Wisely membuka matanya hingga ingatan itu berakhir. Ia pun beranjak dari bathtub setelah tiga puluh menit merendam tubuhnya.
Karena ingin menemui Moses membuatnya buru-buru mengenakan pakaiannya. Ini kesempatan untuk dirinya protes.
Dengan rambut masih terbalut handuk, Wisely menemui Moses langsung ke lantai tiga. Selama tiga hari ini tinggal di villa, ini pertama kalinya menginjakkan kaki ke ruangan itu karena area ini hanya dikhususkan oleh Moses dengan pintu terkunci.
Keberuntungan bagi Wisely karena pintu utama tidak di kunci. Dengan langkah kasar dan di sengaja ia berjalan, bermaksud lelaki itu menyadari akan kedatangannya.
Benar saja lelaki yang menyandang status suaminya itu menoleh ke sumber suara. Ternyata dia sedang berada di depan televisi.
"Aku membutuhkan mobil," ucapnya dengan penekanan tanpa basa-basi.
"Kau bosan hidup seperti ini?" dengan wajah datar Moses berucap tanpa ingin memandangi wanita yang sudah menjadi istri sahnya tentu saja dengan paksaan. "Apakah harta kekayaanku belum cukup hingga kau masih berniat menjual dirimu kepada lelaki hidung belang? Ingat statusmu sekarang!" cecar Moses dengan merendahkan harga diri Wisely secara langsung. "Hmm, aku lupa dengan statusmu! Tentu saja kau membutuhkan hiburan!" diakhir kalimat Moses semakin jijik dan sengaja melemparkan kalimat sangat merendahkan karena menurutnya semua itu benar.
Sementara Wisely meremas ujung dress berwarna abu-abu mendengar kata-kata itu. Hatinya berdenyut, terasa tercabik seakan di cabik oleh harimau di padang rumput ilalang.
"Terserah apa yang kamu katakan, tapi aku butuh akses kendaraan dan juga akaes komunikasi!"
Moses mendiamkan tanpa berniat untuk menjawab, hingga kata-kata Wisely membuatnya semakin murka.
"Aku adalah wanita penghibur, bagaimana mungkin aku terkurung hanya berdiam diri saja di sini. Aku butuh hiburan dan juga—"
"Dasar menjijikkan!"
Prang!!
Sebuah asbak kaca mendarat di atas meja sofa hingga tercipta bunyi yang kuat, untungnya asbak itu terbuat dari kaca pilihan, begitu juga dengan meja sofa. Hingga tidak menyebabkan dua benda itu pecah.
Sementara Wisely mengigit bibir bawahnya, menahan sesuatu yang mendera dirinya. Ia tidak ingin terlihat lemah dan tetap dalam pendiriannya.
"Tenang saja, aku tidak akan mempermalukan keluarga besar Januar," ucapnya dengan bibir bergetar.
Moses memasang senyuman masam mendengar perkataan Wisely. "Keluarga besar ku sudah dipermalukan dengan menikahkan putra mereka dengan wanita menjijikkan! Harga diri keluarga Januar telah sirna karena kesalahan yang tidak pernah aku lakukan!" bentak Moses menggebu-gebu karena pada dasarnya dia sangat murka. Sangat banyak beban pikiran yang bersarang di kepalanya, terutama tentang keluarga besarnya dan sesosok yang kecewa atas kejadian ini.
Wisely hanya bisa menunduk dengan tangan masih meremas ujung dress. Berusaha terlihat baik-baik saja tanpa mengalah.
"Apapun yang kamu katakan aku tidak peduli! Aku ingin bebas kemanapun aku mau!" ucap Wisely yang berhasil membuat Moses tidak percaya dengan apa yang dia katakan.
"Pergi!" usir Moses dengan lantang.
Sementara Wisely tak berniat mendengar perintah itu, wanita itu tetap kekeh keinginannya terpenuhi.
"Pergi! Silakan lakukan apapun yang kau mau! Asalkan jangan pernah mempermalukan keluarga ku kembali!" suara lantang itu menggema, sampai-sampai gendang telinganya terasa sakit karena Moses berdiri sembari mencengkram dagunya.
"Sakit," Wisely meringis sembari mendorong dada Moses dengan penuh tenaga hingga cengkeraman itu terlepas. "Percayalah kali ini aku tidak akan kembali mempermalukan keluarga Januar." Usai mengatakan itu Wisely bergegas meninggalkan tempat itu dengan mata memerah.
Moses kembali melemparkan asbak yang tadi, itu tandanya lelaki itu semakin murka. Menjambak rambutnya berkali-kali, dia persis seperti orang yang telah mengalami depresi level tinggi.
Ingatan beberapa minggu lalu membuatnya semakin pusing. Di mana wanita paruh baya yang tak lain adalah wanita yang melahirkannya itu sampai jatuh sakit dan mendapat penanganan serius setelah mengetahui kejadian itu. Semua keluarganya menanggung malu akibat kejadian ini, di mana semua media mengumumkan pernikahan Moses Januar dengan wanita yang berstatus rendahan.
Sementara Wisely melihat semua itu dari balik tembok, ternyata langkahnya terhenti sejenak setelah bayangannya menghilang dari sana.
Sebelum melanjutkan langkahnya Wisely mengusap bulir-bulir bening yang bergulir begitu saja tanpa diminta. "Aku minta maaf!" gumamnya tanpa mengeluarkan suara. "Suatu saat nanti aku akan menyerah dan bertanggung-jawab mengembalikan nama baik Januar!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
❤ Nadia Sari ❤
Ada apa di balik pernikahan mereka ?? Siapa Wisely? Kupikir Moses nikah dgn adik tirinya 🤔
2023-03-13
0