Naura menangis tersedu-sedu, sungguh nasibnya begitu sangat menyedihkan, dengan langkah yang tertatih-tatih, Naura pun hendak kembali ke tenda tapi karena Naura tidak hati-hati, akhirnya Naura terpeleset dan jatuh dengan kening membentur batu.
Seketika keningnya mengeluarkan darah, penglihatan Naura mulai buram dan akhirnya Naura jatuh tak sadarkan diri.
Sementara itu, si pria tampan itu kembali ke tendanya dengan senyuman yang terus tersungging di bibirnya.
“Kamu kenapa Tristan, senyum-senyum seperti itu? Terus kamu dari mana?” tanya Mike.
Tristan duduk di depan tendanya, lalu mengeluarkan sekotak rokok dari saku jaketnya kemudian menyalakan rokok itu dan menghisapnya dengan santai, tanpa menjawab pertanyaan dari Mike.
“Otak kamu masih normal, kan?” tanya Mike.
“Maksud kamu apa, Mike?”
“Kali aja otakmu jadi terganggu gara-gara kamu di putuskan oleh Dinda,” sahut Mike.
Lagi-lagi Tristan hanya menyunggingkan senyumannya, dan itu membuat Mike merasa bingung.
“Ayo kita siap-siap, kita pulang, sudah cukup mengasingkan dirinya, besok kita mulai kuliah lagi, gak enak bolos terus ujung-ujungnya aku juga yang dimarahi sama Papamu,” ucap Mike dengan kesalnya.
Dua pria tampan yang bernama Tristan dan Mike itu, akhirnya membereskan barang-barang yang mereka bawa. Sebenarnya mereka sudah tiga hari kemping di sana, Mike terpaksa menemani Tristan yang saat ini sedang patah hati karena baru saja diputuskan oleh pacarnya.
Setelah semuanya beres, kedua pria tampan itu akhirnya meninggalkan tempat itu, sesaat Tristan menoleh ke arah tenda yang berjajar di bawah, sudut bibirnya kembali terangkat saat mengingat kejadian barusan.
Berbeda halnya di tempat kemping Naura, Chris dan Rani panik karena Naura belum juga kembali.
“Ran, memangnya kamu tidak tahu ke mana Naura pergi?” tanya Chris.
“Aku tidak tahu Kak, soalnya pas aku bangun, Naura sudah tidak ada,” sahut Rani.
“Astaga, ke mana Naura?” gumam Chris.
Tiba-tiba Bu Nia menghampiri Chris dan Rani yang terlihat cemas itu.
“Kalian kenapa? Kok, wajah kalian terlihat cemas seperti itu?” tanya Bu Nia.
“Begini Bu, Naura tidak ada,” sahut Chris.
“Apa? Naura belum kembali juga!”
Chris dan Rani saling pandang satu sama lain.
“Maksud Ibu apa? Ibu tahu Naura ke mana?” tanya Rani.
“Iya, tadi pagi-pagi banget Naura izin sama Ibu mau mandi di sungai dan Ibu bilang jangan terlalu lama, tapi sampai sekarang Naura belum kembali juga?” tanya Bu Nia.
“Belum Bu.”
“Ya sudah, kalau begitu aku cari Naura dulu ke sungai,” ucap Chris.
“Aku ikut, Kak.”
Rani pun segera berlari menyusul Chris, keduanya menuju sungai. Setelah sampai di sungai, Chris dan Rani mengedarkan pandangannya untuk mencari keberadaan Naura.
“Naura, kamu ada di mana?” teriak Chris.
Rani pun ikut berteriak memanggil nama Naura tapi sayang, tidak ada sahutan sama sekali dari Naura, hingga pandangan Rani tertuju ke sebuah batu besar dan terdapat handuk Naura di sana.
“Kak, itu kan handuk punya Naura,” tunjuk Rani.
Chris segera menuju batu besar itu, dan benar saja itu adalah handuk Naura tapi Naura tidak ada di sana.
“Ini handuk Naura, Kak.”
“Terus, Nauranya ke mana?” tanya Chris khawatir.
“Naura! Naura!”
Chris dan Rani terus saja berteriak memanggil nama Naura, sehingga perlahan Naura pun tersadar. Naura memegang kepalanya yang terasa sangat sakit, Naura ingin sekali bangun tapi Naura benar-benar tidak kuat untuk menggerakkan tubuhnya.
“Kak, itu Naura!” teriak Rani.
Benar saja, Naura tergeletak di atas bebatuan.
“Naura.”
Chris dan Rani segera berlari menghampiri Naura, Chris dengan paniknya langsung memeluk tubuh Naura.
Di sibaknya rambut panjang Naura yang sudah menutupi wajah Naura, dan betapa terkejutnya Chris dan Rani saat melihat kening Naura berdarah dan airmata Naura terus saja mengalir.
“Astaga Naura, kamu kenapa?” tanya Chris panik.
“Kak Chris,” lirih Naura dengan deraian airmatanya.
Tanpa menunggu lagi, Chris pun mengangkat tubuh Naura dan membawanya ke tenda. Naura melingkarkan tangannya di leher Chris dan menyembunyikan wajahnya di dada Chris.
“Aku semakin tidak pantas untukmu, Kak, apalagi sekarang aku sudah tidak suci lagi,” batin Naura.
Sesampainya di tenda, semuanya tampak panik dengan keadaan Naura. Chris merebahkan tubuh Naura di dalam tendanya, dan Rani segera mengambil kotak P3K untuk mengobati luka di kening Naura.
“Sebenarnya kamu kenapa Ra, kening kamu sampai berdarah seperti ini?” tanya Rani.
Naura tidak menjawab pertanyaan Rani, tatapannya kosong dengan airmata yang terus saja mengalir di kedua matanya.
Rani tidak berani bertanya lagi, dia tahu kalau sudah terjadi sesuatu kepada Naura tapi Rani tidak mau banyak bertanya, lama-kelamaan Naura pasti juga akan cerita kepadanya.
Hari ini Naura tidak bisa mengikuti acara pertamanya karena Naura harus istirahat. Naura membayangkan kejadian tadi pagi membuat Naura terus saja menangis.
“Laki-laki biadab, bajingan, aku do’akan kamu tidak akan pernah bahagia,” gumam Naura dengan penuh amarah.
Sementara itu di dalam sebuah mobil, Tristan dan Mika akan kembali ke Jakarta. Tristan sudah mulai sadar, karena dia sudah cuci muka dan otaknya sedikit sudah nyambung.
“Mike, gawat Mike.”
“Ada apa? Gawat kenapa?” tanya Mike bingung.
“Tadi aku sudah melakukan hal yang sangat menjijikan,” sahut Tristan.
“Hal menjijikan apa maksudmu?”
“Aku sudah memperkosa anak SMA yang tadi sedang kemping,” sahut Tristan.
Seketika Mike menghentikan mobilnya saking terkejutnya, untung saat ini jalanan sepi.
“Gila kamu, Tristan, bagaimana kalau gadis itu melaporkan kamu? Dan bagaimana kalau gadis itu hamil?” sentak Mike panik.
“Tadi aku terpengaruhi minuman beralkohol Mike, jadi aku tidak sadar. Tidak, gadis itu tidak akan bisa melaporkanku karena dia tidak tahu siapa aku,” sahut Tristan.
Mike mengusap wajahnya kasar. “Astaga Tristan, kamu sudah membuat masalah, bagaimana kalau gadis itu sampai hamil dan mencari keberadaan kamu? Secara, kamu adalah adalah seorang pengusaha kaya raya dan terkenal, jadi tidak sulit untuk mencari kamu!” sentak Mike dengan kesalnya.
“Ya, mau bagaimana lagi, Mike? Semuanya sudah terjadi, lagi pula gadis itu gak mungkin hamil, masa melakukannya baru sekali bisa hamil,” sahut Tristan santai.
“Astaga Tristan, tidak ada yang tidak mungkin, sejak malam kan, aku sudah peringatkan, jangan minum terlalu banyak ini nih akibatnya.”
“Sudahlah, gak usah dipikirkan anggap saja tidak terjadi apa-apa. Buruan jalan jangan kebanyakan mikir,” ucap Tristan.
Mike hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya, Mike tidak menyangka kalau sahabatnya itu akan melakukan hal yang begitu menjijikan.
Akhirnya Mike pun mulai melajukan kembali mobilnya menuju Ibu kota, entah apa yang akan terjadi ke depannya, Mike cuma hanya bisa berdo’a supaya Tristan tidak mendapatkan karma atas apa yang sudah dia lakukan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
☠☀💦Adnda🌽💫
klo cuman sekali mlhn biasanya jd cebong 🤭
2023-05-11
1
💜WWH💜
faktanya nih ya...biasanya klo yg kaya gini tuh malah suka langsung tumbuh janin....dalam masalah besar kamu tristan dan karma itu akan datang 😡😡
2023-05-04
2
Fandek
Tristan bakalan kena karmanya klo gak tanggungjawab nanti
2023-04-12
2