"Apa kamu mau jadi perawan tua!"
Itu adalah suara teriakan kemarahan dari seorang wanita yang masih terlihat cantik di umurnya yang hampir mencapai 50 tahun tersebut.
Ruangan yang berdomisili putih kecoklatan tersebut dengan beberapa rak buku dan meja kerja besar. Geser ke kanan di mana ada sofa besar dan 2 wanita duduk di sana, yang sedang bersitegang saling menatap.
"Mommy tidak mau tahu! Datang ke hotel ini jam 2 siang ini, mommy sudah kosongkan jadwal mu hari ini, jadi! tidak ada alasan untukmu untuk tidak datang Zuria!" Tekannya.
"Mom...?" Wanita muda yang di kenali sebagai anak gadis satu satunya di keluarga nya itu merengek sembari memeluk lengan mommy nya.
"Tidak Zuria Claira Argantha Aragaz!".
Zuria. Ya, Wanita cantik dengan kulitnya yang putih kemerahan sekaligus mulus dan cerah terlihat dari rutinnya perawatan. Menarik nafasnya. Ini sudah yang ke sekian kalinya mommy selalu membicarakan tentang perjodohan.
Aku bertanya tanya. Apa tidak membuatnya capek dan bosan? Karna pada akhirnya. Aku juga akan menolak tidak terima.
Hahhh...
Desahnya frustasi. 'Haruskah aku kabur kali ini?'
"Jangan mencoba untuk kabur Claira. Kali ini mommy dan daddy tidak akan membiarkan mu,"
Ckck...
❤️❤️❤️❤️❤️
Ckleck.
Alya membuka pintu apartemen nya dengan perasaan was was nya. Dan mencondongkan kepala nya ke depan. Melihat siapa yang menekan bel apartemen nya.
"Ah! Liana!" ujarnya lega begitu melihat sahabat nya langsung nongol di depannya. Yang dari tadi berdiri di sisi samping pintu.
"Ada apa? Tidak mungkin aku mengejutkan mu," timpal Liana bingung melihat reaksi Alya.
"Tentu saja aku kaget Liana! Ini sudah jam berapa? Dan kamu tidak mungkin kemari di jam begini. Ada apa?" tanyanya tanpa mempersilahkan Liana masuk terlebih dahulu.
"Aku hanya merasa perlu menghibur mu dan menemani mu malam ini. Sahabat ku yang sedang patah hati," jawab Liana sembari memperlihatkan apa yang dia bawa.
Yaitu 2 kotak ayam goreng dengan dua rasa dan di satu tangan lagi, pizza dengan ukuran jumbo.
Alya menghela nafas lelah yang di buat buat.
"Kamu tahu aku sedang patah hati tapi kamu menyerang ku dengan tumpukan pekerjaan. Masuklah," jawab Alya cepat dengan perasaan malasnya dalam menanggapi Liana. Lalu membuka pintu sedikit lebar, mempersilahkan Liana masuk.
Liana tersenyum bodoh tidak peduli dengan keluhan Alya.
"Oh ayolah! di pekerjaan tidak ada yang namanya teman Alya! jika ya, maka jam segini aku masih di kantor," Liana melenggang masuk.
"Kamu pilih yang mana? aku yang sekarang masih dengan tumpukan pekerjaan mu atau aku yang sudah di sini sekarang," sambung Liana lagi begitu mengistirahatkan bokongnya ke sofa. Setelah meletakkan bawaannya ke atas meja sofa di depannya. Liana bersandar lelah di sana dengan menoleh melihat Alya yang menuju ke arahnya.
"Terima kasih," ucap Alya begitu sampai di depan Liana. Duduk di sana dan meraih sekotak ayam.
"Kamu punya soda? Aku tidak membelinya,"
Kepala Alya otomatis memutar ke arah pantry nya.
"Coba ku lihat," ujarnya sebelum bangkit berdiri dan berjalan ke pantry.
❤️❤️❤️❤️❤️
Di gelapnya malam. Tanpa adanya cahaya bulan atau sinaran kecil bintang bintang yang menghiasi langit malam yang gelap gulita.
Dari sisi berbeda terlihat satu anak manusia yang sedang bertarung dengan beberapa pria bersetelan hitam di hadapannya.
Tidak lupa pula mulutnya yang tidak berhenti mengumpat.
Ya. Mengumpat ke pria tua yang telah membuatnya ada di posisi sekarang. Ia capek dan lelah habis kerja. Dan apa yang di lakukan pria tua itu!
****.
Dia serius! Sial. Aku lengah. Aku tidak mengira kakek akan bertindak secepat ini. Aku pikir kakek akan menunggu sampai besok atau sampai aku kembali ke jerman.
Bhuk...
"****," Umpatnya saat ia melamun dan wajahnya kena pukulan.
Bhakh...Bughh..Dhughhh
Pukul Reyyan balik tanpa memberi ampun ke lawannya. Melihat kawanan lain datang. Reyyan segera dengan cepat menendang perut pria di hadapannya yang tidak ia kenali wajahnya karna gelap. Reyyan segera melarikan diri dari sana.
"Ugh..." Lenguh Reyyan kesakitan sembari memegang perutnya.
Jika saja perut serta punggung Reyyan tidak tertusuk pisau. Tentu jumlah begitu bukan apa apa untukku.
Tidak mau hal yang di katakan kakeknya tadi terjadi. Reyyan melihat ke samping kirinya di mana jejeran toko dan gedung bertingkat dengan lorong tengahnya yang terlihat hanya kegelapan dan hanya ada cahaya lampu remang remang jalan yang menyinari.
Ia tidak mau tertangkap dan berakhir mengenaskan di tangan kakek. Dengan sedikit tenaga dan tertatih tatih. Reyyan terus mencoba lari menghilang dari beberapa pria yang mencoba mengejar langkahnya.
Reyyan lagi lagi mengumpat. Mungkin itu juga ke ahliannya.
Di sisi lain di tempat yang sama. Terlihat seorang wanita yang sama seperti reyyan sedang melarikan diri dari kejaran beberapa pria bersetelan hitam.
Kepalanya celingak celinguk menatap ke mana arah selanjutnya ia lari dan tidak bisa di temukan lagi oleh orang suruhan mommynya sebelum ia memutuskan untuk masuk ke lorong gedung yang terlihat gelap.
Awalnya ia sedikit takut dan enggan untuk masuk ke jejeran gedung yang terlihat gelap tersebut namun mengingat pernikahan perjodohan yang mommynya atur membuatnya mengambil keputusan berani.
"Kemari," Teriak salah satu pria yang mengejar si wanita ini ketika melihat dari cahaya lampu jalan wanita tersebut lari ke sana. Ke teman temannya yang lain.
"Sial! " Umpat wanita bernama Zuria tersebut sembari terus lari dan sesekali melihat ke belakang. Langkahnya terhenti ketika ia melihat satu tempat yang bisa di jadikan persembunyian sementara.
Zuria dengan cepat mengambil langkah ke tempat tersebut. Sebelum orang suruhan mommy menemukannya lagi.
"Aku bertanya tanya. Apa aku benar benar putrinya!," Oceh Zuria.
"Aah..." Pekik zuria terkejut saat sampai di sana Ternyata ada seseorang di sana.
Belum juga Zuria habis terkejut melihat orang lain di sana. Orang tersebut malah bergerak sangat cepat. Sangat cepat bahkan Zuria tidak bisa melihat dan menyadari nya.
"Eeuhmmmm...." Zuria memukul mukul tangan orang yang membekap mulutnya.
"Diamlah. Jika kamu tidak mau mati," Ancam pria tersebut di balik punggung Zuria.
Dengan tubuh bergetar. Zuria patuh.
Detik selanjutnya. Suara pria pria yang tidak ia kenali terdengar.
"Bagaimana. Kalian menemukannya?," Suara satu pria menanyakan ke teman temannya yang lain.
Zuria memperkirakan. Mereka dekat dengan posisinya sembunyi sekarang.
"Aa euhmmm..." Teriak tertahan dan ringisan Zuria ketika tiba tiba tangannya di tarik dan di sentak seseorang hingga tubuhnya membentur dinding dingin di belakangnya dan dekapan...
Mata zuria mengerjap beberapa kali dengan tubuh tegap di depan matanya tepat di depan matanya.
"Kau..."
"Diam dan jangan bersuara, "Suara dingin bas seseorang masuk ke dalam gendang telinga zuria berhasil membuat bulu kuduknya merinding.
Menaikkan pandangannya menatap wajah pria di depannya namun tidak berhasil zuria lihat dengan jelas karna di domisili kegelapan.
"Kau menemukannya," Tanya pria bersetelan hitam tersebut ke temannya.
Temannya menggeleng. Ia melihat ke segala arah dari tempat berdirinya. Ia berkacak pinggang.
"Tapi dia tidak bisa lari jauh karna aku berhasil melukainya," Ujarnya.
Kedua manik mata zuria sontak saja membulat mendengar ucapan dua pria tadi.
Tadinya ia berpikir. Kedua pria itu sedang mencarinya namun mendengar ucapan mereka yang mengatakan luka. Buktinya ia tidak terluka. lalu...
Takut takut zuria menatap tubuh pria di depannya. Melukai? Ia pernah dengar namun tidak memecayai kalau di tempat seperti ini sering terjadi pengejaran atau penangkapan para mafia lalu...Pria di depannya sekarang. Mafia?.
Mimpi apa ia semalam bisa berurusan dengan mafia? Atau ini dosanya karna tidak patuh terhadap mommynya.
"Sial,"Umpat reyyan, yang mengejutkan zuria.
Srak...
Brukh...
Reyyan melepaskan jasnya lalu merobek kemejanya dan melempar asal di di bawah kakinya dan tidak terlihat lalu menunduk menatap wanita di dekapannya.
"Siapa pun kamu, aku perlu bantuanmu,"
"Ya?!" Ujar zuria bingung yang sontak mendongak menatap pria yang tidak di kenali di depannya namun sudah sukses membuatnya ketakutan.
"Aku akan membayar berapapun yang kamu minta," Rayyan menyentak pinggang wanita di depannya mendekat pada tubuhnya dan.
"Apa maksu...Hmpmmm..." Ucapan zuria terputus dan matanya melotot lebar shock karna tindakan pria di depannya yaitu sedang membungkam bibirnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments