Bab 5

Setelah dari kamar adiknya yang menimbulkan kecanggungan kini Kaira berdiam diri di kamarnya. Kaira menghabiskan waktu hanya untuk leyeh-leyeh manja karena tak ada kegiatan yang berarti setelah acara pingitan di layangkan, hingga tanpa terasa Kaira tertidur setelah sempat membalas pesan dari Pak Dito yang mengatakan akan datang ke Jakarta beberapa hari lagi.

Sedangkan para bunda nampak antusias dengan acara pernikahan anak mereka yang akan digelar . Keduanya kini sedang berada di butik untuk memesan beberapa baju pengantin yang akan di kenakan untuk acara pernikahan beberapa hari lagi serta seragam untuk keluarga inti. Mereka tampak antusias dan begitu bahagia sampai Ceri tak menyangka jika akan berbesan dengan Sella yang dulu sempat di cintai oleh suaminya, apalagi Papah kandung Regan yang sampai mati masih mencintai calon besan.

"Besok biar mereka coba gaun pengantin pilihan kita, mudah-mudahan keduanya cocok." Sella dan Ceri memutuskan untuk mampir ke chofee shop untuk menunggu para suami datang menjemput.

"Iya mungkin sorenya Regan akan datang, biar sekalian mengantar Kaira pulang. Oh iya Sel kamu tau isi dari kotak yang Regan kasih kemarin? aku sama Tio tuh penasaran dan takut Regan membuat ulah. Kamu tau sendiri kan sejak dulu Regan selalu membuat Kaira kesal, aku takut Kaira marah seperti dulu." Ceri menghela nafas berat mengingat ulah Regan dulu yang membuat dia tidak enak hati dengan Sella dan Dimas.

"Tenang saja Cer! Regan itu mantu idaman, dia mempersiapkan luaran sampai dalaman. Perhatian sekali kan Cer? bisa pas lagi dengan ukuran dadanya Kaira." Sella begitu sumringah, berbeda dengan Ceri yang tercengang di buatnya. Dia tidak habis pikir begitu mudah anaknya memberikan sesuatu hanya dengan melihat padahal bertanya bahkan menyentuh pun belum pernah. Ekstrim sekali Regan ini, ingin rasanya Ceri mengamuk pada putranya. Sudah di pastikan Kaira akan risih jika bertemu dengan Regan.

Sampai di halaman rumah, Ceri buru-buru keluar dari mobil tanpa menunggu Tio membukakan pintu.

Melihat istrinya yang sejak tadi hanya diam, dengan wajah memerah, Tio segera mengikuti langkahnya hingga berhenti di depan kamar Regan. Ceri tau Regan sudah sampai di rumah karena melihat mobilnya sudah terparkir rapi di garasi.

Ketukan pintu membuat Regan yang ingin masuk ke dalam kamar mandi mengurungkan niatnya dan segera membuka pintu. Dia pun penasaran dengan siapa yang berada di luar kamar, mengetuk dengan tidak santai.

"Ada apa Mah? Kok tumben mengetuknya begi_" belum sempat Regan meneruskan ucapannya sang Mamah sudah lebih dulu menjewer telinganya membuat Regan meringis kesakitan. Tio pun yang sejak tadi hanya diam di belakang istrinya di buat tercengang dengan apa yang Ceri lakukan. Pasalnya sang istri jarang marah dan ini sampai bar-bar membuatnya bertanya-tanya dengan apa yang dilakukan oleh putranya.

"Kamu ini bener-bener ya Regan, beruntung Kaira nggak minta membatalkan pernikahan. Mamah klo jadi dia sudah mamah pikir lagi mau menerima kamu apa nggak. Kamu ini belum menikahi tapi sudah paham sekali ukuran dada Kaira. Semesum itu ya kamu, mamah nggak pernah ya ngajari kamu seperti itu, atau jangan-jangan otak kamu kotor ya Regan? Dengan melihat kamu sudah bisa menebak ukuran dada milik Kaira!"

Lagi-lagi Tio di buat tercengang dengan kelakuan putranya, dia saja sampai sekarang belum pernah membelikan Ceri barang keramatnya tetapi Regan sudah berani membelikan Kaira yang notabene baru calon istri. Mengukur dengan apa dia? Tio melihat kedua telapak tangannya yang membentuk ukuran yang setiap malam ia jamah. Tio heran putranya begitu pintar hingga begitu mudah menebak milik wanita.

Ceri benar-benar kesal dengan Regan namun setelah puas marah-marah dia segera melepaskan telinga Regan yang sudah memerah hingga Regan bisa bernafas lega. Regan hanya menggelengkan kepala melihat Mamahnya yang begitu marah, hal sepele baginya namun begitu besar menurut Mamah.

"Kenapa harus marah-marah sich Mah? Aku tuh nggak menyentuh apa lagi melakukan tindak di luar batas. Itu wajar Mah jangankan Kaira, punya Mamah, Rayya, dan Retha saja Regan tau Mah. Milik mamah 36C kan Pah?" tanyanya santai namun sedetik kemudian Regan mendengar suara pekikan begitu kencang yang membuatnya  segera menutup telinga dan menutup pintu setelah di kiranya tidak aman.

tok

tok

tok

"REGAN !"

Regan menghela nafas berat mendengar teriakan kedua orang tuanya, dia memilih berendam dari pada memusingkan perkara dalaman. Baginya itu hal biasa untuk menunjukkan rasa perhatiannya dan sayangnya pada Kaira, hingga mampu mengenalnya lebih dalam bukan karena tingkat kemesuman seperti yang di ucapkan oleh Mamahnya, tetapi sesaat kemudian Regan teringat akan ucapan Mamahnya tadi dan sedikit kepikiran.

Keesokan harinya Kaira di temani oleh Haidar datang ke butik sesuai arahan Bunda. Kaira mencoba beberapa gaun pengantin yang telah di pilihkan hingga pilihannya jatuh pada salah satu di antara banyaknya gaun terpajang.

Kaira memutuskan untuk segera pulang setelah sudah selesai fitting, namun baru saja dia ingin keluar dari butik bersama Haidar, Regan datang dengan tergesa.

"Kamu mau kemana?" tanyanya dengan tatapan berbeda dari biasanya. Kaira pun sedikit heran namun berusaha untuk biasa saja. Kaira begitu risih serta canggung saat mengingat kotak pemberian Regan.

"Aku mau pulang, aku sudah selesai fitting tinggal kamu sekarang. Permisi!" Kaira segera menggenggam tangan Haidar dan mengajaknya untuk kembali berjalan namun Regan kembali menghentikan langkahnya.

"Tunggu! Aku akan mengantarmu pulang."

Kaira menghela nafas berat kemudian memandang Haidar sekilas. Kaira bingung mau menerima tawaran Regan atau tetap pulang bersama dengan adiknya.

"Aku berangkat dengan Haidar biar aku pulang bersamanya," tolak Kaira kemudian segera pergi dengan menarik tangan adiknya dan memintanya untuk cepat masuk mobil. Haidar pun sedikit tidak enak pada Regan, andai dia pulang lebih dulu pun tidak mengapa tetapi Kaira seperti menghindar.

Kini keduanya sudah ada di perjalanan pulang, sejak tadi Kaira diam tidak seperti saat berangkat yang terus mengoceh seperti burung beo. Haidar sempat menoleh berulang kali melihat Kaira yang tampak terdiam melamun tak merasa sejak tadi di perhatikan.

"Kenapa nggak mau di anter sama calon suami? aku mah kalo pulang sendiri juga nggak apa-apa kak, sekarang jadi ngelamun kan. Kangen bilang kak jangan di pendem sendiri ntar jadi jerawat loh!" ucap Haidar meledek membuat Kaira berdecak kesal. Tetapi tetap bungkam tanpa niat ingin membela diri. Lagian siapa yang kangen justru ia takut Regan akan membahas isi dari kotak itu yang akan membuatnya malu.

"Loh kok pulang bareng adik kamu? Kan tadi Regan sudah ijin Bunda untuk mengantar kamu pulang." Sella yang tadi sempat di hubungi oleh Regan pun sudah mengijinkan asal langsung pulang agar tidak berlama-lama berduaan namun nampaknya putrinya menolak. Selle tidak mendapat jawaban karena Kaira segera masuk kamar.

"Kakak kamu kenapa?" tanya Bunda heran pada putranya namun sama saja dengan Kaira, dia tidak mendapat jawaban, hanya diam dengan mengangkat kedua pundaknya.

"Ini anak kenapa pada di lem sich mulutnya."

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

perhatian Regan overdosis jadinya Kaira ngerasa gak nyaman...

2024-09-14

0

M⃠∂я𝓦⃟֯𝓓🆁🅰🅹🅰Riᷯsͧkᷜyͥ⁴ᵐ❤

M⃠∂я𝓦⃟֯𝓓🆁🅰🅹🅰Riᷯsͧkᷜyͥ⁴ᵐ❤

tio oooonnn /Facepalm//Facepalm//Facepalm/

2024-03-05

1

Naura Kamila

Naura Kamila

sbnernya jg pengen dibatalin ma, , tp dilarang besan🤗🤗

2023-07-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!