BAB 16🌹
Beberapa saat kemudian mobilnya itu pun berhenti di samping Cafe tanpa memperlihatkan kalau mereka ada di sekitar kafe tersebut.
" Apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Arsya.
" Kalian tunggu di sini" ucap Bima.
" Kamu mau ke mana Bim?" tanya Dewa.
" Aku mau beli minuman dingin di warung itu, Ya setidaknya aku bisa bertanya-tanya kondisi di malam hari, siang ataupun pagi harinya agar bisa memudahkan bertemu dengan Sheila di malam harinya karena waktu yang bisa mempertemukan kita di saat pemilik Cafe itu meninggalkan cafenya."
" Tunggu dulu Bima, apa mereka nantinya tidak curiga kalau kamu bertanya soal keadaan daerah sini.?" tanya Dewa.
" Tenang aja, Bima selalu banyak ide." ucapnya kemudian dia pun turun dari mobil melangkah meninggalkan mobil Alvaro menuju ke arah warung kecil tersebut.
" Kalau seandainya Bima berhasil menanyakan pada orang pemilik warung itu tentang kondisi Cafe tersebut dan aku khawatir dengan kedua orang yang ada di dekat rumah Febri itu." sambung Bima.
" Iya juga sih, Kenapa tadi kita tidak mengejarnya aja." sambung Arsya.
" Nggak usah mereka tidak akan pernah membicarakan itu kepada pemilik Cafe kalau memang mereka berdua itu ada hubungannya dengan pemilik Cafe tersebut." ucap Alvaro.
" Kenapa kamu begitu yakinnya Alvaro?" tanya Dewa.
" Karena kita tidak langsung mengatakan keperluan kita untuk bertemu siapa ataupun yang mereka kenal didaerah tadi."
" Kan mereka mencurigai kita terus saat ditanya oleh pemilik Cafe itu begini,' hei bodyguard bodyguard ku apakah kalian merasa ada yang dicurigain di dekat rumahnya Febri terus jawab mereka berdua ada 4 orang salah satunya telah memberikan tendangan halilintarnya pada kami ' dan mereka akan memindahkan Sheila dari Cafe tersebut dan kita tidak akan bisa mencari tahu lagi mereka." sambung Arsya.
Alvaro tetap menggelengkan kepalanya.
" Kita akan berada di depan seperti tadi malam dan kita bisa melihat kalau mereka memang membawa Sheila ke dalam mobil mereka, kita bisa mengikuti mobilnya itu." sambung Alvaro dianggukan oleh mereka berdua beberapa saat kemudian Bima pun melangkah mendekati mereka dan kemudian masuk ke dalam mobil tersebut dengan membawa beberapa minuman dingin, Bima sengaja membeli banyak minuman dan camilan karena dia tidak ingin pemilik warung itu curiga dengan pertanyaan yang sudah dilontarkannya tersebut.
" Bagaimana Bima?" tanya Dewa.
" Sudah aku tanyakan semuanya pada pemilik warung tersebut katanya cafe itu tidak memiliki pengamanan, saat aku bertanya tentang yang tinggal di dalam tersebut dia hanya menggelengkan kepalanya, karena katanya cafe itu kosong saat malam hari, katanya dia sempat bertanya padaku kenapa bisa menanyakan tentang cafe tersebut, Aku hanya menjawab mau bertemu dengan teman di cafe itu karena pemilik cafe itu adalah temanku, dia sempat terkejut karena katanya saat dia berada di situ dia sudah melihat pemilik cafe itu perempuan dan laki-laki yang bisa dianggap lebih tua dariku dia sepertinya tidak percaya kalau aku adalah temannya, aku pun menjelaskan pada dia kalau temanku itu bernama Febri tapi dia mengatakan kalau pemilik cafe itu bukan Febri, itu adalah nyonya Fatma dan Tuan Dedi, aku pun terkejut dengan ucapan dia itu, karena katanya dia juga orang baru disitu jadi tidak kenal dengan Febri." terang Bima sembari meneguk minuman dinginya itu.
" Itu berarti sudah jelas kalau pemilik cafe itu bukan lagi Febri, Tapi selama ini kita harus mencari tahu dimana Febri, sekarang kita mau ke mana nih?" tanya Dewa.
Mereka pun melihat jam di tangan nya masing-masing terlihat waktu sudah menunjukkan pukul 02.30 sore.
" Lebih baik sekarang kita pulang ke rumah, karena kita sudah tahu kondisi di daerah sini dan kita beristirahat sesaat setelah sholat isya kita baru melaksanakan untuk bertemu dengan Sheila, Karena itu adalah jalan satu-satunya untuk kita mengetahui di mana Febri." ucapnya sembari dianggukan oleh para sahabatnya tersebut.
Mereka pun kemudian meninggalkan cafe itu menuju ke arah rumah mereka masing-masing.
*****
Tepat jam 09.00 malam Mereka pun kemudian berpamitan kepada kedua orang tua mereka masing-masing, kali ini mereka menggunakan mobil pribadi Arsya.
Arsya yang menjemput mereka semua setelah mereka berada di mobil pribadi Arsya Mereka pun kemudian menuju ke arah Cafe tersebut.
" Kemarin mobil Alvaro pasti sudah dikenali oleh mereka, makanya aku menggunakan mobil pribadiku, kita berada tidak di depan Cafe tapi kita berada di samping cafe, saat tadi siang kita berhenti." ucap Arsya.
" Kalau kita berada di samping saat kita berhenti tadi siang kita tidak bisa mengawasi mereka dari situ." sambung Dewa
" Benar apa yang dikatakan Arsya, kita lewat dari samping, karena kata pemilik warung tersebut di samping Cafe itu ada sebuah jalan kecil dan jalan itu bukan dilalui untuk umum tapi dilalui untuk sebagian orang sini menuju ke arah kebun, yang bertepatan dengan samping cafe itu,saat mobil Alvaro parkir disamping cafe tersebut, katanya jangan parkir disitu Mas karena sulit lewat orang yang pulang dari kebun dibelakang cafe itu, itu keterangannya, karena kalau kita masuk melewati jalan depan kita akan terekam kamera pengintai." ucap Bima.
Mereka kemudian menganggukkan kepala mereka.
Sesampainya didepan cafe, Arsya memarkirkan mobilnya didepan halaman rumah yang tidak terpakai lagi, karena dia sudah memperhatikan kondisi semuanya.
Mereka berada didalam mobil dan sembari memperhatikan cafe tersebut.
Beberapa saat mereka menunggu didalam mobil,cafe itupun sudah mulai berkemas untuk menutup cafenya.
Seperti biasanya mereka keluar dan meninggalkan cafe itu, kemudian terlihat dua orang memasuki mobil dan meninggalkan cafe tersebut.
Setelah kepergian mobil pemilik cafe itu, mereka langsung saja menuju jalan yang dikatakan Bima.
" Inikan tempatnya dikelilingi tembok,ujungnya kita tidak tahu." tanya Dewa.
" Kita ikuti aja dulu tembok ini batasnya sampai di mana." ucap Alvaro
Mereka pun kemudian melangkah terus menuju ke arah jalan setapak dan mengikuti jalur panjangnya tembok tersebut.
Sesampai ujung dari tembok tersebut terlihat dari samping dinding cafe tersebut, dengan cepat mereka langsung menyelinap kearah dinding tersebut dan mematikan senter kecil yang dibawa mereka.
Masing-masing dari mereka melihat kedalam ruangan yang dari jendela kaca yang tidak tertutup gorden dari dalam.
" Aku tidak melihat yang sangat mencurigakan." bisik Bima.
" Hai Guys sini, ada orang didalam." panggil Arsya pelan, membuat mereka mendekati Arsya.
Mereka melihat kearah dalam dimana Sheila sedang duduk sendirian.
" Bukankah itu pelayan bernama Sheila.?" ucap Alvara dianggukkan mereka.
" Mbak! Mbak Sheila...Mbak mendengar kami?" ucap Alvara sembari mengetuk kaca tersebut, Sheila menoleh kearah jendela dan menatap lekat, dia kemudian melangkah menuju kearah jendela.
" Siapa kalian? " tanyanya sembari membuka jendela, tidak ada rasa takut sama sekali di wajah Sheila dia memegang teralis besi jendela tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Ayu galih wulandari
Terima kasih kak Athor sdh up ,sll kangenin karya karyamu..🤗🤗🤗😘😘😘😘😘
2023-05-04
0
manda_
lanjut thor semangat buat up
2023-03-25
0
@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ
ayo grup kinclong selamatin Shela
2023-03-23
0