Arland dan Kania segera keluar hotel dan kembali ke rumah pribadi Arland. Mereka langsung ke sana bahkan tanpa sarapan terlebih dahulu.
Begitu sampai, Arland langsung memerintah Kania untuk membuatkan sarapan untuknya.
"Buat yang enak jangan makanan sampah yang hambar atau kurang bumbu," kata Arland dengan bossy.
Sebenarnya Kania memang bisa memasak. Hanya saja bisa memasaknya untuk hal yang sederhana, menumis dan memasak mie instan saja, hanya semacam itu dan yang lainnya dia tak bisa.
Oleh karena itu, Kania tak yakin bisa memenuhi ekspektasi dari suaminya. Ingat makanan jaman sekarang bisa dipesan online, Kania pun memesannya di toko online kepercayaannya.
Tak lama seorang kurir datang dan Kania segera mengambil pesanannya. Menaruhnya ke atas wajan untuk memanaskannya supaya lebih hangat. Kania bermaksud untuk menipu suaminya.
"Ini bukan masakan kamu, tapi kamu pesan?!" tanya Arland sambil menatap tajam.
Kania meneguk ludahnya kasar, kaget karena sudah ketahuan.
"Jadi kamu tidak mau?" tanya Kania memberanikan diri.
Karena merasa lapar juga dia menarik piring makanan milik Arland dan dengan cepat memakannya.
"Hey, apa yang kau lakukan?" tanya Arland cukup terkejut dengan reaksi Kania.
Bahkan setelah berkata demikian, istrinya itu tetap saja lanjut memakannya tanpa mau menjawab pertanyaannya.
Karena pernikahan yang tidak dia inginkan, Kania beberapa hari terakhir jarang makan. Bahkan setelah seharian pesta, hampir tak ada makanan yang masuk ke dalam tubuhnya selain hanya air mineral dan juga vitamin.
Tentu saja karena hal itu, Kania sangat kelaparan dan begitu Arland memperlihatkan gelagat penolakan pada nasi goreng yang dia pesan. Kania tak menyia-nyiakan kesempatan itu dan langsung memakannya lahap.
"Dasar istri sialan. Apakah kau tak punya malu, makan sendiri bahkan sampai tak mendengarkan perkataanku!" geram Arland muak dengan hal itu.
Namun Kania yang sudah kelaparan walaupun sakit hati, dia tak menghentikan acara makannya. Menulikan telinga demi kebaikan lambung.
Tak tahan dengan hal itu, Arland segera bangkit dan bergegas segera pergi dari rumah. Dia ingat masih punya pekerjaan penting yang harus segera di selesaikan.
"Oh, jadi begini caranya menghadapi tuan paling benar dan suka seenaknya itu. Dengan cara mengabaikan ucapannya dan menganggapnya angin panas. Hm, bagus juga, karena pada akhirnya dia yang lelah mengoceh panjang segera pergi dari sini!" seru Kania sambil memperhatikan kepergian suaminya dengan senang hati.
Sungguh siapa yang tahan dengan pria seperti itu. Suka sekali menilai orang dan berkata kasar.
➡➡➡
"Sayang waktunya makan siang!" seru Lyra datang ke kantornya dan menghampiri Arland saat ini.
Jujur saja sebelum kejadian itu, dimana dia memergoki Lyra main panas dengan selingkuhannya. Arland sangat senang dengan perhatian Lyra yang demikian ini.
Namun setelahnya dan sekarang ini, Arland masih muak. Dia hanya belum menunjukkannya saja, karena berpikir mungkin lebih baik memberi perhitungan pada perempuan rendahan itu dengan main cantik. Memukul tanpa menyentuh, begitulah sistem rencananya.
"Kamu mau makan siang sekarang sayang?" tanya Lyra bersikap tenang seolah-olah tak terjadi apapun dengannya dan Arland.
Namun memang dia tak tahu bukan, kalau Arland sudah mencium atau melihat perselingkuhannya.
"Maafkan aku, Lyra. Mungkin nanti saja. Bisakah tinggalkan aku sendiri, karena aku harus menyelesaikan pekerjaanku secepatnya!" seru Arland, karena benar-benar muak ada Lyra dihadapannya.
"Sayang, kenapa kau selalu seperti ini sih? Selalu lebih mementingkan pekerjaan daripada kesehatan. Sebenarnya tak masalah jika kamu tak mementingkan aku, tapi kumohon jangan terlalu memaksakan diri. Aku tak mau kamu sampai sakit," jelas Lyra begitu perhatian.
Jika dulu dia senang dengan perhatian itu, kini dia malah terdengar jijik.
"Tolong jangan seperti ini Lyra, aku benar-benar sibuk. Pergilah!" ujar Arland dengan tegas mengusir kekasihnya itu.
Sungguh walaupun mau bermain cantik untuk memberinya perhitungan, Arland juga merasa tak cukup kuat menahan diri jika Lyra masih bersikeras berlama-lama di sana.
"Hm, baiklah. Kau ini memang selalu begini. Lebih sayang pekerjaanmu ketimbang aku!" seru Lyra sambil dengan tak terduga memberi kecupan di pipi Arland.
Perempuan itu lalu pergi setelah melakukannya, sementara Arland yang sudah dikecup dibagian pipinya tanpa bisa dielak itu, setengah berlari masuk ke dalam toilet yang ada di ruangnya dan dia segera membersihkan pipinya itu, seperti sedang membersihkan kotoran saja.
"Sial. Perempuan tercemar itu berani-beraninya melakukan ini padaku!" geramnya dengan tak terima.
Tak lama setelah selesai mencuci pipinya yang habis di kecup opeh Lyra itu, Arland segera mendapati notifikasi yang membuatnya geram.
Tak bisa menahan diri dia segera menghubungi asisten pribadinya. "Riko tolong segera blokir kartu debit ku yang ada di Lyra. Secepatnya!" tegas Arland karena tak mau uangnya terpakai oleh perempuan rendahan seperti Lyra.
Tak hanya itu, dia juga tak bisa tinggal diam setelahnya. Entah mengapa dia jadi terpikirkan Kania istrinya. Memikirkan perempuan itu dan membuatnya sampai menghubungi Bi Surti karenanya.
"Katakan pada perempuan itu supaya segera datang ke kantorku dan membawakan makan siang!!" ujarnya dengan bossy.
Tanpa sadar dia malah ingin melihat istrinya secara langsung untuk melampiaskan kekesalannya.
Namun kemudian saat Kania sudah di sana sambil membawa makan siangnya, Arland malah mengusap wajahnya kasar.
"Ini bukan masakanmu, tapi Bi Surti!" serunya sambil kemudian dengan sigap melindungi makan siangnya itu dari terkaman Kania.
Jujur saja Arland masih trauma dengan insiden tadi pagi, dimana saat dia mengucapkan kalimat yang mirip Kania langsung menerkam makanannya.
"Mau masakan Bi Surti atau aku, apa bedanya? Bukankan itu sama-sama makanan dan bisa di makan?" balas Kania memberitahu.
"Jangan sok tahu kamu!" geram Arland.
Kania menghela nafas dan walaupun berpikir suaminya akan marah, tapi dia berniat jujur saja.
"Aku tidak bisa memasak. Mungkin bisa, tapi aku cuma bisa memasak masakan simpel. Mie instan misalnya. Apakah kamu mau?" kata Kania menjelaskan.
"Cih, sialan. Istri macam saja yang sudah aku dapatkan ini. Ternyata memasak saja tak bisa!" kesal Arland tak menyangka fakta itu.
"Tapi Kania, aku suka perempuan yang bisa memasak. Belajarlah dan ambil kursus memasak!" seru Arland menambahkan sembari memaksa Kania melakukan apa maunya.
Tak langsung menjawab, Kania malah menelusuri seisi ruang kerja suaminya itu, lalu menemukan tupperware makanan yang mungkin ada isinya.
"Itu apa?" tanya Kania penasaran.
Arland ikut menoleh dan menemukan makan siang dari Lyra ada di atas mejanya.
"Memangnya apa yang kau lihat?" tanya Arland balik, tapi dengan ketus dan sampai membuat Kania menghela nafas.
"Mungkinkah itu bekal makan siangmu, tapi dari--"
"Hentikan pikiran bodohmu, itu makanan hewan untuk binatang!" potong Arland membuat Kania berpikir keras.
'Hewan dan binatang apa bedanya?!' batin Kania heran sendiri dengan perkataan suaminya.
➡➡➡
TBC
➡➡➡
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Nina Har
lanjutkan lg dong thooor
2023-03-20
1