2. One Night Stand

Masih di hari yang sama, perempuan yang baru saja mengalami tragedi 'bangkit dari kematian' kini hanya tertunduk dalam diam mencerna segala hal yang ditemukan. Ia melihat semua kenangan yang sama sekali tidak pernah ia miliki, namun perasaan itu dengan sangat jelas seolah kenangan itu adalah miliknya sendiri.

Sulit dipercaya, terlalu tidak masuk akal, dan tidak bisa diterima dengan akal sehat. Ia merasa sebentar lagi akan menggila karena hal ini.

Valentina yang terlahir di zaman serba teknologi dan tidak bisa hidup tanpa teknologi kini menjadi Gu Yuena di tempat kuno penuh kekuatan aneh yang tidak masuk akal? Apa ini yang disebut alam baka? Baik, ia sangat ingin bangun dari mimpi aneh ini.

Meski ketika kecil nama Valentina adalah Gu Yuena, tapi tidak seharusnya ia menjadi Gu Yuena di tempat ini! Siapa yang menyeretnya!

"Benar-benar gila." Gu Yuena mengusap wajahnya frustrasi. Ia meringis kesakitan dan meraih punggungnya yang masih mengalami luka lebar. Ini benar-benar buruk.

Gu Yuena di dunia aneh ini adalah Gu Yuena yang dikenal sampah karena tidak bisa berkultivasi. Dunia ini mengandalkan kultivasi sebagai bagian dari kehidupan. Cahaya yang ia lihat barusan ketika menangani para idiot adalah hasil dari pengelolaan qi yang membentuk energi tertentu sesuai konstitusi tubuh bawaan yang berbentuk elemen.

Gu Yuena? Dia tidak memiliki konstitusi tubuh bawaan, membuatnya dijuluki sebagai sampah masyarakat. Itu sebabnya Gu Yuena hanya berdiam diri di kediaman dan menjadi anti-sosial. Ia juga menutupi wajah cantik itu atas perintah kakaknya agar tidak ada pria memiliki niat buruk untuknya. Sayangnya, kakak tercinta tidak ada di rumah.

Karena Gu Yuena tidak diterima di keluarganya sendiri, ia harus memikirkan cara untuk hidup sendiri. Bukan masalah, karena pemilik asli tubuh ini cukup pintar dan mengetahui berbagai hal. Ia tidak perlu khawatir kekurangan informasi.

Hanya saja, ia pikir pemilik asli menyembunyikan banyak hal. Termasuk alasan ia menawarkan diri untuk bertunangan dengan Ye sialan itu. Semua yang dialaminya bukanlah hal sederhana.

Sayangnya, ia tidak mendapat informasi apa pun selain gambaran Gu Yuena yang ditindas dan direndahkan. Apa tujuan ia masuk ke dalam tubuh ini untuk balas dendam? Terdengar membosankan. Ia muak dengan segala balas dendam.

Merasa tidak tahu harus melakukan apa sedangkan ia harus menyembuhkan punggungnya yang berdarah, ia pun memilih untuk keluar dari kamar. Ia tidak lagi mengenakan cadar yang membosankan, memilih menyimpannya dalam kantung pakaian agar tidak dikenali sebagai Gu Yuena.

Wajah Gu Yuena jarang diketahui orang, atau bahkan tidak dikenali karena terus memakai cadar. Itu adalah keuntungan bagi jiwa dalam tubuh Gu Yuena untuk melakukan aksinya.

Gu Yuena melangkah terpincang dengan jubah hitam yang ia curi dari lemari. Pakaian putihnya yang penuh noda darah tertutupi, kecuali aromanya, membuat siapa pun yang lewat merinding dan memilih tidak berurusan dengannya.

Tidak peduli bagaimana reaksi orang-orang, Gu Yuena melanjutkan langkah layaknya orang normal sambil meminimalisir pincang di kakinya. Ia menetralkan wajah sebisa mungkin untuk membuat kesan cuek. Ia adalah aktris yang baik dalam hal ini.

Tapi sepertinya nasib tidak memihak. Darah dari punggung yang terus keluar mempengaruhi keseimbangannya. Tubuhnya oleng ke samping, tepat menubruk seseorang dengan jubah hitam yang menutupi wajahnya.

Pria itu berpegangan pada gagang tangga karena posisinya yang tepat di atas tangga, sedangkan tangan satunya menahan Gu Yuena yang nyaris kelepasan jatuh ke bawah. Gerakannya terbilang spontan dan cepat.

Gu Yuena terdiam untuk beberapa saat, kemudian melihat ke bawah di mana tangan kekar seorang pria menahan tubuhnya agar tidak jatuh.

"...."

Bukan hanya tubuhnya, tapi dadanya!

Gu Yuena nyaris melompat dan menendang pria itu dengan keras. Tapi punggungnya lagi-lagi berdenyut hingga hanya bisa berjongkok merasakan rasa sakit dalam diam. Pria itu menyadari apa yang terjadi, dia terdiam dan bersikap senormal mungkin.

Suasana jadi canggung seketika. Pria itu ingin meminta maaf, tapi ia yakin itu bukan salahnya dan tidak perlu ada yang dipermasalahkan lebih lanjut. Toh, mereka tidak kenal dan tidak akan bertemu lagi.

Sedangkan Gu Yuena? Wajahnya memerah karena marah. Seumur hidup, ini kali pertamanya dilecehkan. Andai saja pria itu tidak menyentuh bagian yang salah, Gu Yuena sudah berterimakasih karena menahannya agar tidak jatuh ke bawah sana. Tapi sekarang ....

"Kau baik-baik saja?"

Gu Yuena mendongak ke atas, melihat pria itu dengan jelas. Di balik tudung jubahnya, pria itu menunduk menampakkan wajahnya dengan jelas pada Gu Yuena. Gu Yuena baru sadar, bahwa pria itu tampak bersinar dan tampan. Dari sekian banyak pria yang ditemui, tidak ada yang setampan dia.

"Sakit." Gu Yuena tanpa sadar menggumamkan hal tersebut. Itu didengar oleh pria tampan di depannya. Cepat-cepat Gu Yuena berdiri, kemudian bersikap seadanya.

Pria itu mencium aroma darah yang pekat. Matanya yang tajam mendapati pakaian putih Gu Yuena yang tidak tertutupi jubah memiliki sedikit bercak darah. Ia yakin aromanya dari sana, dan tidak hanya milik satu orang.

Namun, apa urusannya? Ia tidak perlu peduli urusan orang lain.

Pria itu pun pergi tanpa mengatakan hal lain. Gu Yuena hanya melihat kepergiannya, kemudian melanjutkan apa yang harus dilakukan. Ia tidak perlu terlibat pada siapa pun.

Ketika Gu Yuena mulai pergi keluar dari penginapan besar ini, pria itu menelusuri tempat dan menemukan aroma darah yang sama persis seperti yang ia cium tadi. Ia mengikuti arah aroma amis berasal, kemudian menemukan sebuah pintu kamar dengan aroma amis yang lebih pekat.

Ia membukanya, kemudian disambut oleh genangan darah dan mayat-mayat yang tertumpuk di atas lantai. Kerutan muncul di kenibgnya, kemudian menyentuh salah satu mayat yang tergeletak tersebut. Mayat-mayat itu memiliki koneksi dengan Klan Ye berdasarkan apa yang ia rasakan ketika menyentuhnya.

Tidak ada ekspresi di wajahnya. Tapi tiba-tiba pikirannya terarah pada perempuan yang ia temui tadi. Entah apa yang dipikirkannya, ia menutup pintu dan menyegel tempat agar aroma darah tidak keluar. Ia pun pergi ke lantai bawah untuk mencari perempuan itu.

Dia memiliki sepasang iris biru malam yang unik. Matanya bergerak, mengedarkan pandangan ke segala arah, lalu mengikuti aroma amis yang samar-samar terasa. Ia sedikit berlari ke satu sisi, kemudian menemukan sosok yang sedang dicari di dalam sebuah ruangan tertutup.

Perempuan itu terlihat ingin melarikan diri lewat jendela.

Gu Yuena melihatnya dengan terkejut. Tatapannya kosong sesaat, kemudian akan melompat dari jendela. Tapi gerakan pria itu sangat cepat ketika menarik lengannya sehingga gagal melompat.

"Sial!" Gu Yuena mengumpat diam-diam. Ia menghindari orang-orang dari kediaman di depan penginapan, tapi malah ditangkap seperti ini. Apa pihak lain mengetahui bahwa ia telah melakukan pembunuhan di tempat ini?

"Ikut aku." Pria itu menarik Gu Yuena yang tanpa persiapan begitu saja.

Insting Gu Yuena mengatakan hal buruk. Cengkraman pria itu sangat kuat sampai ia tidak bisa melepaskan diri dan terpaksa mengikut.

Kekuatan seseorang di dunia ini bukan sesuatu yang bisa disandingkan dengan dunianya dulu. Tanpa senjata, Gu Yuena tidak yakin bisa mengalahkannya. Apalagi dalam keadaan terluka.

Pria itu membawanya ke sebuah ruangan. Gu Yuena diam di tempat tanpa mengalihkan pandangan ke arah pria itu. Rasa waspada memenuhi, berjaga-jaga bila pria itu ingin membunuhnya atau melakukan hal buruk lain. Meski tampan, sejujurnya pria tampan lebih sulit dipercaya.

Pria itu bersikap seolah tidak ada masalah yang menantinya. Ia duduk di sebuah kursi, kemudian meminta Gu Yuena juga duduk di kursi seberang yang dipisahkan oleh meja.

Setelah yakin tidak ada hal mencurigakan—seperti pengintai atau jebakan tersembunyi—Gu Yuena berjalan ke arahnya dan duduk di kursi kosong. Ia melihat ke arah meja di mana terdapat teko berisikan teh yang masih baru—karena tampak mengeluarkan uap.

"Berapa banyak yang kau ketahui?" Pria itu bertanya dengan nada menginterogasi, namun rautnya tampak tenang.

Gu Yuena mengerutkan kening. Apa ia sedang diinterogasi? Sepertinya ini tidak hanya masalah pembunuhan yang dilakukan. Sayangnya, ia tidak tahu apa yang dimaksud pria itu. "Apa maksudmu?"

"Orang-orang yang mati di kamar lantai dua ada hubungannya dengan Klan Ye, apa kau tidak tahu atau berpura-pura?"

Gu Yuena menyipitkan matanya. "Aku yakin kau bukan dari Klan Ye, tapi apa hubungan mereka denganmu? Tidak, 'kan? Jika ada seseorang yang mati, apa kau pantas ikut campur?"

Pria itu melihat Gu Yuena dengan teliti, mencoba menilai sesuatu. Ia menurunkan pandangannya, kemudian menghela napas. "Aku tidak tahu siapa kau, tapi aku sarankan untuk pergi jauh dan tidak kembali."

"Aku tahu dan aku akan melakukannya." Gu Yuena tidak berniat menunjukkan identitasnya.

"Itu bagus." Pria itu sepertinya akan menyudahi pembicaraan tidak penting ini. Atau sebenarnya ia salah sangka sehingga ingin mengakhirinya. Ia pun beranjak dan berkata, "Anggap hari ini tidak ada, kau tidak pernah bertemu denganku."

Gu Yuena memandangnya untuk beberapa saat. Ia bersandar pada penyangga kursi, kemudian mengetukkan jarinya di meja sebelum akhirnya teringat bahwa punggungnya masih sakit. Mumpung ada seseorang yang tidak mengenalnya, lebih baik ia minta tolong sedikit.

"Mungkin aku akan melupakannya, tapi bukankah harus ada imbalan? Aku lihat sepertinya kau memiliki identitas tidak biasa—meski terlihat asing bagiku."

"Apa yang kau mau?"

"Kau membawaku tanpa alasan jelas dan memintaku melupakan segalanya begitu saja. Apa kau pikir aku terlihat seperti idiot jalanan yang dengan mudah dimanipulasi? Setidaknya, sedikit bertanggungjawab tidak buruk."

"Kau ingin aku melakukan apa?" Pria itu tidak menunjukkan ekspresi apa pun. Ia tetap datar sehingga tidak mudah menerka pikirannya.

Gu Yuena berpikir sejenak, kemudian berkata, "Aku terluka ketika menangani idiot dari marga Ye. Karena sepertinya ada sesuatu yang kau inginkan dari marga Ye, setidaknya kau bisa memulainya dariku. Obati lukaku, lalu belikan anggur, aku akan memberitahumu tentang marga Ye."

Pria itu terlihat meragukan perkataan Gu Yuena. Bagaimanapun, ia tidak bisa mempercayai ucapan orang asing.

Gu Yuena mengerti perasaan itu dan berkata sekali lagi. "Lagi pula, aku tidak bisa lari. Aku terluka, sedangkan kau sangat sehat dan kemungkinan besar aku tidak bisa mengalahkanmu. Jika aku menipumu, kau boleh memburuku."

Lagipula mereka tidak akan bertemu lagi. Gu Yuena tidak perlu khawatir jika sedikit melakukan penipuan.

Pria itu pikir ada benarnya juga. Kalaupun gadis itu menipunya, ia bisa membunuhnya di tempat atau sedikit memberi pelajaran agar kapok. Toh, pihak lain itu tidak bisa lari. Kalau bisa, juga tidak akan mampu pergi terlalu jauh. Ia juga tidak akan perhitungan pada seorang gadis tak dikenal dan tanpa konstitusi bawaan, meski kemampuan gadis tertentu di luar perhitungannya.

Setelah lama mempertimbangkan, pria itu keluar dari ruangan. Gu Yuena tersenyum lebar mengetahui bahwa pria itu setuju dengan syaratnya. Rencananya berhasil.

Tak lama kemudian, pria itu kembali membawa dua guci anggur dan diletakkan di atas meja. Gu Yuena mengambil gelas, akan menuangkan anggur ke dalamnya, tapi tiba-tiba sebuah kilatan kecil melintas dan mendorong cangkir di tangannya sampai terpeleset dan jatuh. Cangkir pecah saat itu juga.

Gu Yuena menatap pria itu penuh pertanyaan.

"Jika kau ingin minum gelas yang ditaruh racun, beritahu segalanya sekarang sebelum meminumnya." Pria itu berkata tanpa rasa bersalah. Ia menyingkirkan cangkir teh dan teko di atas meja begitu saja. Semua itu mengandung racun, jelas seseorang berniat membunuhnya di tempat ini.

Gu Yuena terdiam. Bagaimana ia bisa tidak tahu? Sepertinya kadar racun di dunia ini dan dunianya juga berbeda.

"Jadi, siapa yang akan mengobatiku?" Gu Yuena tidak ingin membicarakan racun lagi. Ia ingin sembuh secepatnya. Sejauh ini tidak ada satupun dokter yang masuk, apa pria itu memiliki rencana lain?

"Aku."

Gu Yuena memeluk tubuhnya sendiri dengan tatapan terkejut. "Jangan berpikir untuk mengambil kesempatan."

"Kau berpikir aku orang seperti itu?"

"Barusan ...." Gu Yuena teringat apa yang terjadi di atas tangga.

Mengingatnya, pria itu jadi terdiam. Tapi ia mempertahankan ekspresi datarnya dengan baik.

"Itu kecelakaan." Pria itu tidak ingin mempermasalahkannya lebih lanjut, kemudian menjelaskan, "Kekuatanku memiliki efek penyembuhan, lebih baik daripada pengobatan tabib. Lagipula, aku tidak ingin seseorang di luar sana mengetahui bahwa kau bersamaku. Mereka akan memanfaatkanmu untuk informasi."

Pria itu jelas tidak percaya pada Gu Yuena. Jika Gu Yuena benar-benar mengetahui sesuatu dan mengatakan padanya, orang di luar sana sudah pasti akan mengambil kesempatan—memaksa Gu Yuena membocorkannya. Ia tidak bisa mengambil resiko itu.

"Baik ... lakukan sekarang." Gu Yuena sebenarnya tidak keberatan. Ia duduk membelakangi pria itu, kemudian melepas jubahnya. Pakaian putihnya yang penuh noda merah kini tampak, mempertajam aroma amis yang menyengat.

Tanpa ragu, Gu Yuena menurunkan pakaian dan menampakkan punggungnya yang ternodai oleh darah. Ia mempertahankan bagian depannya tertutup agar tidak membuat salah paham.

Pria itu mengerutkan kening ketika melihat punggung penuh darah itu. "Ini buruk."

"Apa tidak bisa?" Gu Yuena sedikit ragu. Mana ada kekuatan regenerasi seperti dalam karya fiksi dan game di dunia nyata?

"Bukannya tidak bisa. Tapi prosesnya akan sedikit menyakitkan." Masalahnya, luka itu terlalu dalam seperti sayatan ketika dalam pertempuran.

Mungkin karena kekebalan gadis ini yang tidak cukup menahan serangan senjata. Jika gadis ini tidak bisa menahannya, maka akan pingsan. Dia harus menunggu besok untuk mendapat informasi.

Gu Yuena mengangguk paham. "Tak apa, aku sudah biasa." Ia melirik anggur di atas meja, kemudian meraihnya. "Ini alasanku memintanya."

Pria itu tidak mengatakan apa pun lagi. Tangannya diliputi kabut hitam, sebelum akhirnya dialiri ke luka Gu Yuena yang tampak seperti sayatan cambuk.

Gu Yuena meneguk anggur langsung dari tempatnya. Begitu aliran hitam itu menyentuh luka yang berdarah, rasa sakit dan panas menjalar seperti api yang membakar seluruh tubuh. Rasa sakit itu menyebabkan Gu Yuena nyaris tidak bisa bertahan.

Ia menenggak anggur untuk menghilangkan kesadaran, dimaksudkan agar ia tidak perlu terlalu menderita kesakitan karena kesadaran yang teralih. Siapa sangka, ia akan mabuk lebih cepat dari dugaan.

Perlahan demi perlaham pembentukan qi tersebut berhasil memulihkan luka pada punggung Gu Yuena. Punggung yang semula terkelupas dan memiliki luka cambukan yang begitu dalam, kini pulih serta telah menumbuhkan kulit baru. Hanya tersisa bercak darah yang ditinggalkan.

Pria itu melihat ke arah langit gelap, kemudian melihat kembali ke arah perempuan yang tertunduk sambil memeluk seguci arak. Ia sepertinya tertidur karena mabuk.

Mengingat suasana kali ini—di mana terdapat seorang perempuan mabuk dengan pakaian setengah terbuka—ada baiknya jika ia keluar. Besok ia akan menginterogasi kembali.

"Sudah selesai?"

Suara serak itu terdengar sampai ke telinga pria yang baru saja akan keluar. Pria itu menoleh, melihat gadis yang belum ia ketahui namanya kini duduk tegak sambil memeluk seguci anggur.

Meski punggungnya sudah tertutup kembali, tetap saja pakaiannya sangat berantakan. Bahkan lapisan luar pakaiannya sudah jatuh bersama jubah.

"Aku pikir kau mabuk dan tidur." Tapi ternyata tidak. Pria itu bersyukur tidak perlu menunggu besok. Ia bisa kembali hari ini juga setelah mendapat inormasi.

"Apa kau tidak minum?" Gu Yuena bertanya dengan mada seraknya.

Pria itu menarik ucapannya ketika melihat wajah merah gadis mabuk itu. Gu Yuena menepuk meja di depannya, meminta pria itu datang. Ia menyodorkan seguci anggur yang masih belum tersentuh di meja untuk pria itu.

"Karena hari ini adalah hari terakhir kita bertemu, lebih baik sedikit merayakannya. Omong-omong, kau sangat tampan, aku menyukai wajahmu." Kemudian Gu Yuena menghela napas. "Sayangnya, mungkin aku akan lebih menyukaimu bila sikapmu tidak seperti itu."

Pria itu tetap tidak mengubah ekspresi. "Kau mabuk."

Gu Yuena menggeleng dengan cepat. "Aku tidak." Ia melihat pria itu dengan datar. "Hei, apa kau akan membiarkanku minum sendiri?"

Pria itu menghela napas dan duduk di depannya. Entah dorongan dari mana, ia membuka tutup guci anggur kemudian menenggaknya dengan cepat. Ia meletakkannya kembali dan menatap Gu Yuena tanpa ekspresi.

"Sudah?"

Gu Yuena tersenyum. Ia menopang kepalanya dengan kedua tangan, sambil melihat pria tampan di depannya dengan tatapan kagum.

"Jangan menatapku seperti itu." Pria itu protes.

Wajah Gu Yuena menjadi cemberut. "Jangan protes, aku sangat frustrasi."

"Kau masih marah pada Klan Ye?" Pria itu mencoba menebak.

Gu Yuena menggeleng. "Lebih dari itu. Aku tidak peduli pada Klan Ye atau si marga Ye itu, tapi aku lebih peduli pada diriku sendiri. Aku tidak tahu bagaimana aku bisa sampai di sini. Apa yang harus kulakukan? Apa aku lari saja?"

Pria itu tidak memiliki tanggapan apa pun. Sejujurnya, ia tidak tahu cara membujuk seseorang yang frustrasi. Lagipula ia juga tidak perlu begitu peduli pada gadis aneh ini. Mereka hanya akan bertemu sekali.

Gu Yuena berdiri. Entah bagaimana tiba-tiba ia maju dan berdiri di depan pria itu. Ia sedikit membungkuk untuk melihat lebih dekat. "Entah kenapa aku merasa kau lebih menarik jika dilihat dari dekat."

"Bisakah tidak dekat-dekat?" Pria itu berusaha bicara sarkas, tapi suaranya justru menjadi rendah.

Gu Yuena tetap di tempatnya tanpa menanggapi. Ia justru berkata, "Cium aku."

"Kau ...."

"Nana ... Namaku Nana." Gu Yuena tersenyum. "Sekarang cium aku," ucap Gu Yuena.

Pria itu menatapnya tidak percaya. Perempuan ini benar-benar mabuk sampai kehilangan akal!

"Kau terlalu mabuk."

"Aku tidak mabuk." Gu Yuena membantah. Ia mendekatkan tubuhnya lebih dekat, lalu berkata, "Aku terlalu frustrasi."

Pria itu terdiam untuk beberapa waktu mencerna apa yang sebenarnya terjadi. Tapi akal sehatnya semakin kacau ketika tubuh perempuan itu mulai berhimpitan padanya. Ia merasakan rasa panas menjalar di tubuhnya.

Pria itu meraih kedua bahu Gu Yuena, kemudian berdiri dan membawa perempuan itu ke atas meja. Karena kerahnya ditarik dan ia tidak bisa menolak, kedua bibir mereka menyatu dan bergerak dalam ******* yang dalam.

Rasa manis anggur di lidah Gu Yuena yang memabukkan membuat pria itu semakin mendalami lumatannya. Ia terbawa suasana, dan mengangkat kaki perempuan itu serta menekan tengkuknya. Ia bahkan tidak peduli akan guci anggur yang jatuh dari atas meja karena terdorong aktivitas mereka.

Karena meja itu terlalu kecil dan membuatnya tidak leluasa, ia membawa perempuan itu dengan mudahnya ke atas tempat tidur yang terpajang tak jauh dari tempatnya berada. Tatapannya bertemu pandang dengan Gu Yuena di bawahnya.

"Aku bukan seseorang yang akan berhenti di tengah-tengah jika melakukan sesuatu, jadi katakan dari sekarang jika ingin berhenti." Ia memberi pertimbangan sambil menahan rasa panas di tubuhnya.

Gu Yuena hanya melihatnya. Ia tersenyum, kemudian melingkarkan lengannya ke leher pria asing di depannya. "Kita tidak akan bertemu lagi, tak apa jika membuat sedikit kenangan."

Tidak ada lagi ketenangan di wajah tampan itu. Aroma anggur di tubuh perempuan itu begitu memabukkan, membuatnya tidak lagi dapat berhenti.

Malam itu akan menjadi cinta satu malam yang berkesan dan sulit dilupakan.

Episodes
1 1. Valentina
2 2. One Night Stand
3 3. Kediaman Gu
4 4. Membatalkan Pertunangan
5 5. Memenangkan Debat
6 6. Tidur Yang Bermanfaat
7 7. Satu-satunya Keluarga
8 8. Nana dan Imajinasinya
9 9. Kakak Meninggalkanku
10 10. Pria Malam Itu
11 11. Pasar Gelap
12 12. Ditraktir Seorang Tiran
13 13. Mabuk Lagi
14 14. Sosok Misterius
15 15. Darah Phoenix
16 16. Menuai Hasil yang Kamu Tanam
17 17. Kehilangan?
18 18. Mengakhiri Drama
19 19. Arena Api
20 20. Hadiah Untuk Adik Tercinta (1)
21 21. Hadiah Untuk Adik Tercinta (2)
22 22. Perekrutan Murid Baru
23 23. Gunung Huo
24 24. Tiada Hari Tanpa Masalah
25 25. Kupu-kupu Darah
26 26. Teman Sekamar
27 27. Bukan Mencari, tapi Dicari
28 28. Cemburu?
29 29. Taruhan
30 30. Penyusup
31 31. Reaksi Racun Darah
32 32. Merampok Anak Orang
33 33. Penipu Tak Bermoral
34 34. Pertempuran Sengit
35 35. Arena Peringkat
36 36. Tiga Besar
37 37. Aku Menyukai Pria
38 38. Antagonis Berumur Pendek
39 39. Gunung Biluo
40 40. Kekuatan Jiwa
41 41. Serangan Mendadak
42 42. Pertandingan Penentu
43 43. Didesak ke Tepi Jurang
44 44. Solo Vs Squad
45 45. Bersikap Tak Tahu Malu
46 46. Bai
47 47. Tidakkah Ada Harapan?
48 48. Tetua Lima Wilayah
49 49. Wanita Pemabuk
50 50. Tanah Tersembunyi
51 51. Hadiah Pertemuan
52 52. Senjata Makan Tuan
53 53. Darah lebih kental dari air
54 54. Pria yang terjebak masa lalu
55 55. Perjalanan Selanjutnya
56 56. Wyvernia
57 57. Kesepakatan Berdarah
58 58. Mantan mau balikan
59 59. Pembunuhan terbuka di Kediaman Baron
60 60. Pangeran
61 61. Kecewa
62 62. Naga vs Phoenix
63 63. Kepercayaan
64 64. Keinginan Terpendam
65 65. Pil Pereda Racun Api
66 66. Tidak baik untuk jantung
67 67. Kediaman Marquess
68 68. Kucing Salju
69 69. Perpisahan?
70 70. Pria Bertopeng
71 71. Satu Permintaan
72 72. Pemecahan Masalah
73 73. Rahasia Keluarga
74 74. Perubahan Besar
75 75. Pertemuan Antar-istana
76 76. Keajaiban Ayam Goreng
77 77. Xiao Lin
78 78. Rahasia Diri Sendiri
79 79. Persaingan Lima Istana
80 80. Tamu tak diundang
81 81. Aku tidak berpihak pada siapa pun
82 82. Jurang yang sebenarnya
83 83. Harapan yang tersisa
84 84. Tamu tak terduga
85 85. Kehebohan Istana
86 86. Persaingan Perempuan
87 87. Menikahlah denganku
88 88. Kencan Pertama
89 89. Mengungkap (1)
90 90. Mengungkap (2)
91 91. Pesta sampai mabuk
92 92. Putri Istana Linghun
93 93. Krisis Klan Luo
94 94. Masih hidup?
95 95. Kita semua adalah iblis
96 96. Perasaan Aneh
97 97. Rival Lama
98 98. Keraguan Gu Yuena
99 99. Bersembunyi
100 100. Salah Langkah
101 101. Sweet but psycho
102 102. Penyimpangan
103 103. Tenang sebelum badai
104 104. Badai Baru (1)
105 105. Badai Baru (2)
106 106. Terjadi Lagi
107 107. Ganjaran
108 108. Rencana Terselubung
109 109. Ibu Datang
110 110. Kelahiran Kembali
111 111. Menolak Kenyataan
112 112. Aku bukan kucing, Ibu
113 113. Tarian Phoenix
114 114. Wanita Berbahaya
115 115. Phoenix Nakal
116 116. Pengawasan
117 117. Desa Siluman
118 118. Pemburu Roh Phoenix
119 119. Fenomena Penerobosan
120 120. Gua Misterius
121 121. Phyton Pelahap Api
122 122. Evolusi Phoenix
123 123. Iblis Hati
124 124. Bencana yang sebenarnya
125 125. Phoenix Yang Tertidur
126 126. Cinta dan Benci
127 127. Langkah Terakhir
128 128. Fatal
129 129. Kombinasi Naga dan Phoenix (1)
130 130. Kombinasi Naga dan Phoenix (2)
131 131. Bisakah kau menikahiku?
132 132. Nana Dirampok?
133 133. Tamu Klan Ye
134 134. Ambisi Ye Suanwu
135 135. Bola Komunikasi
136 136. Kesetiaan dan Darah
137 137. Anak Kasihan
138 138. Luo Yi
139 139. Pengorbanan 1000 Darah
140 140. Pengakuan Gu Ying
141 141. Menjadi Jahat
142 142. Tidak Bisa Lari
143 143. Qin Chuan
144 144. Harapan Hidup
145 145. Reruntuhan Istana
146 146. Reuni
147 147. Kejutan
148 148. Tak Tahu Malu
149 149. Kembali ke Dunia Bawah
150 150. Istana Ratu
151 151. Nana Cemburu
152 152. Formasi Bintang
153 153. Elberg
154 154. Permainan
155 155. Cari Tontonan
156 156. Vale
157 157. Persiapan Debutante
158 158. Lelucon di Pagi Hari
159 159. Kampung Halaman
160 160. Malam Bersalju
161 161. Dansa Terakhir
162 162. Amarah Alfonso
163 163. Tangkap Pemberontak!
164 164. Krisis Wyvernia
165 165. Phoenix Iblis
166 166. Tersesat
167 167. Metode Paling Jahat
168 168. Tertelan Kegelapan
169 169. Perbaikan Mentalitas
170 170. Gu Yuena vs Bai Youzhe
171 171. Wanita dari Goa
172 172. Gerakan Jiang Xixi
173 173. Segel Kelahiran
174 174. Klan Naga Langit
175 175. Naga Iblis
176 176. Lembah Sungai Awan
177 177. Kekacauan Perang
178 178. Warisan Ratu Phoenix
179 179. Keluar dari Pelatihan Tertutup
180 180. Menyelinap
181 181. Tertangkap?
182 182. Api Penyucian
183 183. Mengirim Kupu-kupu untuk Mengantar ke Alam Baka
184 184. Aliansi Unsur Murni
185 185. Eksitensi Terkuat
186 186. Pembalasan atau Bertahan?
187 187. Inti Api Suci
188 188. Lolos
189 189. Bermain dengan Mangsa
190 190. Tengkorak?
191 191. Persiapan
192 192. Peringatan dan Pertimbangan
193 193. Salah Paham
194 194. Perang Penentuan
195 195. Penebusan
196 196. Jiwa Rakshasa
197 197. Dua Kekuatan Mengerikan
198 198. Kalah?
199 199. Gagal
200 200. Satu Jiwa
201 201. Hal Baik
202 202. Kerjasama Ayah dan Anak
203 Extra Chapter - Tiga Batu Jiwa
204 Extra Chapter - Cinta dan Benci
205 Extra Chapter - Malam Itu ....
206 Extra Chapter - Bai Yixue dan 'Orang Jahat'
Episodes

Updated 206 Episodes

1
1. Valentina
2
2. One Night Stand
3
3. Kediaman Gu
4
4. Membatalkan Pertunangan
5
5. Memenangkan Debat
6
6. Tidur Yang Bermanfaat
7
7. Satu-satunya Keluarga
8
8. Nana dan Imajinasinya
9
9. Kakak Meninggalkanku
10
10. Pria Malam Itu
11
11. Pasar Gelap
12
12. Ditraktir Seorang Tiran
13
13. Mabuk Lagi
14
14. Sosok Misterius
15
15. Darah Phoenix
16
16. Menuai Hasil yang Kamu Tanam
17
17. Kehilangan?
18
18. Mengakhiri Drama
19
19. Arena Api
20
20. Hadiah Untuk Adik Tercinta (1)
21
21. Hadiah Untuk Adik Tercinta (2)
22
22. Perekrutan Murid Baru
23
23. Gunung Huo
24
24. Tiada Hari Tanpa Masalah
25
25. Kupu-kupu Darah
26
26. Teman Sekamar
27
27. Bukan Mencari, tapi Dicari
28
28. Cemburu?
29
29. Taruhan
30
30. Penyusup
31
31. Reaksi Racun Darah
32
32. Merampok Anak Orang
33
33. Penipu Tak Bermoral
34
34. Pertempuran Sengit
35
35. Arena Peringkat
36
36. Tiga Besar
37
37. Aku Menyukai Pria
38
38. Antagonis Berumur Pendek
39
39. Gunung Biluo
40
40. Kekuatan Jiwa
41
41. Serangan Mendadak
42
42. Pertandingan Penentu
43
43. Didesak ke Tepi Jurang
44
44. Solo Vs Squad
45
45. Bersikap Tak Tahu Malu
46
46. Bai
47
47. Tidakkah Ada Harapan?
48
48. Tetua Lima Wilayah
49
49. Wanita Pemabuk
50
50. Tanah Tersembunyi
51
51. Hadiah Pertemuan
52
52. Senjata Makan Tuan
53
53. Darah lebih kental dari air
54
54. Pria yang terjebak masa lalu
55
55. Perjalanan Selanjutnya
56
56. Wyvernia
57
57. Kesepakatan Berdarah
58
58. Mantan mau balikan
59
59. Pembunuhan terbuka di Kediaman Baron
60
60. Pangeran
61
61. Kecewa
62
62. Naga vs Phoenix
63
63. Kepercayaan
64
64. Keinginan Terpendam
65
65. Pil Pereda Racun Api
66
66. Tidak baik untuk jantung
67
67. Kediaman Marquess
68
68. Kucing Salju
69
69. Perpisahan?
70
70. Pria Bertopeng
71
71. Satu Permintaan
72
72. Pemecahan Masalah
73
73. Rahasia Keluarga
74
74. Perubahan Besar
75
75. Pertemuan Antar-istana
76
76. Keajaiban Ayam Goreng
77
77. Xiao Lin
78
78. Rahasia Diri Sendiri
79
79. Persaingan Lima Istana
80
80. Tamu tak diundang
81
81. Aku tidak berpihak pada siapa pun
82
82. Jurang yang sebenarnya
83
83. Harapan yang tersisa
84
84. Tamu tak terduga
85
85. Kehebohan Istana
86
86. Persaingan Perempuan
87
87. Menikahlah denganku
88
88. Kencan Pertama
89
89. Mengungkap (1)
90
90. Mengungkap (2)
91
91. Pesta sampai mabuk
92
92. Putri Istana Linghun
93
93. Krisis Klan Luo
94
94. Masih hidup?
95
95. Kita semua adalah iblis
96
96. Perasaan Aneh
97
97. Rival Lama
98
98. Keraguan Gu Yuena
99
99. Bersembunyi
100
100. Salah Langkah
101
101. Sweet but psycho
102
102. Penyimpangan
103
103. Tenang sebelum badai
104
104. Badai Baru (1)
105
105. Badai Baru (2)
106
106. Terjadi Lagi
107
107. Ganjaran
108
108. Rencana Terselubung
109
109. Ibu Datang
110
110. Kelahiran Kembali
111
111. Menolak Kenyataan
112
112. Aku bukan kucing, Ibu
113
113. Tarian Phoenix
114
114. Wanita Berbahaya
115
115. Phoenix Nakal
116
116. Pengawasan
117
117. Desa Siluman
118
118. Pemburu Roh Phoenix
119
119. Fenomena Penerobosan
120
120. Gua Misterius
121
121. Phyton Pelahap Api
122
122. Evolusi Phoenix
123
123. Iblis Hati
124
124. Bencana yang sebenarnya
125
125. Phoenix Yang Tertidur
126
126. Cinta dan Benci
127
127. Langkah Terakhir
128
128. Fatal
129
129. Kombinasi Naga dan Phoenix (1)
130
130. Kombinasi Naga dan Phoenix (2)
131
131. Bisakah kau menikahiku?
132
132. Nana Dirampok?
133
133. Tamu Klan Ye
134
134. Ambisi Ye Suanwu
135
135. Bola Komunikasi
136
136. Kesetiaan dan Darah
137
137. Anak Kasihan
138
138. Luo Yi
139
139. Pengorbanan 1000 Darah
140
140. Pengakuan Gu Ying
141
141. Menjadi Jahat
142
142. Tidak Bisa Lari
143
143. Qin Chuan
144
144. Harapan Hidup
145
145. Reruntuhan Istana
146
146. Reuni
147
147. Kejutan
148
148. Tak Tahu Malu
149
149. Kembali ke Dunia Bawah
150
150. Istana Ratu
151
151. Nana Cemburu
152
152. Formasi Bintang
153
153. Elberg
154
154. Permainan
155
155. Cari Tontonan
156
156. Vale
157
157. Persiapan Debutante
158
158. Lelucon di Pagi Hari
159
159. Kampung Halaman
160
160. Malam Bersalju
161
161. Dansa Terakhir
162
162. Amarah Alfonso
163
163. Tangkap Pemberontak!
164
164. Krisis Wyvernia
165
165. Phoenix Iblis
166
166. Tersesat
167
167. Metode Paling Jahat
168
168. Tertelan Kegelapan
169
169. Perbaikan Mentalitas
170
170. Gu Yuena vs Bai Youzhe
171
171. Wanita dari Goa
172
172. Gerakan Jiang Xixi
173
173. Segel Kelahiran
174
174. Klan Naga Langit
175
175. Naga Iblis
176
176. Lembah Sungai Awan
177
177. Kekacauan Perang
178
178. Warisan Ratu Phoenix
179
179. Keluar dari Pelatihan Tertutup
180
180. Menyelinap
181
181. Tertangkap?
182
182. Api Penyucian
183
183. Mengirim Kupu-kupu untuk Mengantar ke Alam Baka
184
184. Aliansi Unsur Murni
185
185. Eksitensi Terkuat
186
186. Pembalasan atau Bertahan?
187
187. Inti Api Suci
188
188. Lolos
189
189. Bermain dengan Mangsa
190
190. Tengkorak?
191
191. Persiapan
192
192. Peringatan dan Pertimbangan
193
193. Salah Paham
194
194. Perang Penentuan
195
195. Penebusan
196
196. Jiwa Rakshasa
197
197. Dua Kekuatan Mengerikan
198
198. Kalah?
199
199. Gagal
200
200. Satu Jiwa
201
201. Hal Baik
202
202. Kerjasama Ayah dan Anak
203
Extra Chapter - Tiga Batu Jiwa
204
Extra Chapter - Cinta dan Benci
205
Extra Chapter - Malam Itu ....
206
Extra Chapter - Bai Yixue dan 'Orang Jahat'

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!