BAB 12🌹
Mereka melangkah menuju kedalam gang tersebut, ternyata didalam gang yang kanan kirinya tembok tinggi itu terlihat tanpa penghuni tapi dibalik temboknya itu banyak rumah-rumah warga berdiri.
" Gila! ternyata ini kampung tersembunyi dibalik tembok tinggi ini." ucap Dewa.
" Dulu nggak gini kok, dari arah depan sana langsung lurus aja mentok rumah Febri, kenapa kita menemukan sebuah pemukiman warga gini ya." ucap Bima
" Jangan-jangan kita masuk kedunia lain lagi Bim?" ucap Dewa.
" Dunia lain endas mu itu lho, noh lihat disana amang pedagang siomay itu menuju kearah keluar gang ini." ucapnya sembari merangkul kepala Dewa dan menolehkan kearah pedang tersebut.
" Hehehehe..." ucapnya sembari menatap kearah Bima yang ikut juga tertawa.
" Kemana kita menuju kearah rumah yang mana ini?" tanya Alvaro.
" Itu! di ujung sana, rumah Febri kalau tidak salah." ucap Bima
" Iya! kalau tidak salah ya benar." sambung Dewa sembari tertawa lagi membuat mereka bertiga pun ikut tertawa sembari melangkah menuju ke arah rumah yang ditunjuk oleh Bima mereka berempat yang baru saja datang di gang itu merasa heran karena gang itu terlihat sepi, sebelum sampai mereka menuju ke rumah yang ditunjukkan oleh Bima tersebut, Seorang lelaki paruh baya yang keluar dari dalam rumahnya pun kemudian mendekati mereka.
" Maaf anak muda, Ada perlu apa?' tanya seorang lelaki paruh baya tersebut, karena dia melihat keempat orang itu pun mendekati rumah Febri.
" Maaf Pak bukan kami bermaksud lancang masuk ke komplek pemukiman warga ini, tapi ada yang ingin kami temui, karena kami sudah lama tidak bertemu dengannya."
" Siapa yang ingin kalian temui? siapa tahu saya mengenalnya."
" Kami ingin bertemu dengan Febrianto bukankah itu rumahnya?" tanya Bima.
Lelaki setengah baya itu pun langsung terdiam dia menatap lekat ke arah ke empat lelaki yang ada di hadapannya itu.
" Buat apa kalian ke rumah itu, karena rumah itu sudah lama kosong."
" Hah? kosong? bukankah itu rumah Febrianto, Kalau boleh tahu apakah Bapak tahu di mana dia sekarang berada.?" tanya Bima lagi.
Bapak itu pun menghela nafas dengan panjang kemudian berbicara pada mereka dengan hati-hati dan menengok kiri dan kanan yang awalnya dia dengan lancarnya berbicara sekarang dia sepertinya berbicara dengan hati-hati.
" Bisakah kita bicara di rumah saya saja saya akan menceritakan semuanya pada kalian." ucapnya sembari menatap ke arah rumah yang tidak jauh dari tempat Mereka berdiri, terlihat dia pun kemudian mengajak keempat laki-laki itu menuju ke arah rumahnya, Alvaro dan kawan-kawan hanya menganggukkan kepalanya dan kemudian mereka mengikuti langkah bapak yang mencegat mereka untuk menuju ke rumah Febri, namun sebelum pergi Bapak itu menatap sesaat kearah rumah berwarna kuning tersebut membuat mereka semakin penasaran.
" Kenapa Bapak ini menyuruh kita ke rumahnya, sepertinya dia juga mengetahui misteri tentang Febri ini." ucap Dewa sembari berbisik pada Bima di anggukkan oleh Bima.
Sesampainya di halaman rumah bapak tersebut dia pun kemudian mempersilahkan mereka duduk di teras rumahnya itu.
" Ibu .." panggil lelaki tersebut.
" Iya Pak, sebentar." ucap suara perempuan yang ada di dalam, Kemudian beberapa saat perempuan itu melangkah menuju ke arah suaminya.
" Bapak ada tamu ya pak."
" Ya Ibu bisa bikinkan minum.?"
" Baiklah pak, sebentar ya..." ucapnya kemudian melangkah kembali masuk ke dalam.
" Maaf Bapak bolehkah kami tahu siapa Bapak ini sebenarnya."
" Oh ya lupa, saya Pak imam saya kenal dengan nak Febri dia itu sangat baik sekali semenjak kedua orang tuanya dan kakaknya meninggal dunia dia tinggal sendiri di rumah itu dia sudah menikah dengan seorang wanita yatim piatu,mereka berdua sangat bahagia sekali tapi..." Pak Imam menghentikan ceritanya dia menunduk terlihat sedih di wajahnya, Alvaro kemudian berdiri dan duduk di samping Bapak Imam tersebut dia mengusap pundak laki-laki tua itu.
Terlihat buliran bening di mata Pak Imam dia pun kemudian mengusapnya dengan tangan tuanya.
" Apa yang terjadi dengan Febri sehingga Bapak begitu sedih sekali saat menceritakan ini semua."
" Sebelum saya menceritakannya apakah kalian berempat ini memang temannya nak Febri.?"
" Iya pak, kami temannya, kami teman sekolahnya karena kami melanjutkan kuliah di luar negeri, Jadi kami lost contact dengannya dan kami tidak tahu apa yang terjadi setelah beberapa tahun kami tidak bertemu dengannya." ucap Arsya yang dianggukkan oleh mereka semua.
" Ceritakanlah Pak pada kami kami beneran teman dia kalau terjadi apa-apa dengannya,in sya Allah kami akan menolongnya." ucap Bima.
" Percaya dengan kami pak, Bapak pasti akan bertemu kembali dengan Febri, kalau memang Febri masih ada."
" Saya memang tidak mengetahui duduk permasalahannya, Tapi saat saya datang dari kebun, Saya melihat Nak Febri dan istrinya sudah dibawa seorang perempuan dan laki-laki meninggalkan rumahnya itu, terlihat di wajah nak Febri kala itu penuh dengan luka, sedangkan istrinya terlihat sedikit memar di wajah dan di badannya kami tidak bisa menolong sama sekali karena waktu itu warga di sekitar sini sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing di saat pagi dan siang tempat ini terus sepi."
" Febri penuh dengan luka.?"
" Iya, Dia terlihat seperti tidak bisa berjalan karena dia dibopong dua orang laki-laki masuk ke dalam mobil, saya takut bertanya, Kala itu karena melihat ibu dan Bapak yang menggunakan mobil mewah itu terlihat tergesa-gesa, Saya kasihan melihatnya, karena mereka berdua itu suami istri yang sangat baik sekali terhadap kami, bukan sama saya saja tapi orang-orang yang ada di sekitar sini."
" Kenapa Bapak tadi berbicara seperti melihat ke sebuah rumah yang bercat kuning itu?" tanya Dewa.
" Yang bercat kuning itu adalah rumah orang kepercayaan dari kedua orang yang sudah membawa Febri meninggalkan rumahnya beberapa tahun yang lalu."
" Kenapa bapak tidak bertanya langsung ke penghuni rumah bercat kuning itu.?" tanya Dewa.
" Itu pernah ditanyakan sama pak Rt, tapi dia mengaku tidak tahu menahu, tapi ada salah satu warga yang mengetahui kalau dia adalah orang suruhan untuk memata-matai rumah Febri, kalau ada yang menuju ke sana dan mencari tahu Febri ada dimana, makanya saat tadi kalian mau menuju ke sana saya dengan cepat melarangnya, karena saya takut terjadi apa-apa dengan kalian berempat."
" Apakah mereka tahu kedatangan kami ini tadi karena kita berhentinya pas di depan rumah tersebut."
" Sepertinya tidak, karena mereka belum datang, mereka tidak mengetahui kalau ada orang yang ingin berkunjung ke rumah Febri itu di jam seperti ini."
" Biasanya jam berapa Pak Mereka ada di rumah itu?" tanya Arsya.
" Tidak menentu, biasanya mereka kadang berada di sekitar di atas jam 11.00 siang, karena kemaren ada beberapa orang yang ingin tahu kepergian Febri ada yang mengaku sebagai keluarganya waktu itu, tapi setelah mereka datang ke rumah itu beberapa saat mereka pulang sampai sekarang mereka tidak pernah datang lagi ke rumah tersebut."
" Bagaikan misteri." ucap Dewa bergumam.
" Banget! Apa kata kamu Dewa." sambung Bima.
" Kita harus mencari tahu semuanya ini.
" Ini membuat aku menjadi penasaran." gumam Alvaro dalam hatinya sembari menatap ke arah ketiga sahabatnya tersebut, seakan-akan paham apa yang dipikirkan Alvaro di dalam hatinya, mereka bertiga pun menganggukkan kepalanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
🌷💚SITI.R💚🌷
4 ditektif akan beraksi lg meneruskan titisan tetua mereka..lanjuut
2023-03-26
0
manda_
lanjut thor
2023-03-25
0