Kehidupan Naura lalui dengan penuh rintangan, tidak ada yang tahu tentang kehamilan Naura kecuali Chris.
Chris adalah orang yang selalu ada untuk Naura, bahkan di saat Naura ngidam menginginkan sesuatu, Chris rela mencarikannya untuk Naura. Entah kenapa, Chris sudah sangat mencintai Naura.
Padahal kalau dipikir-pikir, Chris sosok laki-laki tampan dan juga kaya raya gadis mana pun mudah untuk Chris dapatkan tapi Chris tidak begitu, hati dia sudah dia serahkan untuk Naura.
Di kediaman Chris...
Malam ini Tristan masuk ke dalam kamar Chris, dan terlihat Chris sedang belajar.
“Chris, tadi aku lihat kamu membonceng seorang gadis, siapa dia? Apa dia pacarmu?” goda Tristan.
“Kakak tidak perlu tahu,” sahut Chris dingin.
“Hai, aku ini Kakakmu, aku khawatir gadis itu hanya ingin mempermainkanmu.”
Chris mengangkat sudut bibirnya. “Jangan ikut campur urusanku, dia bukan gadis seperti pacarmu yang hanya ingin hartamu saja, setelah hartamu habis, dia akan meninggalkanmu seperti sampah,” sinis Chris.
Tristan tersulut emosi, dia bangkit dari duduknya dan mencengkram baju Chris.
“Jangan sembarangan kalau ngomong, kamu tidak tahu Dinda jadi kamu tidak berhak mengatakan itu,” seru Tristan dengan emosinya.
“Kakak sudah dibutakan oleh cinta, bahkan wanita itu sudah terang-terangan selingkuh di hadapanmu tapi Kakak justru luluh hanya dengan sedikit rayuannya. Aku hanya mengingatkan, penyesalan selalu datang di akhir jadi pikir-pikir dulu sebelum memutuskan sesuatu jangan sampai Kakak menyesal karena sudah menerima kembali wanita itu,” seru Chris dengan menghempaskan tangan Tristan.
Tristan mengepalkan tangannya, dia sangat emosi dengan ucapan Chris, dengan emosinya Tristan keluar dari kamar Chris dan membanting pintu kamar Chris dengan kerasnya.
Chris dan Tristan dari kecil memang tidak pernah akur, orangtua mereka hanya memanjakan Tristan dan selalu bersikap acuh kepada Chris.
Orangtua mereka memberikan semua yang terbaik kepada Tristan karena Tristan yang akan menjadi pewaris pertama kerajaan bisnis orangtuanya, sedangkan Chris, orangtuanya menganggap kalau Chris anak yang tidak berguna karena Christumbuh menjadi anak yang pendiam dan suka mengurung diri di kamarnya.
Orangtua mereka berpikir kalau Chris tidak akan bisa mengurus perusahaan, padahal pada kenyataannya otaknya lebih pandai dibandingkan dengan Tristan dan orangtuanya tidak mengetahui itu.
***
Keesokan harinya....
Tristan memutuskan untuk mengikuti Chris, dia masih penasaran dengan gadis yang bersama Chris kemarin.
Sebenarnya Tristan bukan orang yang kepo dengan urusan orang, tapi entah kenapa kali ini Tristan begitu sangat penasaran dengan wajah gadis itu.
Chris segera menaiki motornya dan Tristan pun dengan cepat mengikuti Chris, kali ini Tristan meminjam motor Mike supaya tidak ketinggalan jejak lagi.
Seperti biasa, Chris menuju kontrakan untuk menjemput Naura dan tidak membutuhkan waktu lama, akhirnya Chris sampai di depan kontrakan. Chris menghubungi Naura, sementara itu tidak jauh dari Chris berdiri, Tristan mulai mengamati adiknya itu.
“Loh, ngapain dia diam di depan kontrakan tante Muni? Apa pacarnya ngontrak di sana, ya?” gumam Tristan.
Tidak lama kemudian, Naura pun keluar dari dalam kontrakan dengan wajah yang sumringah.
“Sebentar, sepertinya aku pernah melihat gadis itu, tapi di mana, ya?” gumam Tristan.
Tristan mulai mengingat-ngingat, dia yakin kalau dia pernah bertemu dengan gadis itu tapi dia lupa bertemu di mana. Hingga cukup lama Tristan berpikir, Tristan pun melotot.
“Bukanya gadis itu yang dulu aku----“
Tristan tidak berani meneruskan ucapannya, dia ingat dengan Naura gadis yang sudah dia renggut kesuciannya saat kemping.
Tristan mengusap wajahnya dengan kasar, Tristan tidak percaya kalau dia akan bertemu lagi dengan gadis itu bahkan sekarang dia pacaran dengan adiknya.
“Bagaimana kalau gadis itu mengatakan yang sebenarnya kepada Chris? Bisa gawat ini,” gumam Tristan.
Tristan pun dengan cepat melajukan motornya meninggalkan tempat itu, dia segera menuju kampus.
Sesampainya di kampus, Tristan segera mencari keberadaan Mike, dia benar-benar merasa tidak tenang.
“Astaga Mike, ternyata kamu ada di sini, aku dari tadi nyariin kamu.”
“Wajah kamu kenapa? Kok pucat seperti itu?” tanya Mike.
“Aku mau bicara sama kamu, tapi tidak di sini, ayo ikut denganku,” ajak Tristan.
Mike segera mengikuti Tristan, Tristan berhenti di taman kampus yang cukup sepi.
“Ada apa?” tanya Mike.
“Gawat Mike, si Chris sudah punya pacar.”
“Lah, apanya yang gawat? Ya, biarin sajalah, Chris juga kan sudah dewasa dia laki-laki normal, terus apanya yang gawat?” seru Mike.
“Ini gawat Mike, pacar si Chris itu gadis yang dulu aku perkosa waktu kemping.”
“Apa!” pekik Mike.
“Bagaimana ini Mike, bagaimana kalau gadis itu ngomong sama Chris, hancur aku, sudah dipastikan aku bakalan diusir dari rumah.”
“Kamu tenang dulu, Tristan. Lagipula gadis itu kan, gak mungkin tahu kalau Chris adik kamu.”
“Aku harus bagaimana, Mike?”
“Kamu sih, bikin repot saja,” kesal Mike.
Tiba-tiba, Dinda datang dan merangkul lengan Tristan dengan manjanya.
“Sayang, kemarin kan, aku jalan-jalan ke mall dan aku melihat tas yang bagus, aku ingin membelinya, sayang,” rengek Dinda dengan manjanya.
Mike tampak memutar bola matanya jengah, sedangkan Tristan mengusap wajahnya dengan kasar.
“Bukanya bulan kemarin aku sudah membelikan kamu tas,” sahut Tristan.
“Iya, tapi ini keluaran terbaru, sayang, takutnya keburu dibeli sama orang.”
“Nanti sajalah, saat ini aku lagi gak mood.”
“Ih, kamu mah menyebalkan. Katanya kamu sayang sama aku, tapi kamu tidak mau menuruti keinginan aku,” kesal Dinda.
Dinda bangkit dari duduknya, dan dengan kesalnya segera pergi meninggalkan Tristan dan Mike.
“Astaga, Mak lampir itu morotin kamu terus, apa kamu mau mempertahankan wanita seperti itu?”
“Aku cinta sama dia, Mike.”
“Alah, cinta-cinta, makan tuh cinta.”
Mike pun memutuskan untuk meninggalkan Tristan, Mike merasa kesal kepada sahabatnya itu. Bisa-bisanya dia cinta mati kepada wanita yang jelas-jelas hanya ingin hartanya saja.
***
Di sekolah, Naura dan Rani sedang duduk di kantin sekolah, kebetulan di samping kantin ada pohon mangga yang saat ini sedang berbuah.
“Astaga, kok aku ingin buah mangga itu, ya?” batin Naura.
Mulut Naura mengecap-ngecap, rasanya Naura ingin sekali makan mangga muda. Naura pun mengirimkan pesan kepada Chris dan dengan cepat Chris langsung menghampiri Naura.
“Kak...”
Naura memberikan isyarat kepada Chris dengan tatapan memelasnya, Chris paling tidak bisa menolak, tapi Crhis pun bingung harus bagaimana soalnya kalau Chris memetik mangga dan membiarkan Naura memakannya, bisa jadi semua anak-anak akan curiga kepada Naura.
“Kalian kenapa sih? Kok malah main pandang-pandangan?” seru Rani.
“Ah, tidak apa-apa,” sahut Naura.
Chris pun pergi dan menyuruh penjaga sekolah untuk memetikan buah mangga itu, alasannya karena saudaranya ada yang sedang ngidam.
Mata Naura tampak berbinar, tapi Naura harus menahannya karena kalau makan di sekolah, semua teman-temannya akan curiga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Partini Maesa
cris lbh nyengengin kasian klo nanti nikahnya sama tristan
2023-07-20
1
☠☀💦Adnda🌽💫
dewasaan si chris sana tristan y....
2023-05-11
1
💜WWH💜
chris bisa nerima naura apa adanya ....tapi keluarga besarnya ?????
2023-05-04
1