episode 3

Sudah seminggu berlalu, selama itu pula Danil tidak pernah menampakan batang hidung nya, banyak yang mengira bahwa lelaki itu patah hati akibat cinta nya yang di rebut oleh saudara nya sendiri

"berisik!!"bentak Gavin yang berdiri dari kursinya, ya walaupun bukan dirinya yanng jadi bahan gosip.. tetap saja pembahasan itu membuat nya merasa terganggu. Mata melirik satu persatu satu penghuni kantin dengan tatapan elang nya," mulut lo semua cuma di gunain buat nge gosip hah?!"

Tidak ada yang berani menatap Gavin kalo sedang marah begini, bisa-bisa mereka akan menjadi sasaran samsak, apalagi.. lelaki itu tidak pernah pandang bulu

Semua penghuni kantin hanya bisa menunduk takut, aura Gavin sangat menyeramkan

Gavin salah satu teman Arka yang paling tidak suka jika teman nya jadi bahan gosip, meskipun memang benar adanya

Sedangkan Arka? dia terlihat acuh, toh dirinya tidak perlu menghabiskan tenaga untuk membasmi para sampah, sebab ada Gavin yang akan maju lebih dulu

"duduk Gav, udah.. ga ada guna nya juga lo koar-koar begitu," Bayu memberitau teman nya agar tenang sedikit

Sikap Bayu memang sebelas dua belas dengan Gavin, namun yang membedakan nya, Bayu masih bisa menahan diri, prinsip seorang Bayu Trabumi.. jika orang itu sudah melebihi batas.. baru akan turun tangan

"huuuuhh," Gavin menghela nafas panjang

"cape?" Arka bertanya sambil terkikik

"capelah! sampe keringetan gini gue ngebela lo," ujar nya sambil mengelap keringat nya

"emang paling the best lah pokonya," tangan Arka sambil menepuk-nepuk pundak Gavin dengan bangga," padahal... biarin aja Gav, gue ga merasa terganggu ," ujar nya dengan santai

"iya lo ga terganggu! tapi gue yang emosi!" oceh Gavin," liat noh temen lo yang satu," dagunya yang mengarah ke arah Bayu

"kenapa lo natap gue begitu? naksir sama gue?"

"sorry gue masih normal, ga suka batang!"sarkas Gavin

"siapa tau kan," ucap Bayu sambil mengedikan ke dua bahu nya

Gavin melotot ke arah Bayu, seolah tatapan itu tanda memperingati

"yaelah Gav, canda gur mah... gitu aja baper," celetuk Bayu

Gavin hanya mendengus sebal dengan jawaban Bayu yang seenak jidat na

Arka hanya menggeleng pelan melihat tingkah kedua teman nya itu, kadang akur, kadang kaya orang kerasukan. Merasa heran, kenapa bisa dirinya di pertemukan dengan manusia seperti Bayu dan Gavin? Tapi ada untung nya juga si, meskipun begitu mereka tetap solid satu sama lain.

"Ar," panggil Bayu," si Ana udah beberapa hari ini ga keliatan, kemana dia?"

"paling ngehindar dari gue," ujar nya dengan enteng

"si Danil juga udah seminggu ini ga masuk sekolah, dia kenapa?kemaren pas kita kerumah lo juga.. dia ga ada ,"tanya Gavin

"bokap bilang nya kalo itu anak lagi jagain nenek di Amrik,"jelas Arka, karena memang benar papah nya memberitau bahwa Danil sedang pergi ke Amrik untuk menjaga nenek nya

"kenapa lo ga ikut?" Bayu ikut bertanya karena masih dalam sesi penasaran

"yeee ogeb! mana mau si Arka deketan sama si Danil," dengan gemas Gavin menoyor kepala Bayu

"biasa aja dong! gausah pake kekerasan!! bisa-bisa pala gue copot nih kalo terus-terusan lo toyor,"

"lebay lo!"

"diem!" Arka memperingati dengan intonasi rendah namun menyeramkan," gue mau cari Ana dulu," ujar nya yang langsung berdiri untuk meninggalkan kedua teman nya

"kemana?" tanya Gavin

"biasanya si di perpus," setelah mengucapkan kalimat itu.. Arka langsung melenggang pergi menuju perpus

~~

Suara decitan kursi yang menandakan ada seseorang yang telah duduk di depan nya, tapi.. tidak membuat seorang Ana menoleh ke sumber suara, ia tetap fokus dengan buku yang ada di tangan nya

ekhem

masih sama Ana tidak bergeming sedikit pun

"nih makan, lo pasti belum makan," Arka berucap dengan suara yang lembut, kemudian Arka menyodorkan makanan yang sempat ia pesan sebelum menemui Ana.

Ana tetaplah Ana, gadis itu yang tidak suka di ganggu oleh orang lain.. terlebih lagi Arka yang sudah membuat hidup nya menjadi tidak tenang ketika berada di sekolah

Semua membenci nya, mereka menganggap bahwa Ana perempuan murahan, apalagi fans fanatik Arka yang secara terang-terangan menampar hingga menjambak nya, dan tentu saja tanpa sepengetahuan Arka.

"di ajak ngomong itu jawab!" merasa kesal Ana tidak juga kunjung menyahut

Brak

Semua yang berada di perpus terlonjak kaget akibat ulah Arka yang menggebrak meja di depan nya dengan keras

"lo kenapa si hah?!" emosi nya sudah tidak bisa di kontrol, menghadapi Ana memang tidak bisa dengan cara lembut, perempuan itu seperti nya lebih suka di kasari

"Ar!"peringat Ana," ini perpus, jangan berisik! ganggu orang tau ga," Ana tidak suka dengan Arka, kedatangan lelaki itu mengundang kegaduhan

Berusaha untuk menahan diri agar tidak takut dengan Arka, namun tetap saja takut... aura Arka sekarang sangat menyeramkan

"sialan!" maki nya, Arka menarik tangan Ana dengan kasar, ia membawa nya pergi keluar dari perpus menuju rooftop

"sakit Ar, lepas," lirih nya menahan sakit akibat pergelangan tangan Ana yang di cengkram kuat oleh Arka

Setelah sampai di rooftop Arka menghempaskan tangan Ana dengan kasar, nafas nya memburu, tangan nya mencengkram rahang Ana dengan kuat dan menghempaskan nya kembali

Arka berusaha untuk tidak menyakiti Ana, tapi emosi nya terlalu menguasai

"huft," Arka mendekat ke arah Ana lalu membenarkan posisi rambut nya yang berantakan akibat ulah nya

Ana terisak menahan sesak, ia tidak kuasa menahan tangis yang sedari tadi dirinya tahan

"ini sakit hm?" mengusap tangan Ana dan juga dagu nya," maaf, " ucap nya melemah terdengar lebih lembut

Ana masih setia menunduk tidak berani menatap Arka yang berada di depan nya

"duduk," titah Arka yang membawa Ana menuju kursi kosong

Ana hanya menurut karena takut melihat Arka marah lagi," makan An.. ga gue kasi racun, jadi lo gaperlu takut," jelas nya," perlu gue suapin?"

Dengan buru-buru Ana memakan makanan itu sendiri," good girls," puji Arka sambil mengelus puncak kepala Ana," kan enak kalo lo nurut .. gue ga perlu melakukan kekerasan sama lo"

"mulai sekarang harus menggunakan aku-kamu, jangan pake lo-gue," Arka kembali berujar

"gak!" tolak nya mentah-mentah

"gamau hm? menurut kamu... apa yang pantes buat menghukum Danil?" tanya Arka dengan seringai tipis

"oke deal!" Ana menyetujui permintaan Arka, sebab ia tidak mau Danil menjadi sasaran nya

Arka tersenyum kemenangan, ternyata kelemahan Ana adalah Danil, jadi... jika Ana tidak mau menurut? maka Danil yang akan menjadi tameng nya

Terpopuler

Comments

Ulil

Ulil

ku kasih vote mau gk

2024-02-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!