Arya telah sampai di kantor, ia langsung masuk ke dalam ruangannya dan di sana sudah ada Tina yang duduk manis menununggunya. Tina adalah salah satu pegawai kesayangan Arya, semua orang yang bekerja di kantor ini tahu. Makanya tidak ada yang berani macam-macam dengan Tina, karena jika Tina mengadu pada Arya, maka nasibnya tidak akan baik-baik saja dan Arya juga bisa langsung memecatnya hari itu juga.
Arya yang bodoh punya istri cantik di jadikan pajangan, giliran wanita murahan seperti Tina di ratukan setiap saat, apapun yang Tina mau pasti akan di berikan dengan senang hati.
Saat Arya masuk ke dalam ruangan kerjanya, Tina dengan manja merangkul Arya bag cicak nemplok di dinding.
"Mas Arya, aku sangat Merindukanmu," katanya dengan nada manja dan sangat genit.
"Inikan sudah ketemu," jawab Arya dingin tak sehangat biasanya.
Tina terdiam, kok Mas Arya jawabnya dingin banget sih? Apa jangan-jangan sih Zahra sudah mulai meracuni otak Mas Arya aku sayang, ini tidak boleh terjadi!
"Mas, sudah sarapan belum?" tanya Tina, kali ini Arya sudah duduk di kursi kerjanya dan Tina duduk di Pangkuannya, sambil mengalungkan tangannya ke leher Arya.
"Belum," jawab Arya singkat.
"Kok cuek banget Mas," keluh Tina merajuk manja.
"Mas lagi banyak kerjaan Tin, kamu duduk di sofa! Mas mau urusin pekerjaan," kata Arya akhirnya Tina turun dari pangkuan Arya dan pindah duduk ke sofa.
Arya di sibukan dengan laptopnya, jari-jarinya sibuk dan kedua matanya fokus pada tulisan yang ia ketik, jika sedikit saja ada kesalahan maka akan kacau semuanya.
"Mas..."
"Nanti ajakin aku shopping ya, kan sudah lama aku tidak di ajak belanja," kata Tina tapi Arya hanya fokus pada laptopnya.
Tina memang sudah dekat dengan Arya dari sebelum Arya menikah dengan Zahra. Tina juga tahu kalau Arya sudah menikah tapi ya bodoh amat yang penting Arya dan hatinya tetap miliknya.
Lagian biarpun Arya sudah menikah, tetap saja aku yang di no satukan dan Zahra tidak akan bisa merebut Arya dariku.
"Mas, aku ngomong kenapa tidak di dangerin?" rajuk Tina dengan manja.
"Tin, aku sedang bekerja, kamu bisa tidak diam dulu!" seru Arya dengan nada agak tinggi.
Kata orang-orang yang sudah menikah di rumah itu sering kali tidak betah karena istri, tapi ini malah di kantor yang tidak betah karena ada renggekan sang kekasih hati.
Arya bergegas meninggalkan pekerjaanya, ia terlalu kawatir akan Tina dan takut Tina marah padanya, nanti urusannya bisa panjang seperti Tina.
Arya mengejar Tina, lalu saat sudah dekat dengan Tina, ia menarik tangan Tina dengan cepat.
"Tin, jangan marah!" pintanya pada Tina.
"Mas Arya galak, Mas Arya sudah berani membentak aku padahal aku hanya ingin pergi shopping saja," ranjuk Tina dengan manja.
Tina paling tahu kelemahan Arya, maka dengan mudah ia akan mendapatkan apa yang ia mau bahkan lebih.
"Sayang, Mas kan sedang kerja, lagian kamu..."
"Itukan Mas Arya marah lagi," meranjuknya semakin menjadi-menjadi. Sengaja karena ia tahu kelemahan Arya, pasti tidak akan marah lagi.
"Baik-baiklah, ayo pergi shopping!" akhirnya Arya mengalah dan langsung pergi mengajak Tina ke Mall.
Saat Tina merajuk ya Arya harus siap kehilangan kocek yang lumayan banyak. Padahal Tina dan Zahra cantikan Zahra, tapi mata Arya saja yang buta kenapa mau dengan Tina?
Ya begitulah kalau seorang laki-laki dia sering kali buta dalam Penglihatannya, sudah di kasih berlian yang mahal malah milih emas perak yang murhan bodohkan itu namanya.
***
Setelah selesai dengan semua kegiatannya Zahra yang sudah rapi ia siap pergi ke Mall untuk jalan-jalan dan tentunya menghilangkan rasa bosan karena hampir setiap hari hanya di rumah saja.
Zahra pergi ke Mall naik taksi sebenarnya ada mobil tapi supirnya sedang pada libur.
"Mba Zhara, mau kemana?" tanya Ibu-ibu yang sedang berbelanja sayuran.
"Iya cantik banget," sambung Ibu yang lainya.
"Mau jalan-jalan Ibu-ibu, daripada jenuh di rumah sendirian," sahut Zahra dengan sopan yang di iringi senyum kecil.
Zahra memang wanita yang ramah dan sama para tetangganya juga hubungannya baik.
"Hati-hati ya Mba Zahra!" kata Ibu-ibu dengan kompak.
Taksi akhirnya datang, Zahra masuk ke dalam taksi dan cus langsung menuju ke Mall.
Setelah Zahra berlalu pergi, Ibu-ibu saling menatap satu sama lain. Ya mereka pasti mau bergibah.
"Itu Zahra belum hamil juga," cetus Bu RT.
"Belum Bu, mandul kali," sahut salah satu Ibu-ibu.
"Nikah saja belum lama, mungkin memang belum di kasih," bela Ibu-ibu yang lainnya.
Dunia pergibahan itu sangat kecil, saat orangnya tidak ada pasti akan menjadi topik perbincangan hangat.
***
Sesampainya di Mall, kedua mata insan manusia saling menatap satu sama lain. Hati Zahra tiba-tiba bergumuruh saat melihat manusia yang tidak asing itu sedang merangkul mesra seorang wanita cantik dengan penampilannya yang seksi dan bajunya juga kurang bahan.
Saat melihat wanita yang selalu di sia-siakan Arya cukup kaget, tiba-tiba ia melepaskan rangkulan tangannya dari pundak Tina.
Tina kaget dan ia mengikuti arah pandangan Arya, ia juga kaget saat melihat wanita cantik yang tidak lain adalah istri sah dari Arya.
"Zahra..."
"Mas Arya..."
Keduanya saling menatap dalam-dalam, mereka tidak sengaja berada di toko tas wanita yang sama.
"Mas, dia siapa?" tanya Zahra ingin tahu.
"Emm ini adalah..."
Haruskah aku mengatakan pada Zahra? Lagian apa pentingnya? Inikan hidupku, Zahra hanya istri pajangan saja.
Bersambung
Terimakasih para pembaca setia
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Shinta Dewiana
wah...wah...wah....arya...awas ntar lo nyesal...
2023-08-07
0