Chapter 2

"Jadi, kakak di berikan lamaran ke perusahaan Florian ?? Wahh, keren !!"

"Iya sih, tapi masih ragu aja. Masa iya, perempuan yang udah punya anak bisa keterima, apalagi jadi sekretaris."

Alisha paham dengan pemikiran Kaylie, seorang sekretaris biasanya di cari perempuan yang masih muda, masih single, tapi entah kenapa dia malah di berikan lamaran sebagai sekretaris. Apakah Kaylie tidak akan di tertawa kan di perusahaan ?? Tapi Alisha akui, wajah kakaknya itu awet muda dan masih cantik, tidak menutup kemungkinan dia bisa di terima bekerja, semisal tidak menjadi sekretaris kemungkinan menjadi pegawai disana.

Apalagi Kaylie sempat memiliki pengalaman bekerja di perusahaan, dan itu bisa menjadi bekal untuknya bekerja di perusahaan. Semoga saja kakaknya di terima, Alisha tidak keberatan menjaga Drowny saat siang hari, lagipula gadis itu sangat menyayangi keponakannya yang masih bayi. Sementara Kaylie mulai berfikir, apa saja yang harus dia pakai untuk besok.

"Menurutmu apa yang harus aku pakai untuk melamar di sana ??"

Alisha berfikir, "Biasanya pakai kemeja atasnya, terus bawah pakai rok."

Kaylie mengangguk, "Setelah menidurkan Drowny, aku akan mencari pakaiannya." Ujar Kaylie secara perlahan mengayun bayi kecilnya yang masih menyusu pada bagian dadanya, dan tampak mengantuk di gendongan.

Kaylie melihat ke arah jam dinding, dan waktu menunjukkan pukul 7 malam, pantas saja bayi kecilnya sudah mulai mengantuk. Sementara Alisha mendapatkan libur dari kampus (yang sebenarnya tidak benar-benar libur, karena di berikan tugas yang menumpuk) jadilah dia bisa membantu kakaknya itu untuk mengurus semuanya.

"Jangan khawatir, aku akan membantumu jika kau kesulitan."

Kaylie menganggukkan kepalanya, dia tidak sabar lagi untuk bisa kembali bekerja hanya untuk putra kecilnya itu, selama ini dia bisa bertahan dari sisa uang di tabungan, dan juga bantuan dari pemerintah, tapi kali ini dia akan bekerja sendiri dengan kemampuannya. Berharap saja ini adalah bantuan dari Tuhan.

"Semoga saja ke depan kehidupan kita begitu lancar dan kita tidak akan kesulitan lagi, sayang." Ujar Kaylie kepada putranya yang sepertinya memang sudah tertidur lelap disana.

Kaylie selalu berbicara kepada putranya, dan berfikir seakan-akan putranya itu memang mengetahui bahasa dan pemikirannya, meskipun masih bayi. Setelah Drowny tertidur pulas, barulah dia kemudian membaringkan putranya secara perlahan di kasur dan berusaha agar tidak membangunkan putra kecilnya itu. Setelah itu, Kaylie kemudian segera berdiri dari kasur dan mempersiapkan pakaiannya sendiri.

Alisha sendiri sudah keluar dari kamar Kaylie, dan berkata akan membereskan peralatan yang dia tadi gunakan untuk memasak, dan Kaylie tidak mau merepotkan lebih banyak untuk adiknya, jadilah dia sendiri yang mengurusi semua pakaiannya itu.

Tidak membutuhkan waktu lama, Kaylie berhasil mendapatkan kembali pakaian seragamnya dulu, seperti kemeja putih dan juga rok hitam. Berharap dirinya tidak akan menjadi bahan guyonan karena di usia yang sudah mencapai 25 tahun, dan masih menggunakan pakaian remaja.

Setelah itu, dia segera mematikan lampu kamar dan berbaring di samping putranya yang tertidur pulas disana. Kaylie kemudian memejamkan matanya, dan siap menyambut keesokan harinya.

"Mohon maaf sebelumnya ada urusan apa anda kemari ??"

Kaylie sudah sampai di perusahaan yang di maksud, beruntung perempuan itu terbiasa berbicara di depan orang, jadilah dia sama sekali tidak merasa gugup atau takut, atau bingung saat seorang resepsionis menanyakan perihal kedatangannya itu.

"Maaf, saya ingin bertanya tentang asisten CEO, bernama Valen. Dia menawariku pekerjaan, dan memberikan janji untuk bertemu dengannya."

"Baiklah, biar saya telepon dulu."

Kaylie mengangguk, dan membiarkan resepsionis perempuan itu memanggil Valen, sang asisten melalui telepon rumah yang berada di sana. Setelah beberapa menit, sang resepsionis kemudian berbicara kembali dengan Kaylie.

"Anda bisa langsung ke lantai 3, bisa melalui lift yang berada di sebelah kanan. Mba Valen sendiri yang akan menunggu anda di lantai 3."

"Baiklah, terima kasih banyak sebelumnya."

"Sama-sama."

Setelah itu, Kaylie segera berjalan menuju ke lift, awalnya saat hendak menggunakan, lift itu terlihat sepi dan kosong, tapi saat hendak menutup pintu lift, tiba-tiba seorang lelaki muda dengan anak berusia 5 tahun menghentikannya, membuat Kaylie kembali menekan tombol dan membuka pintu lift tersebut.

"Maafkan aku." Ujar lelaki muda tersebut tidak enak.

"Tidak apa." Ujar Kaylie tersenyum dan menyingkir, membiarkan lelaki muda itu menekan tombol lantai yang akan menjadi arah tujuannya.

"Oh, tujuan kita sama. Apakah.. Kau orang baru itu ??" Tanya lelaki itu dengan sopan saat melihat amplop berwarna cokelat di tangan Kaylie.

"Iya Tuan, sebenarnya saya belum tahu apakah bisa di terima disini. Tapi saya berharap bisa bekerja disini." Ujar Kaylie dengan sopan dan tidak berhenti menampilkan senyuman manisnya.

"Kakak sangat cantik dan manis, aku berharap kakak menjadi ibuku."

"He-Hey Nicholas itu tidak sopan !! Maafkan keponakanku ini, dia memang selalu seperti itu saja berbicara." Ujar lelaki yang ternyata adalah Darel, dan Nicholas.

Kaylie menanggapi ucapan anak tersebut sembari tertawa pelan disana, "Tidak apa, namanya juga anak-anak. Tapi kau sangat lucu sekali, siapa namamu anak manis ??"

"Namaku Nicholas, kakak cantik. Semoga kakak jatuh cinta dengan ayah dan menjadi-"

"Nicholas, tidak lagi !!" Ujar Darel memotong ucapan dari anak kecil itu.

hah, tidak anak tidak ayah, sama saja !! Melirik perempuan cantik, langsung diklaim seenaknya, mana belum kenal lagi !! Haduhh, lama-lama Darel benar-benar memilih pensiun saja menjadi baby sister Nicholas, entah sudah berapa banyak rasa malu yang harus dia tahan karena ucapan frontal Nicholas itu.

Tidak lama, pintu lift terbuka menampilkan seorang perempuan yang ternyata adalah Valen, asisten CEO. Valen yang melihat ada Darel dan Nicholas di dalam lift langsung memberikan hormat kepada adik dari CEO.

"Oh Tuan Darel, anda disini."

"Eh ?? Tu..Tuan Darel ??"

"Iya, Kaylie. Dia adalah adik dari CEO, dan juga Nicholas, putra CEO disini."

Kaylie langsung merasa tidak enak, dia segera meminta maaf kepada Darel dan Nicholas.

"Maafkan atas kelancangan saya."

"Ti..tidak perlu seperti itu." Ujar Darel tidak enak, karena Kaylie terlihat sangat bersalah tidak memberikan hormat, setidaknya menundukkan kepala dan badannya kepada sosok anggota dari pemilik perusahaan, sementara Darel sendiri memang tidak suka jika terlalu di hormati begitu dalam, hanya karena kakaknya yang seorang CEO.

"Kakak gak usah minta maaf, soalnya kakak kan calon istri pa-"

"Nicholas, tidak lagi. Udah ayo, daripada kamu godain kakak itu." Ujar Darel dengan malu, dan menarik Nicholas dari sana.

Astaga anaknya yang masih 5 tahun kenapa tahu sih rencana gila ayahnya, jangan-jangan ini ajaran Davide yang ngasih tahu anaknya itu ?! Gila !! Gila !! Kakaknya kerasukan apaan sih, coba ?! Ah, udahlah bodoh amat !! Mending jauhin dulu aja Nicholas dari Kaylie sebelum anak itu terus menggoda Kaylie.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!