Apologize

"Terima kasih atas tumpangannya, Pak." Setelah mengatakan kalimat ucapan terima kasihnya Starla bergerak turun dari mobil, namun pergerakannya terhenti saat Xander memegang lengannya.

Xander berdeham kemudian membuka suara. "Benar kamu tidak apa-apa, Star?"

Starla menoleh dan mengerutkan alisnya tanda tidak mengerti. Dia kemudian tersenyum kecil. "Aku baik-baik saja, Pak. Memangnya aku terlihat tidak baik-baik saja?"

Xander hanya terdiam dan menatap Starla dengan lekat, kemudian menggeleng setelah beberapa detik berlalu. "Tidak ... tidak apa-apa, Star. Aku memiliki banyak pertanyaan, tetapi aku rasa itu kurang sopan untuk menanyakannya."

"Baiklah, aku masuk dulu, Pak. Dan terima kasih atas tumpangannya, besok aku akan membawakan jas ini setelah aku cuci." Tanpa menunggu jawaban, Starla sudah keluar dari mobil dan melangkah memasuki gedung apartemen kecil miliknya tanpa menoleh.

Xander sudah terbiasa dengan kejadian seperti ini, Starla memang tidak pernah sedikit pun menunjukkan rasa tertariknya meskipun Xander sudah menunjukkan banyak perhatian yang menjurus ke arah ingin memiliki. Tetapi, ya, itulah Starla dengan segala kemisteriusannya.

Xander memiliki banyak pertanyaan terhadap wanita itu. Pertanyaan yang mendominasi adalah kenapa dia bisa berada di pinggir jalan dekat sebuah klub besar dengan dandanan dan pakaian seperti itu. Bukannya men-judge, tetapi melihat pakaian wanita itu sudah jelas kalau dia bekerja di dunia malam. Xander tidak akan mencampuri urusan karyawannya, dia tidak membatasi karyawannya kalau dia memiliki pekerjaan sampingan, di samping ia masih bekerja dengan baik pada perusahaannya dan tidak mengganggunya sama sekali dengan pekerjaan sampingan itu.

Hanya saja, Starla itu begitu mengambil perhatiannya sejak pertama kali dia melihatnya. Wanita cantik yang begitu lembut menyihirnya saat pertama kali melihat wanita itu sedang berlarian memasuki lift dan hampir saja menabraknya, belakangan dia tahu kalau dia terburu-buru karena takut terlambat. Starla saat itu tanpa sengaja menabraknya dan membuatnya terjatuh, tetap meskipun begitu dia sama sekali tidak menunjukkan rasa sakit dan malah berdiri bahkan terus-terusan melontarkan permintaan maafnya.

Wanita itu tidak berhenti mengutarakan permintaan maaf, sampai Xander jengah sendiri dan menerima permintaan maaf itu. Setelah mendengar suara Xander, barulah wanita itu berlalu dari hadapannya. Dan ia ingat betul, saat itu Starla sama sekali tidak berniat menatap matanya dan hanya menunduk terus menerus.

Sejak saat itu, Starla benar-benar mengambil alih perhatiannya. Diam-diam ia mengamatinya dari kejauhan, dia tidak lebih dari penguntit. Tetapi semua yang dilakukan tanpa alasan, dia penasaran tentang wanita itu. Dan sampai kemudian beberapa kejadian demi kejadian mendekatkan mereka, Xander tentu saja begitu bahagia akhirnya bisa mengenal baik wanita tersebut.

Meskipun belum ke tahap yang lebih jauh, tetapi Xander sudah tahu seluk beluk keluarganya. Starla ternyata sebatang kara dan hanya hidup berdua bersama kakak lelakinya. Tetapi, meskipun begitu dia terlihat bahagia hidup pas-pasan. Starla memang wanita introvert, setahunya dia hanya berteman dengan satu divisinya bernama Ariana. Hanya itu, mungkin karena saking tertutupnya kepribadiannya.

Dan, kini wanita itu semakin tertutup semenjak kejadian satu bulan yang lalu—kematian Arlan, kakaknya. Kehilangan itu ternyata membawa dampak besar bagi Starla, wanita itu semakin terlihat kehilangan semangat hidup. Wanita itu selalu terlihat bersedih dan terlihat memiliki beban hidup yang berat.

Xander menatap kepergian Starla yang sudah semakin menjauh, dan sedikit pun sama sekali tidak menoleh ke arahnya.

Starla, bolehkah aku menjadi pelindung yang mencintaimu dan pengobat pelipur laramu?

****

Skylar menyesali karena telah melepaskan wanita itu dengan begitu mudahnya. Kini perempuan itu masih berkeliaran dengan bebasnya bahkan menjalin hubungan dengan seorang pria. Apa yang dilihatnya tadi menunjukkan kalau mereka memiliki hubungan khusus. Meskipun dia tidak bisa melihat dengan jelas rupa pria itu, karena hanya bisa melihat punggungnya, tetapi Skylar yakin sekali kalau yang menjadi kekasih Starla adalah orang yang memiliki kekuasaan sama sepertinya.

"Siapkan segalanya, besok wanita itu harus benar-berada dalam cengkeramanku. Malam ini biarkan dia beristirahat dan menikmati kehidupan tenangnya."

Tanpa basa-basi, Skylar langsung menghubungi tangan kanannya itu, Andreas.

"Baik, Tuan," jawab Andreas di seberang sana.

Tanpa menunggu jawaban, Skylar langsung memutuskan sambungan telepon. Setelah itu tatapannya kembali ke tempat di mana gedung kecil itu berada, tepatnya letak unit apartemen yang ditempati oleh Starla selama ini. Sudah dari tadi Skylar memarkir mobilnya dan memantau gedung apartemen kecil itu.

Bahkan dia melihat dengan jelas sebuah mobil mewah mengantarnya pulang dan bahkan mobil itu terlihat lama memarkir, setelah Starla memasuki gedung barulah mobil itu melenggang pergi menjauhi gedung tersebut.

Tanpa melakukan sesuatu, Skylar hanya mengamati dari kejauhan tempat itu. Sudah lama dia memantau pergerakan wanita itu, bahkan merencanakan sesuatu kehancuran untuk wanita tersebut. Malam ini dia masih membiarkan wanita itu tidur dengan tenang dan menikmati hidupnya. Tetapi setelah ini, Skylar bersumpah akan menciptakan sebuah neraka menyakitkan untuk wanita itu. Starla memang pantas untuk mendapatkannya, sebagai tameng atas perbuatan Arlan pada dirinya, adiknya dan kehidupannya. Wanita itu yang berhak mendapatkan rasa sakit yang selama ini Skylar rasakan.

Setelah unit milik Starla gelap, menandakan sang empu sudah menikmati tidurnya. Barulah Skylar berlalu dari tempat itu, menyisakan banyak janji bahwa keesokan harinya dia akan datang dan menjemput wanita itu untuk mendatangi neraka yang telah diciptakan untuknya.

Ah, Skylar sudah tidak sabar akan hal itu.

****

Starla merasa begitu lelah hari ini, pertemuannya dengan Skylar dan segala rentetan kejadian begitu mengganggunya. Dia ketakutan, sangat ketakutan melihat pria itu muncul di hadapannya. Tetapi di antara segala rasa takut itu, kemarahan lebih menguasainya saat Skylar malah melecehkannya di hadapan banyak orang. Sungguh, tidak ada yang pernah melecehkan sedemikian rupa seperti yang dilakukan oleh pria itu. Hal itu yang membuatnya semakin marah.

Setelah membersihkan diri dan menghilangkan jejak-jejak sentuhan pria itu pada tubuhnya, Starla bersiap untuk tidur. Tetapi ponselnya yang tergeletak di atas nakas mengambil alih perhatiannya.

Ariana is calling.

Sekilas ia tidak ingin mengangkat panggilan itu, dia masih sedikit kesal pada dirinya lebih tepatnya. Kalau tidak mengikuti permintaan Ariana, dia tidak akan mungkin bertemu pria brengsek itu dan mendapatkan pelecehan yang merusak harga dirinya. Tetapi pemikiran lain kembali mengganggunya, memangnya kau akan setega itu melihat ibu dari temanmu menderita karena penyakitnya?

Di tengah pergolakan batinnya, Starla menerima panggilan dari Ariana.

"Oh, syukurlah! Akhirnya kau mengangkatnya. Apa kau baik-baik saja, Star?"

Starla menghela napas dengan pelan. "Bohong kalau aku mengatakan bahwa aku baik-baik saja, karena nyatanya aku sama sekali tidak baik-baik saja."

Terdengar suara Ariana kembali di seberang sana. "Maaf ... maafkan aku, Star. Aku sama sekali tidak tahu kalau bos besar akan mengunjungi klub malamnya. Maaf karena—"

"Aku yang seharusnya minta maaf, Ariana," potong Starla. "Aku minta maaf karena mengacaukan segalanya, maafkan aku karena aku tidak memiliki banyak kesabaran sehingga saat ada yang melecehkanku aku membalasnya dengan kasar."

"Tidak, Star. Apa yang kau lakukan sudah benar, kau harus melawan siapa pun yang akan menyakitimu ataupun bersikap kurang ajar. Dan sekali lagi maaf karena membawamu ke dalam situasi yang rumit padahal aku tahu kau sudah memiliki beban hidup yang besar."

"Aku tidak apa-apa. Sudah dulu ya, aku sangat kelelahan malam ini."

"Istirahatlah, Star. Dan selamat malam!"

"Selamat malam."

Dan sambungan telepon terputus begitu saja. Starla berbaring nyalang dan menatap langit-langit kamar. Terkadang dia ingin menyerah dengan semua yang terjadi dan kadang ia juga ingin menyusul Arlan.

Hidup ini terlalu berat untuk dilaluinya sendiri.

Episodes
1 Sadness
2 Agreement
3 Choice
4 Scare
5 Harassment
6 Anger
7 Shame
8 Apologize
9 Trapped
10 Intimidate
11 Fright
12 Past
13 Hell
14 Determination
15 Invasi
16 Disgusting
17 Angel
18 Devil
19 Nightmare
20 Wedding
21 Rival
22 Planning
23 Friend
24 Ekspektasi
25 Contentment
26 Bastard
27 Thinking
28 Gone
29 Vile
30 Posesif
31 Forcing
32 Misterius
33 Accidental
34 Refusal
35 Merges
36 Slut
37 Flashback
38 Cunning
39 Position
40 Dinner
41 Threat
42 Worry
43 Nerveous
44 Honest
45 Try
46 Blurry
47 Villa
48 Psychopath
49 Saved
50 Swimming
51 Miss
52 Cruel
53 Worthless
54 Grudge
55 Candle
56 Cruelty
57 Weird
58 Pain
59 About
60 Error
61 First Love
62 Child
63 Betray
64 Anger
65 Cooperate
66 Story
67 Flashback
68 Impossible
69 Give Up
70 Hate You
71 Must Die
72 Breathe
73 Truth
74 Regret
75 Repentance
76 Selfish
77 She is Mine
78 Thank You
79 Coercive
80 Fucking Bastard
81 Crazy
82 Gentle
83 Stubborn
84 Asshole
85 Ariana vs Andreas
86 Go To Hell
87 Revealed
88 Longing
89 Memory
90 Slightly Better
91 Secret
92 Love
93 Cheap Plan
94 Shitty Day
95 Make Love
96 Sifat yang Masih Sama
97 Pretend
98 Lie
99 Touched
100 Weakness
101 Berlaku Kasar
102 Suffering
103 Too Late
104 Save You
105 First Introduction
106 Plan
107 Problem
108 Great Plan
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Sadness
2
Agreement
3
Choice
4
Scare
5
Harassment
6
Anger
7
Shame
8
Apologize
9
Trapped
10
Intimidate
11
Fright
12
Past
13
Hell
14
Determination
15
Invasi
16
Disgusting
17
Angel
18
Devil
19
Nightmare
20
Wedding
21
Rival
22
Planning
23
Friend
24
Ekspektasi
25
Contentment
26
Bastard
27
Thinking
28
Gone
29
Vile
30
Posesif
31
Forcing
32
Misterius
33
Accidental
34
Refusal
35
Merges
36
Slut
37
Flashback
38
Cunning
39
Position
40
Dinner
41
Threat
42
Worry
43
Nerveous
44
Honest
45
Try
46
Blurry
47
Villa
48
Psychopath
49
Saved
50
Swimming
51
Miss
52
Cruel
53
Worthless
54
Grudge
55
Candle
56
Cruelty
57
Weird
58
Pain
59
About
60
Error
61
First Love
62
Child
63
Betray
64
Anger
65
Cooperate
66
Story
67
Flashback
68
Impossible
69
Give Up
70
Hate You
71
Must Die
72
Breathe
73
Truth
74
Regret
75
Repentance
76
Selfish
77
She is Mine
78
Thank You
79
Coercive
80
Fucking Bastard
81
Crazy
82
Gentle
83
Stubborn
84
Asshole
85
Ariana vs Andreas
86
Go To Hell
87
Revealed
88
Longing
89
Memory
90
Slightly Better
91
Secret
92
Love
93
Cheap Plan
94
Shitty Day
95
Make Love
96
Sifat yang Masih Sama
97
Pretend
98
Lie
99
Touched
100
Weakness
101
Berlaku Kasar
102
Suffering
103
Too Late
104
Save You
105
First Introduction
106
Plan
107
Problem
108
Great Plan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!