CAHAYA CINTA 05

BAB 05🌹

Papah Abiyasa beserta yang lainnya bersiap-siap menuju kearah Bandara dimana para jagoan mereka hari ini kembali ke Tanah Air, dengan menggunakan mobil pribadinya Papah Abiyasa pun melajukan mobil tersebut dengan kecepatan sedang karena mereka sudah sangat merindukan anak mereka datang kembali ke Tanah Air untuk melanjutkan kekuasan keluarga Wibawa.

Didalam Mobil...

" Beginilah ya, kira-kira papah dan Mamah kita saat menjemput kita pertama kali datang ketanah Air, sangat bahagia sekali." ucap papah Abiyasa tersenyum.

" Benar sekali Biy..." ucap Papi Morgan.

" Ish! kamu mana tahu,kaya gimana orang tua jemput dibandara, kan kamu belum lahir!" Sahut Papah Arvin.

" Enak aja bilang aku belum lahir! Kamu tuh yang belum lahir, jangankan Lahir oroknya aja belum berbentuk dengan sempurna Hahahaha..." ucap Papi Morgan sembari tertawa lepas membuat Papah Abiyasa tertawa disambut papah Marco tertawa lepas.

" Ya emang kenyataan kan kalau kamu belum ada disaat kepulangan Clarissa, Abiyasa dan istri kamu itu Anindita." ucap papah Arvin terkekeh.

" Benar banget apa kata kamu Vin,Morgan hanya ikut-ikutan aja padahal saat itu dia masih ingusan, tidur aja masih ileran..." ucap Papah Marco sembari terkekeh, dan Arvin tertawa lepas karena merasa menang dengan pembelaan papah Marco.

" Ais-Ais! kak Marco bukannya bantu adik semata kuyangnya sih."

" Semata wayang!" ucap mereka bertiga terkekeh.

" Hooh itu, semata wayang maksudnya, tapi eh malah belain Arvin lagi..." protes papi Morgan sembari mendelik kearah mereka berdua yang duduk dikursi belakang.

" Yah, sekali-kali lah bantu Arvin,iya kan Vin, ntar pembayarannya di Dp dulu ya, biar semangat bantunya hahahaha..." ucap Papah Marco disambut tawa papah Abiyasa dan Papi Morgan.

Papa Arvin hanya mendelik kearah papah Marco kemudian diapun ikut tertawa lepas, begitulah kedekatan mereka dari dulu sampai sekarang, dan diwariskan pada keturunannya sekarang ini yang sudah mewarisi sifat para orang tuanya itu, padahal mereka para orang tuanya tidak terlalu mendekatkan para Anaknya satu sama lain, namun seakan memiliki magnet yang otomatis mendekatkan dan meakrabkan para anak mereka seolah-olah sudah garis takdir keluarga mereka diharuskan selalu bersama selamanya.

Mereka kemudian terdiam, mereka hanya berempat saja menjemput buah hati mereka itu, karena para istri mereka tidak ikut dan hanya menunggu dirumah saja.

Sesampainya di Bandara mereka langsung saja memarkirkan mobilnya dan segera turun dari mobil tersebut menuju kearah ruang tunggu, saat papah Abiyasa menatap kearah lapangan Bandara, terlihat Jet pribadi Keluarga Wibawa sudah terparkir dilapangan Bandara itu, papah Abiyasa melangkah menuju kearah Jet tersebut, membuat ketiga sahabatnya merasa heran namun tetap mengikuti langkah Papah Abiyasa.

" Ada apa Biy?" tanya papah Marco.

" Lihat Jet kita sudah terparkir dibandara ini."

" Iya juga ya, tapi kemana mereka..." sambung Papah Arvin.

Terdengar ponsel Papah Abiyasa berdering, dan ia pun mengambil ponselnya itu ia melihat layar ponselnya ternyata sang Anak yang memanggilnya.

" Assalamualaikum..."

" Wa'alaikumussalam..."

" Maaf ya pah, kami belum bisa datang hari ini, karena ada sesuatu yang harus dikerjakan disini, kemungkinan besok baru kembali." Ucap Alvaro sang putra, terdengar Papah Abiyasa menghela nafasnya dengan panjang.

" Jangan bersedih pah, bilang aja sama Mamah, kalau Varo belum bisa pulang karena ada urusan sedikit."

" Tapi Nak..."

" Varo tahu pah kalau hari ini adalah hari ultahnya Mamah, tapi bagaimana lagi, Varo janji akan segera pulang kalau sudah selesai semuanya." ucapnya tersenyum walaupun sang Papah tidak bisa melihat senyum tampannya Alvaro anak sulungnya itu.

Lagi-lagi Papah Abiyasa tidak bisa berbuat banyak karena itu adalah keinginan mereka.

" Baiklah Nak, tapi kalau kalian belum bisa balik ke Tanah Air, kenapa Jet ini ada terparkir di Bandara?"

" Iya pah, Varo suruh pulang aja, nanti kami akan naik penerbangan biasa aja pah, karena Dewa nggak mampu katanya naik Jet takut hilang ditelan awan..." ucap Alvaro terkekeh.

" Hahahah...ada-ada aja tuh titisan om Morgan kamu itu, baiklah Nak, nanti papah akan bilang ke Mamah kamu kalau kamu belum bisa pulang." ucapnya kemudian papah dan anak tersebut menyudahi bicaranya setelah saling mengucapkan dan membalas salam.

" Bagaimana?" Tanya Papi Morgan.

Papah Abiyasa menggelengkan kepalanya.

" Mereka tidak bisa pulang hari ini ada urusan mendadak katanya."

" Urusan mendadak? kok Dewa nggak bilang ya padaku, biasanya dia selalu bilang kalau ada sesuatu sekecil apapun." ucap Papi Morgan.

" Nggak semuanya juga kali Bule dikatakan pada mu, dia kan sudah besar, seorang Dewa lagi, mana ada seorang Dewa ngomong semuanya pada kamu, Tapi benar juga apa yang dikatakan Morgan, kenapa Dewa nggak ngomong dengannya, kaya Arsya nggak ada kasih tahu sama sekali kalau dia itu menunda kedatangannya."

" Nah kan, kamu juga merasa kalau Arsya tidak ada memberi kabar padamu." sambung Papi Morgan.

Papah Arvin hanya mengangguk.

" Ya udah lebih baik kita pulang, pasti orang rumah sudah menunggu kedatangan mereka, kita akan menjelaskan semuanya kepada istri-istri kita karena anaknya tidak bisa datang hari ini." ucap Papah Abiyasa.

Mereka hanya menganggukkan kepalanya dan mereka pun melangkah menuju kearah tempat parkir Bandara dimana mobil pribadi Papah Abiyasa terparkir, Beberapa menit kemudian mereka meninggalkan Bandara dengan pikiran yang tidak menentu karena telah gagal bertemu dengan Anak mereka.

Keempat Anak pertama mereka berkuliah dan bekerja sementara waktu diluar Negeri dimana sekarang para Kakek dan Neneknya menetap diluar Negeri untuk menikmati masa tua mereka.

Keempat anak sulung dari masing-masing orang tua tersebut tidak satupun menjadi anggota polisi seperti jejak sang papa Arvin dan papi Morgan, karena tidak ada keinginan dari anak mereka itu, yang terlihat mewarisi jejak sang papah dan papi mereka adalah anak kedua mereka yang sekarang meneruskan jejak mereka sebagai perwira polisi.

Anak lelaki mereka semua menggeluti bidang bisnis, kedua orang tuanya masing-masing mendukung apa yang dikerjakan para anak mereka tersebut selagi membuat mereka bersemangat dan bermanfaat.

Mobil terus melaju menuju kearah rumah kediaman keluarga Wibawa, didalam mobil tidak ada cerita sama sekali dan hanya terdiam larut dalam pikiran mereka masing-masing.

Beberapa saat mereka sampai dirumah dengan wajah tidak bersemangat, ke empat lelaki itupun memasuki rumah setelah saling mengucap dan membalas salam mereka melangkah mendekati para istri mereka dan menghentakkan tubuh mereka disofa.

" Mana Anak-anak kita pah?" tanya Mamah Ayesha.

Papah Abiyasa menggelengkan kepalanya.

" Mereka tidak jadi pulang, kamu jangan sedih ya sayang..."

Mamah Ayesha hanya tersenyum dan mengangguk, membuat papah Abiyasa merasa heran dan dia menatap kearah sang istri dengan lekat.

Begitu juga para istri yang lain, membuat papah Marco menatap mereka silih berganti.

" Kenapa kalian nggak ada sedihnya sih? inikan momen dimana Ayesha merayakan ulang tahunnya, pas disaat kedatangan putra-putra kita, aku aja sedih lho nggak bisa bertemu dengan Anak ku." ucap Papah Marco.

" Ya nggak apa-apa sih, karena mereka nggak bisa pulang ya nggak apa-apa juga, masih ada hari esok." ucap Mamah Ayesha dianggukkan mamah Nadine, Mami Anindita dan Mamah Clarissa.

" Iya juga sih apa yang dikatakan istriku memang benar juga, aku merasa lega karena dia tidak merasa kecewa dan sedih karena anaknya nggak datang..." ucap Papah Abiyasa.

Mereka hanya menghela nafasnya dengan panjang, kemudian mereka dikejutkan suara salah satu dari Anak mereka yang ternyata sudah berada dirumah tersebut.

" Hatcuh!!!..." terdengar suara Arsya yang bersin karena sudah didatangi seekor kucing kesayangan Anggita Adiknya Alvaro, Arsya yang Alergi dengan hewan berbulu terutama kucing itupun tak kuat lagi dan langsung keluar dari persembunyiannya, dan langsung saja dia bersin tak henti-hentinya.

Papah Abiyasa, papah Arvin, Papi Morgan dan papah Marco menatap para istri mereka dan kemudian para Anak mereka pun langsung keluar dari persembunyiannya sembari senyum-senyum semuanya dan mendekati para Mamah mereka karena takut diberi hadiah dari sang Ayah mereka, karena telah mengerjain para orang tua lelaki mereka itu, sebelum para suami mereka memberikan hadiah pada para anaknya itu, mata dan wajah para istri mereka sudah menampakkan ekspresinya membuat para suami hanya bisa tersenyum dan tidak bisa membalas para sang anak yang sudah mengerjain mereka itu, karena para anaknya sudah memiliki tamengnya yaitu sang Mamah mereka masing-masing.

Terpopuler

Comments

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

trnyata mereka ketulsran keturunan papa boby de

2023-03-24

0

Pujiastuti

Pujiastuti

mana bisa melawan ya para bapak² kalau. ibu² sudah bertindak bisa bahaya 😁😁😁pintar juga nih para anak²

2023-03-17

0

Dwie Artum

Dwie Artum

ditunggu trus kelanjutannya kk.lma g up kak🙏🙏🙏

2023-03-17

0

lihat semua
Episodes
1 CAHAYA CINTA 01
2 CAHAYA CINTA 02
3 CAHAYA CINTA 03
4 CAHAYA CINTA 04
5 CAHAYA CINTA 05
6 CAHAYA CINTA 06
7 CAHAYA CINTA 07
8 CAHAYA CINTA 08
9 CAHAYA CINTA 09
10 CAHAYA CINTA 10
11 CAHAYA CINTA 11
12 CAHAYA CINTA 12
13 CAHAYA CINTA 13
14 CAHAYA CINTA 14
15 CAHAYA CINTA 15
16 CAHAYA CINTA 16
17 CAHAYA CINTA 17
18 CAHAYA CINTA 18
19 CAHAYA CINTA 19
20 CAHAYA CINTA 20
21 CAHAYA CINTA 21
22 CAHAYA CINTA 22
23 CAHAYA CINTA 23
24 CAHAYA CINTA 24
25 CAHAYA CINTA 25
26 CAHAYA CINTA 26
27 CAHAYA CINTA 27
28 CAHAYA CINTA 28
29 CAHAYA CINTA 29
30 CAHAYA CINTA 30
31 CAHAYA CINTA 31
32 CAHAYA CINTA 32
33 CAHAYA CINTA 33
34 CAHAYA CINTA 34
35 CAHAYA CINTA 35
36 CAHAYA CINTA 36
37 CAHAYA CINTA 37
38 CAHAYA CINTA 38
39 CAHAYA CINTA 39
40 CAHAYA CINTA 40
41 CAHAYA CINTA 41
42 CAHAYA CINTA 42
43 CAHAYA CINTA 43
44 CAHAYA CINTA 44
45 CAHAYA CINTA 45
46 CAHAYA CINTA 46
47 CAHAYA CINTA 47
48 CAHAYA CINTA 48
49 CAHAYA CINTA 49
50 CAHAYA CINTA 50
51 CAHAYA CINTA 51
52 CAHAYA CINTA 52
53 CAHAYA CINTA 53
54 CAHAYA CINTA 54
55 CAHAYA CINTA 55
56 CAHAYA CINTA 56
57 CAHAYA CINTA 57
58 CAHAYA CINTA 58
59 CAHAYA CINTA 59
60 CAHAYA CINTA 60
61 CAHAYA CINTA 61
62 CAHAYA CINTA 62
63 CAHAYA CINTA 63
64 CAHAYA CINTA 64
65 CAHAYA CINTA 65
66 CAHAYA CINTA 66
67 CAHAYA CINTA 67
68 CAHAYA CINTA 68
69 CAHAYA CINTA 69
70 CAHAYA CINTA 70
71 CAHAYA CINTA 71
72 CAHAYA CINTA 72
73 CAHAYA CINTA 73
74 CAHAYA CINTA 74
75 CAHAYA CINTA 75
76 CAHAYA CINTA 76
77 CAHAYA CINTA 77
78 CAHAYA CINTA 78
79 CAHAYA CINTA 79
80 CAHAYA CINTA 80
81 CAHAYA CINTA 81
82 CAHAYA CINTA 82
83 CAHAYA CINTA 83
84 CAHAYA CINTA 84
85 CAHAYA CINTA 85
86 CAHAYA CINTA 86
87 CAHAYA CINTA 87
88 CAHAYA CINTA 88
89 CAHAYA CINTA 89
90 CAHAYA CINTA 90
91 CAHAYA CINTA 91
Episodes

Updated 91 Episodes

1
CAHAYA CINTA 01
2
CAHAYA CINTA 02
3
CAHAYA CINTA 03
4
CAHAYA CINTA 04
5
CAHAYA CINTA 05
6
CAHAYA CINTA 06
7
CAHAYA CINTA 07
8
CAHAYA CINTA 08
9
CAHAYA CINTA 09
10
CAHAYA CINTA 10
11
CAHAYA CINTA 11
12
CAHAYA CINTA 12
13
CAHAYA CINTA 13
14
CAHAYA CINTA 14
15
CAHAYA CINTA 15
16
CAHAYA CINTA 16
17
CAHAYA CINTA 17
18
CAHAYA CINTA 18
19
CAHAYA CINTA 19
20
CAHAYA CINTA 20
21
CAHAYA CINTA 21
22
CAHAYA CINTA 22
23
CAHAYA CINTA 23
24
CAHAYA CINTA 24
25
CAHAYA CINTA 25
26
CAHAYA CINTA 26
27
CAHAYA CINTA 27
28
CAHAYA CINTA 28
29
CAHAYA CINTA 29
30
CAHAYA CINTA 30
31
CAHAYA CINTA 31
32
CAHAYA CINTA 32
33
CAHAYA CINTA 33
34
CAHAYA CINTA 34
35
CAHAYA CINTA 35
36
CAHAYA CINTA 36
37
CAHAYA CINTA 37
38
CAHAYA CINTA 38
39
CAHAYA CINTA 39
40
CAHAYA CINTA 40
41
CAHAYA CINTA 41
42
CAHAYA CINTA 42
43
CAHAYA CINTA 43
44
CAHAYA CINTA 44
45
CAHAYA CINTA 45
46
CAHAYA CINTA 46
47
CAHAYA CINTA 47
48
CAHAYA CINTA 48
49
CAHAYA CINTA 49
50
CAHAYA CINTA 50
51
CAHAYA CINTA 51
52
CAHAYA CINTA 52
53
CAHAYA CINTA 53
54
CAHAYA CINTA 54
55
CAHAYA CINTA 55
56
CAHAYA CINTA 56
57
CAHAYA CINTA 57
58
CAHAYA CINTA 58
59
CAHAYA CINTA 59
60
CAHAYA CINTA 60
61
CAHAYA CINTA 61
62
CAHAYA CINTA 62
63
CAHAYA CINTA 63
64
CAHAYA CINTA 64
65
CAHAYA CINTA 65
66
CAHAYA CINTA 66
67
CAHAYA CINTA 67
68
CAHAYA CINTA 68
69
CAHAYA CINTA 69
70
CAHAYA CINTA 70
71
CAHAYA CINTA 71
72
CAHAYA CINTA 72
73
CAHAYA CINTA 73
74
CAHAYA CINTA 74
75
CAHAYA CINTA 75
76
CAHAYA CINTA 76
77
CAHAYA CINTA 77
78
CAHAYA CINTA 78
79
CAHAYA CINTA 79
80
CAHAYA CINTA 80
81
CAHAYA CINTA 81
82
CAHAYA CINTA 82
83
CAHAYA CINTA 83
84
CAHAYA CINTA 84
85
CAHAYA CINTA 85
86
CAHAYA CINTA 86
87
CAHAYA CINTA 87
88
CAHAYA CINTA 88
89
CAHAYA CINTA 89
90
CAHAYA CINTA 90
91
CAHAYA CINTA 91

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!