CAHAYA CINTA 14

BAB 14🌹

" Oh rupanya nama Gadis itu bernama Amara." sambung Bima, Alvaro hanya menghela nafasnya dengan panjang dia tetap fokus menyetir mobil dan menatap ke arah depan.

" Aku tidak tahu di mana Amara sekarang berada, Tapi aku yakin dia tidak jauh di sekitar kota ini,jika Allah menghendaki kami bertemu, kami akan bertemu, tapi jika Allah tidak menghendaki kami untuk bertemu, biarpun dekat sekali Kami tidak akan pernah bisa bertemu." ucapnya dianggukan oleh mereka bertiga.

" Tapi kamu jangan patah semangat dulu dong Alvaro, suatu saat pasti akan bertemu, aku yakin itu." sambung Dewa.

" Nah Dewa aja berbicara seperti itu, berarti dia tahu dong nantinya ke depannya kamu pasti akan bertemu dengan Amara."

" Aku juga yakin kok, kalau Alvaro nantinya pasti akan bertemu dengan Amara." sambung Bima.

" Kami akan berdoa untuk kamu Alvaro, semoga cinta sejati kamu semasa Sekolah Dasar itu akan bertemu dan hidup bersama jadi kenyataan." sambung Arsa diaminkan oleh mereka semua, beberapa saat kemudian mobil yang dikendarai oleh Alvaro pun memasuki Resto tersebut dia pun memarkirkan Mobilnya di samping mobil orang tua mereka, mereka turun dari mobil tersebut.

" Wah mereka sudah pada datang itu artinya tinggal menunggu kita aja nih." ucap Bima

" Iya, sepertinya mereka menunggu kita." sambung Dewa dianggukan Arsya dan Alvaro, Mereka kemudian melangkah menuju ke arah dalam di mana orang tua mereka berada.

" Alvaro...!" panggil Papah Abiyasa, mereka menoleh ke arah kanan karena mendengar Alvaro dipanggil saat Papa Abiyasa memanggil Alvaro, seorang wanita pun terkejut dia menoleh ke arah tamu yang baru datang itu.

Mereka berempat melangkah menuju ke arah sang orang tua, perempuan itu pun menatap mereka berempat.

" Alvaro?" ucapnya.

Namun dia tidak mengenali diantara mereka berempat itu siapakah nama Alvaro, kemudian dia pun tersenyum sembari memukul pelan kepalanya.

" Amara! tidak mungkin kamu bisa bertemu dengan Alvaro lagi, mungkin nama itu kebetulan sama, tapi bukan Alvaro yang selama ini kamu nantikan, ini sudah bertahun-tahun Amara tidak mungkin Alvaro mengingat kamu, karena itu masa saat Sekolah Dasar." gumamnya dalam hati sembari berbalik arah menuju ke arah dapur kembali.

Amara adalah koki yang terkenal di restoran itu, dia bekerja di restoran mewah itu sudah sejak dia lulus sekolah menengah atas, karena kemahiran dan kepiawaian dia dalam mengendalikan berbagai macam alat dapur serta mengenali bumbu dapur dan membuat suatu masakan yang sangat spesial membuat Amara menjadi koki yang handal di restoran tersebut.

Kemudian dia pun mendapatkan pesanan dari Keluarga Wibawa Amara membaca pesanan tersebut dia berhenti di salah satu makanan yang dipesan oleh mereka itu, karena jarang yang memesan makanan itu, hampir tidak ada yang suka makanan itu, disamping bumbunya simple dan bahannya murah dan mudah didapat dipasar tradisional jadi peminatnya kurang diresto tersebut.

" Firda, Siapa yang memesan gulai tahu ini?" tanyanya kepada Firda yang membawa pesanan keluarga Wibawa tersebut.

" Itu!" ucapnya sembari menunjuk kearah keluarga Wibawa yang sedang asyik tertawa sambil berbicara tersebut.

" Maksud aku siapa yang suka makan gulai tahu ini?" ucapnya.

" Mana aku tahu Amara, siapa yang memakannya, yang jelas itu adalah pesanan mereka semua, rinciannya tertulis di situ, Masa iya sih aku harus menunggu mereka makan, Siapa yang suka makan gulai tahu, ataupun dengan bodohnya aku bertanya dengan mereka, hai Bapak dan Mas-Mas ini siapa yang suka dengan gulai tahu ini? bolehkah saya tahu? apakah seperti itu aku harus bertanya, Kamu ini ada-ada aja sih." ucapnya sembari meninggalkan Amara.

Amara menghela nafasnya dengan panjang kemudian dia pun membuatkan pesanan dari mereka.

" Gulai tahu ini adalah kesukaan Alvaro saat itu, kami sering makan gulai tahu di kantin sekolah kala itu." gumamnya dalam hati.

Beberapa saat mereka menunggu pesanan mereka pun sudah selesai dibuatkan oleh Amara, kemudian pesanan itu tersusun rapi di atas meja dan tinggal Firda dan yang lainnya membawa ke arah pelanggan.

Amara menatap dari balik kaca, dia menatap ke arah keluarga yang sedang bahagia tersebut dia pun tersenyum terukir di wajahnya namun sakit di dalam hatinya.

" Aku sangat merindukan kebahagiaan seperti mereka itu, di saat mama masih hidup aku merasa bahagia sekali, tapi sekarang mama sudah tidak ada dan di saat itulah aku mendapatkan penderitaanku semenjak Papa menikah dengan mama tiriku, dengan susah payah aku harus menjalani hidupku dan membiayai sekolahku sampai akhirnya aku lulus sekolah dan bekerja di restoran ini." gumamnya kemudian dia pun dikejutkan oleh Pak Andi.

" Amara... Ada apa denganmu Kenapa wajahmu terlihat sedih.?" tanya pak Andi

" Oh maaf Pak Andi,tidak ada apa-apa."

" Amara, kalau kamu merasa capek, kamu istirahatlah, masih ada kok koki yang lain bisa menyelesaikan masakan yang ada, karena kami tidak ingin koki-koki kami mengalami stress dan kecapean." ucap pak Andi sang manager di restoran tersebut.

" Tidak pak, saya tidak capek kok, saya cuma merasa rindu aja dengan Almarhumah Mamah saya."

Pak Andi pun menepuk pundak Amara dengan pelan, karena dia menganggap Amara itu sebagai anak sendiri dia tersenyum dan menghibur Amara yang membuat hati Amara pun merasa lega.

" Kalau kamu rindu dengan Almarhumah Mama kamu itu kamu terlalu memikirkan Almarhumah yang sudah tiada, jangan beratkan beban langkahnya dengan pikiran kamu, kalau di saat kamu rindu kirimkanlah doa untuknya, Saya yakin Almarhumah mamahmu pasti akan senang menerima doa darimu, karena kamu adalah anak yang sholehah, dan tidak pernah meninggalkan shokat kamu." ucapnya.

Amara hanya menganggukkan kepalanya, kemudian dia pun berpamitan pada Pak Andi dia melangkah menuju ke arah dapur.

" Amara! Kamu ke mana aja sih, pesanan banyak nih, jadi koki itu harus konsisten dong, jangan ke sana kemari, Jangan mentang-mentang kamu itu disayangi sama Pak manager dan pemilik restoran ini, kamu selalu bertingkah!" ucap salah satu koki yang memang ada rasa irinya kepada Amara, Amara di samping cantik dia juga memiliki kepintaran dan kecerdasan dalam menyatukan bumbu-bumbu masakan dan menciptakan sebuah masakan yang sangat disukai oleh para pelanggan mereka.

" Maafkan saya pak Yudho saya tadi ke belakang sebentar."

" Kamu kira Aku bodoh apa Amara, di belakang itu arah sana, Kenapa kamu keluarnya dari arah situ, itu artinya kamu bukannya ke belakang, Tapi kamu ke arah depan, kalau kamu memang tidak mau lagi berada di belakang seperti ini, lebih baik kamu bilang aja sama Pak Andi kalau kamu sudah tidak sanggup lagi berada di dapur, karena di dapur ini sudah berbau banyak bumbu, kalau kamu ingin eksis di luar sana tuh jadi pelayan!" ucapnya namun Amara tidak menghiraukan ucapan Pak Yudho, dia terus saja melangkah mengambil kertas pesanan yang harus dibuatkan makanan dengan cekatan dia pun kemudian memasak makanan yang sudah dipesan oleh pelanggan tersebut, kebanyakan makanan yang dibuat oleh Amara yang dipesan oleh para peminat kuliner restoran itu, dengan tatapan sinisnya dan mendengus dengan kesal Pak Yudho pun kemudian menuju kembali ke arah tempat bahan makanan yang diperlukan oleh dirinya itu.

Terpopuler

Comments

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

benar kt alvaro klu Allah sdh menakdirkn mereka bertemu mudah aja..smg amara jg alvaro bisa secepaty bertemu..

2023-03-26

0

manda_

manda_

lanjut thor semangat buat up semoga alvaro ketemu sama amara

2023-03-25

0

Pujiastuti

Pujiastuti

sebentar lagi Alvaro akan ketemu jodoh nya Amara setelah makan gulai tahu,,,,,

2023-03-24

0

lihat semua
Episodes
1 CAHAYA CINTA 01
2 CAHAYA CINTA 02
3 CAHAYA CINTA 03
4 CAHAYA CINTA 04
5 CAHAYA CINTA 05
6 CAHAYA CINTA 06
7 CAHAYA CINTA 07
8 CAHAYA CINTA 08
9 CAHAYA CINTA 09
10 CAHAYA CINTA 10
11 CAHAYA CINTA 11
12 CAHAYA CINTA 12
13 CAHAYA CINTA 13
14 CAHAYA CINTA 14
15 CAHAYA CINTA 15
16 CAHAYA CINTA 16
17 CAHAYA CINTA 17
18 CAHAYA CINTA 18
19 CAHAYA CINTA 19
20 CAHAYA CINTA 20
21 CAHAYA CINTA 21
22 CAHAYA CINTA 22
23 CAHAYA CINTA 23
24 CAHAYA CINTA 24
25 CAHAYA CINTA 25
26 CAHAYA CINTA 26
27 CAHAYA CINTA 27
28 CAHAYA CINTA 28
29 CAHAYA CINTA 29
30 CAHAYA CINTA 30
31 CAHAYA CINTA 31
32 CAHAYA CINTA 32
33 CAHAYA CINTA 33
34 CAHAYA CINTA 34
35 CAHAYA CINTA 35
36 CAHAYA CINTA 36
37 CAHAYA CINTA 37
38 CAHAYA CINTA 38
39 CAHAYA CINTA 39
40 CAHAYA CINTA 40
41 CAHAYA CINTA 41
42 CAHAYA CINTA 42
43 CAHAYA CINTA 43
44 CAHAYA CINTA 44
45 CAHAYA CINTA 45
46 CAHAYA CINTA 46
47 CAHAYA CINTA 47
48 CAHAYA CINTA 48
49 CAHAYA CINTA 49
50 CAHAYA CINTA 50
51 CAHAYA CINTA 51
52 CAHAYA CINTA 52
53 CAHAYA CINTA 53
54 CAHAYA CINTA 54
55 CAHAYA CINTA 55
56 CAHAYA CINTA 56
57 CAHAYA CINTA 57
58 CAHAYA CINTA 58
59 CAHAYA CINTA 59
60 CAHAYA CINTA 60
61 CAHAYA CINTA 61
62 CAHAYA CINTA 62
63 CAHAYA CINTA 63
64 CAHAYA CINTA 64
65 CAHAYA CINTA 65
66 CAHAYA CINTA 66
67 CAHAYA CINTA 67
68 CAHAYA CINTA 68
69 CAHAYA CINTA 69
70 CAHAYA CINTA 70
71 CAHAYA CINTA 71
72 CAHAYA CINTA 72
73 CAHAYA CINTA 73
74 CAHAYA CINTA 74
75 CAHAYA CINTA 75
76 CAHAYA CINTA 76
77 CAHAYA CINTA 77
78 CAHAYA CINTA 78
79 CAHAYA CINTA 79
80 CAHAYA CINTA 80
81 CAHAYA CINTA 81
82 CAHAYA CINTA 82
83 CAHAYA CINTA 83
84 CAHAYA CINTA 84
85 CAHAYA CINTA 85
86 CAHAYA CINTA 86
87 CAHAYA CINTA 87
88 CAHAYA CINTA 88
89 CAHAYA CINTA 89
90 CAHAYA CINTA 90
91 CAHAYA CINTA 91
Episodes

Updated 91 Episodes

1
CAHAYA CINTA 01
2
CAHAYA CINTA 02
3
CAHAYA CINTA 03
4
CAHAYA CINTA 04
5
CAHAYA CINTA 05
6
CAHAYA CINTA 06
7
CAHAYA CINTA 07
8
CAHAYA CINTA 08
9
CAHAYA CINTA 09
10
CAHAYA CINTA 10
11
CAHAYA CINTA 11
12
CAHAYA CINTA 12
13
CAHAYA CINTA 13
14
CAHAYA CINTA 14
15
CAHAYA CINTA 15
16
CAHAYA CINTA 16
17
CAHAYA CINTA 17
18
CAHAYA CINTA 18
19
CAHAYA CINTA 19
20
CAHAYA CINTA 20
21
CAHAYA CINTA 21
22
CAHAYA CINTA 22
23
CAHAYA CINTA 23
24
CAHAYA CINTA 24
25
CAHAYA CINTA 25
26
CAHAYA CINTA 26
27
CAHAYA CINTA 27
28
CAHAYA CINTA 28
29
CAHAYA CINTA 29
30
CAHAYA CINTA 30
31
CAHAYA CINTA 31
32
CAHAYA CINTA 32
33
CAHAYA CINTA 33
34
CAHAYA CINTA 34
35
CAHAYA CINTA 35
36
CAHAYA CINTA 36
37
CAHAYA CINTA 37
38
CAHAYA CINTA 38
39
CAHAYA CINTA 39
40
CAHAYA CINTA 40
41
CAHAYA CINTA 41
42
CAHAYA CINTA 42
43
CAHAYA CINTA 43
44
CAHAYA CINTA 44
45
CAHAYA CINTA 45
46
CAHAYA CINTA 46
47
CAHAYA CINTA 47
48
CAHAYA CINTA 48
49
CAHAYA CINTA 49
50
CAHAYA CINTA 50
51
CAHAYA CINTA 51
52
CAHAYA CINTA 52
53
CAHAYA CINTA 53
54
CAHAYA CINTA 54
55
CAHAYA CINTA 55
56
CAHAYA CINTA 56
57
CAHAYA CINTA 57
58
CAHAYA CINTA 58
59
CAHAYA CINTA 59
60
CAHAYA CINTA 60
61
CAHAYA CINTA 61
62
CAHAYA CINTA 62
63
CAHAYA CINTA 63
64
CAHAYA CINTA 64
65
CAHAYA CINTA 65
66
CAHAYA CINTA 66
67
CAHAYA CINTA 67
68
CAHAYA CINTA 68
69
CAHAYA CINTA 69
70
CAHAYA CINTA 70
71
CAHAYA CINTA 71
72
CAHAYA CINTA 72
73
CAHAYA CINTA 73
74
CAHAYA CINTA 74
75
CAHAYA CINTA 75
76
CAHAYA CINTA 76
77
CAHAYA CINTA 77
78
CAHAYA CINTA 78
79
CAHAYA CINTA 79
80
CAHAYA CINTA 80
81
CAHAYA CINTA 81
82
CAHAYA CINTA 82
83
CAHAYA CINTA 83
84
CAHAYA CINTA 84
85
CAHAYA CINTA 85
86
CAHAYA CINTA 86
87
CAHAYA CINTA 87
88
CAHAYA CINTA 88
89
CAHAYA CINTA 89
90
CAHAYA CINTA 90
91
CAHAYA CINTA 91

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!