Di Kunci

Di toilet

Nahda mulai membersihkan toilet hanya sendirian saja tidak ada satupun siswi yang pergi ke toilet karena hari ini hanya beberapa siswa saja yang mengikuti ekstra kurikuler

"Hari ini aku benar - benar sibuk, bagus sekali" gerutu Nahda

Beberapa saat kemudian

"Akhirnya selesai juga" ucap Nahda

"Hari yang melelahkan" ucap Nahda masuk ke toilet untuk buang air kecil

Tanpa Nahda sadari ternyata ada tiga orang siswi yang mengawasinya sejak tadi

"Bagus ini kesempatan kita" kata salah satu siswi melihat Nahda masuk ke dalam toilet

"Oke beres udah yuk kita pulang" kata siswi yang satunya mengunci pintu toilet yang di dalamnya ada Nahda

"Tapi kalau dia kenapa - napa gimana?" tanya siswi yang satunya lagi

"Gak akan udah ayo kita pulang" jawab siswi yang mengunci pintu tadi

"Lelah sekali rasanya aku ingin pulang saja sekarang" ucap Nahda sambil merapikan seragamnya

"Lhoh kok gak bisa di buka" kata Nahda ingin keluar namun pintunya tidak bisa di buka

"Pintunya rusak apa memang di kunci dari luar, kenapa tidak bisa di buka" kata Nahda berusaha membuka pintu toilet

"Ada orang di luar tolong buka pintunya" kata Nahda sambil mengetuk pintu

"Hei kau sengaja mengunci pintunya ya cepat buka atau ku bunuh kau" kata Nahda berteriak

"Hoeee"

"Dasar bodoh tidak ada orang" gerutu Nahdaa

"Bagus sekali sekarang aku terjebak di sini" kata Nahda kesal

"Tidak ada alat yang bisa ku gunakan bagaimana aku bisa keluar" kata Nahda celingak celinguk mencari sesuatu

"Aduh kenapa maag ku kambuh di saat seperti ini" kata Nahda memegang perutnya

"Tas dan ponsel ku di luar lagi"

"Jika ada orang di luar tolong buka pintunya" kata Nahda mengetuk

- ngetuk pintu toilet sambil menahan rasa sakit

Nahda terus mengetuk pintu toilet berharab ada orang di luar, semakin lama suara ketukan itu semakin lama semalin pelan dan tidak terdengar lagi

.....

Di lapangan

Sejak tadi Fikri tidak fokus berlatih basket, dia hanya celingak - celinguk mencari seseorang

"Di mana Nahda kenapa belum kesini?" tanya Fikri di dalam hati

"Fikri kamu cari siapa dari tadi celingak - celinguk terus? fokus" kata Guru olahraga yang mengajar saat itu

"Maaf pak" ucap Fikri

"Mungkin hanya alasan saja agar aku tidak membantunya" kata Fikri dalam hati dan kembali berlatih basket

.....

Hari sudah semakin sore bahkan Hanif sudah pulang

"Pintunya masih di kunci, berarti Nahda tidak ada" kata Hanif akan membuka pintu

"Mungkin di rumah Bu Tuti" kata Hanif pergi ke rumah Bu Tuti

"Assalamualaikum" ucap Hanif

"Waalaikumsalam" jawab Tuti membuka pintu

"Eh Hanif" ucap Tuti melihat siapa yang mengucapkan salam

"Iya buk Nahda ada di sini?" tanya Hanif

"Tidak ada memangnya belum pulang?" jawab Tuti dan bertanya kembali

"Belum Buk" jawab Hanif

"Mungkin di rumah temannya" kata Tuti

"Mungkin saja, kalau begitu saya permisi dulu Buk, assalamualaikum" kata Hanif berpamitan

"Waalaikumsalam"

"Coba ku telfon" kata Hanif mengambil ponsel dari sakunya

Tut tut tut

"Kenapa tidak di angkat coba ku telfon Lina" kata Hanif menghubungi Nahda beberapa kali namun tidak di angkat

"Halo assalamualaikum" ucap Hanif menelepon Lina

"Halo waalaikumsalam, ada apa om?" tanya Lina

"Ee Lina apakah Nahda bersama mu?" tanya Hanif

"Tidak om, apa Nahda belum pulang?" jawab Lina dan bertanya kembali

"Belum, aku telfon tidak di angkat" jawab Hanif

"Mungkin masih ada di sekolah om, tadi dia di hukum membersihkan toilet dan dia bilang ingin melihat anak - anak main basket dulu sambil menunggu om pulang" jelas Lina

"Oh begitu ya, terima kasih Lina assalamualaikum" ucap Hanif

"Iya om sama - sama waalaikumsalam" ucap Lina

Hanifpun bergegas pergi ke sekolahnya Nahda. Sesampainya di sekolah ia melihat sekolah sudah akan di tutup dan melihat Fahri keluar dari pintu gerbang, lalu ia bergegas menghampirinya

"Bang Fahri kamu melihat Nahda?" tanya Hanif

"Nahda? tidak memangnya belum pulang?" Tanya Fahri

"Belum, ku telfon tidak di angkat aku sangat hawatir" jawab Hanif

"Tapi semua murid sudah pulang semua" kata Hanif

"Kata temannya tadi dia di hukum untuk membersihkan toilet mungkin masih di sana" kata Hanif

"Baiklah kita cari dia ke toilet" kata Fahri

"Pak jangan tutup dulu gerbangnya" kata Fahri kepada satpam

Fahri dan Hanif bergegas pergi ke toilet untuk mencari Nahda

"Bang itu tasnya Nahda" kata Hanif melihat tas milik Nahda

"Berarti dia ada di sini" kata Fahri

Hanif dan Fahri memeriksa setiap toilet di sana, dan pada toilet terakhir yang di kunci dari luar

"Astaghfiruloh Nahda" ucap Hanif melihat Nahda sudah tidak sadarkan diri

"Nahda bangun nak" ucap Hanif menepuk - nepuk pipinya Nahda

"Dia demam" kata Hanif memegang dahinya Nahda

"Kita bawa ke rumah sakit aku sudah pesan taxi online" kata Fahri

Hanif menggendong depan Nahda dan membawanya ke rumah sakit terdekat

......

Di rumah sakit

Nahda sudah berada di ruang UGD sedang di periksa oleh dokter, sedangkan Hanif mondar - mandir di depan pintu UGD karena hawatir

"Hanif tenanglah dia akan baik - baik saja" kata Fahri menenangkan Hanif

Tak lama kemudian dokter keluar

"Dokter bagaimana keadaan keponakan saya?" tanya Hanif

"Dia demam dan maagnya kambuh, jangan hawatir hanya perlu perawatan saja" jawab Dokter yang memeriksa Nahda

"Alhamdulillah terima kasih dokter" kata Hanif

"Iya sama - sama dia sudah di pindahkan ke ruang perawatan kalian bisa menjenguknya saya permisi dulu" kata dokter

"Baik dokter terima kasih" ucap Fahri

Hanif dan Fahri pergi ke ruang perawatannya Nahda untuk melihat keadaannya

"Dasar anak nakal, kamu membuat om hawatif" kata Hanif sambil menangis

"Maaf om" kata Nahda lirih

"Om jadi cowok kok cengeng sih" kata Nahda

"Kamu tuh masih sakit begitu bisa - bisanya ngejek" kata Hanif mengusap air matanya

"Aku baik - baik saja om, Nahda kan tangguh" kata Nahda

"Baik - baik saja katamu, lihat kau masuk rumah sakit begini kau bilang baik- baik saja" kata Hanif mengomel seperti emak - emak

Nahda hanya tersenyum menanggapi Hanif yang mengomel, sedangkan Fahri menggeleng - gelengkan kepala melihat tingkah Hanif

"Bagaimana keadaanmu sekarang?" tanya Fahri

"Sudah lebih baik om" jawab Nahda

"Bagaimana kamu bisa terkunci di toilet?" tanya Fahri

"Aku juga tidak tau om, setelah aku bersih - bersih aku ke toilet untuk buang air kecil pas aku mau keluar pintunya tidak bisa di buka" jawab Nahda

"Kenapa kamu bisa di hukum?" tanya Hanif

"Di sangka nyontek padahalkan enggak" jawab Nahda

"Siapa yang mengajar?" tanya Fahri

"Bu Viki" jawab Nahda

"Ya sudah istirahatlah biar cepat sembuh" kata Fahri

"Iya om" kata Nahda

"Kenapa maagmu bisa kambuh tadi?" tanya Hanif sambil mengusap kepala Nahda

"Salah makan" jawab Nahda

"Kamu ini memang bandel kalo di bilangin, eh ini hidungmu kenapa?" tanya Hanif melihat luka yang sudah mengering di hidung Nahda

"Sudah biarkan dia istirahat biar ku ceritakan" kata Fahri

"Iya"

"Istirahatlah nak kamu pasti lelah" kata Hanif

"Iya om" kata Nahda

Hanif dan Fahri duduk di sofa dekat pintu di ruangan itu sambil berbincang - bincang agar tidak mengganggu Nahda. Fahri menceritakan apa yang terjadi pada Nahda tadi di sekolah

"Kamu tidak perlu hawatir aku akan mencari tau, Nahda tanggung jawab ku di sekolah" kata Fahri

"Iya bang terima kasih" ucap Hanif

Bersambung.....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!