SM 1

Seorang gadis dengan kaki jenjang dan juga rambut pirang yang tergerainya, sedang berjalan santai di jalanan tengah kota Milan. Di temani oleh seorang sahabatnya, mereka tampak sangat bahagia menikmati musim dingin ini.

Mereka masuk kedalam sebuah gedung dengan sebuah kartu di tangan mereka. Menyaksikan acara fashion show yang sedang berlangsung di sebuah gedung bertingkat entah berapa lantai itu.

Gadis itu adalah Aletta. Mahasiswa jurusan desain yang sedang melakukan penelitian tentang gaya fashion masa kini. Wanita cantik bermata abu-abu itu, terlihat sangat antusias saat melihat banyaknya model yang berjalan hilir mudik di atas catwalk.

Para model-model profesional itu berjalan dengan gaya yang elegan. Pakaian yang mereka kenakan benar-benar sangat berkelas. Penuh dengan gaya, terlihat mewah dan juga mahal.

Aletta melihat segala sisi, gaun-gaun yang di pakai oleh model perempuan itu benar-benar membuatnya takjub. Tidak salah, kota Milan di kenal sebagai kota fashion. Begitu banyak model-model pakaian kelas atas yang di perlihatkan di sana.

“Al, kota ini benar-benar menakjubkan!” di sebelah Aletta, ada seorang gadis yang juga sedang menyaksikan pertunjukan itu. Matanya berbinar melihat begitu banyak model-model dengan kaki jenjang berjalan dengan berlenggak-lenggok di atas catwalk.

“Iya, kau benar!” senyum tipis terbit di kedua sudut bibir Aletta. Tentu saja menakjubkan. Matanya yang sedari tadi melihat para model itu, kini beralih pada seorang pria dewasa yang sedang duduk di kursi VVIP di ruangan itu.

Pria dewasa, dan juga maskulin itu memberikan senyuman tipisnya pada gadis yang sedang menatapnya itu. Aletta membalas senyuman tersebut.

“Apa yang sedang kau lihat Letta?” tanya Felysia. Felysia Inez Giannina. Sahabat dari seorang gadis yang bernama Aletta Queenby Achilles.

“Pangeranku!” jawab Aletta singkat. Dia langsung mengalihkan tatapannya pada model-model yang sedang berbaris di depan para tamu itu. Mereka menunjukkan senyuman termanisnya dengan gaya se-sensual mungkin.

“Pangeran? Malaikat penyelamat yang selalu kau katakan itu?” tanya Fely antusias. Aletta mengangguk sekilas. Dia berdiri bersama dengan yang lainnya untuk memberikan tepuk tangan yang sangat meriah atas berlangsungnya acara besar tersebut. Fely ikut berdiri dan memberikan tepuk tangan yang meriah untuk model-model hebat itu. Setelah itu mereka semua perlahan keluar dari dalam ruangan fashion show tersebut.

“Mana? Mana malaikatmu itu? Aku ingin melihat laki-laki yang berwujud dewa seperti yang selalu kau ceritakan itu!” Fely mengikuti langkah Aletta yang berjalan keluar. Acara fashion show itu berjalan dengan sangat lancar. Kini Aletta dan juga Fely akan kembali ke hotel tempat mereka menginap.

“Al, ayo jawab. Dimana malaikatmu itu?” tanya Fely dengan tidak sabaran.

Aletta mendengus. “Nanti Fel, dia sedang sibuk!” Aletta berjalan menuju lift, diikuti oleh Fely yang mengekor kemanapun dia pergi.

“Pelit sekali kau ini!” gadis berambut Brunette itu bersidekap dada di dinding lift. Matanya menatap Aletta sebal. Sahabatnya ini benar-benar menyebalkan.

“Ingat ya, Fel. Dia itu malaikatku, hanya aku yang boleh melihatnya!”

“Cih, jangan bicara padaku! Aku tidak yakin, kau ini sebenarnya temanku atau bukan?!” Aletta tertawa mendengar kata-kata Fely. Sangat menyenangkan melihat sahabatnya itu kesal seperti sekarang ini. Apalagi wajah chubby nya itu akan terlihat menggembung karena bibirnya yang mengerucut kesal.

“Aku ingin istirahat sekarang, ayo kita kembali!” Aletta dan Fely keluar dari dalam lift. Kedua orang itu langsung berjalan menuju lobby.

“Maaf Nona, apa bisa ikut kami sebentar?” dua orang pria berbadan besar menghadang jalan Aletta dan Fely. Kedua gadis muda itu berhenti.

“Siapa kalian? Mau apa kalian? Jangan macam-macam, ya! Aku ini juara karate, bisa bela diri, minggir!” Fely memasang kuda-kuda yang membuat Aletta tertawa lebar. Sedangkan gadis itu langsung malu sendiri dengan apa yang dilakukannya setelah menyadari tindakannya. Dia melirik sekitar, banyak orang yang sedang meliriknya dengan tatapan yang sedikit — aneh.

“Si—siapa kalian? Kenapa menghadang kami?” Fely memperbaiki gaya berdirinya. Dia menetralkan rasa gugupnya dan memberanikan untuk bertanya.

“Nona, apa bisa ikut kami?” dua orang berbadan tegap itu menghadap Aletta. Mengabaikan Fely yang sudah memerah malu karena mereka.

“Tapi bagaimana dengan temanku?” tanya Aletta melirik Fely yang melihatnya melongo tidak percaya. Gadis cantik itu sepertinya sedang mengabsen seluruh nama-nama yang ada di kebun binatang, menyebutkan sumpah serapah pada dua orang laki-laki bertubuh besar yang ada di depannya ini, karena sudah membuatnya malu.

“Kau kenal dia, Al?” tanya Fely kesal. Aletta mengangguk.

“Mereka orang-orang kepercayaannya malaikatku!” ujar Aletta yang membuat Fely serasa ingin memakan kepala gadis itu. Aletta hanya menyengir melihat tatapan penuh kobaran kekesalan itu dari mata Fely.

“Kami akan mengantarkannya sampai ke hotel dengan selamat, Nona.” ujar pengawal itu. Fely berdecih sinis.

“Fel, pulanglah bersama mereka, aku yakin kau pasti akan aman sampai ke hotel!”

“Lalu kau mau kemana?”

“Bertemu seseorang!”

“Cih, malaikatmu itu lagi?” Aletta mengangguk mengiyakan. Lagi-lagi Fely mendengus.

“Baiklah, pulanglah sebelum Nyonya besar bertanya banyak padaku nanti!” Aletta mengangguk mengerti. Kemudian dia berjalan mengikuti laki-laki berbadan besar itu. Sedangkan laki-laki bertubuh besar yang satunya lagi mengarahkan Fely ke mobil yang terparkir di depan lobby.

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!