"Cih, rasanya asin dan tidak enak di mulut!" geram Arland membuat Kania reflek mencobanya.
Memang asin, tapi tidak begitu asin sampai harus diludahi. Menurut Kania itu masih enak di makan.
Menarik masakannya, Kania putuskan untuk memakannya sendiri saja.
Melihat itu Arland tiba-tiba bertambah geram dan tak tahan.
Bram!
Makanannya jatuh, mangkuknya bahkan setelah direbut dan dihempaskan oleh Arland dengan kasar.
Tidak hanya itu, Arland juga tak segan membuang semua masakan lain yang dihidangkan di atas meja. Kemudian menarik Kania dan memaksanya naik ke meja. Arland mencengkram rahangnya, mengunci kedua tangannya, sehingga Kania tak berdaya melawan. Selain hanya melakukan pemberontakan kecil yang bisa dia lakukan.
"Le-lepass, apa yang kamu lakukan?!" tanya Kania panik sambil memberontak.
Namun tentu saja, Arland tak menjawab. Tak leluasa memberi perhitungan pada gadis itu di atas meja. Dia lantas memikulnya dan membawanya ke areh kolam renang.
Byurr!!
Keduanya langsung masuk ke sana, tapi tentunya Arland terjun untuk melanjutkan keinginannya.
Menenggelamkan kepala Kania yang bahkan belum sempat bangkit. Kemudian menarik rambutnya ke permukaan. Begitu seterusnya sampai dia puas.
"Ini perhitungan, karena kau sudah menjadi perempuan bodoh. Berani-beraninya menghidangkan makanan sampah!" kata Arland sambil melepaskan Kania dan pergi dari sana.
Sementara itu, Kania tampak terlihat syok dan bergetar. Dia mengambil nafas sebanyak-banyaknya sambil berenang ketepian.
Dengan sisa tenaganya, Kania naik kepermukaan. Duduk di sana di tepian kolam, lalu menangis dengan air mata yang melimpah meski tanpa suara.
Hatinya benar-benar sakit diperlakukan buruk seperti beberapa menit lalu. Bagaimana karena masalah sepele suaminya begitu tega menghukumnya kejam begitu.
➡➡➡
Arland bahkan sudah selesai mengganti pakaian dan Kania belum juga menyusulnya. Kenyataan itu membuatnya sedikit merasa cemas.
Kembali ke area kolam renang dengan langkah lebarnya, kemudian menemukan Kania duduk di tepi kolam sambil menekuk lutut dan memeluknya.
Pria itu berdecak dan membuat Kania mengangkat kepalanya. Sampai membuat Arland menemukan lelehan air mata di pipinya.
"Dasar gadis cengeng. Kenapa kau mudah sekali menangis, hah?!" geram Arland yang sama sekali tak berani Kania tanggapi.
Gadis itu bahkan keliatan takut hingga perlahan mundur. Hampir saja kembali terjatuh ke dalam kolam kalau saja Arland tidak segera datang dan sigap menariknya.
"Kau mau berenang lagi bodoh?!" geram Arland dengan kasar dan kemudian memaksa untuk menggendongnya ke kamar.
"Sial. Kau benar-benar istri bedebah yang membuatku harus kerepotan!!" geram Arland.
➡➡➡
Kania terbangun ketika tidurnya cukup. Dia langsung meraba perutnya seketika saat merasa lapar.
Turun dari sofa, Kania langsung mencuci muka ke kamar mandi dan menggosok gigi. Barulah kemudian dia ke dapur untuk sarapan.
Namun langkahnya terhenti melihat Arland ada di sana sedang sarapan. Jujur dia masih takut dengan suaminya itu, dan mengingat kejadian semalam Kania menjadi sangat gemetar.
"Kenapa masih berdiri di sana. Kemarilah dan sarapan bersamaku," panggil Arland menyadari kehadiran Kania.
Mendengar itu bukannya menghampiri, Kania yang takut malah mundur dengan perlahan.
Brak!! Arland tiba-tiba saja menggebrak meja.
"KEMARI BODOH!" teriak Arland dengan keras dan juga penuh peringatan.
Masih tak melihat Kania menurut, Arland dengan cepat bangkit dan menghampirinya. Menarik istrinya itu ke meja makan dan mendudukkannya ke kursi dengan paksa.
"Makan!" kata Arland menyodorkan sarapan berbentuk bubur ayam yang dihidangkan di atas mangkuk.
Dengan gemetar Kaniapun menurut, tapi karena begitu lambat, Arland menjadi geram dan mengambil ahli buburnya.
"Buka mulutmu lebar-lebar!" tegas pria itu sambil mencengkram rahangnya Kania, sampai membuat gadis itu mau tak mau membuka mulutnya cukup lebar.
Kemudian dengan kejam Arland menyuapinya dengan kasar. Memaksa Kania makan dengan cepat.
Ketika sudah selesai, Arland sigap membersihkan sisa buburnya di sekitar bibir Kania. Menyekanya dengan kasar sampai gadis itu harus meringis.
"Sekarang giliranku!?" seru Arland sambil kemudian kembali ke tempat duduknya dan menanti Kania yang ganti melayaninya.
"Ayo cepatlah, jangan kembali membuatku marah!" peringat Arland.
Kania mengangguk paham. Kali ini dia melakukannya dengan cukup baik sesuai harapan Arland. Mungkin karena tak mau membuat pria itu marah.
➡➡➡
Kania kembali menangis di kamarnya. Dia meratapi nasibnya dan perlakuan kasar suaminya. Ini baru beberapa hari, belum berganti bulan ataupun tahun. Lalu sanggupkah ia menjalani hari-hari yang kian menyiksa.
Kania mengusap pipinya yang sembab. "Tidak. Aku tak boleh lemah seperti ini. Aku harus melawan suami kejam itu. Dia tak berhak memperlakukan aku seperti ini!"
Namun omongannya itu hanya sebatas seruan. Membayangkan dan mengingat Arland begitu buas menyiksanya, Kania tak berdaya untuk melawan.
Pada akhirnya gadis itu ketiduran dan bangun saat sudah hampir siang.
"Nyonya. Tuan ingin makan siangnya segera diantar secepatnya!" kata Bi Surti memberitahu.
➡➡➡
Beruntung siang itu tak ada drama sama sekali. Kania merasa beruntung karena tak bertemu suaminya siang itu.
Arland sedang rapat ketika dia mengantarkan makan siangnya, dan Kania menggunakan hal itu untuk cepat pergi dari sana.
Mengingat dia sudah tak punya HP, karena di rusak suaminya kemarin pagi, Kania putuskan untuk membeli itu dengan tabungannya.
"Pantas saja kamu sulit dihubungi sayang, ternyata kamu baru ganti HP?"
Tiba-tiba sebuah suara terdengar dari belakangnya dan spontan hal itu membuat Kania kaget.
"Keenan!" seru Kania dengan reflek.
"Iya, Nia. Ini Aku Keenan kekasihmu, aku baru kembali semalam dan bisa di sini karena habis rapat di restoran sana. Apa kau tidak merindukanku, kemarilah beri aku pelukan!" seru Keenan sambil tersenyum senang.
Kania hendak melakukan itu, berjalan melangkah, tapi kemudian dia tiba-tiba diam.
'Kenapa Mas Arland ada di sini?' batin Kania kaget setengah mati.
Tak boleh sampai bertemu gadis itu mundur dan berlari menjauh.
"Kania!!" ujar Keenan setengah berteriak.
Hal itu menyebabkan Arland yang tak asing dengan nama yang dia teriakkan pun menoleh, dan menemukan istrinya sedang berlari.
'Oh, jadi gadis tidak tahu diri itu selingkuh di sini!' geram Arland membatin.
"Tunggu kamu mau kemana?!" teriak Keenan kembali dan itu membuat Arland semakin geram saja.
'Tunggu saja nanti! Aku akan memberimu pelajaran yang tepat, agar lain kali kau tak berani berselingkuh!!' geram Arland semakin mengepalkan tangannya.
Tadinya dia memang rapat di restoran yang ada di mall dan sudah berakhir. Dia ke area toko konter berniat membeli HP untuk Kania. Teringat akan HP gadis itu yang dia rusak sampai tak bisa dipakai.
Tapi sekarang dia malah menemukan sesuatu yang membuatnya geram. Istrinya selingkuh di depan matanya sendiri.
"Aku tidak akan memaafkanmu, Kania. tunggu saja kita bertemu di rumah!!"
➡➡➡
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments