CAHAYA CINTA 07

BAB 07🌹

Di meja makan...

Disaat mereka menikmati makan bersama itu,Papah Abiyasa mengingat kata-kata Dewa, Papah Abiyasa pun bertanya pada Arsya.

" Arsya, tadi Om tidak terlalu jelas dengan omongan Dewa, tentang kamu berduka."

Arsya menatap kearah sang Om.

" Iya, Nak papah juga baru ingat apa sih maksudnya." sambung papah Arvin, sontak saja membuat Mamah Nadine menatap sang Anak.

" Berduka? memangnya duka apa Nak? kita sudah melewati duka dengan kepergian Nenek kamu." ucap Nadine sembari menatap sang Anak.

Arsya menghentikan aktifitas makannya.

" Arsya baru aja kehilangan kekasih hatinya tante." sahut Alvaro.

" Kekasih hati? itu soal biasa Nak, kalau hilang satu tumbuh seribu " sahut Papah Arvin tersenyum.

" Iya, putus cinta itu soal biasa." sambung papi Morgan.

" Bukan putus Pap.." sambung Dewa.

" Terus?"

" Kekasih Arsya itu sudah meninggal pap..."

" Meninggal?" ucap serempak orang tua mereka.

Dianggukkan mereka, Arsya kemudian menceritakan semuanya yang telah terjadi tentang kepergian sang pujaan hati,mereka menghela nafasnya dengan panjang setelah mendengar Arsya berbicara.

" Arsya, Jodoh, maut dan Rejeki itu adalah rahasia yang maha kuasa, mungkin kamu tidak jodoh dengan si Aisya,dan mungkin itu adalah yang terbaik bagi Aisya, lebih dulu meninggalkanmu, kamu harus iklas menerima semuanya itu." ucap Papah Abiyasa, dianggukkan Arsya.

" Lanjutkan makannya...kalau tidak dilanjutkan aku bungkus ntar bawa pulang." ucap Morgan sembari tersenyum,mengembalikan suasan agar tetap stabil dan tidak ada kesedihan yang terlihat.

" Kalau mau bungkus bisa aja, tapi setelah bungkus kamu siap-siap menandatangani surat pemecatan jadi ipar hahahaha..." sambung papah Arvin membuat mereka tertawa dan papi Morgan hanya mendelik kearah Papah Arvin, Mereka pun kembali menikmati makannya tersebut.

🦋🦋🦋🦋🦋

Mereka berempat pun menikmati santai mereka disebuah cafe dimana cafe tersebut milik salah satu teman semasa sekolah mereka dulu.

" Varo apa rencana kamu sekarang?" tanya Dewa.

" Aku akan berkunjung ke kantor Wibawa Group dan melihat lihat kinerja mereka."

" Oke, kapan kamu akan berkunjungnya?" tanya Arsya.

" Besok kayanya, karena lebih cepat lebih baik."

" Langsung ke kantor utama?" tanya Dewa.

" Iya, kita kesana bersama papah dan memperkenalkan kita sebagai karyawan baru dikantor itu." jawab Alvaro

Sebenarnya di kantor itu, apakah tidak ada penasehat hukum, dokter, dan ahli IT-nya?" tanya Bima.

" Semua yang kamu sebutkan itu di kantor keluargaku belum ada, karena saat kepemimpinan kakek Andre, semuanya dijalankan oleh mereka berdua, bersama kakek kamu Bima." jelas Alvaro.

Terus di kepemimpinan Om Abiyasa siapa? tanya Dewa.

" Papaku dan Tante Clarissa."

" Widihhh...Mamaku hebat juga ya..." sambung Bimo.

" Ya pastilah hebat! Dan di saat kepemimpinan aku dan Anggita makanya aku memilih kalian, Namun kita tidak ingin mengatakan pada mereka terus terang, Kalau aku ini pemiliknya, dan kalian masih berdekatan dengan keluarga Wibawa, biarkan mereka masih menganggap bahwa Bos besar mereka adalah papaku." ucap Alvaro tersenyum.

Mereka bertiga pun menganggukkan kepalanya.

" Aku jadi teringat masa sekolah saat kita berada di cafe ini, saat pulang cepat kita selalu nongkrong di tempat ini." ucap Arsya sembari menatap kesekeliling cafe tersebut.

" Bener banget sih, tapi ngomong-ngomong dari tadi aku tidak melihat Febri, apa kabarnya dengan dia ya, setelah lulus sekolah dulu, aku dengar dia tidak melanjutkan kuliah, karena dia ingin melanjutkan usaha keluarganya ini, tapi aku melihat tadi bukan Febri lagi yang menjalankan usaha ini, sepertinya orang lain." ucap Dewa menengok kiri dan kanan.

" Kamu ini kayak tahu aja siapa tahu itu keluarga dari Febri, atau kakaknya Febri dan siapa tahu juga Febri sudah memiliki usaha lain, tidak mungkin kan usahanya cuma ini saja, siapa tahu dia membuka cabang lagi selain di sini." sambung Bima.

" Eeh Bemo! sejak kapan kakaknya Febri bangun dari kuburnya, kamu nggak sadar saat kita kelas 2 SMA kakaknya sudah meninggal dunia karena kecelakaan kan bersama dengan Febri juga, waktu itu saat berangkat ke sekolah, karena orang yang tidak bertanggung jawab, Kakak Febri meninggal di tempat kejadian, sedangkan Febri masih bisa terselamatkan." sambung Dewa.

" Oh ya, aku lupa ya...Iya juga sih bagaimana ya kabar dia sekarang.?" sambung Bima.

Kemudian seseorang datang menemui mereka mengantarkan pesanan mereka yang sudah dipesannya sejak tadi.

" Maaf Mbak, boleh bertanya nggak?" tanya Alvaro pada pelayan Cafe itu.

" Boleh Mas, mau tanya apa ya?"

" Bukankah ini cafe pemiliknya atas nama Febrianto.?"

Pelayan itu pun menghela nafasnya dengan panjang.

" Ada apa Mbak?" tanya Arsa menatap ke arah pelayan tersebut, karena Arsya merasa heran.

" Sepertinya di wajahnya ada menyimpan sesuatu." gumam Arsya yang melihat sikap Mbak yang ada di depan mereka itu pun terlihat berbeda, membuat Dewa semakin bersemangat ingin mengetahui apa yang terjadi sebenarnya dengan Febri teman putih abu-abunya itu.

" Cafe ini sudah dijual Mas, pemilik pertamanya sudah menjual kepada orang lain."

" Dijual? " ucap Bima terkejut.

Pelayan itu mengangguk, terlihat sangat sedih sekali diwajahnya.

" Sekarang kalau boleh tahu di mana pemilik pertamanya berada.?"

" Setelah menjualnya, saya tidak tahu dengan pemilik pertamanyanya itu."

Mereka pun kemudian Saling pandang.

" Sheila!! dilarang bicara dengan pelanggan terlalu lama, selesaikan tugas kamu lagi." ucap seseorang yang memanggil nama pelayan tersebut dengan sebutan Sheila, mereka berempat pun menoleh ke arah perempuan yang berada tidak jauh dari mereka.

" Ba..Baik ibu..." kemudian dia pun cepat-cepat meninggalkan mereka berempat.

Perempuan setengah baya itu pun mendekati mereka dan tersenyum, dia mengambil duduk di depan mereka, gerak-geriknya begitu terlihat menggoda, seakan-akan memberikan peluang untuk mereka agar keempat laki-laki yang tampan dan gagah di hadapannya itu tergoda dengan gaya duduknya, Dia memberikan senyum termanisnya pada Dewa.

Dewa terkejut sembari berucap.

" Eh! Buset! penyot mengukir senyum ke Aku lagi!" ucapnya namun didengar Arsya yang langsung tersenyum mendengar ucapan Dewa.

Dewa yang menatapnya pun menyeringai dengan sinis, karena tidak merasa tergoda tapi melainkan merasa muak, Dewa pun bergumam.

" Nih perempuan tidak sadar diri apa semua sudah kendor seperti itu, masih saja bergaya seperti gadis remaja." gumam Dewa pelan, Arsya pun menoleh kearah Dewa, dia pun menyenggol Dewa dengan tangannya.

" Maaf Ibu, Ada perlu apa ya Ibu duduk di depan kami?" tanya Bima

" Hehehe...Mas-Mas yang masih muda ini dan masih ganteng ini ada apa ya tadi berbicara dengan pelayan kami.?"

Sebelum Bima mengatakan pembicaraan lebih lanjut, Alvaro pun kemudian berbicara.

" Maaf Ibu, kami tadi cuma menanyakan tentang makanan apa aja yang ada di sini, karena kami udah lama tidak berkunjung di cafe ini." ucap Alvaro sembari melirik ke kiri ke kanan sahabatnya tersebut.

" Oh, kirain bertanya yang lainnya, kalau di sini makanannya berbagai macam itu ada, kan ada buku menunya, itu didepan kalian bukunya sudah tersedia." terangnya sembari menyeringaikan senyuman manisnya dan sedikit mengangkat kakinya agar duduknya terlihat sangat menggoda.

" Yaelah Nenek Grandong." ucap Dewa pelan, Arsa lagi-lagi menyenggol sahabatnya tersebut, sembari memberi isyarat kepada Dewa untuk menahan bicaranya Karena rasa tahu Dewa selalu saja memberikan ucapan di luar nalar ketiga sahabatnya itu.

" Baiklah, silakan kalian menikmati hidangan yang ada di cafe ini, saya permisi dulu." ucapnya sembari berdiri dan mengekspresikan jalan yang sangat menggoda sekali, setelah kepergiannya, Dewa dan Bima pun langsung ekspresikan gaya muntahnya.

" Uweekkk..."

Alvaro dan Arsa pun tertawa pelan.

Terpopuler

Comments

manda_

manda_

lanjut thor semangat buat up lagi ya ditunggu thor kelakuannya sama kayak orang tuanya kocak kompak pokok nya debes 😂😂🤭🤭🤭

2023-03-20

0

@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ

@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ

baru tau kamu Bimo ,mama kamu kan wonder women

2023-03-20

0

@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ

@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ

siap gk papa morgan di pecat jadi ipar

2023-03-20

0

lihat semua
Episodes
1 CAHAYA CINTA 01
2 CAHAYA CINTA 02
3 CAHAYA CINTA 03
4 CAHAYA CINTA 04
5 CAHAYA CINTA 05
6 CAHAYA CINTA 06
7 CAHAYA CINTA 07
8 CAHAYA CINTA 08
9 CAHAYA CINTA 09
10 CAHAYA CINTA 10
11 CAHAYA CINTA 11
12 CAHAYA CINTA 12
13 CAHAYA CINTA 13
14 CAHAYA CINTA 14
15 CAHAYA CINTA 15
16 CAHAYA CINTA 16
17 CAHAYA CINTA 17
18 CAHAYA CINTA 18
19 CAHAYA CINTA 19
20 CAHAYA CINTA 20
21 CAHAYA CINTA 21
22 CAHAYA CINTA 22
23 CAHAYA CINTA 23
24 CAHAYA CINTA 24
25 CAHAYA CINTA 25
26 CAHAYA CINTA 26
27 CAHAYA CINTA 27
28 CAHAYA CINTA 28
29 CAHAYA CINTA 29
30 CAHAYA CINTA 30
31 CAHAYA CINTA 31
32 CAHAYA CINTA 32
33 CAHAYA CINTA 33
34 CAHAYA CINTA 34
35 CAHAYA CINTA 35
36 CAHAYA CINTA 36
37 CAHAYA CINTA 37
38 CAHAYA CINTA 38
39 CAHAYA CINTA 39
40 CAHAYA CINTA 40
41 CAHAYA CINTA 41
42 CAHAYA CINTA 42
43 CAHAYA CINTA 43
44 CAHAYA CINTA 44
45 CAHAYA CINTA 45
46 CAHAYA CINTA 46
47 CAHAYA CINTA 47
48 CAHAYA CINTA 48
49 CAHAYA CINTA 49
50 CAHAYA CINTA 50
51 CAHAYA CINTA 51
52 CAHAYA CINTA 52
53 CAHAYA CINTA 53
54 CAHAYA CINTA 54
55 CAHAYA CINTA 55
56 CAHAYA CINTA 56
57 CAHAYA CINTA 57
58 CAHAYA CINTA 58
59 CAHAYA CINTA 59
60 CAHAYA CINTA 60
61 CAHAYA CINTA 61
62 CAHAYA CINTA 62
63 CAHAYA CINTA 63
64 CAHAYA CINTA 64
65 CAHAYA CINTA 65
66 CAHAYA CINTA 66
67 CAHAYA CINTA 67
68 CAHAYA CINTA 68
69 CAHAYA CINTA 69
70 CAHAYA CINTA 70
71 CAHAYA CINTA 71
72 CAHAYA CINTA 72
73 CAHAYA CINTA 73
74 CAHAYA CINTA 74
75 CAHAYA CINTA 75
76 CAHAYA CINTA 76
77 CAHAYA CINTA 77
78 CAHAYA CINTA 78
79 CAHAYA CINTA 79
80 CAHAYA CINTA 80
81 CAHAYA CINTA 81
82 CAHAYA CINTA 82
83 CAHAYA CINTA 83
84 CAHAYA CINTA 84
85 CAHAYA CINTA 85
86 CAHAYA CINTA 86
87 CAHAYA CINTA 87
88 CAHAYA CINTA 88
89 CAHAYA CINTA 89
90 CAHAYA CINTA 90
91 CAHAYA CINTA 91
Episodes

Updated 91 Episodes

1
CAHAYA CINTA 01
2
CAHAYA CINTA 02
3
CAHAYA CINTA 03
4
CAHAYA CINTA 04
5
CAHAYA CINTA 05
6
CAHAYA CINTA 06
7
CAHAYA CINTA 07
8
CAHAYA CINTA 08
9
CAHAYA CINTA 09
10
CAHAYA CINTA 10
11
CAHAYA CINTA 11
12
CAHAYA CINTA 12
13
CAHAYA CINTA 13
14
CAHAYA CINTA 14
15
CAHAYA CINTA 15
16
CAHAYA CINTA 16
17
CAHAYA CINTA 17
18
CAHAYA CINTA 18
19
CAHAYA CINTA 19
20
CAHAYA CINTA 20
21
CAHAYA CINTA 21
22
CAHAYA CINTA 22
23
CAHAYA CINTA 23
24
CAHAYA CINTA 24
25
CAHAYA CINTA 25
26
CAHAYA CINTA 26
27
CAHAYA CINTA 27
28
CAHAYA CINTA 28
29
CAHAYA CINTA 29
30
CAHAYA CINTA 30
31
CAHAYA CINTA 31
32
CAHAYA CINTA 32
33
CAHAYA CINTA 33
34
CAHAYA CINTA 34
35
CAHAYA CINTA 35
36
CAHAYA CINTA 36
37
CAHAYA CINTA 37
38
CAHAYA CINTA 38
39
CAHAYA CINTA 39
40
CAHAYA CINTA 40
41
CAHAYA CINTA 41
42
CAHAYA CINTA 42
43
CAHAYA CINTA 43
44
CAHAYA CINTA 44
45
CAHAYA CINTA 45
46
CAHAYA CINTA 46
47
CAHAYA CINTA 47
48
CAHAYA CINTA 48
49
CAHAYA CINTA 49
50
CAHAYA CINTA 50
51
CAHAYA CINTA 51
52
CAHAYA CINTA 52
53
CAHAYA CINTA 53
54
CAHAYA CINTA 54
55
CAHAYA CINTA 55
56
CAHAYA CINTA 56
57
CAHAYA CINTA 57
58
CAHAYA CINTA 58
59
CAHAYA CINTA 59
60
CAHAYA CINTA 60
61
CAHAYA CINTA 61
62
CAHAYA CINTA 62
63
CAHAYA CINTA 63
64
CAHAYA CINTA 64
65
CAHAYA CINTA 65
66
CAHAYA CINTA 66
67
CAHAYA CINTA 67
68
CAHAYA CINTA 68
69
CAHAYA CINTA 69
70
CAHAYA CINTA 70
71
CAHAYA CINTA 71
72
CAHAYA CINTA 72
73
CAHAYA CINTA 73
74
CAHAYA CINTA 74
75
CAHAYA CINTA 75
76
CAHAYA CINTA 76
77
CAHAYA CINTA 77
78
CAHAYA CINTA 78
79
CAHAYA CINTA 79
80
CAHAYA CINTA 80
81
CAHAYA CINTA 81
82
CAHAYA CINTA 82
83
CAHAYA CINTA 83
84
CAHAYA CINTA 84
85
CAHAYA CINTA 85
86
CAHAYA CINTA 86
87
CAHAYA CINTA 87
88
CAHAYA CINTA 88
89
CAHAYA CINTA 89
90
CAHAYA CINTA 90
91
CAHAYA CINTA 91

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!