Di Hukum

Di lorong sekolah

Nahda berjalan sendiri lorong sekolah, iya melewati kelas XI IPS 2 dengan pintu tertutup tiba - tiba pintu kelas tersebut terbuka dengan keras menghantam Nahda ia pun terjatuh

"Aduh sakit" ucap Nahda mengaduh kesakitan

"Hahaha sakit ya?" ucap Dion yang muncul di balik pintu tersebut

"Hei kau, apa yang kamu lakukan" bentak Fahri datang menghampiri mereka

"Heh kamu apain keponakan saya?" tanya Fahri dengan menatap tajam

"Apa? ternyata keponakannya pak Fahri, mampus gue" kata Dion dalam hati sambil menunduk

"Kamu gak apa - apa nak?" tanya Fahri membantu Nahda berdiri

"Sakit om" jawab Nahda sambil memegang hidungnya yang berdarah

"Hidungnya sampai berdarah, keterlaluan kamu ikut saya kekantor" kata Fahri

"Ayo kita ke UKS" ajak Fahri menuntun Nahda ke UKS

Sedangkan Dion mengikutinya dari belakang kebetulan kantor dan UKS bersebelahan

"Kamu tunggu saya di ruang BK" kata Fahri kepada Dion

"Iya Pak" kata Dion dengan menunduk

Setelah menyuruh Dion masuk ke ruang BK, Fahri membawa Nahda ke UKS untuk di obati

"Kamu punya masalah apa sama anak itu?" tanya Fahri sambil mengambil kotak P3K

"Kayaknya dia dendam sama aku" jawab Nahda duduk di brankar

"Dendam apa?" tanya Fahri duduk di sebelah Nahda

"Dulu aku bantuin seorang siswa yang dia jahilin" jawab Nahda

"Sudah seperti preman saja" kata Fahri membuka kotak P3K

"Iya aku juga sering di jahili tapi tetap saja aku yang menang" Kata Nahda

"Heleh, mana sini ku obati hidung mu" kata Fahri

"Aduh perih" ucap Nahda

"Tahan sebentar" kata Fahri

"Tapi beneran sakit" kata Nahda

"Iya sudah selesai, kembali ke kelas mu tidak perlu ku antarkan" kata Fahri sambil merapikan kotak P3K

"Gak usah emangnya aku anak kecil apa" kata Nahda turun dari brankar

"Ya kamu emang kecilkan" kata Fahri mengembalikan kotak P3K pada tempatnya

"Terserah, terima kasih Pak Fahri" ucap Nahda beranjak pergi keluar UKS

"Iya sama - sama" ucap Fahri

Setelah selesai mengobati Nahda, Fahri pergi menemui Dion di ruang BK

"Siapa nama kamu?" tanya Fahri

"Dion Prasetya Pak" jawab Dion

"Dari kelas mana?" tanya Fahri sambil mencatat nama Dion

"Dari kelas XI IPS 2 Pak" jawab Dion

"Sudah berapa banyak teman kamu yang kamu jahili?" tanya Fahri

"Kamu ini niat sekolah atau tidak?" tanya Fahri

"Apakah sekolah ini mengajarkan hal seperti itu?" tanya Fahri lagi

"Tidak pak" jawab Dion

"Apa perlu saya panggil kedua orang tua mu?" tanya Fahri

"Tidak, jangan Pak saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi" jawab Dion

"Baiklah tapi sebelum kamu kembali ke kelas tolong bersihkan toilet guru terlebih dahulu ya" kata Fahri

"Baik Pak" kata Dion

"Ya pergilah saya akan memeriksanya nanti" kata Fahri

Dionpun melaksanakan apa yang di katakan Fahri untuk membersihkan toilet guru.

Di kelas X MIPA 2

"Lina dimana Nahda dari tadi tidak kelihatan?" tanya Fikri duduk di bangkunya

"Biasalah butuh waktu sendiri" jawab Lina yang duduk di bangkunya sambil membaca buku

"Kenapa dia sering menyendiri?" tanya Fikri lagi

"Entahlah dia tidak ingin cerita" jawab Lina masih fokus membaca buku

"Itu dia Nahda" ucap Fikri melihat Nahda memasuki kelas

Lina yang awalnya fokus membaca buku, langsung menghentikan aktifitasnya ketika ia mendengar ucapan Fikri

"Nahda kamu kemana saja? kenapa lama sekali" tanya Lina

"Panjang ceritanya" jawab Nahda duduk di bangkunya

"Itu hidungmu kenapa?" tanya Lina melihat ada luka di hidung Nahda

"Ketubruk pintu" jawab Nahda

"Kamu gak apa - apa Na? kok bisa ketrubruk pintu? pasti ada yang sengaja ya? siapa pelakunya?" tanya Fikri bertubi - tubi menghampiri Nahda karena panik

"A-aku baik - baik saja" Jawab Nahda heran dengan tingkah Fikri

"Baik - baik saja bagaimana, lihat hidungmu terluka" protes Fikri

"Luka ku sudah di obati dan pelakunya sudah di urus Pak Fahri" jelas Nahda

"Jadi memang ada yang sengaja ya, siapa pelakunya?" tanya Fikri

"Sudahlah aku malas bercerita" jawab Nahda

Jika sudah berkata begitu Fikri tidak berani bertanya lagi, ia kembali ketempat duduknya namun pandangannya tidak lepas dari Nahda. Sedangkan Lina hanya menyimak dan memperhatikan saja tidak berani ikut bertanya kepada Nahda

Kriiingng

Bel berbunyi pelajaran berikutnyapun di mulai. Seorang guru perempuan masuk ke kelas itu, guru itu bernama Viki ia adalah guru matematika yang terkenal tegas dan judes siapapun yang melanggar aturan darinya langsung dapat hukuman, jadi banyak murid yang mengeluh jika Viki yang mengajar

"Selamat siang semuanya" ucap Viki

"Siang Bu" sahut para murid di kelas itu

"Hari ini kita adakan ulangan harian" kata Viki

"Apa ulangan"

"Kenapa mendadak sekali"

"Aku tidak sempat belajar kemarin"

"Ini tidak adil"

Ucap para murid di kelas itu

"Sudah jangan berisik, saya ingin melihat kemampuan kalian jadi kerjakan dengan jujur jangan menyontek. Siapa yang ketahuan menyontek akan saya beri hukuman, kalian mengerti" jelas Viki sambil membagikan lembar soal

"Iya Bu" sahut para murid di kelas itu

"Kerjakan dalam waktu 20 menit di buku tulis" ucap Viki masih membagikan lembar soal

"Apa? 20 menit" ucap beberapa murid

"Sudah jangan banyak protes kerjakan" kata Viki dukuk di kursi guru sambil memainkan ponsel sembari mengawasi para muridnya yang mengerjakan ulangan

Setelah 20 menit

"Baiklah semuanya waktu sudah selesai, silahkan kumpulkan ke depan" kata Viki

"Punya ku belum selesai" ucap beberapa murid di kelas itu

"Selesai tidak selesai silahkan di kumpulkan" kata Viki

Semua murid di kelas itu sudah mengumpulkan jawaban ulangan matematika dari Viki di meja guru. Vikipun mulai memeriksa hasil ulangan tersebut

"Lina silahkan maju ke depan" kata Viki

"Nilai mu bagus, ada peningkatan terus belajar" kata Viki setelah selesai mengoreksi jawaban Lina dan menyerahkan bukunya kembali

"Terima kasih Bu" ucap Lina menerima bukunya dan kembali ke tempat duduknya

"Fikri"

"Nilai kamu lumayan lebih giat lagi belajarnya" kata Viki mengembalikan buku Fikri

"Baik Bu" ucap Fikri menerima bukunya dan kembali ke tempat duduknya

"Diki"

"Ini kenapa masih banyak yang salah? kamu tu gak penar belajar apa gimana? untuk apa kamu di kelas ini kalau nilaimu seperti ini yang rajin belajarnya" kata Viki memarahi Diki

"Iya Bu" ucap Diki menerima bukunya dan kembali ke tempat duduknya

"Nahda"

"Bagus, tunggu apa ini?" ucap Viki melihat kertas kecil jatuh dari buku Nahda

"Heh masalah nih" ucap Nahda dalam hati

"Itu catatan kecil untuk menghafalkan rumus" kata Nahda yang membuat terkejut para murid di kelas itu

"Kenapa ada di sini?" tanya Viki

"Saya selalu meletakkannya di situ, tadi lupa tidak saya pindah" jawab Nahda

"Maaf tapi saya tidak menerima alasan itu, kamu sudah taukan resikonya" kata Viki

"Iya Bu" kata Nahda

"Oke jadi sebagai hukumannya sebelum kamu pulang bersihkan toilet terlebih dahulu" kata Viki menyerahkan buku Nahda

"Baik Bu" kata Nahda menerima bukunya dan kembali ke tempat duduknya

"Berikutnya Gina"

"Ini juga masih banyak yang salah lebih giat lagi belajarnya"

"Iya Bu"

Dan seterusnya...

Kriingng

Akhirnya bel pulangpun berbunyi

"Nahda ku bantu ya" kata Lina

"Tidak perlu kau pulang dulu saja" kata Nahda

"Kalau begitu aku yang akan membantumu " kata Fikri

"Tidak usah jika Bu Viki tau nanti makin panjang urusannya" kata Nahda

"Tapi Nahda" kata Fikri

"Hanya membersihkan toilet itu kecil bagi ku, bukannya kamu hari ini ada ekstra basket ya nanti aku nyusul sekalian nunggu om ku pulang kerja" kata Nahda

"Baiklah kalau begitu aku tunggu di lapangan ya" kata Fikri kemudian pergi keluar kelas

"Oke"

"Ya udah Na kalau gitu aku pulang dulu ya, daa sampai jumpa besuk" kata Lina berpamitan kepada Nahda

"Daaa"

Bersambung......

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!