Determination

Jeane memasuki kamar dan menemukan Starla yang tengah meringkuk di sudut kamar. Ia terlihat sangat kacau, keadaannya benar-benar memprihatinkan, belum lagi dengan luka yang masih menganga di telapak tangannya dengan darah yang terus mengucur dan terlihat hanya diabaikan. Jeane sangat kasihan, keadaan Starla benar-benar memprihatinkan.

Starla mendongak setelah menyadari kehadiran Jeane, sangat jelas kalau wanita itu kasihan melihatnya, dan ia sangat benci dikasihani. Dengan langkah gontai Starla berusaha berdiri, namun sialnya dia kembali terjatuh karena tubuhnya yang sudah sangat lemas. Dan hal itu yang kembali membuatnya menangis, ia benci terlihat menyedihkan, ia benci dengan dirinya yang sama sekali tidak bisa melawan, ia benci dirinya yang begitu lemah di depan Skylar.

"Biar aku bantu, Miss!" Jeane berusaha membantunya. Tetapi lengannya disentak dengan marah oleh Starla.

"Tidak perlu! Dan stop melihatku dengan tatapan kasihan, aku benci dikasihani." Starla berteriak, lalu kembali mencoba berdiri namun tubuhnya kembali terjatuh.

Dia benar-benar lemah.

Meskipun mendapat penolakan Jeane masih berinisiatif untuk mencoba membantu Starla berdiri meski gadis itu masih terus menyentak lengannya, dan terus menolak bantuannya. "Jangan begitu, Miss. Luka itu harus cepat diobati sebelum terkena infeksi." Jeane terus berusaha mencoba menenangkan Starla yang masih terus-terusan bersikap keras kepala dan sama sekali tidak ingin diberi bantuan padahal tubuhnya sudah tak bertenaga dan begitu lemah.

Starla menunduk dan melihat telapak tangannya yang menganga dengan darah yang terus mengalir, bahkan sedari tadi ia tidak menyadari kalau tangannya terluka separah ini. Sakit di hatinya melebihi sakit di telapak tangannya, sehingga ia tidak merasakan apa-apa di tangannya itu. Dan baru disadarinya setelah Jeane mengingatkannya, luka di tangannya itu memang benar-benar parah dan harus segera diobati.

Jeane yang melihat Starla sudah terlihat tenang kembali membantu gadis itu berdiri, dan kali ini Starla menuruti untuk dibantu berdiri. "Ayo aku bantu, Miss!"

Starla berhasil dibantu oleh Jeane berganti baju dalam diam. Gadis itu tidak berbicara ataupun membantu Jeane walau hanya sekedar menggerakkan tangannya. Dan Jeane terus sabar membantunya berganti baju bahkan mengobati lukanya dengan penuh kehati-hatian.

"Maaf ..." cicitnya, tetapi Jeane dengan jelas mendengar perkataan gadis itu yang kini telah terbaring lemah.

"Untuk apa, Miss?" tanya Jeane tidak mengerti.

"Karena aku selalu kasar kepadamu, tetapi kau masih saja mau membantuku. Jadi maafkan aku," ucapnya Starla tulus.

Jeane tersenyum mengangguk. "Itu bukan apa-apa, Miss. Ini pekerjaanku, aku bisa menerimanya. Justru aku yang harusnya minta maaf." Jeane menjeda kalimatnya dan bergerak merapikan selimut ke tubuh Starla. "Istirahatlah, aku akan keluar, Miss."

Starla berbalik memunggungi Jeane, kemudian kembali bersuara, "Terima kasih!"

Jeane hanya mengangguk, kemudian berlalu menjauh meninggalkan Starla untuk beristirahat.

****

Siang tadi, Skylar menerima pesan dari sahabat baiknya yang mengatakan bahwa ada sesuatu yang ingin disampaikan padanya. Jadi, Skylar bergegas sesaat setelah pulang kerja dan memacu mobilnya dengan kecepatan normal untuk menemui sahabatnya tersebut.

Setelah dua puluh menit perjalanan yang ditempuh, Skylar akhirnya sampai di tempat biasa mereka bertemu. Sebuah restoran mewah milik keluarga sahabatnya itu.

"Lalu apa yang akan kau lakukan pada gadis itu?"

Suara berat khas pria itu terdengar setelah Skylar menceritakan segala rencananya terhadap Starla. Ya, sedikit banyak sahabatnya itu memang mengetahui keadaan yang menimpa adiknya, walaupun dia tidak mengetahui siapa pria brengsek yang tega membuat Gabriella sampai memilih mengakhiri hidupnya sendiri. Dan sahabatnya itu juga tahu, bahwa Skylar berniat untuk membalas dendam kepada satu-satunya keluarga laki-laki brengsek tersebut.

Sebenarnya Xander tidak terlalu mendukung rencana Skylar, tetapi tekad Skylar sudah bulat dan sulit untuk diingatkan lagi. Oleh karena itu, dia hanya berusaha mengerti dan mencoba memposisikan diri seandainya dirinya yang tertimpa kejadian tersebut.

"Sesuatu yang akan membuatnya menderita di setiap tarikan napasnya," jawab Skylar setelah menyeruput secangkir coffee di depannya.

"Tidakkah itu terlalu berlebihan?"

Alis Skylar terangkat tinggi ketika mendengar pertanyaan tersebut. "Berlebihan?" Skylar terkekeh ringan. "Tidak sama sekali, Xander."

Skylar melemparkan pandangan ke luar jendela besar, yang menampilkan pemandangan laut lepas dengan matahari yang tampak sudah mulai membenamkan dirinya.

"Kau yakin akan melakukan hal itu?" tanya Xander kembali.

Ya, nama sahabat Skylar itu bernama Xander. Mereka dulunya adalah partner bisnis yang sama-sama memulai dari awal, mereka sama-sama bekerja keras hingga bisa mencapai kesuksesannya seperti sekarang ini. Xander juga memiliki perusahaan yang sangat besar dan terbilang cukup sukses di usia muda. Bukan hanya kecocokan mereka dalam dunia bisnis, tetapi mereka yang seumuran membuatnya semakin cocok untuk bersahabat.

"Kau pasti tahu itu, Xander. Kau sudah lama mengenalku, bukan? Kau tahu apa yang terjadi pada adikku? Aku rasa tanpa perlu menjawab pertanyaanmu pun kau pasti sudah mengetahui jawaban yang sebenarnya."

Xander tetap bersikeras dan masih belum mengerti kenapa Skylar harus melampiaskan kepada wanita yang lemah. "Tetapi gadis itu tidak bersalah," kata Xander yang membuat Skylar kembali mengalihkan tatapan tajam ke arahnya. Alisnya tampak berkerut marah. Namun, pria itu tidak mengeluarkan satu kalimat pun untuk menanggapi.

"Kau tidak sadar bahwa perlakuanmu itu terlalu kekanakan dan tidak masuk akal, Sky. Bagaimana bisa kau menyakiti seorang perempuan lemah yang tidak bersalah?"

Dan kali ini, Skylar tidak lagi mampu menahan lidahnya untuk tidak menjawab. Ia menegakkan duduknya lalu kembali bersuara, "Kau tidak akan mengerti bagaimana penderitaan Gaby. Kakak gadis itu telah membuat adikku menderita sedemikian rupa. Gadis itu bahkan sempat membantu menyembunyikan keberadaannya ketika Gabriella meminta sebuah pertanggung jawaban. Dan kau bilang dia tidak bersalah?"

"Tetapi, bukankah Gaby—"

"Stop! Berhenti membahasnya," potong Skylar cepat. Dia sudah tahu apa kelanjutan dari kalimat pria itu dan ia sama sekali tidak mau membahasnya.

Xander terdiam. Bukannya kalah, hanya saja ia benar-benar malas berdebat dengan Skylar. Pria itu memang arogan. Apa pun yang ia katakan, itu akan terjadi dan akan dibuktikannya. Mereka sudah sangat sering berdebat seperti ini, mau hal serius ataupun masalah remeh. Dan Xander yang selalu angkat tangan untuk mengalah, membiarkan Skylar melakukan apa saja yang ingin dilakukannya. Mungkin karena ini juga persahabatan mereka akan langgeng sampai sekarang, karena Xander yang akan selalu mengalah.

Keduanya kemudian terpenjara dalam keheningan. Setelah terdiam cukup lama, Skylar kembali membuka suara, "Aku akan menikahinya."

Xander tercengang seketika saat mendengar pernyataan dari sahabat baiknya itu.

"Menikah?"

"Ya, Xander. Aku akan menghancurkan semua yang ada pada dirinya, tak akan ada yang tersisa."

Xander mendesah frustasi ketika mendengar ancaman mengerikan tersebut. Sungguh, pria itu tak pernah melihat Skylar semarah ini. Terlihat dari raut wajahnya yang menggelap, Skylar sepertinya memang benar-benar serius akan menghancurkan gadis malang itu.

Xander memang tidak pernah sama sekali bertemu dengan sosok gadis yang sudah beberapa minggu ini menjadi incaran Skylar. Skylar juga tidak pernah memberitahunya siapa wanita itu, jadi Xander sama sekali tidak mengetahuinya. Namun, bayangan-bayangan apa yang akan sahabat bengisnya itu akan lakukan, tak ayal membuatnya bergidik ngeri.

Sementara di sisi lain, pria yang baru saja mengatakan sumpah itu benar-benar tidak mampu menahan diri untuk tidak menyeringai tajam. Ia sungguh tidak sabar menunggu momen pembalasan itu datang.

Sebentar lagi, senyum kemenangannya akan merekah setelah menyaksikan penderitaan gadis itu.

Episodes
1 Sadness
2 Agreement
3 Choice
4 Scare
5 Harassment
6 Anger
7 Shame
8 Apologize
9 Trapped
10 Intimidate
11 Fright
12 Past
13 Hell
14 Determination
15 Invasi
16 Disgusting
17 Angel
18 Devil
19 Nightmare
20 Wedding
21 Rival
22 Planning
23 Friend
24 Ekspektasi
25 Contentment
26 Bastard
27 Thinking
28 Gone
29 Vile
30 Posesif
31 Forcing
32 Misterius
33 Accidental
34 Refusal
35 Merges
36 Slut
37 Flashback
38 Cunning
39 Position
40 Dinner
41 Threat
42 Worry
43 Nerveous
44 Honest
45 Try
46 Blurry
47 Villa
48 Psychopath
49 Saved
50 Swimming
51 Miss
52 Cruel
53 Worthless
54 Grudge
55 Candle
56 Cruelty
57 Weird
58 Pain
59 About
60 Error
61 First Love
62 Child
63 Betray
64 Anger
65 Cooperate
66 Story
67 Flashback
68 Impossible
69 Give Up
70 Hate You
71 Must Die
72 Breathe
73 Truth
74 Regret
75 Repentance
76 Selfish
77 She is Mine
78 Thank You
79 Coercive
80 Fucking Bastard
81 Crazy
82 Gentle
83 Stubborn
84 Asshole
85 Ariana vs Andreas
86 Go To Hell
87 Revealed
88 Longing
89 Memory
90 Slightly Better
91 Secret
92 Love
93 Cheap Plan
94 Shitty Day
95 Make Love
96 Sifat yang Masih Sama
97 Pretend
98 Lie
99 Touched
100 Weakness
101 Berlaku Kasar
102 Suffering
103 Too Late
104 Save You
105 First Introduction
106 Plan
107 Problem
108 Great Plan
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Sadness
2
Agreement
3
Choice
4
Scare
5
Harassment
6
Anger
7
Shame
8
Apologize
9
Trapped
10
Intimidate
11
Fright
12
Past
13
Hell
14
Determination
15
Invasi
16
Disgusting
17
Angel
18
Devil
19
Nightmare
20
Wedding
21
Rival
22
Planning
23
Friend
24
Ekspektasi
25
Contentment
26
Bastard
27
Thinking
28
Gone
29
Vile
30
Posesif
31
Forcing
32
Misterius
33
Accidental
34
Refusal
35
Merges
36
Slut
37
Flashback
38
Cunning
39
Position
40
Dinner
41
Threat
42
Worry
43
Nerveous
44
Honest
45
Try
46
Blurry
47
Villa
48
Psychopath
49
Saved
50
Swimming
51
Miss
52
Cruel
53
Worthless
54
Grudge
55
Candle
56
Cruelty
57
Weird
58
Pain
59
About
60
Error
61
First Love
62
Child
63
Betray
64
Anger
65
Cooperate
66
Story
67
Flashback
68
Impossible
69
Give Up
70
Hate You
71
Must Die
72
Breathe
73
Truth
74
Regret
75
Repentance
76
Selfish
77
She is Mine
78
Thank You
79
Coercive
80
Fucking Bastard
81
Crazy
82
Gentle
83
Stubborn
84
Asshole
85
Ariana vs Andreas
86
Go To Hell
87
Revealed
88
Longing
89
Memory
90
Slightly Better
91
Secret
92
Love
93
Cheap Plan
94
Shitty Day
95
Make Love
96
Sifat yang Masih Sama
97
Pretend
98
Lie
99
Touched
100
Weakness
101
Berlaku Kasar
102
Suffering
103
Too Late
104
Save You
105
First Introduction
106
Plan
107
Problem
108
Great Plan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!