sendiri. Tangis Tiara makin pecah karena rasa sesalnya telah berbuat seperti itu.
Kenzo pun semakin memeluk Tiara dengan erat. Cukup lama mereka di sana, di bawah pohon besar itu. Sampai hujan sudah mulai reda, dan Kenzo mengajak Tiara untuk pulang.
“Itu seperti bukan rumahku, aku hanya akan di caci maki kalau pulang kesana dalam keadaan seperti ini!” keluh Tiara.
Dan itu memang benar. Dia kabur tadi juga karena Minah memarahinya sedemikian rupa sampai Tiara gak sanggup lagi menahan beban di hatinya. Dia di kampus bertengkar dengan Erik. Di rumah kedua orang tua angkatnya malah memarahinya seperti itu, menghinanya dan mengatakan segala kata-kata kasar padanya.
Padahal di rumah pun, dia sudah di perlakukan seperti pembantu juga. Tiara benar-benar sangat tertekan hari ini.
“Kalau begitu, kita pulang ke rumahku saja dulu. Kamu bisa pakai pakaian ibuku, sambil menunggu pakaian mu di cuci dan di keringkan. Bagaimana?” tanya Kenzo dengan lembut pada Tiara.
Tiara yang tadi sempat mengalami peristiwa yang tidak menyenangkan dengan kekasih dan keluarga pun merasa kalau apa yang sudah Kenzo lakukan padanya ini benar-benar sangat berarti.
Tiara menganggukkan kepalanya perlahan. Kenzo pun membantunya untuk berdiri. Mereka kemudian pulang ke rumah Kenzo.
Sampai di rumah Kenzo, Tiara pun di sambut baik oleh ibunya Kenzo yang memang sangat ramah dan penyayang. Ibunya bahkan membantu Tiara mencuci dan mengeringkan pakaiannya.
“Nak, keringkan dulu rambutmu. Biar ibu yang menunggu mesinnya, nanti kalau sudah berhenti biar ibu nyalakan lagi. Nanti kamu masuk angin loh!” kata ibunya Kenzo.
“Tanya sama Kenzo ya, hairdryer ada dimana!” lanjut ibunya Kenzo.
Tiara pun menuruti perkataan ibunya Kenzo tersebut. Saat dia mencari Kenzo untuk menanyakan dimana hairdryer berada, ternyata Kenzo sedang berada di dapur dan sedang membuatkan dua cangkir teh hangat.
“Kenzo, aku boleh pinjam hairdryer?” tanya Tiara pelan.
“Oh, iya. Ayo ikut aku, disini tidak ada sambungan kabel nya!” kata Kenzo yang memperlihatkan kalau semua peralatan sepertinya memang sudah terhubung dengan sebuah instalasi yang sudah di susun rapi.
Tiara mengikuti Kenzo, sampai langkahnya terhenti tepat di depan sebuah kamar.
“Ini kamar siapa?” tanya Tiara khawatir.
“Ini kamarku, tidak apa-apa. Saat kamu pakai hairdryer nya, aku akan keluar. Ayo!” kata Kenzo santai.
Dan benar saja, ketika Kenzo sudah menyiapkan hairdryer untuk Tiara. Kenzo lalu keluar dari kamar itu. Setelah beberapa menit kemudian, Tiara kembali ke tempat cucian bajunya. Dan ternyata pakaiannya sedang di setrika oleh ibunya Kenzo.
“Tante, aku saja!”
“Tidak apa-apa nak. Kamu makan dulu sana, Kenzo sudah menghangatkan makanan untukmu!”
Tiara benar-benar sangat merasakan suasana sebuah keluarga di rumah Kenzo ini. Suasana yang tak pernah dia rasakan di rumahnya. Selesai makan, Tiara berganti pakaian dan pulang di antar oleh Kenzo.
Kenzo bahkan bilang telah membawa ponsel Tiara ke tukang servis.
Di depan rumah Tiara, Kenzo pun berpamitan.
“Kenzo, terimakasih banyak!” ucap Tiara dengan mata berkaca-kaca.
“Hei, jangan bicara seperti itu. Kita kan teman, di antara teman tidak perlu mengucap terima kasih. Masuklah, sudah malam!” kata Kenzo.
Tiara pun masuk ke dalam rumahnya, dari luar Kenzo mendengar teriakan Minah. Kenzo hanya bisa menghela nafas berat mendengar suara Minah yang tak kunjung berhenti itu. Di luar, Kenzo hanya bisa berharap agar Tiara kuat menjalani semua ini.
***
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Elisabeth Ratna Susanti
maaf baru sempat mampir di sini 🙏
2023-06-07
2
@arieyy
sabar, sabar
2023-03-24
2
nacl
jangan tiara
kamu masih muda pacar modelan si erik masukin kresek buang jauh jauh
ga pantes diperjuangin
si meri juga musuh dalam selimut
kesian banget tiara💔💔💔
2023-03-19
2