Disgusting

"Kau akan hancur malam ini, Star!"

Mendengar kalimat yang keluar dari mulut Skylar yang penuh dengan nada ancaman itu membuat Starla seketika dilanda ketakutan.

Terlebih lagi di saat salah satu tangan Skylar yang bebas, perlahan meluncur ke bawah, menjamah perut datar sang gadis yang masih terus meronta dan memohon agar pria itu menjauh, lalu semakin ke bawah, menyelusup masuk ke dalam sebuah pelindung terakhir yang tipis itu, membuat sang empunya semakin bergetar ketakutan.

"Aku mohon …." Starla tercekat oleh isakannya sendiri. "Jangan menyentuhnya, Sky. Aku mohon!" gadis itu terus merintih ketakutan dengan nada memelas.

"Jangan? Kau perempuan rendahan! Bibirmu mengatakan tidak, tetapi aku tahu tubuhmu akan menerimanya."

Skylar melesakkan salah satu jemarinya di dalam sana. Dan rasa panas itu seakan menjalar hingga ke seluruh tubuhnya, dan lelaki itu tak mampu menampik bahwa hal itu cukup berhasil mengirimkan reaksi asing di dalam dirinya.

"Please … aku mohon!"

Starla terus-menerus merintih memohon agar pria itu tidak meneruskan permainannya yang begitu merendahkannya. Tetapi Skylar sama sekali tidak mengindahkan permohonannya dan terus melakukan kegiatannya untuk menghancurkan gadis itu malam ini juga.

"Kau akan menyukainya," bisik Skylar di telinga Starla.

Gadis itu menggeleng keras. "No! Please … aku tidak mau, jangan lakukan itu, Skylar."

Isakan Starla kali ini benar-benar semakin menjadi. Jemari kakinya semakin tertekuk sempurna ketika Skylar menggerakkan tangannya. Namun, gerakan tersebut terhenti ketika dia itu mendengar suara pintu yang terbuka. Lalu dengan cepat ia menjauhkan tangannya dari tubuh Starla dan menarik selimut, menutupi tubuh gadis itu agar tidak terlihat, pada siapa pun yang telah mengganggu kesenangannya, tanpa mengubah posisi awal.

Sementara Starla, ia terdiam tak berkutik, napasnya berubah terengah, air matanya masih terus merebak membasahi kedua pipinya, kemudian tangannya terus berusaha memeluk erat selimut yang baru saja diberikan oleh Skylar. Gadis itu tidak bergerak sedikit pun jika tidak ingin tubuh polosnya terlihat oleh seseorang yang baru saja memasuki kamarnya. Namun ia sangat tidak bisa menampik ketika hatinya berkali-kali mengucapkan rasa terima kasih pada orang itu, karena telah berhasil menghentikan aktivitas menjijikkan yang akan dilakukan pria brengsek itu kepada tubuhnya.

Skylar sedikit menoleh, tidak sepenuhnya melihat siapa yang masuk dan sedang mengganggu aktivitas bersenang-senangnya bersama Starla. Karena posisinya saat itu tengah memunggungi pintu kamar. Namun dari ujung matanya, ia bisa melihat Andreas tengah menegang di ambang pintu.

"Ada apa?" tanyanya setengah menggeram kesal. "Kau bisa mengetuk pintu terlebih dahulu!"

Andreas dibuat gelagapan dengan apa yang disaksikannya belum lagi kemarahan yang dilontarkan oleh Skylar yang terdengar jelas dari kalimatnya. Pria itu pasti tidak menyukai karena dirinya telah mengganggu aktivitasnya.

"Maaf, Sir. Ada sesuatu yang—" ucapan Andreas berhenti, lalu melangkah keluar ketika ia melihat Skylar mengulurkan tangannya, memberi isyarat agar menghentikan apa pun yang akan terucap dari bibirnya dan sebagai isyarat untuk segera meninggalkan ruangan tersebut.

Setelah memastikan Andreas keluar dan pintu tertutup rapat, pandangan Skylar kembali beralih pada wajah cantik namun tampak pucat ketakutan di bawahnya. Tangannya terulur menghapus air mata yang merebak itu. Dia kembali menunduk, menopang tubuhnya dengan kedua telapak tangan yang diletakkan di sisi kiri dan kanan kepala Starla. Tatapan menusuk dan senyum keji itu kini menghiasi wajah Skylar yang tegas.

"Ini belum selesai. Simpan air matamu untuk permainan selanjutnya. Karena kau akan mendapatkan sesuatu yang lebih buruk dari hari ini. Jadi, persiapkan suaramu untuk meneriakkan namaku, dan juga tubuhmu agar bisa menerima tubuhku. Kau harus bersiap untuk menyambut hari itu, hari di mana aku benar-benar berhasil menghancurkanmu."

Skylar berujar dengan sinis sebelum membubuhkan kecupan singkat di bibir manis yang sudah membengkak itu. Ia kemudian menarik tubuhnya, lalu meninggalkan Starla sendirian di dalam kamar tersebut.

Dan pada saat itu juga tangisan Starla pecah. Mata birunya tak henti-hentinya meneteskan air mata. Gadis itu menangis tersedu-sedu begitu menyayat hati bagi siapa saja yang mendengarnya. Ia kemudian bangkit duduk dengan tubuh bergetar, lalu dengan cepat membetulkan pakaiannya yang sebenarnya sudah tidak berbentuk lagi akibat dari keganasan Skylar. Pria itu benar-benar menjijikkan!

****

"Kenapa?"

"Dia kembali menga—"

"Aku tahu itu. Tetapi kenapa dia bisa kembali mengamuk?"

Tanpa menghentikan langkahnya, pria itu kembali bertanya kepada salah satu pelayan wanita yang mengikuti langkah lebarnya dengan sedikit kesusahan akibat berusaha menyejajarkan langkah Skylar yang panjang.

"Dia tidak mau makan sejak siang tadi, Tuan. Kami sudah mencoba membujuknya. Tetapi nona hanya—"

Ucapan wanita itu kembali terpotong oleh suara tegas milik atasannya. "Siapkan makanan dan antarkan ke kamar setelah itu!"

Skylar dengan berat melangkah ke arah kamar yang selalu menjadi tempat tujuannya ketika ia kembali menginjakkan kaki di rumah ini. Pria itu memang langsung beranjak, menembus pekatnya malam, ketika mendengar kabar dari Andreas bahwa wanita itu kembali mengamuk dan memberontak.

Indra pendengarannya menangkap suara gemuruh orang yang tengah berteriak, saat kakinya membawanya untuk mendekat ke arah kamar tersebut, membuat derap langkahnya semakin cepat, lalu segera membuka pintu dengan sedikit kasar.

"Biarkan aku yang menanganinya!" teriaknya setelah ia melihat dua orang pelayan wanita yang tengah berusaha menahan dan menenangkan sosok gadis rapuh yang tengah memberontak itu.

"Tetapi, Tuan—"

"Aku tidak menyuruh kalian berbicara! Menjauh dari situ!" sergahnya cepat yang membuat dua orang pekerja itu menjauhi gadis tersebut yang masih memberontak dan menjerit, membiarkan majikannya mengambil alih untuk menenangkan gadis tersebut.

"Hei, Sayang!" ucap pria itu sembari berjalan mendekati wanita yang terduduk di lantai dengan wajah ketakutannya.

"Kenapa kau di sana? Bukankah lantai itu sangat dingin?" ujar Skylar kembali dengan suara yang begitu lembut.

Pria itu perlahan berjongkok di hadapan wanita tersebut, lalu mengulurkan kedua tangannya, mengangkat tubuh rapuh itu lalu kembali mendudukkannya ke atas kursi roda.

"Tenanglah," bisiknya lembut, tangannya mengusap pipi tirus itu dengan gerakan hati-hati. "Kau belum makan? Bagaimanakah jika aku yang menyuapimu?"

Lalu tatapan kelam yang berasal dari gadis itu sudah mulai terlihat tenang. Matanya tidak pernah teralihkan dari wajah Skylar yang masih setia jongkok di hadapannya itu. Bibirnya yang bergetar, perlahan mulai terbuka, seperti ada sesuatu yang ingin dikatakannya.

Skylar yang melihat gerakan kecil itu menatap penuh antisipasi dengan sorot mata yang sama sekali tidak berpaling dari bibir pucat tersebut. Lalu ….

"S—Skylar …."

Hanya satu kata yang keluar dari bibir pucat gadis itu serta setetes air mata yang mengalir cepat, membasahi pipi mulusnya yang terlihat begitu pucat. Membuat Skylar tercengang, menatap tidak percaya pada sosok cantik di hadapannya itu.

"Ya … iya." Pria itu meneguk air liurnya dengan kasar. "Kau mengenaliku? Ini … ini aku, Skylar. Kau baru saja memanggil namaku, Sayang?"

Episodes
1 Sadness
2 Agreement
3 Choice
4 Scare
5 Harassment
6 Anger
7 Shame
8 Apologize
9 Trapped
10 Intimidate
11 Fright
12 Past
13 Hell
14 Determination
15 Invasi
16 Disgusting
17 Angel
18 Devil
19 Nightmare
20 Wedding
21 Rival
22 Planning
23 Friend
24 Ekspektasi
25 Contentment
26 Bastard
27 Thinking
28 Gone
29 Vile
30 Posesif
31 Forcing
32 Misterius
33 Accidental
34 Refusal
35 Merges
36 Slut
37 Flashback
38 Cunning
39 Position
40 Dinner
41 Threat
42 Worry
43 Nerveous
44 Honest
45 Try
46 Blurry
47 Villa
48 Psychopath
49 Saved
50 Swimming
51 Miss
52 Cruel
53 Worthless
54 Grudge
55 Candle
56 Cruelty
57 Weird
58 Pain
59 About
60 Error
61 First Love
62 Child
63 Betray
64 Anger
65 Cooperate
66 Story
67 Flashback
68 Impossible
69 Give Up
70 Hate You
71 Must Die
72 Breathe
73 Truth
74 Regret
75 Repentance
76 Selfish
77 She is Mine
78 Thank You
79 Coercive
80 Fucking Bastard
81 Crazy
82 Gentle
83 Stubborn
84 Asshole
85 Ariana vs Andreas
86 Go To Hell
87 Revealed
88 Longing
89 Memory
90 Slightly Better
91 Secret
92 Love
93 Cheap Plan
94 Shitty Day
95 Make Love
96 Sifat yang Masih Sama
97 Pretend
98 Lie
99 Touched
100 Weakness
101 Berlaku Kasar
102 Suffering
103 Too Late
104 Save You
105 First Introduction
106 Plan
107 Problem
108 Great Plan
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Sadness
2
Agreement
3
Choice
4
Scare
5
Harassment
6
Anger
7
Shame
8
Apologize
9
Trapped
10
Intimidate
11
Fright
12
Past
13
Hell
14
Determination
15
Invasi
16
Disgusting
17
Angel
18
Devil
19
Nightmare
20
Wedding
21
Rival
22
Planning
23
Friend
24
Ekspektasi
25
Contentment
26
Bastard
27
Thinking
28
Gone
29
Vile
30
Posesif
31
Forcing
32
Misterius
33
Accidental
34
Refusal
35
Merges
36
Slut
37
Flashback
38
Cunning
39
Position
40
Dinner
41
Threat
42
Worry
43
Nerveous
44
Honest
45
Try
46
Blurry
47
Villa
48
Psychopath
49
Saved
50
Swimming
51
Miss
52
Cruel
53
Worthless
54
Grudge
55
Candle
56
Cruelty
57
Weird
58
Pain
59
About
60
Error
61
First Love
62
Child
63
Betray
64
Anger
65
Cooperate
66
Story
67
Flashback
68
Impossible
69
Give Up
70
Hate You
71
Must Die
72
Breathe
73
Truth
74
Regret
75
Repentance
76
Selfish
77
She is Mine
78
Thank You
79
Coercive
80
Fucking Bastard
81
Crazy
82
Gentle
83
Stubborn
84
Asshole
85
Ariana vs Andreas
86
Go To Hell
87
Revealed
88
Longing
89
Memory
90
Slightly Better
91
Secret
92
Love
93
Cheap Plan
94
Shitty Day
95
Make Love
96
Sifat yang Masih Sama
97
Pretend
98
Lie
99
Touched
100
Weakness
101
Berlaku Kasar
102
Suffering
103
Too Late
104
Save You
105
First Introduction
106
Plan
107
Problem
108
Great Plan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!