Waktu pun berjalan dengan sangat cepat, 3 hari sudah Naura dan yang lainnya melakukan kemping dan hari ini mereka sudah bersiap-siap untuk pulang.
Naura tidak ada semangat lagi, awalnya Naura yang tampak antusias tapi akhirnya Naura justru mengalami hal yang akan membekas seumur hidupnya.
Chris dan Rani pun merasa bingung dengan perubahan Naura, bahkan Naura menjauhi Chris dan sama sekali tidak mau di sentuh Chris.
Di dalam bus, Chris duduk di samping Naura, perlahan bus itu mulai melaju meninggalkan bumi perkemahan.
“Ra, sebenarnya kamu kenapa? Kok, sepertinya kamu berubah?” tanya Chris.
“Aku tidak apa-apa, Kak.”
Naura memalingkan wajahnya ke luar jendela, Naura sama sekali tidak berani menatap Chris, Naura merasa menjadi perempuan kotor yang tidak pantas di sentuh oleh Chris.
Setelah beberapa jam kemudian, akhirnya bus itu pun sampai di sekolah.
“Ra, aku antarkan kamu pulang, ya!"
“Tidak usah Kak, aku bisa pulang sendiri,” tolak Naura.
“Pokoknya kamu diam dulu di sini, aku ambil motor aku di parkiran jangan ke mana-mana, aku anterin kamu pulang.”
Chris segera masuk ke dalam area sekolah untuk mengambil motornya yang memang di titipkan di sekolah.
Tidak lama kemudian, Chris pun datang dengan motor sportnya. Chris memakaikan helm kepada Naura, Naura menatap wajah Chris yang dengan serius memasangkan helmnya, tiba-tiba mata Naura berkaca-kaca.
“Ayo naik.”
Naura menganggukkan kepalanya dan segera naik ke atas motor Chris. Chris menarik kedua tangan Naura supaya memeluk perutnya, awalnya Naura ingin menariknya tapi Chris menahannya.
“Pegangan nanti kamu jatuh.”
Naura hanya bisa terdiam dan akhirnya Naura pun mengikuti apa yang dikatakan Chris. Perlahan Chris mulai melajukan motornya, wajah Naura tampak bersandar di pundak Chris dengan airmata yang tiba-tiba menetes dan Naura segera menghapusnya.
“Maafkan aku Kak, aku gak bisa menjaga kesucianku, aku tidak pantas untukmu, kamu berhak mendapatkan perempuan yang lebih baik dari pada aku,” batin Naura.
Naura begitu sakit mengingat kejadian itu, berbeda dengan Chris yang terlihat bahagia karena akhirnya Chris bisa menjadikan Naura pacarnya.
Tidak membutuhkan waktu lama, akhirnya motor Chris sampai di halaman rumah Naura. Naura membuka helmnya dan memberikannya kepada Chris.
“Terima kasih Kak, sudah mengantarkan aku pulang.”
“Lah, sekarang itu sudah menjadi kewajiban aku soalnya kamu kan sudah menjadi pacar aku,” sahut Chris dengan mengusap kepala Naura.
Chris tampak membenarkan rambut Naura yang acak-acakan, lagi-lagi Naura sangat sakit mendapatkan perlakuan manis dari Chris.
“Ya sudah, aku masuk dulu ya Kak, maaf aku gak bisa mengajak Kakak mampir dulu.”
“Iya, tidak apa-apa, kalau begitu aku pulang dulu ya. Besok aku jemput kamu.”
Naura menganggukkan kepalanya. “Kakak, hati-hati di jalan.”
“Iya.”
Chris mulai melajukan motornya meninggalkan rumah Naura, sedangkan Naura langsung masuk ke dalam rumahnya.
Rumah terlihat sepi, mungkin Mama dan adik tirinya sedang keluar. Naura pun masuk ke dalam kamarnya dan langsung menuju kamar mandi, Naura mengguyur seluruh tubuhnya dengan air.
Naura merasa jijik dengan tubuhnya karena sudah tidak suci lagi, tangisan Naura kembali pecah.
“Kenapa semua ini terjadi kepadaku?” batin Naura.
Naura terus saja mengguyur tubuhnya, hingga akhirnya Naura terduduk di lantai kamar mandi, Naura terus saja menangis sungguh hatinya sangat sakit.
Cukup lama Naura mengguyur tubuhnya dengan air, hingga Naura bangkit dan keluar dari kamar mandi. Naura cepat mengganti pakaiannya.
“Naura! Naura!” teriak Mama Risma.
“Iya Ma, tunggu sebentar,” sahut Naura.
Naura pun dengan cepat keluar dari kamarnya dan menghampiri Mamanya.
“Iya Ma, ada apa?”
“Bawakan barang belanjaan kita dan simpan di kamar kita masing-masing,” seru Mama Risma.
“Baik Ma.”
“Habis itu cepat kamu kembali lagi ke sini.”
“Iya Ma.”
Naura segera menyimpan barang belanjaan Mama tirinya dan juga adik tirinya, setelah selesai, Naura kembali menghampiri Mama dan adiknya.
Mama Risma merebahkan tubuhnya di atas sofa.
“Pijit kaki Mama, rasanya pegal sekali habis jalan-jalan.”
“Baik Ma.”
Naura mengikuti apa keinginan Mama tirinya itu untuk memijat kakinya.
“Kapan kamu pulang?” tanya Mama Risma dengan sinisnya.
“Setengah jam yang lalu, Ma.”
“Naura, ambilkan minuman dingin untukku, aku haus sekali,” seru Mona.
“Baik.”
Mona yang merupakan adik tiri Naura memang tidak pernah memanggil kakak kepada Naura, Mona akan menambahkan embel-embel kakak apabila di depan Papanya.
Naura dengan cepat mengambil minuman dingin untuk Mona tapi tidak sengaja, Naura tersandung kaki meja sehingga tubuh Naura oleng dan minuman dingin yang diminta Mona tumpah mengenai baju Mona.
Seketika Mona berdiri dan menjambak rambut Naura.
“Kurang ajar, berani sekali kamu menumpahkan minuman kepadaku, kamu sengaja ya melakukannya!” bentak Mona.
“Ti-tidak Mona, tadi aku tersandung,” sahut Naura.
“Ma, lihat nih, baju Mona jadi basah seperti ini,” adu Mona dengan manjanya.
Mama Risma berdiri dan ikut menjambak rambut Naura membuat Naura meringis dengan deraian airmata.
“Ampun Ma, sakit.”
“Semua yang kamu lakukan, selalu saja tidak ada yang benar. Sekarang kamu pergi ke kamar Mama dan Mona, ambil cucian kotor dan segera mencucinya!” bentak Mama Risma.
“Baik Ma.”
Dengan deraian airmata, Naura pergi ke kamar Mamanya dan juga adik tirinya untuk mengambil cucian kotor dan mencucinya. Mama dan adik tirinya sengaja tidak mau mencuci ke laundry ataupun memakai mesin cuci karena mereka memang niatnya ingin menyiksa Naura.
Naura mencuci dengan deraian airmata, sungguh nasib Naura tidak seberuntung anak-anak pada umumnya. Baik Mama kandung maupun Mama tiri, keduanya jahat kepada Naura.
***
Malam pun tiba....
Naura lagi-lagi menangis, perutnya sangat lapar tapi Mama tirinya tidak memperbolehkan Naura makan dulu sebelum dia dan adiknya makan karena mereka tidak mau makan satu meja bersama Naura.
“Ya Allah, aku lapar sekali,” gumam Naura dengan memegang perutnya.
Naura merebahkan tubuhnya dengan menahan rasa lapar, hingga akhirnya waktu sudah menunjukan pukul 21.00 malam dan Naura pun bangkit dari tidurnya.
“Sepertinya Mama dan Mona sudah tidur,” gumamnya.
Perlahan Naura mulai melangkahkan kakinya menuju dapur dan membuka tudung saji, tapi betapa terkejutnya Naura saat dia melihat hanya tinggal sebuah tahu di sana padahal tadi Naura masak lauk lumayan banyak.
Tapi, karena perutnya sudah sangat lapar, mau tidak mau akhirnya Naura mengambil nasi dan makan hanya dengan sebuah tahu. Airmatanya kembali menetes, sungguh hidup Naura benar-benar sangat menyedihkan.
Naura selalu berdo’a, semoga di kemudian hari dia bisa mendapatkan kebahagiaan. Mata Naura terlihat sembab, setelah selesai makan dan perutnya dirasa sudah lumayan kenyang, Naura pun memutuskan untuk kembali ke kamarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Winsulistyowati
Sakno Thor..Sedih Skali..Moga Masa Depanmu Bahagia y Sayang..Sabar n Smangat Naura..
2023-05-12
1
Ruk Mini
buat kuat thorr ..ga demen klo tokoh y tertindas.
2023-05-12
1
☠☀💦Adnda🌽💫
semoga ad kebahagiaan untuk Naura y..... dirumah sendiri kyk dineraka diperlakukan bak hamba sahaya..... kuat Naura 😢💪
2023-05-11
1