Hani dan Pensil Ajaibnya

Hani dan Pensil Ajaibnya

Bertemu Kakek Pengemis

"Sayang.. Mama berangkat dulu ya.. kamu baik-baik ya di rumah. Okey?" Pamit Lea pada putri semata wayang nya, Hani.

"Mama pulang nya sore kan, Ma? Gak malam-malam, hari ini?" Tanya Hani meyakinkan.

Remaja berusia sebelas tahun itu mengingatkan sang Mama untuk tidak pulang larut malam (lagi).

"Iya, Sayang. Mama janji, Mama akan pulang sore untuk temani kamu makan malam. Wish you all the best, dear.. mmuahh!" Pamit Lea kembali dan menuju mobil Mercedes merah milik nya.

Azalea pun melanjutkan acara sarapan nya lagi. Ia memandang sedih pada roti tawar yang berada di tangan nya kini. Menyesalkan karena sang Mama lagi-lagi pergi kerja dengan terburu-buru. Hingga ia tak sempat sarapan pagi dengan putrinya itu.

Tak berselang lama, Erik, ayah Hani, sekaligus juga suami dari Mama Lea turun dari anak tangga. Ia sedang mengancingkan lengan baju nya sambil berjalan terburu-buru pula menuju meja makan, tempat Hani kini duduk melihat gerak-gerik nya.

Erik lalu menyapa Hani, menyambar roti tawar, lalu melumuri nya dengan selai kacang. Aksi nya pun dinilai terburu-buru. Karena sama dengan sang istri, Erik pun hendak pergi menuju kantor.

"Papa gak duduk dulu? Temani Hani sarapan?" Tanya Hani penuh harap.

Erik menghadiahi Hani senyuman menyesal. Dan selanjutnya ia berkata dengan gaya seorang diplomat. Profesi yang memang telah dan masih ia geluti selama enam tahun terakhir ini.

"Terima kasih, Sayang. Papa harus ke kantor pagi-pagi sekali. Kamu nanti gak apa-apa kan berangkat diantar sama Pak Wahyu?" Tutur Erik sambil memberi Hani pandangan meminta maaf lagi.

"Ta..tapi Papa kan sudah janji mau antar Hani berangkat ke sekolah pagi ini!" Hani begitu vokal menyuarakan protes nya.

Erik segera menghadiahi kecu pan di pucuk kepala putri nya itu. Lalu menambahkan.

"Maaf, Sayang. Papa akan mengantarkan mu lain kali. Hari ini, Papa benar-benar dalam kondisi darurat sekali," imbuh Erik.

Lelaki itu lalu melayangkan pandangan nya sekilas ke sekitar.

"Mama mu sudah berangkat?" Tanya Erik sambil mengambil koper yang sudah dibawakan oleh salah satu asisten rumah tangga nya, Mia.

"Sudah, Pa.." jawab Hani dengan wajah murung.

Erik melihat ekspresi di wajah putri nya itu. Namun ia memilih untuk berpura-pura tak melihat nya.

Ada surat yang harus ia baca dan pelajari pagi ini di kantor. Ada surat yang juga perlu untuk ia tanda tangani, pagi ini. Ada banyak hal yang membuat nya sangat sibuk dan harus bergegas pergi sekarang juga.

Jadilah akhirnya ia harus mengorbankan wajah ceria Hani, dengan mengingkari janji nya untuk mengantarkan putrinya itu berangkat ke sekolah hari ini.

"Begini saja, Papa akan menjemput mu siang nanti. Kita setuju?" Tanya Erik akhirnya membuat janji yang baru.

Mendengar janji itu, Hani pun seketika menegakkan pandangannya lagi untuk menatap sang Papa.

"Sungguh, Pa?! Janji ya Pa! Jangan lupa lagi ya!" Tegur Hani mengingatkan Erik berkali-kali.

Bukannya kenapa. Tapi Erik telah sering kali membuat janji serupa. Namun ia sering pula melupakan janjinya itu. Pada akhirnya Hani akan merasa kecewa di penghujung hari nanti, karena menunggu kedatangan Papa nya yang ternyata lupa dengan janji untuk menjemputnya.

"Iya.. Papa janji. Papa akan menjemput mu. Nah. I have to go now, fella..love you!" Ucap Erik sambil mengusap sayang kepala Hani, sebelum akhirnya berlalu pergi menaiki mobil volvo hitam miliknya.

Hani kembali memperhatikan sosok Papanya yang pergi menghilang di balik pintu. Setelah itu, gadis itu berhenti mengunyah sisa roti dalam mulut nya selama beberapa saat.

Ia meratapi kesedihannya karena sering ditinggal sendirian di meja makan saat pagi, siang dan juga sore.

Mau bagaimana lagi?

Hania dalah putri tunggal dari pasangan Erik dan juga Azalea. Dan dengan kedua orang tua yang sama-sama sibuk berkarir, gadis itu tentu sering merasa ditinggalkan sendirian di rumah megah dua lantai milik nya itu.

Sejujurnya, jika bisa meminta. Hani lebih senang bila kedua orang tuanya tak terlalu gigih bekerja. Namun mereka memiliki waktu untuk menemaninya makan. Seperti ayah dan ibu nya Nuri.

Hani pernah berkunjung ke rumah Nuri, sahabat nya, dan mendapati kehangatan yang membuat nya iri dari keluarga sahabatnya itu.

Hani ingin bisa berbagi cerita dengan Mama.. atau menonton TV bersama dengan Papa.. ia ingin belajar memasak atau menjahit dengan Mama.. atau bisa juga ikut pergi memancing bersama Papa.

Hani begitu menginginkan kebersamaan dengan Mama Papa nya. Karena jujur saja. Di umur nya yang akan menginjak usia 12 tahun beberapa bulan lagi, remaja putri itu merasa hidup nya sungguh sepi.

Hani merasa kesepian sekali..

***

"Bibi Mia, Hani berangkat dulu ya.." pamit Hani pada salah satu asisten di rumah nya.

Usia Bibi Mia sendiri sebenarnya masih terbilang muda. Mungkin sedikit di atas usia Erik dan juga Azalea.

Aneh nya, Hani lebih merasa dekat dengan pembantu nya itu, dibanding dengan kedua orang tuanya. Mungkin karena segala kebutuhan harian Hani selalu disediakan oleh pembantu nya itu. Sehingga setiap harinya, Mia lah yamg sering bertukar kata dengannya.

"Baik, Non. Semangat belajar di sekolah ya, Non. Oh, ini bekal untuk makan siang nanti. Ada salad sama pizza sosis kesukaan Non Hani," tutur Bik Mia yang buru-buru menyodorkan tas bekal ke tangan Hani.

Hani melihat kotak bekal yang disodorkan oleh Bik Mia. Ia lalu mengambilnya dan segera pergi begitu saja, tanpa mengucapkan apa-apa.

Mia sendiri telah terbiasa untuk tak menerima meski hanya sekedar ucapan terima kasih dari majikan muda nya itu. Dan ia memaklumi nya, karena bagaimanapun juga statusnya di rumah ini hanya sebagai pembantu.

Mia pun membereskan sisa piring kotor bekas sarapan majikan muda nya tadi. Sementara itu Hani langsung masuk ke dalam mobil Mazda yang pintunya sudah dibuka oleh Pak Wahyu.

Hani tak perlu -sibuk menutup pintu mobil, karena Pak Wahyu, sopir pribadi nya lah yang kemudian menutup pintu nya.

Brak.

Hani langsung merebahkan punggung nya ke sandaran jok. Sementara pandangan nya kosong menatap pemandangan di luar jendela kaca mobil nya.

Perlahan, mobil yang Hani tumpangi pun melaju langsung menuju sekolah nya.

***

Di perjalanan, mobil yang membawa Hani ke sekolah sempat mampir ke pom bensin. Sambil menunggu mobilnya diisi bahan bakar, Hani membuka jendela di samping nya dan menatap keramaian di pom bensin sana.

Tak lama kemudian, seorang pengemis kakek-kakek yang sudah renta muncul di luar jendela Hani. Penampilan Kakek itu terlihat sangat kumuh dan juga lusuh. Hani bahkan sempat mencium aroma tak sedap dari tubuh kakek tersebut.

Remaja putri itu pun hendak menutup jendela mobil nya, namun sang kakek refleks menahan kaca jendela dengan tangan nya. Alhasil, Hani pun segera melepaskan tombol penutup kaca yang ia pegang.

"Cucu.. tolong lah Kakek, Cu.. kakek belum makan dua hari ini. Perut Kakek lapar sekali.. barangkali Cucu hendak berbagi sedikit saja rejeki kepada kakek..?" Mohon sang kakek begitu mengiba-iba.

Benak Hani langsung terbetik oleh rasa iba saat mendengar permohonan dari kakek tersebut. Sehingga tanpa pikir panjang, remaja itu pun menyerahkan selembar uang berwarna merah yang ada pada saku baju nya kepada sang kakek.

Gadis itu langsung memberikannya tanpa berkata apa-apa lagi.

Kakek tersebut lalu melihat uang seratus ribu yang baru saja ia terima dari gadis manis yang sepertinya adalah anak orang kaya itu. Wajah sang kakek langsung sumringah setelah nya. Dan ia langsung mengucapkan terima kasih berulang-ulang kepada Hani.

"Terima kasih, Cu.. terima kasih.. tapi bagaimana dengan Cucu nanti? Apa tidak apa-apa Kakek menerima uang Cucu sebesar ini?" Tanya Kakek itu kembali.

"Ambil saja, Kek. Hani bawa bekal makanan kok," jawab Hani sambil tersenyum tipis.

Wajah sang kakek pun kembali sumringah setelahnya.

"Kalau begitu.. ini.. tolong terima ini, Cu.. "

Sang kakek tiba-tiba saja menyodorkan sebuah pensil berukuran panjang, hampir 1,5 kali lipat ukuran panjangnya dari pensil 2B yang biasa, kepada Hani. Gadis itu tanpa pikir panjang langsung menolaknya.

"Gak apa-apa, Kek. Hani sudah punya pensil kok.." tolak Hani beralasan.

Kakek tersebut lalu, tiba-tiba saja mendekatkan wajah nya ke jendela kaca Hani. Dan entah kenapa, itu membuat Hani sedikit menjauhkan kepala nya dari jendela. Wajah sang kakek benar-benar terlihat lusuh sekali bila dilihat dari jarak dekat.

"Terima lah ini, Cu. Ini bukan pensil biasa. Ini adalah pensil ajaib! Dengan ini, Cucu akan mendapatkan banyak hal menarik yang Cucu inginkan! Tapi..sst... Rahasiakan ini dari siapa pun, ya Cu. Demi kebaikan cucu sendiri.." bisik sang Kakek kepada Hani.

Hani pun terperangah dengan apa yang baru saja didengarnya. Ia lalu memandang pensil yang tadi diletakkan oleh sang kakek ke tangan nya.

'Pensil ajaib? Yang benar saja..' pikir Hani tak percaya.

"Makasih, Kek. Tapi..???"

Hani celingukan mencari sang kakek. Yang entah sejak kapan, telah pergi menghilang dari tempat di luar jendela mobilnya.

Hani lalu menanyakan kepergian kakek tadi kepada Pak Wahyu.

"Pak Wahyu lihat kakek tadi pergi ke mana?" Tanya Hani saat sopirnya itu kembali masuk ke dalam mobil usai membayar biaya bensin.

"Kakek? Saya gak lihat ada kakek-kakek, Non.. kita berangkat ke sekolah sekarang ya. Non?" Ajak Pak Wahyu kemudian.

Sementara itu, Hani menahan diri untuk bertanya kembali. Tahu kalau ia tak boleh mengganggu konsentrasi Pak Wahyu saat berkendara. Karena itu hal yang membahayakan nyawa mereka.

Akhirnya, Hani memutuskan untuk melupakan kemunculan Kakek yang telah memberikannya sebuah pensil tadi. Dengan asal, ia memasukkan pensil itu ke dalam tas ransel nya. Dan gadis itu kembali menutup jendela kaca mobil nya.

Ccccttt..

"Pensil ajaib? Heh.. seperti cerita yang ada di film saja!" Gumam Hani dengan suara pelan.

***

Terpopuler

Comments

mom mimu

mom mimu

kak Mell aku baru engeh, ini diperbaharui lagi ya... aku nunggu yg udh di fav kemaren gak up up, ternyata udh di hapus lagi 😅✌🏻

2023-04-06

1

linda sagita

linda sagita

wah, ada kary Bru dr KK Mel🥰

2023-03-22

0

Senajudifa

Senajudifa

mampir kemari mel

2023-03-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!