CAHAYA CINTA 20

BAB 20🌹

Ibu Fatma kemudian melangkah menuju kearah kamar pribadinya disusul dengan suaminya, didalam kamarnya dia duduk disofa yang ada dikamarnya itu, dengan pikiran yang campur aduk karena dia merasa tidak percaya dengan kejadian yang telah dia alami saat ini.

" Menurut Mas Siapa yang membuat semua ini terjadi.?"

" Aku juga tidak tahu siapa yang membuat ini semua, aku tidak menyangka padahal penjagaan di rumah kita sangatlah ketat, tapi sedikitpun mereka yang ada di rumah ini tidak mengetahui siapa pelakunya."

" Jadi kita harus bagaimana Mas.?"

" Aku belum tahu sayang..."

" Kita kehilangan Febri, Aku takutnya dia bisa sembuh seperti sedia kala dan akan membalaskan dendamnya pada kita, atas perbuatan kita padanya."

" Aku juga tidak tahu harus berbuat apa, lebih baik kamu tenangkan pikiran kamu, kita istirahat dulu siapa tahu ini hanyalah mimpi bagi kita, dan saat pagi besok Febri sudah ada di kamarnya." ucap sang suami kemudian Ibu Fatma pun menganggukan kepalanya, Mereka kemudian menuju ke tempat peristirahatan mereka dan melepaskan semua lelah yang sudah mereka lalui saat ini.

Di Rumah Sakit Wibawa.

Setelah mendapatkan kabar kalau Febri masih bisa disembuhkan, Mereka pun terlihat sangat senang sekali, Alvaro kemudian berpesan pada pihak rumah sakit agar memberikan pengobatan yang terbaik untuk temannya itu.

Setelah pihak Rumah Sakit mengiyakan apa yang dikatakan oleh Alvaro, mereka berempat pun kemudian meninggalkan Rumah Sakit tersebut menuju pulang ke arah rumah mereka masing-masing dengan diantar oleh Arsya,

Setelah Arsya mengantarkan para sahabatnya itu dia pun melajukan kembali mobilnya menuju ke arah rumah kediaman pribadi kedua orang tuanya, beberapa saat kemudian mobil Arsya terparkir rapi di tempat parkir rumahnya itu, karena dia memiliki kunci serep rumahnya itu dia pun langsung membuka pintu rumah utamanya, dia tidak ingin membangunkan keluarganya yang sedang beristirahat, Arsya melangkah menuju ke lantai dua di mana kamar pribadinya berada.

Arsya mengganti pakaiannya dengan baju tidurnya yang berada di dalam lemari pribadinya itu, kemudian dia tidak langsung tidur melainkan dia duduk di sofa dan membuka galeri ponselnya dia menatap wajah almarhumah kekasihnya yang sudah terlebih dahulu meninggalkannya untuk selama-lamanya, dia menatap lekat kefhoto sang kekasih, Dia teringat akan kenangan bersama dengan kekasihnya tersebut, Dia kemudian menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa sembari menengadahkan kepalanya menatap ke arah langit-langit kamarnya tersebut.

Beberapa saat dia terdiam, kemudian dia pun kembali menatap layar ponsel yang terpampang wajah kekasihnya itu.

Dia tersenyum sembari berucap.

" Hai Aisya... apa kabar kamu sayang, Aku sangat merindukan kamu, kamu pasti bahagia di sana sekarang, kamu tidak lagi merasakan kesakitan dan sekarang kamu sudah sembuh, pasti kamu bahagia bersama dengan orang-orang yang sangat menyayangi kamu di sana." ucapnya sembari tersenyum getir dia pun kemudian berdiri dan melangkah menuju ke jendela kamar pribadinya itu, dia menyandarkan pundaknya dan menatap lepas keluar jendela dengan mensedekapkan kedua tangannya di dada matanya lurus menatap ke langit hitam yang bertabur dengan bintang.

" Aisya, kamu sudah berada di atas sana kamu pasti melihat aku sekarang yang sangat merindukan kamu." ucapnya lagi-lagi dia tersenyum beberapa saat dia terdiam dan menghela nafasnya dengan panjang kemudian dia pun melangkah menuju tempat tidurnya dan dia berusaha untuk memejamkan matanya yang tidak ingin tertidur itu, dia membolak-balikkan arah tidurnya kekiri dan kekanan.

" Ya Allah, kenapa aku tidak bisa tidur malam ini ?kenapa aku selalu terbayang Aisya." kemudian dia pun bangun dari tidurnya dan bersila di atas tempat tidurnya itu, lalu dia menengadahkan kedua tangannya ke atas dan memanjatkan doa untuk Aisya, tidak lama dia merasakan kantuk di matanya sudah menyerangnya dan dia merebahkan kembali dirinya beberapa saat kemudian dia pun terlelap dalam tidurnya.

*****

Keesokan paginya tepat jam 10.00 pagi Bima yang menjemput mereka semua untuk menuju ke Cafe di mana Ibu Fatma dan Pak Dedi berada.

Setelah mereka berpamitan dengan kedua orang tuanya masing-masing, Mereka pun menuju arah tujuan.

Di cafe Bintang...

Ibu Fatma yang berada di ruangannya itu berbicara dengan sang suami.

" Ternyata ini semua bukan mimpi Mas, hancurlah kita karena Febri tidak akan kembali bersama dengan kita lagi,buat apalagi kita menahan istrinya di cafe ini." ucapnya tanpa sadar mereka berdua saat berbicaraan terdengar oleh Sheila.

" Apa?!! Ternyata Mas Febri sudah tidak ada di rumah Ibu Fatma? Ya Allah akhirnya rencana mereka berhasil, terima kasih ya Allah engkau telah memberikan penolong untuk hambaMu yang dalam kesusahan ini." ucapnya tersenyum bahagia karena dia sudah mendapatkan kabar yang baik.

Dia pun menghela nafasnya dengan panjang dan meninggalkan ruang kerja Ibu Fatma itu, Dia kemudian melangkah menuju ruangannya yang selalu menjadi tempat tidurnya itu, dia mengambil beberapa barang yang diperlukannya saja, karena dia ingin pergi dari cafe itu.

Saat dia hendak keluar membawa beberapa barangnya ternyata Ibu Fatma dan Pak Dedi melangkah menuju ke arah ruangannya.

" Sheila? mau ke mana kamu.?" tegur ibu Fatma.

" Aku ingin pergi dari kafe ini, karena sudah cukup penderitaan yang telah kalian berdua berikan padaku terutama pada suamiku."

" Sheila apa-apaan Kamu ini, kenapa kamu bisa berbicara seperti itu, suami kamu masih ada di rumah ibu, dia ibu merawatnya dengan baik, sekarang keadaannya mulai membaik." ucap Ibu Fatma yang biasanya berkata dengan ketus tapi sekarang terlihat sangat lemah lembut.

" Sudah cukup Ibu, kalian mempermainkan perasaan kami terutama perasaan Mas Febri, aku mendengar perkataan kalian kalau Mas Febri sudah tidak ada di rumah kalian lagi, aku akan mencari Mas Febri karena dia adalah belahan jiwaku dia adalah suamiku orang yang sangat aku cintai begitu tega kalian memisahkan aku dengannya, seharusnya aku yang merawatnya bukan tersia-sia seperti ini." ucap Sheila sembari menatap dengan lekat ke arah Ibu Fatma dan Pak Dedi.

Ibu Fatma terkejut mendengar Sheila berbicara seperti itu namun dia berusaha menyembunyikan rasa terkejutnya dan dia berusaha dihadapan Sheila berbuat baik agar Sheila tidak pergi dari cafenya itu karena dia sangat membutuhkan kehadiran Sheila untuk membujuk Febri kembali kepada mereka, jika seandainya Febri datang suatu saat nanti.

" Sheila kamu hanya termakan emosi, sabarlah dulu nak." ucapnya dengan penuh lembut membujuk Sheila karena dia tetap masih memerlukan Sheila.

Sheila merasa heran dengan sikap kedua orang yang ada di hadapannya tersebut, dia menatap dengan lekat sembari bergumam di dalam hatinya.

" Kenapa mereka berubah begitu cepat? padahal tadi pagi dia marah-marah padaku, kenapa sekarang dia begitu lembut berbicara denganku, seolah-olah Aku adalah anaknya, dia kembali kepada pribadinya yang dulu begitu lembut dan menyayangi serta penuh perhatian pada kami " gumamnya.

Bu Fatma dan pak Dedi pun saling berpandangan, kemudian dia memberikan isyarat pada suaminya itu, Pak Dedi mendekati Sheila dan dia pun langsung mencengkram tangan Sheila agar dia tidak keluar dari Cafe tersebut, saat itu cafe masih terlihat sepi, Sheila pun berontak saat Sheila berontak hendak dibawa ke dalam kamar pribadinya Sheila yang ada di cafe tersebut, terdengar suara memanggil mereka.

" Ibu Fatma dan Pak Dedi, apa yang kalian lakukan dengan Mbak Sheila!" ucap suara Alvaro, kedua orang itu pun langsung menoleh ke arah Alvaro mereka berdua terkejut melihat kedatangan mereka berempat.

Terpopuler

Comments

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

tangkap mereka brdua biar kapok dia

2023-03-26

0

manda_

manda_

lanjut lagi thor

2023-03-25

0

Yuliana Susanti

Yuliana Susanti

ah penasaran semangat up lagi selamatkan sheila beri pelajaran pak Dedi & istrinya beri hukuman yg berat klo bisa mati aja sekalian kelaut dilempar biar dimakan hiu, kerja. Skali satukan lagi Sheila suaminya sembuhkan suami Sheila semangat up banyak2

2023-03-24

0

lihat semua
Episodes
1 CAHAYA CINTA 01
2 CAHAYA CINTA 02
3 CAHAYA CINTA 03
4 CAHAYA CINTA 04
5 CAHAYA CINTA 05
6 CAHAYA CINTA 06
7 CAHAYA CINTA 07
8 CAHAYA CINTA 08
9 CAHAYA CINTA 09
10 CAHAYA CINTA 10
11 CAHAYA CINTA 11
12 CAHAYA CINTA 12
13 CAHAYA CINTA 13
14 CAHAYA CINTA 14
15 CAHAYA CINTA 15
16 CAHAYA CINTA 16
17 CAHAYA CINTA 17
18 CAHAYA CINTA 18
19 CAHAYA CINTA 19
20 CAHAYA CINTA 20
21 CAHAYA CINTA 21
22 CAHAYA CINTA 22
23 CAHAYA CINTA 23
24 CAHAYA CINTA 24
25 CAHAYA CINTA 25
26 CAHAYA CINTA 26
27 CAHAYA CINTA 27
28 CAHAYA CINTA 28
29 CAHAYA CINTA 29
30 CAHAYA CINTA 30
31 CAHAYA CINTA 31
32 CAHAYA CINTA 32
33 CAHAYA CINTA 33
34 CAHAYA CINTA 34
35 CAHAYA CINTA 35
36 CAHAYA CINTA 36
37 CAHAYA CINTA 37
38 CAHAYA CINTA 38
39 CAHAYA CINTA 39
40 CAHAYA CINTA 40
41 CAHAYA CINTA 41
42 CAHAYA CINTA 42
43 CAHAYA CINTA 43
44 CAHAYA CINTA 44
45 CAHAYA CINTA 45
46 CAHAYA CINTA 46
47 CAHAYA CINTA 47
48 CAHAYA CINTA 48
49 CAHAYA CINTA 49
50 CAHAYA CINTA 50
51 CAHAYA CINTA 51
52 CAHAYA CINTA 52
53 CAHAYA CINTA 53
54 CAHAYA CINTA 54
55 CAHAYA CINTA 55
56 CAHAYA CINTA 56
57 CAHAYA CINTA 57
58 CAHAYA CINTA 58
59 CAHAYA CINTA 59
60 CAHAYA CINTA 60
61 CAHAYA CINTA 61
62 CAHAYA CINTA 62
63 CAHAYA CINTA 63
64 CAHAYA CINTA 64
65 CAHAYA CINTA 65
66 CAHAYA CINTA 66
67 CAHAYA CINTA 67
68 CAHAYA CINTA 68
69 CAHAYA CINTA 69
70 CAHAYA CINTA 70
71 CAHAYA CINTA 71
72 CAHAYA CINTA 72
73 CAHAYA CINTA 73
74 CAHAYA CINTA 74
75 CAHAYA CINTA 75
76 CAHAYA CINTA 76
77 CAHAYA CINTA 77
78 CAHAYA CINTA 78
79 CAHAYA CINTA 79
80 CAHAYA CINTA 80
81 CAHAYA CINTA 81
82 CAHAYA CINTA 82
83 CAHAYA CINTA 83
84 CAHAYA CINTA 84
85 CAHAYA CINTA 85
86 CAHAYA CINTA 86
87 CAHAYA CINTA 87
88 CAHAYA CINTA 88
89 CAHAYA CINTA 89
90 CAHAYA CINTA 90
91 CAHAYA CINTA 91
Episodes

Updated 91 Episodes

1
CAHAYA CINTA 01
2
CAHAYA CINTA 02
3
CAHAYA CINTA 03
4
CAHAYA CINTA 04
5
CAHAYA CINTA 05
6
CAHAYA CINTA 06
7
CAHAYA CINTA 07
8
CAHAYA CINTA 08
9
CAHAYA CINTA 09
10
CAHAYA CINTA 10
11
CAHAYA CINTA 11
12
CAHAYA CINTA 12
13
CAHAYA CINTA 13
14
CAHAYA CINTA 14
15
CAHAYA CINTA 15
16
CAHAYA CINTA 16
17
CAHAYA CINTA 17
18
CAHAYA CINTA 18
19
CAHAYA CINTA 19
20
CAHAYA CINTA 20
21
CAHAYA CINTA 21
22
CAHAYA CINTA 22
23
CAHAYA CINTA 23
24
CAHAYA CINTA 24
25
CAHAYA CINTA 25
26
CAHAYA CINTA 26
27
CAHAYA CINTA 27
28
CAHAYA CINTA 28
29
CAHAYA CINTA 29
30
CAHAYA CINTA 30
31
CAHAYA CINTA 31
32
CAHAYA CINTA 32
33
CAHAYA CINTA 33
34
CAHAYA CINTA 34
35
CAHAYA CINTA 35
36
CAHAYA CINTA 36
37
CAHAYA CINTA 37
38
CAHAYA CINTA 38
39
CAHAYA CINTA 39
40
CAHAYA CINTA 40
41
CAHAYA CINTA 41
42
CAHAYA CINTA 42
43
CAHAYA CINTA 43
44
CAHAYA CINTA 44
45
CAHAYA CINTA 45
46
CAHAYA CINTA 46
47
CAHAYA CINTA 47
48
CAHAYA CINTA 48
49
CAHAYA CINTA 49
50
CAHAYA CINTA 50
51
CAHAYA CINTA 51
52
CAHAYA CINTA 52
53
CAHAYA CINTA 53
54
CAHAYA CINTA 54
55
CAHAYA CINTA 55
56
CAHAYA CINTA 56
57
CAHAYA CINTA 57
58
CAHAYA CINTA 58
59
CAHAYA CINTA 59
60
CAHAYA CINTA 60
61
CAHAYA CINTA 61
62
CAHAYA CINTA 62
63
CAHAYA CINTA 63
64
CAHAYA CINTA 64
65
CAHAYA CINTA 65
66
CAHAYA CINTA 66
67
CAHAYA CINTA 67
68
CAHAYA CINTA 68
69
CAHAYA CINTA 69
70
CAHAYA CINTA 70
71
CAHAYA CINTA 71
72
CAHAYA CINTA 72
73
CAHAYA CINTA 73
74
CAHAYA CINTA 74
75
CAHAYA CINTA 75
76
CAHAYA CINTA 76
77
CAHAYA CINTA 77
78
CAHAYA CINTA 78
79
CAHAYA CINTA 79
80
CAHAYA CINTA 80
81
CAHAYA CINTA 81
82
CAHAYA CINTA 82
83
CAHAYA CINTA 83
84
CAHAYA CINTA 84
85
CAHAYA CINTA 85
86
CAHAYA CINTA 86
87
CAHAYA CINTA 87
88
CAHAYA CINTA 88
89
CAHAYA CINTA 89
90
CAHAYA CINTA 90
91
CAHAYA CINTA 91

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!