Gadis itu tiba - tiba memeluk Taka yang ada disebelahku, dia memakai baju yang imut, kaos berwarna hijau serta memakai manset dibaliknya dengan celana pendek dan kaos kaki sepanjang betis. Jika dilihat sedekat ini, dia lebih kecil dari yang kukira, tapi itu wajar untuknya yang dalam masa pertumbuhan.
Lalu apa yang harus aku lakukan? Meninggalkannya? Tidak – tidak, itu tidak sopan. Bagaimana dengan menyapanya? Mungkin itu yang terbaik, tapi itu terlihat sedikit aneh, terlebih lagi aku juga tidak mengenalnya. Ahh, masa bodoh! Lebih baik aku memberi salam dengannya.
“Ha – halo.” Sapaku perlahan, mencoba untuk membuka perbicaraan nyaman dengannya.
“Ta – kyun, siapa dia? Dia orang asing bukan?”
Ah, dia menganggapku sebagai orang asing, itu sudah pasti. Aku terlihat menjijikkan, blak – blakan sekali.
Tapi sungguh, dia imut, matanya bulat berwarna hijau, bibirnya tipis, itu sangat sempurna dengan jepit rambut berbentuk bintang menempel di rambutnya yang hitam dan sedikit kehijauan. Itu mengingatkanku akan keindahan gugusan bintang di luar angkasa bebas, mungkin tidak sebanding jika mengiaskanya dengan bintang yang dapat menghiasi langit waktu malam.
“Asteria, dia teman sekelas kakak. Namanya Aoi Syafiqi, dia bukan orang asing tahu, minta maaf dan beri salam kepadanya.”
Perjelas Taka perlahan kepada adiknya, jika dilihat secara langsung dia benar benar menjadi seorang kakak.
“Baiklah….. Anu, Maaf aku kira kakak adalah orang asing." Liriknya dari balik pelukan Taka.
'I – imut! Dia seperti anak rubah yang baru keluar dari sarangnya, dia malu malu. Suaranya juga lembut, itu sangat lucu.' Sepatah kalimat yang muncul langsung sesaat mendengar suaranya.
“Ah, tidak usah dipikirkan hal itu. Kamu adiknya Taka ya? Senang bertemu denganmu!”
Sebentar, di – dia? Adik? Sedekat itu? Apakah itu hal yang umum sebagai pasangan adik – kakak? Berpelukan? Serius, itu sudah seperti sepasang kekasih, orang orang pasti beranggapan begitu, aku yakin dengan itu!
“I-iya, Aku adiknya Taka – niisan, namaku Asteria Hoshizora."
Imuttt, tidak! ini terlalu imut. Bisa bisanya Taka tidak pernah bercerita jika punya adik seimut ini.
“Iya….. Hoshizora – chan.”
“Baiklah ayo kita pulang bersama!” Teriak Taka dengan semangat.
Aku berpikir jika hubungan mereka lebih dari sekedar adik dan kakak, liat saja mereka. Bergandengan tangan saat berjalan diluar seperti pasangan kekasih.
“Ta- Taka, ini mungkin sedikit tidak sopan. Tapi apakah yang kamu lakukan dengan adik perempuanmu itu adalah sesuatu yang wajar? Ah tidak, maksudku bukannya itu sedikit memalukan?” Aku berbicara kepadanya dengan suara lirih.
“Hemm? Ini biasa kok! Aku dan Ta – kyun sudah sering melakukan ini. lagian Ta – kyun hanya milikku seorang.” Asteria yang mendengar itu langsung menjawabnya dengan tegas dan pegangannya semakin erat pada lengan Taka.
“Sudah sudah lagian Aoi tidak akan merebut kakakmu darimu.” Taka mengatakan itu sambil mengelus – elus kepala Asteria.
“Ini mungkin karena aku dulu belum pernah dekat dengannya, dan kami baru sering berkomunikasi baru baru ini.” Sambungnya.
“Baru baru ini ya? Jadi sebelumnya hubungan kalian tidak sedekat ini.” Timpalku kembali, aku sedikit kehilangan akal sehatku ketika menanyakan hal privasi itu.
“Benar, karena aku bersama kakakku di kota ini, sedangkan Asteria dan orangtuaku berada di luar kota. Asteria datang saat kakakku tiada, dan menemaniku hingga saat ini.” Waktu Taka mengucapkan itu raut wajahnya berubah, dia terlihat menahan kucuran air matanya dalam kantung matanya.
Aku merasa bersalah telah mengatakan itu, mungkin itu adalah kenangan yang paling dia cintai selamanya.
“Maaf, aku merasa bersalah karena bertanya soal itu. Aku sungguh minta maaf!”
“Ahhh, udah lah Ta – kyun! Sekarang kan Ta – kyun punya aku, karena itu jangan bersedih.” Ucap Asteria berusaha untuk menyemangati Taka.
Cahaya matahari yang terbenam menghiasi kami bertiga, sang surya telah menyelesaikan tugasnya dengan baik dan ingin mengakhiri hari dengan senyuman yang indah.
“Oh ya, kami akan mengadakan pesta kecil di malam akhir pekan. Cuma Aoi dan Yogairu, bagaimana? Asteria juga mau ikut?” tanya Taka kepada adiknya.
“Iya pastinya!” Asteria menyetujuinya dengan senang.
“Baiklah!” tidak tau mengapa, aku sangat senang mendengar itu. Seakan itu adalah hari yang akan kunanti seumur hidup.
“Ta – kyun… bolehkah aku ajak satu temanku….” Asteria mengatakan itu dengan suara yang lirih, itu sangat imut!
“Hmm, aku sih tidak masalah. Bagaimana dengan mu Aoi?” Jawab Taka sembari menatapku.
“Tidak apa! Bukannya semakin banyak semakin seru?”
Bulan mulai menggantikan Matahari yang telah bersinar sepanjang hari, pertemuan antara benda langit itu menciptakan langit senja berwarna kemerahan. Cukup indah untuk membuat seseorang bertanya – tanya mengapa jiwa serta hati kita tidak pernah sebebas itu.
......................
Hari yang ditunggupun datang, selama ini banyak hal baru yang kulakukan belakangan ini. Seperti-
1, Berangkat menuju sekolah bersama Taka dan adiknya.
2, Aku mulai dekat dengan mereka berdua (bermain game)
3, Tidak menyendiri waktu istirahat.
Selama aku bersama teman temanku, aku merasa banyak perubahan dari diriku. Ini terasa seperti lahir kembali menjadi seorang remaja dengan lingkungan baru.
Malam hari pun tiba, aku bersiap siap menuju rumah Taka.
Mungkin akan terjadi hujan malam ini, cuacanya juga mulai dingin. Untung saja aku memakai jaket dan Headset yang menhangatkan telingaku. Sebaiknya aku sedikit mempercepat langkahku, tidak lucu jika ditertawakan mereka ketika datang kehujanan dan basah kuyup.
Setelah berjalan beberapa menit, aku sampai di depan rumahnya. Ini memang kawasan komplek yang setiap rumahnya hampir sama. Tapi, aku tidak mungkin salah rumah karena sudah ada tulisan ‘hoshizora’ di pagarnya.
Aku melihat seseorang yang menunggu di depan pintu sambil melihat smartphone - nya, dia terlihat seperti Taka tapi dia sedikit berbeda dengan penampilan bebasnya.
“Permisi….” Aku mencoba untuk memberitahukan diriku jika sudah berada di depan rumahnya.
“Hai Aoi! Kenapa kamu diam disana? Kenapa kau tidak masuk?” Taka terkejut kemudian langsung membuka pagar rumahnya dan mempersilahkanku masuk.
Saat berada di ruang tamu, aku disambut meriah oleh mereka. Aku melihat gadis berambut ponytail berwarna ungu cerah disebelah Asteria, apakah dia adalah teman Asteria yang di ajaknya? Sangat imut, apalagi gaya rambutnya yang memberikan poin tambahan.
“Selamat datang niisan!” ucap Asteria dengan senyumannya yang imut.
“Lambat! Aku menunggumu sampai kopiku dingin bodoh!” Yoga mengatakkan itu sambil melempar boneka kepadaku.
Aku tidak heran dengan apa yang dia katakan, tapi melempar benda disekitarnya itu tidak baik.
“Ah Kumarokun!” Gadis berambut ponytail itu berteriak dan matanya mengarah kepada boneka yang kutangkap.
'Ha? Kumarokun? Boneka ini punya nama ya, ini pasti milik teman Asteria.' Gumamku memandangi boneka beruang dengan ukuran cukup besar dan pas di genggam diantara kedua tangan.
Sebagai pemilik dari benda itu, dia memanggilku lirih.
“Ni – nissan, Boneka, Milikku.”
Menggemaskan! Imut sekali! Dia mengatakannya dengan menundukkan wajahnya, ini berkah karena aku telah menangkap boneka ini. Tidak, Kumarokun! Terimakasih Yoga – kun!
“Ah, Ini milik mu ya, kalau boleh tau siapa namamu.”
Aku memberikan boneka itu dan mulai berbincang dengannya.
“Iya, terimakasih! Namaku Azuzi Namida.” Serunya sembari mengenalkan diri.
“Azuzi – chan ya, aku Aoi Syafiqi. Senang bertemu denganmu!”
“Baik Aoi – san!”
Dia gadis yang periang, Asteria dan Azuzi cukup imut untuk mereka yang masih SMP. Rasanya ingin kembali pada masa itu.
“Kalau sudah berkumpul semua, mari kita mulai!” teriak Taka sambil mengangkat gelas berisi sirup sebagai tanda jika pesta dimulai.
[[YA!]]
Kami pun memulainya dengan Game MOBA yang belakangan ini populer, aku sedikit tidak percaya jika Asteria dan Azuzi bermain game tersebut, bahkan mereka berdua berada di tingkat yang sama denganku.
Game ini cukup simpel, tujuan utamanya yaitu mengalahkan wilayah musuh dengan setiap karakter yang memiliki Ability khusus. Yang dimainkan oleh sesama player dengan sistem 5 vs 5 dan lamanya 1 pertandingan kurang lebih 20 menit sampai 1 jam.
Aku sungguh tidak percaya, hanya dengan bermain bersama sama. Aku bisa merasakan sensasi yang sangat berbeda saat aku bermain sendiri. Luar biasa!
Sudah cukup lama kami bermain, Aku dan Taka memutuskan untuk berhenti. Tapi Yogairu masih memaksa untuk melanjutkannya.
“Ayolah kalian, kita sudah memenangkan 4 kali pertandingan berturut turut, bukannya kita tidak terkalahkan? Ayo kita lanjutkan.” Ucap Yoga sambil menunjukkan layar Smartphonenya.
“Dasar, kamu tidak lihat Asteria dan Azuzi sudah mengantuk? Mari kita beristirahat sebentar.” Balas Taka dengan nada bosan.
Langit malam sunyi, angin berhembus membawa awan gelap yang menutupi keindahan langit. Cuaca semakin dingin, hujan rintik mulai turun, bulir – bulir hitam mulai meluncur turun dari mega hitam menuju bumi yang basah, dengan ditaburi suara petir yang bersahutan.
“Uwahh hujan! Pas sekali bukan? Mari kita lanjut menonton beberapa film!” Asteria mengatakannya seraya menunjukkan beberapa DVD.
Mereka semua tidak ada yang keberatan, termasuk aku. Kami melanjutkan pesta tersebut dengan menonton beberapa film Action. Udara dingin dan rintikan hujan menambah suasana kebersamaan.
Ditengah menonton film tiba tiba Yogairu mengatakan sesuatu.
“Sial, Jika saja kita punya kekuatan khusus seperti di ga-“
*Zlar
Tiba tiba kilat menyambar bersamaan dengan suara gemuruh nan keras dan diikuti listrik yang padam, membuat rumah ini gelap tanpa pencahayaan sedikit pun.
[[Aaaahhh!]]
Dua suara gadis kecil berteriak ketakutan, aku tidak tahu harus merasa beryukur atau keberatan untuk menolongnya.
“Tenanglah, rumah ini sudah terpasang lampu darurat. Tunggu sebentar ini pasti akan bekerja.” Ucap Taka untuk menenangkan situasi.
Lampu yang ada di tengah ruangan mulai menyala, itu adalah lampu darurat. Walau sedikit redup, ini bisa bertahan lama, dan cukup untuk menerangi satu ruangan.
“Baik – baik sudah cukup dramanya, selagi ini hujan mari kita lanjut nonton film horror!” Seloroh Yogairu sambil menyalakan Laptop miliknya.
Kami melanjutkannya dengan menonton film Horror. Untukku film itu sangat membosankan, itu benar benar tidak menyeramkan. Tapi aku sungguh berterimakasih dengan Yogairu, karena saat ini Azuzi menempel padaku, ini membuatnya jauh lebih baik.
Ini sudah sampai di akhir film, listriknya juga masih belum hidup. Aku melihat sekeliling, mereka semua sepertinya ketiduran. Aku juga mulai mengantuk, tapi akan aneh jika aku tidur disamping Azuzi. Jadi aku akan menunggu sedikit lebih lama.
Ah, sial. Mataku sangat berat, sedikit demi sedikit aku mulai memejamkan mataku. Tapi, saat aku sudah menyerah dan berniat untuk tidur. Terdengar suara gadis, aku yakin itu bukan Azuzi atau Asteria. Aku beranggapan itu hanyalah imajinasiku.
“Bagaimana jika setiap manusia memiliki kemampuan khusus seperti di game game pada umunya.”
Suara itu terdengar dengan jelas, itu seperti apa yang dikatakan Yogairu sebelumnya. Karena penasaran, aku memaksakan diri untuk membuka mata.
Aku melihat seorang gadis dihadapanku, dia melihatku dengan tatapan yang serius. Warna biru di mata dan rambutnya mengingatkanku dengan luasnya samudra dan indahnya langit, dia memakai jubah berwarna putih yang bersinar sambil menggenggam 2 bunga mawar yang berwarna biru dan merah. Dia nampak sangat mempesona di gelapnya malam.
“Hei, apakah kau mendengarku?” Tanyanya, pandangan serius itu tidak terbatas.
“I – iya.”
“Jadi bagaimana rasanya?”
“Apa maksudmu?”
“Sesuatu yang kuucapkan tadi, Bagaimana rasanya?”
'Apa yang dia maksud, aku tidak mengerti. Dia berkata jika manusia memiliki kemampuan khusus? Bagaimana itu mungkin, tapi aku merasakan sesuatu yang aneh dalam tubuhku. Aku merasa sedikit bebas dan bersemangat. Apa ini?'
“Dipikir secara rasional itu tidak akan terjadi dalam kehidupan nyata, tapi ini berbeda. Ini bukan Mimpi, tapi ini nyata. Aku merasa ini sangat aneh.” Lirik heran sendiri dengan situasi di tubuhku.
“Apanya yang aneh? Ini kehidupanmu bukan? Bukannya yang disana itu Taka dan adiknya, Asteria?”
Dia menunjuk ke arah Taka, dan aku melihatnya. Itu benar benar dia, aku masih tidak percaya ini. Bagaimana dia bisa tahu? Dan apa hubungannya dia denganku?
“Tidak! Ini hanyalah mimpi!” Sanggahku tegas.
“Hmm? Apakah kamu berpikir begitu, Aoi – kun?
“Sudah cukup! Jelaskan apa mau mu!”
Aku mulai kesal, hingga mulutku tak sanggup menahannya.
“Ara – Ara padahal aku sudah menyelamatkanmu loh, mengapa kamu bertindak begitu padaku.”
“Ha?! Menyelamatkan? Hentikan omong kosong mu!”
Balasan untuk teriakan itu adalah wajahnya yang semakin dekat dalam pandanganku.
“Omong kosong ya? Jadi biar aku jelaskan semuanya.”
Bersambung.....
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Sicily≧﹏≦
sekali winstreak harus main mulu sih wkwk
2023-06-29
0
Sicily≧﹏≦
kenapa ga digambarkan bintang aja yak? kan Hoshi itu bintang?
2023-06-29
1
Sicily≧﹏≦
thor.... nih adiknya brocon apa gimana?
2023-06-29
0