Dance Of The Phoenix

Dance Of The Phoenix

1. Valentina

Pesta diadakan di gedung milik keluarga besar yang menaungi sebuah perusahaan ternama di negara barat. Gadis dengan tampilan elegan yang khas; wajah cantik mempesona dengan iris merah darah setajam elang, duduk di sudut ruangan bersama segelas wine di tangannya.

Valentina menghela napas dengan bosan. Ia menghindari kerumunan serta berbagai gosip sambil memperhatikan dengan penuh selidik.

Gadis cantik itu melihat ke arah ponsel yang memunculkan sebuah pesan masuk. Ia tersenyum miring. "Harley." Dia memanggil asistennya.

Sosok pria feminim berjas merah muda melangkah mendekat, kemudian duduk di kursi dekat Valentina. Ia melihat iris kemerahan Valentina yang tampak sangat cantik. "Apa ada berita bagus?"

"Orang itu sudah muncul. Sepertinya akan ada adegan menarik." Ia menopang dagunya sambil tersenyum manis.

Harley terkekeh. "Apa bisa dibandingkan dengan Valentina yang luar biasa? Kau adalah Dark Valentine yang terkenal, wanita itu tidak bisa dibandingkan denganmu."

Valentina memutar bola mata. "Aku sudah katakan untuk tidak meremehkan seseorang."

Harley terkekeh, lalu membujuk nonanya. "Aku ambilkan wine 300 tahun, bagaimana?"

Valentina menggeleng, kemudian melihat jam tangannya. Ia tersenyum lebar. "Aku ingin bertemu teman lama." Ia terlihat antusias ketika beranjak dari kursi dan pergi keluar dari pesta. Harley mau tidak mau harus mengikut.

Gaun merahnya berganti dengan pakaian hitam ketat dengan berbagai senjata yang tersembunyi di tiap inci pakaian. Ia melepas kunciran rambut, membiarkan rambut kemerahannya terurai bebas dan bergelombang seperti ombak.

"Periksa penyadap dan tutup pintu keamanan. Kita akan bersenang-senang." Valentina berkata dengan Harley di belakang yang sibuk dengan tablet untuk melaksanakan tugas.

Setelah layar tablet berhasil mengunduh semua data dan memunculkan notifikasi berhasil, senyum pria feminim itu merekah. "Selesai."

Pada saat yang sama, guncangan dalam gedung mulai terasa. Ledakan beruntun mengguncang tanah dan gedung hingga meruntuhkan beberapa bagian gedung menjadi puing-puing. Orang-orang di dalamnya menjadi ricuh dan panik. Mereka segera diamankan petugas dan diarahkan ke lorong evakuasi.

Valentina berada di sisi gedung teraman, berjalan sendirian meninggalkan Harley yang sedang memeriksa penyadap sistem keamanan. Pintu besi di depan didorong. Ia dapat melihat teras luas di mana helikopter diletakkan.

Pandangannya berusaha mencari seseorang. Sosok berbaju hitam mendarat dari atas helikopter lain yang terbang di udara. Dia adalah seorang wanita. Wanita berambut perak dan iris biru yang menawan, memandang Valentina dengan mata menyipit.

"Lama tidak bertemu, Isabella Ellard." Valentina tersenyum lebar menyambutnya. Teman lamanya ini banyak berubah.

Isabella melihatnya untuk beberapa saat, kemudian terkekeh. "Apa itu bentuk sapaan untuk basa-basi?" Ia mendengus. "Tak disangka, kau sudah menjadi anjing setia orang-orang itu."

"Setidaknya aku tidak dalam pengaruh eksternal seperti rekan-rekanmu. Sejak mereka memintamu membunuh Keluarga Ellard, aku sudah mengundurkan diri. Aku tidak memiliki hubungan dengan seseorang yang membunuh keluarganya sendiri."

"Dan aku senang tidak memiliki hubungan dengan anjing keluarga yang kuhancurkan. Kita datang dengan tujuan sama, aku harap kau tidak mengganggu tugasku hanya karena masalah sepele."

Valentina tersenyum miring. "Kau sedikit terlambat."

Tepat pada saat itu, ledakan terjadi tepat di belakang Valentina di mana ia keluar barusan. Tempat itu menjadi hancur berkeping-keping disertai lalapan api besar yang mengamuk.

Isabella memandang Valentina dan mendesis. "Kau hanya menghancurkan pengamannya, tapi aku masih bisa mendapat apa yang kuinginkan."

"Kalau begitu, lewati aku dulu." Valentina mengangkat pistolnya dan menekan pelatuk.

Suara tembakan terdengar nyaring serta beruntun memenuhi area. Valentina pergi berlindung di belakang reruntuhan dan sesekali menembakkan pistol di tangannya ke arah target. Di saat yang sama, kelompok yang dibawa Isabella berkumpul mengepungnya.

Bom dilepaskan serta beberapa senjata dilepaskan hingga menembus tubuh kelompok berbaju hitam itu. Ia berlari dengan cepat ke arah Isabella, kemudian melepaskan beberapa pisau yang melingkar dari lengannya hingga menciptakan percikan kuat.

Pisau-pisau itu ditangkis dengan sebilah belati. Serangan umum Valentina pada dasarnya adalah serangan jarak jauh, bertolak belakang dengan Isabella. Sehingga ketika Isabella mendekat, Valentina langsung menggunakan tali berujung pisau dari tangannya untuk dikaitkan ke bagian ujung dinding yang masih utuh, kemudian mengayunkan tubuhnya ke sisi lain sambil menggunakan pistolnya untuk menembaki musuh.

Pandangan Valentina terarah pada salah satu wanita dengan pistolnya yang menembaki bala bantuan yang didatangkan Harley. Ia mengenali wanita itu, kemudian tersenyum miring.

Benda kecil dilemparkan ke arah wanita itu seperti kelereng yang tersebar. Detik berikutnya, ledakan muncul dari bola kecil dan menciptakan asap tebal. Wanita itu cepat-cepat menghindari ledakan, kemudian pergi ke arah rekannya dan memasang sikap waspada.

"Di mana Bella?" Wanita itu mencari Isabella karena kabut yang menghalangi memisahkan mereka semua. Pria di belakangnya hanya menggeleng pelan.

Tanpa mereka sadari, sebuah bom lain jatuh tepat di kaki mereka. Pria di belakangnya langsung memberi sinyal, kemudian mendorong wanita itu keluar dari area ledakan sebelum akhirnya ledakan terjadi dan menghancurkan semua orang.

Wanita itu menemukan Isabella dengan segera. Ia melompat ke arahnya, menghalangi beberapa peluru yang melesat dari seseorang hingga mengenai tubuhnya.

Valentina di sisi lain terdiam.

Bukan ia yang menembak maupun melemparkan bom terakhir, tapi orang lain. Pandangannya terarah pada sosok hitam yang tampak familiar. Sosok itu menghilang begitu saja seperti hantu, membuat wajahnya memucat.

"Dia ...."

Isabella telah dilumuri darah. Ia melihat wanita yang melindunginya jatuh terkapar, kemudian menatap Valentina yang termenung. Sepertinya ia salah paham.

"Kau membunuh mereka?" Meski hanya rekan, Isabella memiliki hubungan tertentu di masa lalu untuk pria dan wanita yang baru saja meregang nyawa, hanya saja ia hilang ingatan. Valentina tahu segalanya, tapi tidak mengatakannya.

Valentina bersikap seolah ia baik-baik saja dan tidak menyangkal. "Bukankah mereka hanya rekanmu? Di tempatmu berada, kalian saling membunuh. Tidak masalah jika hanya satu atau dua orang yang mati."

Isabella tersenyum kecut. "Benar. Kau hanya yatim dari keluarga gila yang kehilangan segalanya."

Wajah Valentina menggelap. "Aku senang telah membunuh orang tua angkatmu. Kau tidak tahu mereka, tapi aku tahu. Aku harap kau tetap hidup untuk mendapat jawaban."

Isabella menatapnya dengan tajam. Niat membunuh dalam dirinya mulai muncul, disertai emosi tak terkendali. "Dan kau akan menyusul keluargamu."

Mereka berdua saling bertarung. Pertempuran jarak dekat membuat Valentina tidak bisa menguasai pertempuran dengan mudah. Ia harus sebisa mungkin memberi jarak dan menggunakan beberapa senjata tersembunyi untuk menyerang.

Isabella lebih tidak mau kalah. Karena ia unggul dalam pertarungan jarak dekat, ia bisa dengan tepat memberi luka dalam pada Valentina dan membantingnya ke tanah.

"Sial!" Valentina mendengus. Ia menendang Isabella dan bangun sebelum akhirnya menggunakan sebilah pisau untuk menyerang.

"Bendanya sudah dapat. Kami dalam perjalanan." Suara Harley terdengar di telinganya melalui penghubung komunikasi. Hal itu membuat Valentina tersenyum lega ketika tengah dalam pertarungan.

Valentina melihat Isabella dengan ejekan. "Kau kalah." Ia menikam perut Isabella dengan dalam.

Isabella mencengkram bahu Valentina. Ia mengangkat kakinya tinggi-tinggi hingga mengenai kepala Valentina. Wanita itu terhuyung sambil memegang kepalanya yang sakit.

"Kau mungkin menang dalam misi, tapi kau kalah mempertahankan hidup." Isabella menarik pisau yang menikam perutnya dan membiarkannya berdarah. Ia terlihat tidak merasakan sakit.

"Senang mendengarnya." Valentina menanggapi dengan enteng. "Seperti yang kau katakan, berkumpul dengan keluarga."

Isabella menatapnya tanpa ekspresi. Ia menggunakan pisau yang sama untuk menyerang Valentina dan memberi tikaman dalam ke arah dadanya.

Valentina kali ini tidak melawan. Ia sengaja melakukannya. Isabella benar, ia harus menyusul keluarganya. Andai kata ia bertemu keluarganya di tempat lain, ia akan berterimakasih pada Isabella karena telah membunuhnya.

Perlahan pandangannya menjadi gelap. Begitu gelap dan sunyi. Ia tidak lagi mendengar atau merasakan apa pun sampai tergeletak dalam keadaan bersimbah darah.

Tidak ada penyesalan dalam hatinya.

Bukankah dia akan bertemu keluarganya?

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Brakk

Sepasang iris merah darah kini berlinang air mata ketika melihat dua sosok yang dikenalnya ada di tempat tidur yang sama tanpa mengenakan sehelai pakaian. Tatapannya menajam untuk sesaat. Sebuah umpatan kecil terlintas di balik cadar yang menutupi sebagian wajahnya.

"Sayang, tidak perlu pedulikan dia. Kita lanjutkan saja." Sang pria bicara dengan tergesa-gesa mengabaikan gadis di depan pintu yang kini mematung.

Gadis itu berjalan dengan langkah lebar, kemudian mendorong paksa pria itu dari atas tempat tidur dan menarik perempuan yang merupakan adik tirinya lalu menamparnya dengan keras.

Plakk

Suara tamparan menggema, membuat suasana menjadi hening saat para pelayan berdatangan.

Pria itu bangkit setelah terjatuh dari tempat tidur. Ia mengambil jubahnya untuk dikenakan dengan cepat kemudian berbalik menampar gadis bersurai hitam kemerahan itu.

Plakk

"Siapa kau berani menamparnya!"

Gadis itu tertunduk untuk sesaat memegang pipinya yang memerah. Ia mendongak, melihat pria itu dengan mata berlinang. "Kenapa?"

"Kenapa? Apa kau tidak sadar apa yang sudah kau perbuat!" Pria itu menggertak dengan suara bassnya yang besar. Ia merangkul gadis di sisinya, kemudian menutupi tubuhnya yang terekspos dengan selimut.

"Aku yang bertunangan denganmu, bukan dia. Jika kau lebih menyukainya, seharusnya kau katakan saja sejak awal bahwa kau ingin bertunangan dengannya!" Gadis beriris merah itu meninggikan nada suaranya yang serak.

"Kau pikir aku mau bertunangan denganmu? Gu Yuena, kau hanya sampah yang hanya bisa menyendiri di dalam rumah seperti orang bodoh dan menutupi wajahmu yang buruk rupa itu. Aku bahkan terkejut kau nekat keluar dari rumah." Pria itu terkekeh, melihat gadis bercadar itu dari atas ke bawah dengan jijik.

Gu Yuena hanya diam sampai semakin banyak orang berdatangan. Salah seorang wanita masuk ke dalam ruangan. Tampangnya terlihat mewah, namun memiliki raut tidak mengenakan yang membuat siapa pun enggan bicara padanya.

Wanita itu berjalan terburu-buru, lalu mengaduh ketika melihat putrinya yang hanya terdiri dari selimut yang menggulung seluruh tubuhnya seperti kepompong. Ocehannya mulai keluar.

"Putriku yang malang, apa yang terjadi padamu?" Wanita itu memasang wajah menyedihkan sambil melihat wajah putrinya yang cantik. Ia terkejut melihat bekas tamparan di pipinya, kemudian melirik Gu Yuena dengan tajam.

Gu Yuena mencoba menjelaskan. "Nyonya ... dia—"

Plakkk

Lagi-lagi tamparan mendarat di pipi Gu Yuena. Ia terkejut dalam diam dan memegang pipinya yang terasa perih, sepertinya akan terluka karena ditampar dua kali.

"Hanya melihatmu saja aku sudah muak. Aku mencarimu seharian tapi ternyata kamu di sini menindas putriku!"

"Nyonya—" Gu Yuena mencoba membela diri dan menjelaskan, namun wanita itu terus menyelanya.

"Dasar pembawa sial! Sudah seperti ini, kamu masih mau melawan? Tidak tahu diri!" Wanita itu marah sejadi-jadinya sambil mendorong tubuh Gu Yuena dengan keras sampai terhuyung. Ia menoleh ke arah pintu, kemudian berteriak, "pelayan! Bawa pembawa sial ini keluar! Hukum dia dengan 100 cambukan!"

"Ibu, tidak perlu menghukum Kakak Keempat. Li'er yang salah, Ibu, beri Kakak Keempat belas kasihan." Gadis yang digulung selimut itu memohon dengan suaranya yang lembut.

"Li'er, kamu terlalu baik. Dia berani mempermalukanmu, maka dia harus dihukum." Wanita itu berkata dengan kasihan. Kemudian melirik lelaki yang sejak tadi terdiam melihat kehadirannya. "Kamu juga, kenapa masih di sini?" Ia berkata dengan ketus sambil mengisyaratkan sesuatu.

Lelaki itu langsung paham dan pergi. Tidak lupa juga menyeret Gu Yuena yang terdiam tanpa bisa mengatakan apa pun. Ia pikir Nyonya Gu akan menekan tunangannya yang kurang ajar, tapi penilaiannya salah. Ia dijebak!

Ctarrr

Gu Yuena runtuh saat itu juga akan satu cambukan yang mengenai punggungnya. Cambukan berikutnya membuat seluruh tubuhnya lemas tanpa bisa bergerak. Berikutnya, pandangannya menggelap.

Orang yang mencambuknya adalah pria. Dengan tubuh kekar dan kasar miliknya, ia memberi cambukan ke tubuh kecil Gu Yuena yang lemah dan rapuh. Gu Yuena tidak bisa bergerak lagi.

Cambukan demi cambukan didaratkan. Darah membasahi pakaian putih Gu Yuena, sedangkan gadis itu tergeletak setengah sadar melihat lelaki yang menjadi tunangannya itu hanya menonton dalam diam.

Lelaki itu berkata, "Selanjutnya, terserah mau diapakan." Ia berkata pada beberapa orang yang mengamati di dalam ruangan yang sama serta si pemegang cambuk. Setelah itu, ia pun keluar, menutup pintu, dan pergi.

Gu Yuena yang tak bisa melakukan apa pun semakin lemas. Pandangannya menjadi gelap, sebelum akhirnya kegelapan menguasainya.

"Tuan Muda serius menyerahkannya begitu saja?" Salah satu pria tampak terkejut. Orang kaya benar-benar tidak berperasaan.

"Sudahlah, tidak perlu banyak berpikir. Aku lihat, tubuh Gu Yuena ini lumayan, sangat disayangkan jika harus melewatinya."

"Hei, apa dia sudah mati?" Salah seorang yang meletakkan jarinya ke hidung perempuan itu. Ia tidak meraskaan hembusan apa pun.

"Kalau mati, lalu apa? Bukankah lebih bagus?"

"Benar, setelah menikmatinya sebentar, kita hanya perlu membuangnya. Keluarga Gu tidak akan tahu."

"Meskipun tahu juga tidak akan dipedulikan. Salahkan diri sendiri keluar kediaman dan menyinggung Tuan Muda."

"Karena aku yang diberi tugas terlebih dahulu, kalian minggirlah. Biarkan kakak ini yang memulainya." Pria itu melepas cambuk di tangannya sembarangan, kemudian menjilat bibir sambil mendekati gadis yang terkapar itu dengan semangat.

Di dalam ruangan pribadi di sebuah penginapan, tentu tidak akan ada orang yang mendengar atau memperhatikan tindakan mereka. Mereka bebas melakukan apa pun.

Pria itu melepas pakaian bawahnya dengan cepat dan akan meraih Gu Yuena. Namun ketika akan merobek pakaian perempuan itu, ia tidak sadar bahwa pihak lain telah membuka mata merah darahnya.

"Sial!" Gadis itu mengumpat. Ia berguling menghadap atas kemudian menendang tepat di bagian bawah perut pria itu dengan keras.

Pria itu menahan napas. Ia berteriak dengan keras saat itu juga ketika tendangan itu mendarat di bagian masa depannya sampai berguling kesakitan seperti cacing kepanasan. Tendangannya terlalu kuat sampai berdarah!

"Hantu!" Pria lainnya panik melihat seseorang yang seharusnya sudah mati kini berdiri menghadap mereka.

"Diam! Tidak ada hantu di sini!"

"Benar, dia pasti berpura-pura sudah mati!"

Gu Yuena memandang mereka dengan tajam. Rasa sakit di punggung membuat langkahnya goyah dan merasa lemah. Ia tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya. Seharusnya ia mati dibunuh seseorang, tapi kenapa malah berada di tempat ini dan hendak dilecehkan! Seumur hidup, hanya ia yang melecehkan seseorang, bukan dilecehkan!

"Bella sialan!" Valentina di dalam tubuh Gu Yuena mengamuk dalam diam. Tahu begitu, ia lebih memilih mempertahankan hidupnya dibandingkan rela mati seperti idiot! Mantra apa yang digunakan wanita itu sehingga membuatnya bernasib sial?

"Apa yang kalian lihat? Cepat tangkap dia!" Pria yang masih menangisi masa depannya yang pecah meraung di pojokan.

Para pria itu langsung maju, berpikir bahwa Gu Yuena terluka sangat parah dan tidak akan bisa melakukan sesuatu sehebat apa pun ia. Apalagi, Gu Yuena hanyalah sampah.

Valentina yang melihat semua lelucon di depannya memutar bola mata. Punggungnya sakit dan berdarah, ditambah idiot-idiot ini sengaja mengganggu, suasana hatinya yang semula buruk semakin memburuk hingga tidak tertolong. Rasanya sangat ingin membakar tempat ini.

Para pria itu menghampiri hendak menahannya, Valentina dengan sigap menahan salah satunya kemudian menendang yang lain. Bela diri Valentina sangat baik, tapi ia dalam keadaan terluka hingga tidak bisa memaksimalkan kekuatan. Ia butuh senjata.

Para pria itu mengeluarkan cahaya aneh yang benar-benar di luar pikiran Valentina. Cahaya aneh itu melesat sangat cepat, melakukan serangan ke arahnya. Insting Valentina mengatakan bahwa itu adalah benda berbahaya yang harus dihindari.

Ia menghindar tepat pada waktunya. Namun, ketika ia memelintir tubuh untuk menghindar, punggungnya yang berdarah kembali sakit hingga langkahnya oleng. Ia pun terjatuh.

Rasanya lebih sakit dibanting terlempar karena bom saat itu. Itu dikarenakan fisiknya jauh lebih lemah, sehingga Valentina benar-benar kesulitan. Ia menemukan sebilah cambuk di sudut kemudian mengambilnya sebagai senjata.

Dengan gerakan ringan, cambuk berayun dengan lihai dan menghantam mereka sekaligus. Beruntung ruangan yang ditempati saat ini cukup untuk pertempuran. Namun tidak bagi para idiot itu yang memiliki jumlah sekitar 5 orang sehingga harus berhimpitan ketika bertarung.

Valentina mengayunkan cambuknya sekali lagi dengan kecepatan yang lebih tinggi. Langkahnya tampak ringan ketika melakukan penyerangan. Cambuk yang ia pegang memiliki kekerasan yang dapat merusak tubuh, didukung oleh kekuatan Valentina, ia berhasil membunuh mereka kurang dari satu menit.

Terakhir, pria yang kesakitan di pojok. Valentina melihatnya dengan mata menyipit, kemudian berjongkok sambil memandangnya dengan tajam.

"Siapa yang mengirimmu?" Valentina tidak ingat bahwa ia mengenal pria ini. Pasti ada seseorang yang sengaja mengirim mereka untuk membunuhnya. Itu bukan hal yang mengejutkan sampai terasa kebal.

Pria itu ketakutan ketika melihat perempuan di depannya seolah telah melihat hantu. Benar, sepertinya Gu Yuena yang sudah mati menjadi roh jahat dan kini ingin membalaskan dendam!

"Ampuni aku! Aku tidak akan mengulanginya lagi. Aku masih memiliki anak dan istri. Aku hanya disuruh Tuan Muda Ye! Dia yang bertanggungjawab atas semuanya, tidak ada hubungannya denganku!" Pria itu bersujud di kaki gadis di depannya berkali-kali. Ia masih sayang nyawa.

Valentina mengerutkan kening. Tuan Muda Ye? Kenapa tidak pernah mendengarnya? Apa orang bermarga Ye ini hanyalah nama samaran? Atau ia telah menyinggung orang lain?

Satu hal lagi, bagaimana ia bicara menggunakan bahasa timur? Meski ia dilahirkan sebagai orang negara timur, tapi sudah lama ia tidak menggunakan bahasa itu.

Valentina melihat kedua tangan dan pakaiannya. Kenapa pakaiannya sangat aneh?

"Apa yang terjadi?" Valentina bertanya-tanya.

Ia melirik pria iyang masih bersujud, kemudian menginjaknya seolah hanya menginjak tanah. Pria itu berteriak sejadi-jadinya.

"Aku turut prihatin dengan istri dan anakmu, tapi mereka akan jauh lebih bahagia bila pria sepertimu tidak kembali." Valentina tersenyum manis, kemudian meraih kepala pria itu dan memutarnya sampai terdengar suara retakan tulang. Pria itu jatuh lemas saat itu juga.

Valentina menjauhi mayat itu, kemudian duduk di atas tempat tidur. Ada terlalu banyak mayat di kakinya, ia terlalu malas mengurus mereka demi memikirkan apa yang sebenarnya terjadi.

Ia melihat ke arah cermin yang retak. Cermin itu memantulkan sosoknya yang tidak ada bedanya seinci pun. Hanya saja, perempuan dalam cermin itu terlihat jauh lebih lemah. Itu membuat Valentina kesal.

Terlarut dalam memandangi cermin retak, tiba-tiba kepala Valentina seolah mengalami benturan keras hingga membuatnya jatuh pingsan saat itu juga. Ia pingsan begitu saja, namun kesadarannya tetap ada. Hanya saja, kesadarannya dipenuhi dengan kenangan seseorang bernama Gu Yuena.

Gu Yuena, nama yang selalu ia hindari. Itu adalah nama aslinya sendiri, namun dipenuhi dengan malapetaka.

...----------------...

Special Appreciate

Isabella Ellard / Xie Ruo (TEGWIN)

Tenang saja, ini bukan cerita sekuel atau spin-off, kok. Cuma mau nambahin karakter novelku yang lain saja (sekalian promosi).

Jangan lupa mampir ke karya TEGWIN yang sudah tamat~

Terpopuler

Comments

Manna Denna

Manna Denna

lanjuttt

2023-11-06

0

azka aldric Pratama

azka aldric Pratama

hadir

2023-09-26

2

Frando Kanan

Frando Kanan

yg awal syng sekali....lalu yg akhir mirip seperti 1 komik...yg gw ingat hanya nma wanita itu...jun jiu eps awal saat msk ke zaman kuno

2023-06-16

0

lihat semua
Episodes
1 1. Valentina
2 2. One Night Stand
3 3. Kediaman Gu
4 4. Membatalkan Pertunangan
5 5. Memenangkan Debat
6 6. Tidur Yang Bermanfaat
7 7. Satu-satunya Keluarga
8 8. Nana dan Imajinasinya
9 9. Kakak Meninggalkanku
10 10. Pria Malam Itu
11 11. Pasar Gelap
12 12. Ditraktir Seorang Tiran
13 13. Mabuk Lagi
14 14. Sosok Misterius
15 15. Darah Phoenix
16 16. Menuai Hasil yang Kamu Tanam
17 17. Kehilangan?
18 18. Mengakhiri Drama
19 19. Arena Api
20 20. Hadiah Untuk Adik Tercinta (1)
21 21. Hadiah Untuk Adik Tercinta (2)
22 22. Perekrutan Murid Baru
23 23. Gunung Huo
24 24. Tiada Hari Tanpa Masalah
25 25. Kupu-kupu Darah
26 26. Teman Sekamar
27 27. Bukan Mencari, tapi Dicari
28 28. Cemburu?
29 29. Taruhan
30 30. Penyusup
31 31. Reaksi Racun Darah
32 32. Merampok Anak Orang
33 33. Penipu Tak Bermoral
34 34. Pertempuran Sengit
35 35. Arena Peringkat
36 36. Tiga Besar
37 37. Aku Menyukai Pria
38 38. Antagonis Berumur Pendek
39 39. Gunung Biluo
40 40. Kekuatan Jiwa
41 41. Serangan Mendadak
42 42. Pertandingan Penentu
43 43. Didesak ke Tepi Jurang
44 44. Solo Vs Squad
45 45. Bersikap Tak Tahu Malu
46 46. Bai
47 47. Tidakkah Ada Harapan?
48 48. Tetua Lima Wilayah
49 49. Wanita Pemabuk
50 50. Tanah Tersembunyi
51 51. Hadiah Pertemuan
52 52. Senjata Makan Tuan
53 53. Darah lebih kental dari air
54 54. Pria yang terjebak masa lalu
55 55. Perjalanan Selanjutnya
56 56. Wyvernia
57 57. Kesepakatan Berdarah
58 58. Mantan mau balikan
59 59. Pembunuhan terbuka di Kediaman Baron
60 60. Pangeran
61 61. Kecewa
62 62. Naga vs Phoenix
63 63. Kepercayaan
64 64. Keinginan Terpendam
65 65. Pil Pereda Racun Api
66 66. Tidak baik untuk jantung
67 67. Kediaman Marquess
68 68. Kucing Salju
69 69. Perpisahan?
70 70. Pria Bertopeng
71 71. Satu Permintaan
72 72. Pemecahan Masalah
73 73. Rahasia Keluarga
74 74. Perubahan Besar
75 75. Pertemuan Antar-istana
76 76. Keajaiban Ayam Goreng
77 77. Xiao Lin
78 78. Rahasia Diri Sendiri
79 79. Persaingan Lima Istana
80 80. Tamu tak diundang
81 81. Aku tidak berpihak pada siapa pun
82 82. Jurang yang sebenarnya
83 83. Harapan yang tersisa
84 84. Tamu tak terduga
85 85. Kehebohan Istana
86 86. Persaingan Perempuan
87 87. Menikahlah denganku
88 88. Kencan Pertama
89 89. Mengungkap (1)
90 90. Mengungkap (2)
91 91. Pesta sampai mabuk
92 92. Putri Istana Linghun
93 93. Krisis Klan Luo
94 94. Masih hidup?
95 95. Kita semua adalah iblis
96 96. Perasaan Aneh
97 97. Rival Lama
98 98. Keraguan Gu Yuena
99 99. Bersembunyi
100 100. Salah Langkah
101 101. Sweet but psycho
102 102. Penyimpangan
103 103. Tenang sebelum badai
104 104. Badai Baru (1)
105 105. Badai Baru (2)
106 106. Terjadi Lagi
107 107. Ganjaran
108 108. Rencana Terselubung
109 109. Ibu Datang
110 110. Kelahiran Kembali
111 111. Menolak Kenyataan
112 112. Aku bukan kucing, Ibu
113 113. Tarian Phoenix
114 114. Wanita Berbahaya
115 115. Phoenix Nakal
116 116. Pengawasan
117 117. Desa Siluman
118 118. Pemburu Roh Phoenix
119 119. Fenomena Penerobosan
120 120. Gua Misterius
121 121. Phyton Pelahap Api
122 122. Evolusi Phoenix
123 123. Iblis Hati
124 124. Bencana yang sebenarnya
125 125. Phoenix Yang Tertidur
126 126. Cinta dan Benci
127 127. Langkah Terakhir
128 128. Fatal
129 129. Kombinasi Naga dan Phoenix (1)
130 130. Kombinasi Naga dan Phoenix (2)
131 131. Bisakah kau menikahiku?
132 132. Nana Dirampok?
133 133. Tamu Klan Ye
134 134. Ambisi Ye Suanwu
135 135. Bola Komunikasi
136 136. Kesetiaan dan Darah
137 137. Anak Kasihan
138 138. Luo Yi
139 139. Pengorbanan 1000 Darah
140 140. Pengakuan Gu Ying
141 141. Menjadi Jahat
142 142. Tidak Bisa Lari
143 143. Qin Chuan
144 144. Harapan Hidup
145 145. Reruntuhan Istana
146 146. Reuni
147 147. Kejutan
148 148. Tak Tahu Malu
149 149. Kembali ke Dunia Bawah
150 150. Istana Ratu
151 151. Nana Cemburu
152 152. Formasi Bintang
153 153. Elberg
154 154. Permainan
155 155. Cari Tontonan
156 156. Vale
157 157. Persiapan Debutante
158 158. Lelucon di Pagi Hari
159 159. Kampung Halaman
160 160. Malam Bersalju
161 161. Dansa Terakhir
162 162. Amarah Alfonso
163 163. Tangkap Pemberontak!
164 164. Krisis Wyvernia
165 165. Phoenix Iblis
166 166. Tersesat
167 167. Metode Paling Jahat
168 168. Tertelan Kegelapan
169 169. Perbaikan Mentalitas
170 170. Gu Yuena vs Bai Youzhe
171 171. Wanita dari Goa
172 172. Gerakan Jiang Xixi
173 173. Segel Kelahiran
174 174. Klan Naga Langit
175 175. Naga Iblis
176 176. Lembah Sungai Awan
177 177. Kekacauan Perang
178 178. Warisan Ratu Phoenix
179 179. Keluar dari Pelatihan Tertutup
180 180. Menyelinap
181 181. Tertangkap?
182 182. Api Penyucian
183 183. Mengirim Kupu-kupu untuk Mengantar ke Alam Baka
184 184. Aliansi Unsur Murni
185 185. Eksitensi Terkuat
186 186. Pembalasan atau Bertahan?
187 187. Inti Api Suci
188 188. Lolos
189 189. Bermain dengan Mangsa
190 190. Tengkorak?
191 191. Persiapan
192 192. Peringatan dan Pertimbangan
193 193. Salah Paham
194 194. Perang Penentuan
195 195. Penebusan
196 196. Jiwa Rakshasa
197 197. Dua Kekuatan Mengerikan
198 198. Kalah?
199 199. Gagal
200 200. Satu Jiwa
201 201. Hal Baik
202 202. Kerjasama Ayah dan Anak
203 Extra Chapter - Tiga Batu Jiwa
204 Extra Chapter - Cinta dan Benci
205 Extra Chapter - Malam Itu ....
206 Extra Chapter - Bai Yixue dan 'Orang Jahat'
Episodes

Updated 206 Episodes

1
1. Valentina
2
2. One Night Stand
3
3. Kediaman Gu
4
4. Membatalkan Pertunangan
5
5. Memenangkan Debat
6
6. Tidur Yang Bermanfaat
7
7. Satu-satunya Keluarga
8
8. Nana dan Imajinasinya
9
9. Kakak Meninggalkanku
10
10. Pria Malam Itu
11
11. Pasar Gelap
12
12. Ditraktir Seorang Tiran
13
13. Mabuk Lagi
14
14. Sosok Misterius
15
15. Darah Phoenix
16
16. Menuai Hasil yang Kamu Tanam
17
17. Kehilangan?
18
18. Mengakhiri Drama
19
19. Arena Api
20
20. Hadiah Untuk Adik Tercinta (1)
21
21. Hadiah Untuk Adik Tercinta (2)
22
22. Perekrutan Murid Baru
23
23. Gunung Huo
24
24. Tiada Hari Tanpa Masalah
25
25. Kupu-kupu Darah
26
26. Teman Sekamar
27
27. Bukan Mencari, tapi Dicari
28
28. Cemburu?
29
29. Taruhan
30
30. Penyusup
31
31. Reaksi Racun Darah
32
32. Merampok Anak Orang
33
33. Penipu Tak Bermoral
34
34. Pertempuran Sengit
35
35. Arena Peringkat
36
36. Tiga Besar
37
37. Aku Menyukai Pria
38
38. Antagonis Berumur Pendek
39
39. Gunung Biluo
40
40. Kekuatan Jiwa
41
41. Serangan Mendadak
42
42. Pertandingan Penentu
43
43. Didesak ke Tepi Jurang
44
44. Solo Vs Squad
45
45. Bersikap Tak Tahu Malu
46
46. Bai
47
47. Tidakkah Ada Harapan?
48
48. Tetua Lima Wilayah
49
49. Wanita Pemabuk
50
50. Tanah Tersembunyi
51
51. Hadiah Pertemuan
52
52. Senjata Makan Tuan
53
53. Darah lebih kental dari air
54
54. Pria yang terjebak masa lalu
55
55. Perjalanan Selanjutnya
56
56. Wyvernia
57
57. Kesepakatan Berdarah
58
58. Mantan mau balikan
59
59. Pembunuhan terbuka di Kediaman Baron
60
60. Pangeran
61
61. Kecewa
62
62. Naga vs Phoenix
63
63. Kepercayaan
64
64. Keinginan Terpendam
65
65. Pil Pereda Racun Api
66
66. Tidak baik untuk jantung
67
67. Kediaman Marquess
68
68. Kucing Salju
69
69. Perpisahan?
70
70. Pria Bertopeng
71
71. Satu Permintaan
72
72. Pemecahan Masalah
73
73. Rahasia Keluarga
74
74. Perubahan Besar
75
75. Pertemuan Antar-istana
76
76. Keajaiban Ayam Goreng
77
77. Xiao Lin
78
78. Rahasia Diri Sendiri
79
79. Persaingan Lima Istana
80
80. Tamu tak diundang
81
81. Aku tidak berpihak pada siapa pun
82
82. Jurang yang sebenarnya
83
83. Harapan yang tersisa
84
84. Tamu tak terduga
85
85. Kehebohan Istana
86
86. Persaingan Perempuan
87
87. Menikahlah denganku
88
88. Kencan Pertama
89
89. Mengungkap (1)
90
90. Mengungkap (2)
91
91. Pesta sampai mabuk
92
92. Putri Istana Linghun
93
93. Krisis Klan Luo
94
94. Masih hidup?
95
95. Kita semua adalah iblis
96
96. Perasaan Aneh
97
97. Rival Lama
98
98. Keraguan Gu Yuena
99
99. Bersembunyi
100
100. Salah Langkah
101
101. Sweet but psycho
102
102. Penyimpangan
103
103. Tenang sebelum badai
104
104. Badai Baru (1)
105
105. Badai Baru (2)
106
106. Terjadi Lagi
107
107. Ganjaran
108
108. Rencana Terselubung
109
109. Ibu Datang
110
110. Kelahiran Kembali
111
111. Menolak Kenyataan
112
112. Aku bukan kucing, Ibu
113
113. Tarian Phoenix
114
114. Wanita Berbahaya
115
115. Phoenix Nakal
116
116. Pengawasan
117
117. Desa Siluman
118
118. Pemburu Roh Phoenix
119
119. Fenomena Penerobosan
120
120. Gua Misterius
121
121. Phyton Pelahap Api
122
122. Evolusi Phoenix
123
123. Iblis Hati
124
124. Bencana yang sebenarnya
125
125. Phoenix Yang Tertidur
126
126. Cinta dan Benci
127
127. Langkah Terakhir
128
128. Fatal
129
129. Kombinasi Naga dan Phoenix (1)
130
130. Kombinasi Naga dan Phoenix (2)
131
131. Bisakah kau menikahiku?
132
132. Nana Dirampok?
133
133. Tamu Klan Ye
134
134. Ambisi Ye Suanwu
135
135. Bola Komunikasi
136
136. Kesetiaan dan Darah
137
137. Anak Kasihan
138
138. Luo Yi
139
139. Pengorbanan 1000 Darah
140
140. Pengakuan Gu Ying
141
141. Menjadi Jahat
142
142. Tidak Bisa Lari
143
143. Qin Chuan
144
144. Harapan Hidup
145
145. Reruntuhan Istana
146
146. Reuni
147
147. Kejutan
148
148. Tak Tahu Malu
149
149. Kembali ke Dunia Bawah
150
150. Istana Ratu
151
151. Nana Cemburu
152
152. Formasi Bintang
153
153. Elberg
154
154. Permainan
155
155. Cari Tontonan
156
156. Vale
157
157. Persiapan Debutante
158
158. Lelucon di Pagi Hari
159
159. Kampung Halaman
160
160. Malam Bersalju
161
161. Dansa Terakhir
162
162. Amarah Alfonso
163
163. Tangkap Pemberontak!
164
164. Krisis Wyvernia
165
165. Phoenix Iblis
166
166. Tersesat
167
167. Metode Paling Jahat
168
168. Tertelan Kegelapan
169
169. Perbaikan Mentalitas
170
170. Gu Yuena vs Bai Youzhe
171
171. Wanita dari Goa
172
172. Gerakan Jiang Xixi
173
173. Segel Kelahiran
174
174. Klan Naga Langit
175
175. Naga Iblis
176
176. Lembah Sungai Awan
177
177. Kekacauan Perang
178
178. Warisan Ratu Phoenix
179
179. Keluar dari Pelatihan Tertutup
180
180. Menyelinap
181
181. Tertangkap?
182
182. Api Penyucian
183
183. Mengirim Kupu-kupu untuk Mengantar ke Alam Baka
184
184. Aliansi Unsur Murni
185
185. Eksitensi Terkuat
186
186. Pembalasan atau Bertahan?
187
187. Inti Api Suci
188
188. Lolos
189
189. Bermain dengan Mangsa
190
190. Tengkorak?
191
191. Persiapan
192
192. Peringatan dan Pertimbangan
193
193. Salah Paham
194
194. Perang Penentuan
195
195. Penebusan
196
196. Jiwa Rakshasa
197
197. Dua Kekuatan Mengerikan
198
198. Kalah?
199
199. Gagal
200
200. Satu Jiwa
201
201. Hal Baik
202
202. Kerjasama Ayah dan Anak
203
Extra Chapter - Tiga Batu Jiwa
204
Extra Chapter - Cinta dan Benci
205
Extra Chapter - Malam Itu ....
206
Extra Chapter - Bai Yixue dan 'Orang Jahat'

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!