Perjodohan dan Pilihan

Setelah mendengar semuanya dari sang Ayah dan juga melihat Mbak Desi setuju dengan perjodohan tersebut, dan juga Rey telah menyetujuinya, Ayah Rey sangat senang bahkan Ayahnya langsung bangkit dari pembaringan dan duduk di tempat tidurnya.

Ayahnya langsung memanggil Desi dan Rey seraya menyatukan kedua tangan mereka.

"Ayah mohon sama kalian berdua, kalian yang rukun, kalian harus harmonis dalam menjalani rumah tangga" Pesan Pak Atmaja.

"Desi, bagaimana dengan orang tua mu" Tanya Pak Atmaja.

"Saya sudah memberi tahu Ayah Ibu, dan mereka 2 hari lagi akan tiba disini" Jawab Desi.

"Baiklah kita tunggu kedatangan Orang Tua Desi dahulu, baru kita membicarakan kapan hari baiknya" Jelas Pak Atmaja.

Rey pun mengiyakan dan memeluk Ayahnya.

Ayahnya tersenyum bahagia membalas pelukan Rey.

"Rey permisi keluar bentar mau beli makanan sama minuman Yah, Ayah tunggu disini" Ucap Rey.

"Baliknya jangan lama Pak Rey, Banyak dokumen yang harus di tanda tangani." Pak Robi menyaut.

"Iya pak, Bayu ayo ikut" Ucap Rey sambil menguap ke Bayu.

"Eh iya Rey" Bayu terburu - buru.

Sesampai di luar ruangan Bayu pun langsung menepuk pundak Rey.

"Widih widih, Beruntung bener lu Rey, Udah dapat warisan, jadi pimpinan perusahaan, di jodohin pula sama cewek cantik macam Mbak Desi, Sempurna banget hidup lu Rey, Tampan, Kaya, Istri cantik lagi" Ucap Bayu.

"Yu, lu gak tau gimana mau pecahnya kepala gw ini, gw tadi malam abis main sama Vera, dan parahnya lagi gw yang ngambil keperawanannya" Jelas Rey.

"Seriusan lu Rey??" Tanya Bayu.

"Nih lu denger sendiri" Ucap Rey sambil menyerahkah rekaman suaranya.

Bayu pun mendengarkan suara dari hubungan mereka semalam dengan seksama.

"Wah luar biasa lu Rey bisa main sampai selama ini, gw 5 menit udah keluar" Tutur Bayu.

"Berarti lu udah kalah sama gw" Ucap Rey.

"Iyeee siap pak bos, sekarang saya siap jadi supir tuan" ucap bayu.

"Apaan sih, yaudah ayo beli makan, udah laper gw dari semalam belum makan" Lanjut Rey.

"Siap Tuan Muda" Jawab Bayu.

Seakan benar - benar melupakan sesuatu bahwa Rey telah melepaskan benih Cinta nya ke Mahkota milik Vera, Rey bahkan tak mengingat Vera sedikitpun.

Sekitar 20 menit berselang Rey telah kembali ke dan membawa makanan untuk mereka makan.

Tiba - tiba Handphone Rey berbunyi dan ternyata yang menelepon adalah Vera.

"Rey HP lu bunyi" Ucap Bayu.

"Biarin aja, ntar aja inikan lagi makan, terus mau ada kerjaan pula" jawab Rey.

"Udah gak apa - apa, angkat aja Rey" kata Mbak Desi.

"Ya Mbak, sebentar ya" kata Rey sambil berjalan keluar ruangan.

Rey pun sengaja menolak panggilan Vera dan langsung mengirim pesan berisi....

"Nanti dulu ya sayang, aku lagi sibuk ngurusin administrasi Ayah, ada Dokter juga"

Nyatanya Rey jelas - jelas berbohong.

Lalu Vera menjawab....

"Kapan Vera bisa jenguk Ayah Kak Rey ??" Tanya Vera.

"Kalau jenguk sekarang aku bisa ketahuan kalau dia pacar kau sama Mbak Desi, Kalau malam gak mungkin dia keluar Malam, Besok pagi dia sekolah, gimana ya?" Gumam Rey sendiri.

"Besok siang aja sayang, kamu dari pulang sekolah, soalnya hari ini Ayah belum di bolehkan di jenguk" Rey mengelak.

"Yah bener juga, besok siang kan Mbak Desi Kerja, Jawaban yang bagus" Pikir Rey lagi.

"Baik Kak, besok aja aku datengnya" Jawab Vera.

Kemudian Bayu datang memanggil Rey.

"Lama amat lu, Kebiasaan" Ejek Bayu.

"Iye, Bawel lu ah" Balas Rey.

"Noh lu di panggil calon Bini" Kata Bayu.

Rey pun masuk, dan disana sudah duduk Pak Robi beserta Berkas sebanyak 50 Lembar yang harus ditanda tangani.

"Sebanyak ini Pak Robi" Tanya Rey.

"Ini gak seberapa Pak Rey, silahkan duduk, dan ini Ballpoint nya" Kata Pak Robi sambil menyerahkan Ballpoint.

Rey pun mulai menandatangani setiap berkas yang tercantun nama nya. Sekitar 20 Menit Rey melakukannya sambil di jelaskan satu per satu lembar oleh Pak Robi.

Setelah selesei menandatangani berkas tersebut Pak Robi pun pamit pulang karena masih ada urusan lain yang harus dikerjakan.

"Rey..." Panggil Ayah Rey.

"Desi... Kemari" Memanggil Desi juga.

Keduanya kembali menemui Pak Atmaja.

"Desi, kamu kan udah terbiasa bantu bapak, kamu juga harus bantu Rey sebagai atasan dan juga calon Suami kamu yang nantinya menjadi suami kamu" Nasihat Pak Atmaja.

"Kamu juga Rey, Ada Desi dan Pak Robi yang bantu, jadi kamu tenang aja". Tutur Pak Atmaja.

Rey hanya bisa menjawab "Iya" dari setiap kata dan nasehat Ayahnya.

Di pikiran Rey masih sangat berantakan dan campur aduk, dimana di satu sisi dia harus menuruti permintaan Ayahnya, satu sisi lain dia belum sanggup dengan apa yang di pinta Ayahnya.

"Tenang aja Rey, aku akan bantu kamu dan semuanya" Desi tiba tiba mengeluarkan kata.

Rey kemudian menoleh ke arah Desi yang tersenyum.

"Aduh gw harus gimana, gimana dengan Vera, gimana dengan semua rencana gw, gw belum siap dengan semua ini" Batin Rey.

Terlihat Ayah Rey sudah tertidur, dan ruangan terasa hening tanpa suara karena masih merasa canggung.

"Rey, Ngopi yuk" Bayu memecah suasana.

"Boleh juga sih, Mbak Desi mau kopi juga?" Tanya Rey.

"Gak usah Rey, Desi gak biasa minum kopi, panggil nya juga jangan pakai Mbak lagi dong" Desi mencoba akrab.

"Heheh iya Des, tapi canggung sih" Tutur Rey.

"Ntar juga terbiasa Rey" Bayu menyahut.

"Yaudah, Aku sama Bayu keluar beli kopi dulu, Jagain Ayah ya?" Ucap Rey.

"Iya Rey" Jawab Desi.

Sesampai di kantin Rumah Sakit mereka pun memesan kopi dan duduk sambil mengobrol.

Di moment itu lah, tiba - tiba Bayu tidak sengaja melihat Vera masuk ke Rumah Sakit.

"Rey, Rey, Vera noh" Sentak Bayu.

"Haaah ??? Vera ??? Kejer Yu ajak kesini" Rey Panik.

Bayu dengan tergesa gesa menghampiri Vera.

"Eh Vera" Bayu menyapa.

"Wah kebetulan, Kak Rey dimana??" Tanya Vera

"Di kantin, ayok ikut" Ajak Bayu.

Bayu pun mengajak Vera ke kantin di mana Rey sudah menunggu.

"Vera ngapain kesini" Tanya Rey langsung.

"Vera mau jenguk Ayah Kak Rey" Jawab Vera.

"Kan aku udah bilang kalau Ayah belum bisa di jenguk Ver" Terang Rey.

"Vera kebetulan lewat sini, jadi sekalian mampir aja Kak, karena tau Ayah Kak Rey di rawat disini" Jelas Vera.

"Kamu habis darimana Ver?" Tanya Rey kembali.

"Dari rumah temen Kak, ngambil buku tugas, besok kan Senin kak" Jelas Vera kembali.

"Yaudah sekarang Vera boleh pulang ya, Kak Rey masih ada urusan" Ucap Rey.

"Tapi apa gak boleh jenguknya sekarang, Vera ikut ya, sebentar aja" Vera memaksa.

Rey yang panik jika harus satu ruangan dengan Pacar dan Calon Istri pun terus berusaha mengelak dan mencari alasan.

Tiba - tiba dari kejauhan nampak Desi terlihat berjalan kearah kantin mencari Rey.

"Heeey Rey, liat siapa yang dateng" Bayu berbisik ke telinga Rey.

Rey langsung reflek dengan menarik tangan Vera ke arah lain, sedangkan Bayu bergegas menghadang langkah Desi.

"Kenapa Sih Kak Rey? Kok buru - buru amat" Tanya Desi.

Rey bingung harus menjelaskan apa yang terjadi, sementara di sisi lain, Bayu pun di tanya oleh Desi tentang keberadaan Rey.-

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!