"Kak Angel?" ucap Rida terkejut melihat Angel tiba - tiba berada di depan dirinya
"Ternyata kamu gak kapok ya" kata Angel sambil melipat kedua tangannya
"Maksud kakak apa?" tanya Rida
"Jangan pikir gue gak ngawasin lo apa, gue udah pringatin berkali - kali jauhi Rizal" jawab Angel
"Kak Rizal sendiri yang datang, bukan aku" kata Rida mencoba memberanikan diri
"Ke-pd-an amat lo jadi orang, ngaca dong lo tuh gak pantes buat Rizal" kata Angel
"Angel" teriak Rizal dari arah belakang Angel
"Rizal?" ucap Angel menoleh ke belakang
"Ngapain kamu di sini?" tanya Rizal menatap tajam
Angel hanya diam dan memalingkan wajahnya
"Rida masuklah ke kelasmu" kata Rizal
"Iya kak" kata Rida beranjak pergi ke kelasnya
"Bisa gak sih berhenti gangguin orang lain? dan berhenti bawa - bawa nama gue untuk jadi alasan" kata Rizal
"Gak bisa, gue cinta sama lo Zal dan gue gak terima lo di deketin cewek lain" kata Angel
"Angel gue udah bilangkan sama lo kalo gue menyukai orang lain dan kita gak ada hubungan apapun, jadi berhenti menyakiti orang lain" kata Rizal
"Kenapa sih lo gak bisa lihat gue sedikit aja, apa kurangnya aku sih? bisa - bisanya kamu suka sama cewek kampungan kaya dia" kata Angel
"Cukup Ngel, gue udah capek ngedepin lo, berhenti ngejar - ngejar gue" kata Rizal
"Tapi di hati gue cuma ada lo Zal" kata Angel berkaca - kaca
"Sebenarnya gue kasihan sama lo Ngel, masih banyak cowok lain yang lebih baik dari gue, jadi pleace lupain gue" kata Rizal pelan dan pergi meninggalkan Angel
"Aaaa" teriak Angel keasal sambil mengusap wajahnya
Waktu begitu cepat berlalu UTS telah selesai di laksanakan kini saatnya melihat hasilnya, hasil UTS di pajang di mading kelas masing - masing. Para murid antusias melihat hasil Ujian mereka
Kriiingng
Bel pulang telah berbunyi para murid pulang kerumah masing - masing kecuali yang mengikuti ekstra kurikuler termasuk Nahda. Hari ini Nahda mengikuti ekstra kurikuler fotografi tanpa di temani dua temannya yaitu Lina dan Rida, mereka berdua tidak ada kegiatan ekstra hari ini jadi pulang lebih dulu.
Ekstra yang membosankanpun akhirnya selesai Nahda bergegas pergi ke gerbang sekolah karena Hanif sudah menunggunya
"Om Hanif" teriak Nahda menghampiri Hanif dan memeluknya
"Apaan sih peluk - peluk, kaya udah gak ketemu bertahun - tahun aja" kata Hanif melepas pelukan Nahda
"Hehehe" tawa Nahda sambil memasang wajah manisnya
"Hm pasti ada maunya nih" ucap Hanif menebak
"Jalan - jalan yuk om mumpung masih sore" ajak Nahda
"Jalan - jalan kemana?" tanya Hanif
"Yaa kemana gitu, selama aku di sini om belum ngajak aku pergi keluar" jawab Nahda
"Yakan om kerja" kata Hanif
"Makanya mumpung ada waktu sebentar aja" kata Nahda
"Hanif, udah lama kita gak ketemu" ucap seorang pria memakai seragam guru yang baru saja keluar dari gerbang sekolah
"Masyaallah bang Fahri, gimana kabarnya?" ucap Hanif terkejut
"Alhamdulillah baik, gimana kamu?" kata Fahri
"Alhamdulillah baik juga bang, bang Fahri ngajar di sini to?" tanya Hanif
"Iyaa" jawab Fahri
"Om kenal pak Fahri sejak kapan?" tanya Nahda bingung
"Lhoh kamu lupa? ini tu adik sepupunya ayah kamu, yang itu tuh waktu kamu masih tk dulu kamu cemplungin ke got" jawab Hanif
"Hahaha iya itu aku masih ingat masih kecil tapi usilnya" kata Fahri
"Ooo iya iya aku ingat, maaf ya om hihihi" ucap Nahda
"Iya gak apa - apa, kamu udah SMA masih kecil aja yaa?" Ledek Fahri
"Ih ngeledek lagi, aku cemplungin ke got lagi baru tau" kata Nahda
"Yeee itukan dulu, sekarang aku gak akan ketipu lagi, modusnya suruh ngambilin mainan eh malah di dorong nyemplung deh jadinya" kata Fahri
"Hahaha" tawa mereka bertiga mengingat kejadian yang di ceritakan Fahri
"Emang dasar keponakan usil omnya sendiri di kerjain, jangan - jangan masih usil aja ini anak" kata Fahri
"Iya bener tuh, gak tau tuh kenapa usilnya gak ilang - ilang" kata Hanif
"Hahaha" mereka kembali tertawa
"Eh ngomong - ngomong sebelum pulang kita makan dulu yuk, mumpung lagi ada waktu luang saya traktir deh" kata Fahri
"Wah boleh tuh, mau ya om ya" kata Nahda membujuk Hanif
"Iya" kata Hanif setuju
"Asiiik, ayo om berangkat" kata Nahda antusias
Beberapa saat kemudian
"Kiriain di resto ternyata di wartek" ucap Nahda kesal
"Memangnya kenapa?" tanya Fahri
"Yaa biar ada sensasi yang berbeda gitu" jawab Nahda
"Syukuri apa yang ada" kata Hanif
"Iya iya" kata Nahda
"Kamu mau pesan apa?" tanya Fahri
"Mi ayam deh" jawab Nahda
"Gak bakso aja kemarin kamu udah makan mi, jangan banyak - banyak makan mi nanti perutmu sakit lagi" kata Hanif
"Kan udah kemarin om" kata Nahda
"Gak boleh" kata Hanif
"Iya udeh terserah" kata Nahda pasrah
"Oh iya kenapa kamu sekolah disini?" tanya Fahri
"Di sana hanya sendiri om" jawab Nahda
"Ibunya meninggal dan ayahnya kembali dinas jadi dia saya yang mengurus" kata Hanif
"Innalillahi wa innailahi rooji'uun, kok saya gak di kabari" ucap Fahri terkejut
"Maaf bang gak sempat, dalam keadaan seperti itu pikiran kacau" kata Hanif
"Iya memang, turut berduka ya Nahda" ucap Fahri
"Iya om makasih" ucap Nahda pelan
"Oh iya kamu ngajar apa di sekolah itu?" tanya Hanif mengubah topik pembicaraan agar Nahda tidak teringat ibunya
"Bimbingan konseling" jawab Fahri
"Wah Nahda kamu udah kena BK beberapa kali nih?" tanya Hanif meledek
"Gak ada emangnya aku ngapain? aku tuh usilnya sama keluarga aja" jawab Nahda tersinggung
"Iya percaya deh" kata Hanif
"Hm Nahda aku penasaran waktu hari pertama UTS kok bisa lembar jawaban kamu di pakai Diki?" tanya Fahri penasaran
"Oh itu jadi gini om ceritanya Diki tuh awalnya ngambil bolpoin aku tapi aku biarin aja, trus dia ngambil lembar soal aku di corat - coret sama dia dan aku biarin juga. Abis itu dia kesal diambil lembar jawaban aku trus di robek sama dia" jawab Nahda bercerita
"Trus?" tanya Fahri
"Trus begini {apa mau mu? masih belum puas jahilin aku? kenapa hanya diam saja? jawab!}" kata Nahda mempraktekannya kepada Hanif ketika membentak Diki waktu itu
"Eh gak usah di praktekin ke om juga dong" kata Hanif terkejut
"Hahaha ternyata kamu pandai berekting juga" kata Fahri tertawa melihat adegan yang di praktekkan kepada Hanif yang membuatnya terkejut
"Gi mana sangar gak om?" tanya Nahda ke Fahri
"Sangar banget, liat om kamu aja takut hahaha" jawab Fahri masih tertawa
"Bukan takut tapi kaget, tiba - tiba aja dia begitu, Astaghfirulloh" ucap Hanif sambil mengusap - usap dadanya saking terkejutnya
"Hahaha" Fahri dan Nahda tertawa melihat tingkah Hanif
"Wah Diki pasti kapok kali ini, satu semester lima kali dia masuk ruang Bk" kata Fahri
"Iya om dia udah kapok gak berani jahil lagi" kata Nahda
"Hebat" ucap Fahri mengacungkan dua jempol
Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments