BAB 10🌹
Setelah mengantarkan mereka semua Alvaro kembali menuju ke arah rumahnya.
Dia pun kemudian memarkirkan mobilnya dengan rapi dia keluar dari mobil tersebut.
Alvaro melangkah menuju ke pintu utama rumah kediaman keluarga Wibawa tersebut, karena dia memang membawa kunci serep rumah itu, jadi dia tidak merepotkan asisten rumahnya itu untuk membukakan pintu hanya untuk dirinya.
Setelah dia menutup kembali pintu rumahnya tersebut ia pun melangkah menuju ke arah tangga lantai 2 rumahnya itu, sebelum dia sampai di lantai 2 itu dia pun ditegurkan oleh sang Papah.
" Alvaro, kamu baru pulang?" ucap Papa Abiyasa.
Alvaro terkejut dia langsung menoleh ke arah sang Papah dan tersenyum, dia pun kemudian melangkah mendekati sang papa yang berada tidak jauh dari dia berdiri.
Alvaro kemudian meraih tangan sang papa dan mencium punggung tangannya, papah Abiyasa mengusap kepala sang anak.
" Kamu dari mana, kok sampai malam begini baru pulang, mamamu tadi khawatir loh,tetapi karena kamu jalannya sama ketiga sahabatmu sepertinya mamamu sedikit tenang." ucap Papah Abiyasa sembari duduk di sofa yang tidak jauh dari tangga lantai atas mereka itu, disusul oleh Alvaro mengikuti mereka duduk saling berhadapan.
" Alvaro tadi rencananya mau nongkrong aja di cafe teman sekolah, tapi karena keasikan berbicara jadi tidak menyadari kalau sudah larut malam, Maafkan Alvaro ya pah, karena Alvaro tidak menghubungi Mama kalau Alvaro pulang agak malam."
" Iya nak, tidak apa-apa... mamamu memang seperti itu, karena kamu kan baru saja datang dari luar negeri, takutnya kamu kenapa-napa di jalan, ya seperti nyasar, karena kamu udah lama di luar negeri mamamu mengira kamu tidak menguasai jalan yang ada di kota kita ini." terang papa Abiyasa.
Alvaro tersenyum.
" Mama kebiasaan banget sih, sama banget kayak nenek dan kakek, saat Alvaro dan teman-teman keluar di waktu malam,saat berada di luar negeri mereka itu repot banget menghubungi kami menanyakan kami berada di mana, kapan pulangnya, bla bla bla." ucapnya tertawa pelan.
" Memangnya kamu berada di Cafe mana.?"
" Di Bintang Cafe pah."
" Bukankah Bintang Cafe itu bukanya tidak sampai malam, itu setahu papa dia itu bukannya dari jam 09.00 pagi sampai 10 malam tidak lebih dari itu."
" Kok papa tahu.?"
" Karena papa dan Om kamu yang lain sering mampir ke situ."
" Oh begitu."
" Memangnya ada apa? kenapa wajahmu sepertinya menyimpan sesuatu.?"
" Hmmm... bukan menyimpan sesuatu Pah, tapi Kami merasa penasaran aja dengan cafe itu."
" Memangnya kenapa dengan cafe itu.?"
" Dulu itu bukan bernama Bintang Cafe tapi melainkan Febrians Cafe Pah."
" Ya nggak masalah kan, cuma nama aja diganti, siapa tahu kan Mereka menginginkan nama yang bisa menambah hoki."
" Bukan itu masalahnya Pah, karena Febrians Cafe itu adalah temannya Alvaro saat sekolah dulu, tepatnya teman Bima Satu kelasnya, Kami memang satu ruang lingkup sekolah tapi beda ruang kelas pah."
" Bagus dong, bisa ketemu sama teman sekolah bisa reunian."
" Rencananya sih begitu Pah, tapi setelah kami tahu..." Alvaro menggantung kalimatnya.
" Tapi kenapa...?"
" Karena itu bukan milik Febri lagi dan tidak tahu Febri sekarang berada di mana...." Alvaro kemudian menceritakan semua kejadian yang ada di cafe itu, sampai dia dan ketiga sahabatnya menunggu pelayan yang bernama Sheila keluar dari Cafe itu, Papah Abiyasa mendengarkan cerita sang anak dia menganggukkan kepalanya setelah mendengar cerita Alvaro sampai selesai.
" Kamu harus menuntaskan semuanya, kamu harus cari tahu kenapa bisa Febri tidak ada lagi di situ dan apa hubungannya Febri dengan pemilik cafe yang baru itu, intinya kalian harus mencari keterangan dari pelayan yang bernama Sheila itu."
" Besok kami akan mencari Febri di rumahnya, karena Bima masih ingat tempat tinggal Febri tapi masalahnya..."
" Ada apa masalahnya, itu kan semua sudah sedikit terang, kalian bisa mencari keterangan lebih detail lagi dengan si Sheila itu, kalau menurut papa Sheila itu adalah kunci utama dari berpindah tangannya Cafe tersebut."
" Kalau itu memang sudah kami pikirkan Pah, tapi yang menjadi masalahnya bagi Alvaro, karena besok kan kami mau ke kantor Wibawa group, bersama dengan papa untuk mengaku sebagai karyawan baru."
" Selesaikan dulu masalah yang sudah terlanjur kalian ketahui dan kalian juga harus mencari di mana teman kamu itu berada, Bagaimana keadaannya, Apakah dia baik-baik saja, atau tidak, kalau urusan kalian menuju ke kantor papa bisa diatur lain waktu, karena papa belum memberitahukan kepada mereka kalau akan kedatangan empat orang karyawan baru dengan tugas yang kalian inginkan tersebut, Nanti papa akan mengatakan kepada mereka agar mereka mengetahui posisi yang kosong akan diisi oleh 4 orang karyawan baru tersebut yaitu kalian." terang papa Abiyasa sembari tersenyum.
Alvaro kemudian menganggukkan kepalanya.
" Ya udah, sekarang sudah tengah malam lebih baik kamu istirahat, papa tidak mau kena marah sama mama kamu, kalau mengajak kamu malam-malam begini ngerumpi." ucap papah Abiyasa sembari tersenyum, dia pun kemudian berdiri dari duduknya dan mengajak sang anak untuk menaiki tangga menuju ke lantai atas di mana kamar mereka berada, papa Abiyasa Kemudian berpamitan masuk ke dalam kamar pribadinya kemudian Alvaro melangkah menuju ke arah kamar pribadinya tersebut, dia pun kemudian menutup kembali kamarnya itu, lalu dia merebahkan tubuhnya di kasur empuk yang ada di ruangannya itu, dia merentangkan tangannya dan menetap ke arah langit-langit kamarnya itu, sesaat dia memejamkan matanya, terlintas begitu saja seorang anak kecil perempuan di masa putih merah dia mengukir tersenyum di wajahnya, Alvaro pun lalu membuka matanya kembali dia duduk di bibir ranjangnya itu, kemudian dia membuka laci meja kecil yang tidak jauh dari tempat tidurnya tersebut, dia mengambil sebuah buku diary kecil yang dulu beberapa tahun diberikan oleh seorang gadis kecil berbeda usia dengannya, saat itu dia baru kelas 6 SD dan perempuan tersebut kelas 5 SD hanya berbeda satu tahun tingkat sekolahnya dari dirinya, lagi-lagi Alvaro tersenyum melihat buku tersebut, Dia membuka buku itu terlihatlah di awal dia membuka sebuah foto seorang anak perempuan dan foto dirinya berdampingan menempel di kertas buku yang ada di dalam tersebut Alvaro mengusap foto tersebut sembari bergumam.
" Di mana kamu sekarang Amara, padahal kamu sudah berjanji padaku di saat itu Kamu akan mengatakan padaku untuk selalu bersama-sama denganku, walaupun aku lebih dulu lulus sekolah kamu akan menyusul sekolah di mana aku sekolah menengah pertama waktu itu, tapi kamu bohong sampai sekarang aku tidak pernah bertemu denganmu lagi terakhir kita bertemu saat kelulusan Sekolah Dasar itu, aku akan selalu menunggumu suatu saat aku akan mencarimu." ucapnya sembari mengusap foto berukuran kecil yang ada di dalam buku tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
manda_
lanjut lagi thor up nya semangat kinclong berantas kejahatan
2023-03-25
0
@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ
ayo Alvaro cari Keman Febri dan kenapa cafe nya udah berpindah tangan
2023-03-23
0
Luspriana Kudadiri
kayaknya keluarga opa Andre akan penerus A six😂😂😂. Andre, Anisa,Abiyasa , Anindita, Alvaro , Anggita nah bakalan ada lagi yang ketujuh Amara. kenapa jodoh Anindita ga pake A juga thor, Alexander Morgan mungkin😂😂😂
2023-03-23
1