CAHAYA CINTA 17

BAB 17 🌹

" Maafkan kami Mbak Sheila, mungkin kami mengagetkan Mbaknya." ucap Alvaro.

" Saya tidak kaget, saya sudah biasa mendengar ketukan-ketukan seperti itu."

" Maksud Mbaknya.?" tanya Bima

" Banyak yang mengetuk jendela saya karena mungkin mereka melihat saya berada di dalam cafe ini sendirian, namun saya tidak menghiraukannya."

" Terus kenapa saat kami mengetuk jendela ini Mbaknya langsung bereaksi untuk membukanya.?" tanya Arsya

" Saya juga tidak tahu, begitu saja langsung membuka jendela ini."

Terdengar Sheila menghela nafasnya dengan panjang.

" Siapa kalian sebenarnya kenapa kalian ke sini? Apakah kalian mengenal saya.?"

" Kita sudah pernah ketemu Mbak, kemarin saat kami berada di cafe ini,saat kami bertanya tentang Febri pada Mbaknya." ucap Dewa.

" Maafkan saya, saat kalian bertanya itu Saya berbohong."

" Kami sudah dapat mengiranya Mbak, tapi sebelum kami bertanya banyak dengan Mbak, bisakah Mbak membukakan pintu agar kita bisa berbicara dengan leluasa di dalam daripada kita berbicara melalui jendela ini." ucap Alvaro.

" Maafkan saya, karena saya tidak bisa membuka pintu ruangan ini karena setiap pulang Mereka selalu menguncinya."

" Tidak apa-apa kalau seperti itu, kita bicara di sini saja karena ini sangat penting sekali kalau boleh tahu sebenarnya Mbak ini tahu nggak tentang Febri sekarang berada di mana Kami yakin Mbaknya pasti tahu." lanjut Alvaro.

Lagi-lagi terdengar Sheila menghela nafasnya dengan panjang.

" Saya memang mengenal Mas Febri, lebih dari yang kalian kenal karena Mas Febri adalah suami saya."

Mereka mendengar ucapan Sheila tidak terkejut,sebab mereka sudah mengira kalau Sheila adalah istrinya dari Febri.

" Kebetulan sekali Mbak bisa menceritakan pada kami biar kami bisa mencari tahu keadaan Febri sekarang." ucap Alvaro.

" Sepertinya sulit Mas-Mas mau mencari Mas Febri karena pengamanan di rumah Ibu Fatma dan Pak Dedi sangatlah ketat, sekali masuk kedalam tidak mudah lagi untuk keluar."

" Tapi bagaimana ceritanya sih, sampai mereka bisa membawa Febri dan memisahkan Mbaknya dari suami sendiri.?" tanya Bima.

" Ceritanya panjang."

" Tidak apa-apa Mbak, bisa ceritakan semuanya pada kami." lanjut Arsya, dianggukan oleh mereka bertiga.

" Apa hubungan dia dengan Nyonya reot dan bapak reot itu?" tanya Bima.

Lagi-lagi Sheila menghela nafasnya dengan panjang.

" Mereka berdua itu adalah orang tua angkat Mas Febri, awalnya kami memang merasa mereka itu sangat baik buat kami, tapi nyatanya di balik kebaikan yang palsu itu ingin menguasai semua usaha Mas Febri, usaha Mas Febri melebar saat itu, dia memiliki cabang 5 cafe yang ada di kota ini, namun sayangnya karena kejahatan dari orang tua angkatnya itu membuat Dia kehilangan semuanya. Saat kami berada di rumah kami saat malam kejadian itu, lampu tiba-tiba padam dan kami tidak mengetahui siapa yang melakukannya pada kami berdua, kami dipukuli sampai mengalami luka yang berat, saat itu Mas Febri melindungi Saya, makanya dia yang memiliki luka yang sangat berat kala itu dan kami juga tidak bisa berteriak karena mulut kami dibekap. Sampai akhirnya kami berdua hilang kesadaran, beberapa saat kemudian kami baru tahu saat bangun dari pingsan kami itu, ternyata orang tua angkat Mas Febri sudah ada di hadapan kami dan kami pun dibawa ke rumahnya dengan alasan demi keamanan. Tapi sayangnya penderitaan kami tidak berakhir sampai di situ, di situlah kami melihat kejahatan mereka terkuak, sampai akhirnya saya dipisahkan dengan Mas Febri, saya harus berada di cafe utama ini dan tidak bisa kemana-mana kalau sampai saya pergi dari cafe ini Mas Febri akan meninggalkan saya selama-lamanya, maka dari itu saya tetap mengalah demi Mas Febri."

" Sekarang di mana alamat Nyonya reot itu?" tanya Dewa merasa sakit hati mendengar cerita dari Sheila karena sudah menyakiti teman mereka itu.

" Di jalan Bima sakti nomor 10."

" Waduh Bima, Kenapa kamu memiliki jalan itu nggak bilang-bilang sih." ucap Dewa terkekeh, dan Bima hanya tersenyum.

" Jangan-jangan papa aku terobsesi dengan nama jalan itu, jadi memberi nama aku dengan nama jalan." ucapnya ikut tertawa pelan.

" Tapi sulit untuk masuk ke sana, karena pengamanannya sangatlah ketat sekali, sedangkan Mas Febri ada di kamar belakang."

" Kenapa kamu tahu kalau Febri ada di kamar belakang?" tanya Alvaro.

" Iya, karena kalau itu saya pernah video call bersama dengannya, dia tidak bisa berbicara karena dia terlihat sedih sekali menatap ke arah saya, karena kami sudah lama tidak bertemu."

" Itu bisa saja kalian berdua video call kenapa tidak dilakukan setiap hari, biar kamu tahu keadaan dia sekarang ini." ucap Alvaro lagi.

" Itu melalui ponsel Ibu Fatma karena dia memerlukan tanda tangan saya,saya juga tidak tahu untuk apa, Jadi dengan syarat saya harus melihat keadaan suami saya terlebih dahulu, saya juga tidak bisa berbicara banyak dengannya, karena keadaannya sangat mengkhawatirkan." ucapnya sembari menitikan air matanya.

" Bagaimana sekarang, apakah kita survei dulu ke tempat di mana rumah keluarga reot itu?" ucap Bima.

Dianggukkan mereka bertiga.

" Baiklah Mbak, terima kasih atas keterangannya, in sya Allah Mbak akan bertemu kembali dengan suami Mbaknya dan akan berkumpul kembali setelah Kami membawa Febri ke rumah sakit dan dirawat dengan keamanan yang bagus kami akan kembali lagi untuk membawa mbaknya keluar dari cafe ini dan cafe ini pasti akan kembali lagi menjadi usaha kalian berdua." ucap Alvaro dianggukan oleh ketiga sahabatnya.

Sheila hanya menganggukkan kepalanya karena dia juga merasa bimbang, Apakah mereka berempat mampu membawa suaminya itu ke rumah sakit kembali dan melepaskan dari ikatan Ibu Fatma dan Dedi.

Mereka pun kemudian meninggalkan Sheila yang masih berdiri di jendela tersebut sembari menatap kepergian mereka di kegelapan hanya terlihat cahaya senter yang mereka bawa tersebut sesampainya di dalam mobil mereka berempat menarik nafasnya dengan panjang, hening! sesaat di dalam mobil kemudian Arsya menghidupkan mesin mobilnya, mereka pun menuju ke arah alamat yang sudah diberikan oleh Sheila tersebut.

" Aku tidak menyangka Kenapa orang yang dibantu dan ditolong oleh Febri ingin menguasai usahanya tersebut." ucap Bima yang berada duduk di kursi belakang mobil tersebut.

" Itulah namanya orang yang tidak memiliki rasa kasih sayang yang sebenarnya dan kasih sayang yang dia berikan kepada Febri hanya sebagai tameng untuk mendapatkan kekayaan orang lain dan mereka tidak ingin bersusah payah dalam mendapatkan kekayaan tersebut, agar mereka bisa hidup enak dengan cara menyengsarakan hidup orang lain." ucapan Alvaro.

" Mereka itu tidak berpikir ke depannya, sepintar-pintarnya seseorang menyimpan bangkai pasti akan tercium juga, begitu juga dengan mereka sepintar-pintarnya mereka mengambil hak orang lain pasti mereka akan kena batunya." Sambung Arsya.

" Itu benar sekali, karena kita adalah batunya." ucap Bima sembari tersenyum.

" Benar sekali apa kata kamu Bima, kita adalah batu untuk si Fatma dan Dedi itu sambung Dewa.

Mereka kemudian sampai di tempat yang sudah dikatakan oleh Sheila, Mereka kemudian memarkirkan Mobilnya di seberang jalan rumah tersebut, sebelum mereka turun mereka mengawasi ke arah rumah kediaman Bu Fatma dan Pak Dedi tersebut.

Terpopuler

Comments

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

kinclong pasti bisa membersihkn setiap kasus2 yg kotor de..jd semangat tuk bikin dunia ini kinclong dr kejahatan..

2023-03-26

0

manda_

manda_

lanjut lagi thor up nya semangat ya geng kinclong pasti kalian berhasil

2023-03-25

0

@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ

@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ

semoga grup kinclong bisa nyelamatin Sheila dan Febri dan mereka mendapat kan hak mereka

2023-03-24

0

lihat semua
Episodes
1 CAHAYA CINTA 01
2 CAHAYA CINTA 02
3 CAHAYA CINTA 03
4 CAHAYA CINTA 04
5 CAHAYA CINTA 05
6 CAHAYA CINTA 06
7 CAHAYA CINTA 07
8 CAHAYA CINTA 08
9 CAHAYA CINTA 09
10 CAHAYA CINTA 10
11 CAHAYA CINTA 11
12 CAHAYA CINTA 12
13 CAHAYA CINTA 13
14 CAHAYA CINTA 14
15 CAHAYA CINTA 15
16 CAHAYA CINTA 16
17 CAHAYA CINTA 17
18 CAHAYA CINTA 18
19 CAHAYA CINTA 19
20 CAHAYA CINTA 20
21 CAHAYA CINTA 21
22 CAHAYA CINTA 22
23 CAHAYA CINTA 23
24 CAHAYA CINTA 24
25 CAHAYA CINTA 25
26 CAHAYA CINTA 26
27 CAHAYA CINTA 27
28 CAHAYA CINTA 28
29 CAHAYA CINTA 29
30 CAHAYA CINTA 30
31 CAHAYA CINTA 31
32 CAHAYA CINTA 32
33 CAHAYA CINTA 33
34 CAHAYA CINTA 34
35 CAHAYA CINTA 35
36 CAHAYA CINTA 36
37 CAHAYA CINTA 37
38 CAHAYA CINTA 38
39 CAHAYA CINTA 39
40 CAHAYA CINTA 40
41 CAHAYA CINTA 41
42 CAHAYA CINTA 42
43 CAHAYA CINTA 43
44 CAHAYA CINTA 44
45 CAHAYA CINTA 45
46 CAHAYA CINTA 46
47 CAHAYA CINTA 47
48 CAHAYA CINTA 48
49 CAHAYA CINTA 49
50 CAHAYA CINTA 50
51 CAHAYA CINTA 51
52 CAHAYA CINTA 52
53 CAHAYA CINTA 53
54 CAHAYA CINTA 54
55 CAHAYA CINTA 55
56 CAHAYA CINTA 56
57 CAHAYA CINTA 57
58 CAHAYA CINTA 58
59 CAHAYA CINTA 59
60 CAHAYA CINTA 60
61 CAHAYA CINTA 61
62 CAHAYA CINTA 62
63 CAHAYA CINTA 63
64 CAHAYA CINTA 64
65 CAHAYA CINTA 65
66 CAHAYA CINTA 66
67 CAHAYA CINTA 67
68 CAHAYA CINTA 68
69 CAHAYA CINTA 69
70 CAHAYA CINTA 70
71 CAHAYA CINTA 71
72 CAHAYA CINTA 72
73 CAHAYA CINTA 73
74 CAHAYA CINTA 74
75 CAHAYA CINTA 75
76 CAHAYA CINTA 76
77 CAHAYA CINTA 77
78 CAHAYA CINTA 78
79 CAHAYA CINTA 79
80 CAHAYA CINTA 80
81 CAHAYA CINTA 81
82 CAHAYA CINTA 82
83 CAHAYA CINTA 83
84 CAHAYA CINTA 84
85 CAHAYA CINTA 85
86 CAHAYA CINTA 86
87 CAHAYA CINTA 87
88 CAHAYA CINTA 88
89 CAHAYA CINTA 89
90 CAHAYA CINTA 90
91 CAHAYA CINTA 91
Episodes

Updated 91 Episodes

1
CAHAYA CINTA 01
2
CAHAYA CINTA 02
3
CAHAYA CINTA 03
4
CAHAYA CINTA 04
5
CAHAYA CINTA 05
6
CAHAYA CINTA 06
7
CAHAYA CINTA 07
8
CAHAYA CINTA 08
9
CAHAYA CINTA 09
10
CAHAYA CINTA 10
11
CAHAYA CINTA 11
12
CAHAYA CINTA 12
13
CAHAYA CINTA 13
14
CAHAYA CINTA 14
15
CAHAYA CINTA 15
16
CAHAYA CINTA 16
17
CAHAYA CINTA 17
18
CAHAYA CINTA 18
19
CAHAYA CINTA 19
20
CAHAYA CINTA 20
21
CAHAYA CINTA 21
22
CAHAYA CINTA 22
23
CAHAYA CINTA 23
24
CAHAYA CINTA 24
25
CAHAYA CINTA 25
26
CAHAYA CINTA 26
27
CAHAYA CINTA 27
28
CAHAYA CINTA 28
29
CAHAYA CINTA 29
30
CAHAYA CINTA 30
31
CAHAYA CINTA 31
32
CAHAYA CINTA 32
33
CAHAYA CINTA 33
34
CAHAYA CINTA 34
35
CAHAYA CINTA 35
36
CAHAYA CINTA 36
37
CAHAYA CINTA 37
38
CAHAYA CINTA 38
39
CAHAYA CINTA 39
40
CAHAYA CINTA 40
41
CAHAYA CINTA 41
42
CAHAYA CINTA 42
43
CAHAYA CINTA 43
44
CAHAYA CINTA 44
45
CAHAYA CINTA 45
46
CAHAYA CINTA 46
47
CAHAYA CINTA 47
48
CAHAYA CINTA 48
49
CAHAYA CINTA 49
50
CAHAYA CINTA 50
51
CAHAYA CINTA 51
52
CAHAYA CINTA 52
53
CAHAYA CINTA 53
54
CAHAYA CINTA 54
55
CAHAYA CINTA 55
56
CAHAYA CINTA 56
57
CAHAYA CINTA 57
58
CAHAYA CINTA 58
59
CAHAYA CINTA 59
60
CAHAYA CINTA 60
61
CAHAYA CINTA 61
62
CAHAYA CINTA 62
63
CAHAYA CINTA 63
64
CAHAYA CINTA 64
65
CAHAYA CINTA 65
66
CAHAYA CINTA 66
67
CAHAYA CINTA 67
68
CAHAYA CINTA 68
69
CAHAYA CINTA 69
70
CAHAYA CINTA 70
71
CAHAYA CINTA 71
72
CAHAYA CINTA 72
73
CAHAYA CINTA 73
74
CAHAYA CINTA 74
75
CAHAYA CINTA 75
76
CAHAYA CINTA 76
77
CAHAYA CINTA 77
78
CAHAYA CINTA 78
79
CAHAYA CINTA 79
80
CAHAYA CINTA 80
81
CAHAYA CINTA 81
82
CAHAYA CINTA 82
83
CAHAYA CINTA 83
84
CAHAYA CINTA 84
85
CAHAYA CINTA 85
86
CAHAYA CINTA 86
87
CAHAYA CINTA 87
88
CAHAYA CINTA 88
89
CAHAYA CINTA 89
90
CAHAYA CINTA 90
91
CAHAYA CINTA 91

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!