BAB 08🌹
" Kalian merasa nggak kalau ada keanehan di cafe ini, coba pikir aja kenapa pelayan bisa dilarang berbicara dengan pelanggan terlalu lama, dulu kan kita pernah ada di sini, kita tidak apa-apa berbicara dengan para pelayan yang menyuguhkan pesanan kita, bahkan kita juga bisa bertanya-tanya bagimana dan apa makanan yang tersedia di cafe ini, di sini aku merasa ada yang aneh." ucap Dewa.
" Benar katamu Dewa, Aku juga penasaran ke mana Febri perginya, tidak mungkin Febri menjual usahanya ini, sedangkan dia pernah bercerita denganku, kalau dia tidak akan menjual usaha yang sudah dirintis oleh Almarhum kedua orang tuanya ini." sambung Bima.
" Aku sebenarnya tidak tahu bagaimana pribadinya Febri, walaupun kita satu sekolah, tapi kita berbeda ruangan kelas, kalian berdua kan memang kembar tapi beda orang tua, hehehe...kalian berdua yang mengenal dekat pribadi Febri, sedangkan kami berdua tidak terlalu jauh saat lahirnya dulu, jadi aku merasa di sini kita harus mencari tahu di mana Febri berada, jujur aku juga merasa penasaran Febri itu orangnya baik, aku kenal dengan Febri saat sering berada di cafe ini bareng kalian berdua." sambung Alvaro.
" Benar apa yang dikatakan Alvaro, aku memang mengenal Febri, karena kami memang sama-sama sering di perpustakaan, tapi aku tidak terlalu mengenal dekat Febri, setidaknya kita bisa mencari tahu ada apa dengan Febri saat ini, kuncinya di pelayan tadi, kita bisa mencari tahu tentang Febri dari pelayan itu, bagaimana kalau kita mencari tahu dari pelayan tersebut setelah dia pulang kerja." ucap Arsa tersenyum.
Mereka bertiga pun menganggukkan kepalanya.
" Tunggu dulu, sebelum kita menemui pelayan tersebut, kita harus melihat kondisi dan situasinya, Siapa tahu dia mengetahui semua yang terjadi tentang Febri, tapi dia dimata-matai oleh pemilik yang baru, kamu tidak aneh nggak saat dia berbicara dengan para pelanggan, dia selalu ditegur kan oleh pemilik Cafe ini, tapi yang lainnya di saat berbicara dengan pelanggan yang lain tidak ada yang menegurkannya, aku sedari tadi memperhatikan pelayan yang menggunakan sepatu putih itu, dia berbicara dengan orang lain tapi tidak ditegur kan oleh nyi reot itu, Tapi saat Mbak pelayan yang bernama Sheila itu berbicara, sedikitpun dia selalu ditegur kan, aku rasa dia pasti memiliki informasi tentang Febri dan dia juga pasti mengetahui si Febri ada di mana sekarang ini." ucap Dewa sembari menatap ketiga sahabatnya, Mereka pun kemudian menganggukan kepalanya, mereka menatap ke arah salah satu pelayan yang ditunjuk oleh Dewa, memang benar apa yang dikatakan Dewa, pelayan yang menggunakan sepatu putih itu ataupun pelayan yang lainnya berbicara tidak ditegur kan oleh pemilik Cafe tersebut, Tapi melainkan saat pelayan yang bernama Sheila itu berbicara sedikitpun dia selalu ditegur kan oleh pemilik Cafe itu.
" Bagaimana kalau setelah dari sini kita menuju ke rumah Febri ucap Dewa.
" Aku rasa lebih baik besok pagi aja,kalau malam begini tak baik kita berkunjung kesana, kalau pagi kan terlihat sangat luas penglihatan kita, bagaimana?" tanya Alvaro sembari menatap para sahabatnya itu.
" Iya juga sih..." sambung mereka bertiga.
" Tapi siapa yang tahu rumahnya? " tanya Arsya.
" Aku masih ingat rumah Febri..." sambung Bima.
" Memang kamu masih ingat rumahnya Bim.?" tanya Dewa sembari menatap ke arah Bima.
" Tumben kamu waras manggil aku Bim, biasanya kamu tidak manggil aku seperti itu." sanggah Bima tersenyum.
" Hahayy...Damai dulu lah sekarang, hehehe..." ucapnya sembari merangkul Bima, Bima pun hanya mendelik ke arah Dewa, Arsa dan Alvaro hanya tertawa pelan.
" Bima itu pasti aja ingat Wa, dan dia selalu akan ingat, namanya juga Bima sakti! dia selalu mengetahui di mana alamat orang yang tersembunyi, aku yakin kok dengan Bima." sahut Alvaro sembari terkekeh.
" Hmmm bener banget apa yang dikatakan Alvaro, Kamu ingat nggak saat kita nyasar dulu waktu SMA, gara-gara kita keasyikkan jalan, terus tertawa dan bercanda, kita salah naik Bus,karena waktu itu kita memang sengaja ingin jalan tidak menggunakan kendaraan pribadi ataupun diantar, tapi nyatanya Bus itu menuju ke arah yang salah, tapi dengan cekatan Bima langsung minta hentikan Bus tersebut, padahal kita bertiga tidak sadar kalau Bus itu menuju ke arah lain, Alhasil kita terlambat masuk kesekolah dan dihukum keliling lapangan lima kali putaran." terang Arsya sembari tertawa pelan.
" Hahaha... masih aja kamu ingat dengan masa lalu yang kelam itu." sambung Bima.
Mereka tertawa bersama.
Kemudian Arsya menoleh kearah kedua orang lelaki dan perempuan yang sedang menatap kearahnya.
" Hay Guys..coba kalian lihat arah jam sembilan, wanita yang tadi duduk di depan kita itu sedang berbicara dengan seorang laki-laki dan mereka berdua menatap ke arah kita, tapi kita jangan terpancing, kita pura-pura saja dengan apa adanya kita, sepertinya mereka berdua itu curiga dengan kita." ucap Arsya.
Mereka pun kemudian menyandarkan tubuhnya sembari menatap ke atas, padahal mereka melirik ke arah ibu yang baru saja bicara dengan mereka itu.
" Benar! apa kata kamu Sya, dia menatap lekat ke arah kita, kayanya ada yang dibicarakannya tentang kita."
" Ah! Biarin aja si Reot dan si penyot menatap kita, cuekin aja, kita tetap akan beraksi, karena aku juga merasa penasaran dengan Febri itu." ucap Dewa.
" Sekarang kita beraksi, kita akan membasmi orang-orang yang sudah berbuat kejahatan pada sesamanya." sambung Bima.
" Yes! grup Kinclong akan beraksi !!" celetuk Dewa.
" Kinclong???" ucap mereka bertiga saat Dewa mengucapkan grup mereka tersebut.
Alvaro, Arsya, dan Bima, menatap lekat ke arah Dewa dengan tatapan herannya.
" Memangnya ada yang salah ya dengan ucapanku? aku kan menamai grup kita ini dengan sebutan Kinclong, itu artinya kita akan membersihkan orang-orang yang jahat itu, dan memberikan pelajaran pada mereka, Kenapa kalian menatap aku sedemikian rupa... ada yang salah ya dengan Kinclong?" ucapnya sembari tersenyum dan menatap lekat ke arah ketiga sahabatnya tersebut.
" Tidak ada yang salah sih, dengan ucapan kamu, tapi itu loh Kinclong, dari mananya kamu langsung mendapatkan kata Kinclong itu?" sahut Alvaro.
" Ya benar, dari mana? Kenapa langsung kamu mengatakan Kinclong." sahut Arsya sembari menatap Dewa.
" Iya nih Dewa, seharusnya kan ada kepala, ada badan, terus ada kaki, ini perasaan cuma ada kaki aja, kalau diumpamakan dengan peribahasa buatan aku sendiri itu, kepala, badan, dan kaki, lalu menjadi seorang yang bisa berjalan, Tapi kalau ini cuma kakinya aja, terus kepala sama badannya mana?" sambung Bima.
" Hehehe... aku sih keluar begitu aja kata-katanya, seingatku saat aku mau dijemput kalian tadi, Papi ku bicara sama Mami ku, kalau mereka memiliki sebuah grup yang bernama Sabun Colek dan grup kakek-kakek kita bernama Abu gosok, aku sih tadi cuma tertawa aja mendengarnya, dan aku juga tidak bertanya pada mereka karena keburu mereka datang, aku anggap itu kenakalan remaja mereka, tapi setelah ini aku langsung mengucapkan kata Kinclong, aku juga tidak tahu dari mana kata-kata itu, seakan-akan keluar begitu saja." terangnya sembari tertawa lepas.
Mereka bertiga pun terdiam setelah mendengarkan ucapan dari Dewa, karena ketiga sahabatnya terdiam, Dewa pun menghentikan tawanya diapun ikut terdiam juga.
" Hmmm, benar juga ya apa kata Dewa, Sabun Colek, dan Abu Gosok, kalau bertemu dipencucian jadi Kinclong hahahah..." sambung Arsya tertawa pelan, kemudian mereka bertiga pun tertawa lepas membuat kedua pasangan laki-laki dan perempuan yang memperhatikan mereka tersebut pun merasa heran.
" Kamu salah kali, kamu terlalu curiga dengan para pengunjung kita, kalau kamu sering curiga seperti itu nanti kita berdua akan ketahuan juga ujung-ujungnya!" ucap lelaki itu pada perempuan di sampingnya.
" Baiklah! grup kita sekarang bernama Kinclong, kita akan melebarkan grup kita ini pada orang yang membutuhkan dan yang perlu kita bantu, serta kita tolong dan melepaskan mereka dari kejahatan yang mereka dapatkan, dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab." ucap Alvaro sembari terkekeh, Mereka pun kemudian mengulurkan tangan mereka berempat sembari mengucapkan kata Kinclong bersama-sama.
" Kinclong!"
🦋🦋🦋🦋🌹🌹🌹🦋🦋🦋
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
🌷💚SITI.R💚🌷
pasti aksiy ga kalah hebat dr 2 generasi sebelumy..selamat beraksi kinclong..
2023-03-26
0
🌷💚SITI.R💚🌷
bagus nama grupy thoor..kinclong ini berkat polesan abu gosok sm sabun colek ya..msntaap..kira2 ide siapa nih yg bikin nama grup ini
2023-03-26
0
Entin Suhartini
lanjut masih nyimak
2023-03-24
0