BAB 15🌹
" Oh ya bagaimana kalian sudah menemukan berita terbaru dari teman kamu itu?" tanya papa abiyasa.
" Berita baru maksud dari berita baru ini apa? kami tidakdiberitahu nih ya?" tanya Papah Arvin.
" Iya, sama aku juga tidak tahu Bima tidak cerita padaku." sambung Papa Marco.
" Sama benar, Dewa juga tidak ada cerita tadi malam mereka pulang sangat malam sekali jadi aku tidak menanyakannya karena aku memberikan kunci rumah serepnya pada Dewa, agar disaat dia pulang larut malam itu dia tidak membangunkan lagi orang rumah." sambung Papi Morgan.
Alvaro pun Kemudian menceritakan pada mereka sambil menyantap makan siang mereka tersebut, para lelaki dan perempuan nya pun mendengarkan cerita dari Alvaro sampai selesai.
" Harus kalian tuntaskan itu!" sambung Papi Morgan.
" Benar itu harus dituntaskan, kalian harus mencari tahu Febri pergi ke mana dan kalian juga harus memberi efek jera pada kedua orang yang menjadi pemilik Cafe tersebut kalau memang mereka bersalah,tapi seandainya Febri yang bersalah kalian harus cari tahu juga dan memberikan efek jera juga pada yang bersalah jangan sampai kalian menganggap Febri itu teman kalian, ternyata Febri yang salah lalu kalian membelanya itu tidak boleh terjadi." ucap papah Marco.
" Iya kami bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah, tapi di sini setelah kami selidiki sepertinya yang salah itu orang lain bukannya Febri, Febri hanya sebagai korbannya saja, dari itulah kami harus mencari kebenarannya." sambung Alvaro.
" Bagus! kalian adalah penerus kami,bersihkan semua kejahatan yang sudah merajalela yang sudah kalian ketahui, tapi kalau kalian tidak mengetahuinya jangan sampai kalian mencari tahu, nanti dibilang orang kalian nantinya mengikut campuri urusan orang, terkecuali mereka menyenggol kalian, baru kalian bertindak sampai ke akar-akarnya." sambung Mama Clarissa.
" Siap!" ucap ke empat anak lelaki mereka tersebut sembari terkekeh.
" Maafkan Bima ya Pah, Mah, karena tidak bicara sama kalian berdua. karena Bima tidak ingin membangunkan kalian berdua hanya sekedar ingin menceritakan masalah yang telah kami ketahui ini."
" Dewa juga minta maaf ya Papi, Mami, karena Dewa tidak berbicara juga sama papi dan Mami alasannya sama seperti Bima tidak ingin membangunkan dan membuat kalian cemas.
" Eh, kenapa kamu mengikuti alasanku?" ucap Bima sembari menatap ke arah Dewa.
" Kalian berdua kan sudah dibilang Alvaro kembar tapi beda lahir dan beda orang tua, jelaslah kalian berdua selalu sama." sambung Arsya membuat mereka yang ada di situ tertawa.
" Bukan aku dan Dewa yang kembar, tapi kamu sama Dewalah yang kembar, hari, tanggal dan tahunnya yang sama, saat itu dia memang mengajak aku untuk lahir berbarengan tapi aku tidak mau makanya aku yang lebih dulu lahir." ucapnya sembari menatap ke arah Dewa, Dewa pun terkekeh mendengar ucapan Bima, membuat para orang tuanya pun geleng-geleng kepala sembari tersenyum.
" Mamah paoah, maafin juga Arsya karena nggak bilang juga sama kalian." ucap Arsya dianggukkan mamah dan papahnya.
Kemudian mereka pun menikmati makan siangnya sampai selesai terdengar suara Adzan yang berkumandang Mereka pun kemudian melaksanakan sholat zuhur di samping Resto tersebut, Setelah selesai mereka melaksanakan sholat zuhur itu kemudian mereka semua kembali ke tempat duduk mereka, karena makanan mereka belum mereka bayar, saat Alvaro terakhir keluar dari mushola tersebut dia mendengar seorang wanita melantunkan ayat suci Alquran yang sangat merdu sekali Dia pun kemudian mendekati arah suara tersebut dia melihat dari arah kaca jendela mushola itu terlihat seorang wanita yang duduk masih menggunakan alat sholat dan di depannya ada sebuah Alquran yang dipegangnya sambil membacanya Alvaro terdiam sejenak dia pun memejamkan matanya sejenak meresapi dan mendengarkan ayat-ayat yang dibacakan oleh perempuan itu ditambah lagi suara perempuan itu sangatlah merdu, kemudian dia pun tersentak kaget dan mengusap wajahnya sendiri.
" Astaghfirullahaladzim kenapa aku mengintip seperti ini sih, mendengarkan wanita itu melantunkan ayat suci Alquran begitu indah sekali didengar dan begitu indah sekali suaranya sangat merdu." Gumamnya kemudian dia pun tersenyum dan menggelengkan kepalanya lalu dia turun dari tangga mushola menuju ke arah keluarganya yang sejak tadi menunggu dia kembali duduk di samping para sahabatnya tersebut.
" Dari mana aja kamu? Kenapa lama sekali apa kamu mau tinggal di sini?" ucap Bima sembari tersenyum.
Alvaro hanya tersenyum saja menanggapi ucapan Bima kemudian mereka pun melangkah meninggalkan Resto tersebut setelah dibayar oleh papah Abiyasa makan siang mereka, mereka memasuki mobil pribadi mereka sedangkan Alvaro dan para sahabatnya pun berpamitan dengan para orang tuanya untuk menyelesaikan misi mereka tersebut.
Di dalam mobil...
" Alvaro aku tidak sengaja tadi melihat seorang wanita cantik." ucap Arsya.
" Tadi dimusholakan?" tanya Alvaro
" Iya dan aku melihat dia membawa sebuah tasbih kecil di tangannya." ucap Arsya.
" Ya iyalah orang mau sholat kan pasti membawa Tasbih, masa membawa rantai kapal sih." sambung Bima.
" Iya memang benar, tapi bukan masalah itu yang aku maksud Tasbih itu sama dengan punya Alvaro." ucap Arsya.
Alvaro mendengar ucapan dari Arsya langsung seketika menghentikan mobilnya, Untung saja jalanan itu masih terlihat sepi mereka yang ada di dalam terkejut terutama Bima dan Dewa yang tidak menggunakan sabuk pengamannya dan mereka pun langsung maju ke arah depan dan kepalanya menyundul ke atap mobil.
" Alvaro!!!" ucap keduanya sembari mengusap kepala mereka berdua, Arsya menatap ke arah Alvaro.
" Maksud kamu pasti seperti ini?" ucap Alvara kembali mengambil Tasbih yang selalu dibawanya dari dalam saku celananya tersebut.
" Iya..." ucap Arsya sembari menganggukkan kepalanya.
Alvaro kemudian tanpa kata sedikitpun memutar balik kendaraan yang menuju ke arah Mushola yang ada di samping Resto tersebut, sesampainya didepan resto dia memarkirkan Mobilnya di depan Resto itu, mereka berempat turun dan melangkah tergesa-gesa menuju ke arah mushola, Alvaro mencari-cari wanita tersebut, Begitu juga dengan Arsya karena Arsya yang mengenali wanita itu, dia berjalan menuju belakang dan depan serta arah dalam tidak menemukan wanita yang dimaksud, Alvaro menghela nafas panjangnya dia kemudian duduk di tangga mushola tersebut.
Arsa menepuk pundak sahabatnya dan duduk di sampingnya begitu juga Dewa dan Bima.
" Aku tidak mengerti apa hubungannya dengan Tasbih itu?" tanya Bima.
Alvaro manghela nafasnya dengan panjang kembali dan dia pun langsung mengambil tasbih yang ada di saku celananya itu dia memperhatikan Tasbih tersebut.
" Tasbih ini memang modelnya biasa saja, tapi ini bagiku luar biasa, Tasbih ini sepasang aku belinya kala itu, dan aku beri tanda namaku dan ini adalah namanya, aku memberikannya saat perpisahan Sekolah Dasar dulu, apakah ini awal aku akan bertemu dengannya dalam waktu dekat ini?" ucapnya.
" Itu bisa saja terjadi Alvaro." sambung Dewa
" Siapa tahu saat kita tadi makan siang bersama dia juga mampir di restoran ini untuk makan siang bersama dengan keluarganya atau dengan rekan kerjanya kita kan tidak tahu karena kita tidak mengawasi para pengunjung restoran tersebut." sambung Arsya.
" Setelah selesai kita menyelesaikan masalah Febri dan kita bisa menemukan Febri kembali kita bisa mencari belahan jiwa kamu itu." sambung Dewa dianggukkan oleh mereka, kemudian mereka pun berdiri meninggalkan Mushola dan melajukan mobilnya kearah lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Ayu galih wulandari
Semangat Babang Akvaro kisah cinta kamu persis kyk papa & mamamu ,cinta sejak kecil...smg kamu cpt bertemu dg belahan jiwamu Amara
2023-05-04
0
🌷💚SITI.R💚🌷
semangat alvaro walau berliku pasti kamu ktmu ya..
2023-03-26
0
manda_
lanjut
2023-03-25
0