Uang Jajan

Semakin hari Cahyana semakin dekat dengan Oriza, bahkan Cahyana sampai lupa kalau dia sudah punya anak dan istri.

Hari ini sekolah libur, Cahyana pikir Oriza pasti ada waktu senggang. Rasanya rindu sekali hatinya jika tidak ada kabar dari Oriza..

Heeeemmmmm, sedang apa dia sekarang.

Tak tahan Cahyana pun langsung berkirim pesan kepada Oriza.

[Boleh Aa bertanya?]. Kedekatan Cahyana masih sebatas melalui sms atau pesan

singkat melalui ponsel, dia takut salah melangkah.

[Boleh, mau tanya apa?]. Sepertinya Oriza sedang tidak sibuk, terbukti pesan dari Cahyana langsung di balas Oriza.

[Apakah Oriza sudah mempunyai pacar]. Walau lewat pesan singkat, ada perasaan takut dalam hati Cahyana.

Pertanyaan macam apa ini. Oriza

[Tidak]. Singkat padat jelas.

[Bolehkah Aa menjadi teman dekat Oriza?]. Cahyana menutup wajah nya dengan kedua telapak

tangan setelah dia menekan tombol send tanpa Oriza melihatnya. Tak menyangka Cahyana bisa bertanya seperti itu.

Temanku sudah banyak. Tapi Oriza tidak mengirimkan kalimat itu

dia memilih untuk tidak membalasnya.

Lama dan lama hingga malam hari tiba tidak lada lagi balasan pesan dari Oriza.

Mungkinkah Oriza marah? Mungkinkah dia akan menjauhiku?

Perasaan Cahyana kalang kabut, dia takut Oriza jadi membencinya dan menjauh dari Cahyana.

[Oriza?]. Pagi ini Cahyana mengirim pesan kepada Oriza namun tidak ada balasan.

[Sudah berangkat?]. Lagi, Cahyana mengirim pesan namun tidak ada balasan. Padahal sudah ada laporan terkirim yang

menandakan bahwa pesan nya sudah sampai, dengan nomor yang di tuju pun sedang aktif.

Kenapa Oriza tidak kunjung membalas pesanku?. Karena penarasan Cahyana pun mencoba menghubungi Oriza lewat telpon.

Tuuuttt... Tuuuttt... Tuuuttt...

Pasti sebelumnya dia sudah mengirim pesan, hahah.

Oriza tertawa tertahan karena sedang berada di dalam angkot.

Terhubung, namun tidak di angkat.

Mungkin Oriza sedang dalam perjalanan menuju sekolah. Cahyana bergumam.

Cahyana memutuskan untuk menunggu Oriza di depan kantor. Kantor ruang guru terletak di

depan dekat gerbang kedua, itu sebabnya Cahyana menunggunya disini karena pasti Oriza melewati ruang guru.

Tak menunggu lama, Cahyana melihat Oriza turun dari angkot berwarna hijau polet merah.

Berjalan memasuki gerbang utama, saling sapa dengan teman juga satpam.

"Baru datang?". Cahyana bertanya kepada Oriza

" Iya". Oriza menggangguk dengan senyum manisnya.

"Kenapa sms semalan tidak di balas". Sambil menahan senyum Cahyana terus saja bertanya.

"Tidak ada satupun pesan dari bapak yang masuk ke ponselku". Oriza menahan tawa,

sedangankan senyum di wajah Cahyana memudar dalam sekejap.

"Kenapa bisa?".

" Tidak tahu. Coba kirim ulang kalau tidak percaya".

Akhirnya Cahyana mengirim pesan asal pada Oriza.

"Tuhkan, tidak ada satu pesan pun". Oriza memperlihatkan layar ponsel nya kepada Cahyana.

"Tapi di sini laporannya terkirim". Cahyana mulai bingung.

"Mungkin ponselku rusak". Sambil mengangkat bahunya

"Aku masuk dulu yaa". Jawab Oriza sambil berlalu, karena memang sebentar lagi bel masuk akan berbunyi.

Dengan langkah yang ringan akhirnya tawa di wajah Oriza mulai mengembang.

Ahaha aku tidak tahan melihat ekspresinya, bukan ponselku yang rusak tapi memang nomornya saja yang aku blokir.

Posel Oriza adalah salah satu ponsel jadul keluaran brend ternama.

Walau pun jadul, tapi ponsel keluaran merk XX ini termasuk ponsel dengan kualitas baik.

Walau pun nomor Cahyana di blokir, akan tetap ada laporan terkirim dan pasti mengira bahwa Oriza tidak membalanya.

Ke esokkan harinya...

Pagi-pagi sekali Cahyana datang ke sekolah tempatnya mencari nafkah, sengaja dia berdiam di gerbang utama hanya untuk menunggu Oriza.

Oriza turun dari angkot berwarna hijau polet merah dan membayar ongkos, tapi Oriza tidak turun di depan gerbang.

Apakah Oriza melihatku? Apakah Oriza sengaja menghindariku?.

Gumam Cahyana dan tentu hanya dia yang mendengarnya.

"Bu bala-bala dua gehu satu". Oriza biasa beli gorengan di situ untuk sarapan pagi nya bersama nasi yang dia bawa dari rumah.

Rupanya Oriza menuju sebuah roda penjual gorengan pedagang kaki lima yang biasa berjualan di dekat sekolah.

Masuk ke gerbang utama sekolah, Oriza hanya tersenyum melewati Cahyana dan berlalu.

Astaga... Aku yang sedari tadi menunggunya hanya ingin ngobrol sebentar malah di lewatinya begitu saja.

Cahyana menepuk kening dan menggelengkan kepalanya.

[Lurus aja]. Sebenarnya nya ragu Cahyana mengirim pesan.

Mudah-mudahan benar-benar terkirim dan Oriza membalas pesanku.

[Maaf buru-buru, aku belum sarapan]. Kasihan sekali Oriza.

[Sekarang lagi apa]. Terus berkirim pesan sebelum bel tanda masuk berbunyi.

[Sedang sarapan]. Oriza membalas.

[Sarapan sama apa?]. Semakin ingin tahu saja.

[Nasi goreng sama gorengan yang tadi beli di depan]. Menu yang sangat sederhana.

[Kalau boleh tahu, uang saku sehari berapa?]. Penasaran juga akhirnya Cahyana bertanya lagi.

Ngapain dia tanya-tanya uang saku segala sih. Oriza

[Tiga ribu rupiah, ongkos angkot pulang pergi empat ribu rupiah]. Di saat yang lain

uang saku dua puluh ribu rupiah, Oriza hanya membawa uang saku tiga ribu rupiah.

"Apakah itu cukup untuk jajan?".

Memangnya harus berapa! Hah dia tidak tahu saja, padahal aku sudah bisa menghasilkan

uang untuk menambah uang jajank, bahkan aku juga bisa menabung.

Oriza tidak berniat lagi membalas pesan dari Cahyana. Q

Teng... Teng... Teng..

Bel masuk pun berbunyi, Cahyana mengganti baju memakai baju olah raga.

Sementara menunggu anak-anak kumpul dilapangan, Cahyana berlari kecil menuju kantin.

"Norma aku boleh minta tolong?".

Semoga Norma bisa membantu ku.

"Minta tolong apa pak Iyan?". Sebenarnya Cahyana ragu untuk mengungkapkan.

"I-ini saya titip uang seratus lima puluh ribu". Cahyana menjeda ucapannya.

"Uang? Untuk apa pak?". Lagi, Norma bertanya.

"Untuk uang jajan Oriza selama satu bulan yaa. Jadi kalau Oriza jajan kamu tidak perlu menerima uang dari dia,

kamu tinggal potong saja dari uangku ini". Panjang lebar cahyana menjelaskan.

Semoga ini bisa sedikit membatu Oriza.

Sebenarnya Cahyana sedikit ragu, mengingat Norma dan dua orang petugas kantin lainnya masih mempunyai

ikatan saudara dengan pemilik yayasan. Sebentar lagi mungkin akan ada gosip yang menyebar.

"Oriza anak OSIS kelas sebelas Smea pak Iyan?". Tanya Norma memastikan.

"Iya.. Anak itu". Cahyana menjawab cepat karena anak-anak sudah menunggu di lapangan untuk memulai kegiatan olah raga.

"Sudah yaa Norma, terimakasih".

Norma hanya menggangguk dan Cahyana pun pergi menuju lapangan menyusul anak-anak.

Sementara itu benar saja para penjaga kantin mulai bergosip.

"Ada hubungan apa pak Iyan dengan Oriza?". Rita salah satu petugas kantin

yang tadi sedikit banyak ikut mendengarkan, bertanya kepada Norma.

Mulai kepo kan kau, kelihatan kok tadi matamu lirik-lirik. Norma

"Entahlah... Aku tidak tau. Tapi mana mungkin pak Iyan mau menyimpan uangnya

untuk Oriza kalau mereka tidak ada hubungan apa-apa". Jawab Norma sambil tersenyum dan menaik turunkan alisnya.

"Bukankah pak Iyan sudah mempunyai anak dan istri?". Rita masih berpikir kritis.

Kita tidak pernah tahu apa yang terjadi pada rumah tangga seseorang.

Norma hanya mengangkat kedua bahunya untuk menjawab pertanyaan Rita.

Kasihan Juga anak dan istri pak Iyan jika tahu seperti apa kelakuan pak Iyan di belakang mereka.

Akan coba aku tanyakan nanti kepada suamiku tentang kebenaran ini.

Gumam Norma, semoga suami nya dapat menyadarkan pak Iyan sebelum semuanya terlambat.

Wanita mana yang mau ada perselingkuhan di dalam rumah tangganya.

Selingkuh itu bukan berawal dari hubungan di atas ranjang, tapi selingkuh berawal dari chat yang di hapus dan sesuatu yang selalu di sembunyikan dari pasangan sah nya.

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!