BAB 19 ASHA YANG MALANG

Rain mengemudikan mobilnya dengan kecepatan penuh menuju rumah sakit dimana gadis remaja yang ia bawa dua hari lalu mengalami kecelakaan. Rain bergegas menuju rumah sakit begitu mendapatkan kabar dari Marcus jika gadis tersebut sudah siuman.

Setelah melewati perjalanan yang cukup panjang dan Rain tiba di rumah sakit, dengan cepat Rain berjalan ke arah ruang rawat inap yang ditempati oleh gadis tersebut. Namun langkahnya tiba-tiba terhenti saat melihat ada beberapa orang berpakaian serba hitam menghadang jalannya menuju koridor dimana ruangan gadis yang dirawat tersebut ada disana.

“Siapa kalian ?” tanya Rain dengan suara beratnya, karena merasa tak terima jalannya di hadang oleh beberapa orang berpakaian serba hitam tersebut.

“Tuan kami sedang ada di ruangan, dia tidak ingin ada orang lain masuk ke dalam !” jawab salah satu orang berpakaian serba hitam tersebut yang membuat Rain tersulut emosi, karena Rain merupakan tipe orang yang tak ingin keinginannya di ganggu orang lain.

“Tuan mu ? Asal kau tahu, aku pemilik rumah sakit ini !” Rain menggeram kesal bahkan ia mencoba menerobos masuk ke dalam namun tetap saja di hadang.

Rain semakin kesal ia kemudian melayangkan pukulan ke salah satu orang tersebut hingga terjadilah aksi baku hantam satu lawan lima.

Sedangkan di dalam ruang rawat inap, Asha semakin ketakutan saat Moreno membuka jas yang ia jenakan menyisakan kemeja yang merekat ditubuhnya, apalagi Moreno melepaskan kancing di yang melekat di lengan kemeja yang ia kenakan dan menggulungnya sampai ke siku.

Jangan tanyakan kemana perginya Marcus, Marcus sudah tak sadarkan diri karena dipukul oleh Moreno sebab Marcus berusaha mempersulit Moreno dan membuat Moreno hilang kesabaran terhadap Marcus.

“Ja…jangan..” ucapan Asha terbata-bata saat Moreno mendekat ke arah Asha dan mengelus pipinya. Asha memejamkan matanya hingga keluarlah bulir bening dari pelupuk matanya saking merasa takut pada Moreno.

Moreno yang awalnya tersenyum manis pada Asha, tiba-tiba sikapnya berubah ia menarik rambut Asha hingga Asha mendongakkan wajahnya dan merasakan sakit di kepalanya akibat rambutnya yang ditarik kuat oleh Moreno.

“Aaaa.”

“Berani sekali kau mencoba kabur, hah !” ucap Moreno dengan suara beratnya. Ia benar-benar marah pada Asha yang berani kabur dari Mansionsnya.

“Sa..sakit..tolong lepaskan aku, ku mohon…hiks hiks.” Ucap Asha memohon pada Moreno untuk melepaskan dirinya, karena ia merasa takut pada Moreno.

“Melepaskan mu ?” Moreno menyeringai ia kemudian melepaskan tarikan di rambut Asha dengan menghempaskan tubuh Asha hingga terlentang di atas tempat tidur.

“Kau sudah membuat kesalahan yang fatal, baby ! Bagaimana jika aku memberimu hukuman, lagi pula aku belum pernah…” Moreno membelai wajah Asha dan meraba tubuh Asha seperti orang kelaparan.

Asha menggelengkan kepalanya, ia tahu kemana arah pembicaraan Moreno, pasti Moreno akan menyentuh dirinya. Tentu saja Asha akan menolaknya, karena Asha tak ingin tubuhnya di sentuh oleh pria yang tidak ia cintai.

“Ja..jangan..aku mohon..” Asha mencoba menahan tubuh Moreno agar tak melakukan aksinya, namun tangan Moreno begitu kekar dan tubuhnya yang tak sebanding dengan dirinya tentu saja Asha tidak bisa melawan. Apalagi kamar yang ditempati oleh Asha adalah kamar rawat pribadi milik Rain yang luas dan lengkap dengan alat peredam suara hingga teriakannya tidak akan terdengar oleh orang luar.

“Lepaskan aku…”

Srek

“Aaa….” Asha menutupi bagian dadanya ketika Moreno merobek pakaian atasnya. Dada Asha yang tereskpose membuat Moreno semakin bersemangat untuk menyentuhnya.