Vivianne menggenggam tangan neneknya dan memberikan senyum meyakinkan. Langkah kaki neneknya memelan, lalu setelah satu anggukan dari cucunya, barulah Arabella melangkahkan kaki naik ke atas bis besar yang akan membawa mereka pergi.
Vivianne berdiri sejenak di lapangan tempat bis terparkir. Beberapa penumpang lain yang mau masuk membuatnya sedikit menyingkir. Mata Vivianne melirik seputaran loket, untuk pertama kalinya, ia pergi meninggalkan Broken Bridge. Membawa masalah dan beban di pundak kecilnya yang kurus.
Ayah dan ibunya dikuburkan di kota ini, begitu juga kakeknya dan paman serta bibinya. Ayah dan Ibu dari Frederic.
Vivianne memutuskan, ia akan mencari Frederic. Lima jam perjalanan dengan menggunakan bis. Tentu saja ia bisa naik pesawat ke kota BYork. Tapi dari kota itu, ia harus melanjutkan lagi dengan bis juga selama tiga jam. Jadi sama saja. Lebih baik ia menggunakan bis sejak awal, lagi pula ia bisa sedikit menghemat ongkosnya.
Setelah melirik terakhir kalinya ke arah sekeliling loket, Vivianne melangkahkan kaki dan naik ke atas bis. Ia duduk di samping Arabella. Vivi mengulurkan tangan. Lalu menggenggam tangan neneknya erat-erat.
"Vivi ... kau sudah menghubungi Frederic?"
"Sudah, Nonna."
Vivi tidak berbohong. Ia beberapa kali sudah menelpon Fred. Tapi ponsel kakak sepupunya itu tidak aktif.
Vivianne membuka ponselnya, melirik pesan yang ia kirim kepada Frederic. Pesan itu juga tidak terkirim.
Vivi mengernyit. Kenapa Fred tidak aktif ponselnya? Pikirnya gelisah.
Setelah satu aba-aba singkat, bis mereka bergerak, keluar dari area parkir. Melewati beberapa bis besar lainnya yang terparkir. Lalu melaju ke jalan raya.
Vivianne menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan.
Sepupu Fred ... semoga kau mau membantuku ....
**********
Enrico turun menuju aula mansionnya. Frederic sudah menunggu di dekat pintu. Asistennya itu sudah siap untuk menemani tuannya untuk perjalanan kunjungan ke rumah perkebunan keluarga Sanchez. Hari sudah sore, bila kunjungan sore seperti ini dilakukan ke rumah Nyonya Ally, maka Fred tahu mereka akan menunggu hingga waktu makan malam. Karena Nyonya Ally akan memaksa tuannya untuk ikut makan malam, yang akan dengan senang hati diterima oleh tuannya. Fred tahu, tuannya mulai tidak suka makan sendirian di mansionnya.
Rumah perkebunan Sanchez yang dulu sederhana, kini sudah dibangun kembali oleh Lucius, suami dari Alison atau kerap Rico panggil dengan nama Ally.
Tanah Sanchez berbatasan langsung dengan tanah Costra Land milik Enrico. Sekarang tanah itu sedang dibuka kembali oleh Lucius. Pria itu belajar darinya bagaimana membuat tanah itu menjadi kembali menghasilkan. Tentu saja Lucius Sanchez memilih menanam lahannya dengan tanaman anggur. Dan seperti yang sengaja ia katakan di tiap kesempatan, ia akan membuat lahannya kembali berjaya, menghasilkan, dan menjadi saingan utama dari Costra Land.
Sanchez Land dan Costra Land ... Enrico mendengus mengenang bagaimana ekspresi Lucius yang saat itu sengaja memancingnya. Tentu saja setelah bergaul dan mengetahui karakter suami Ally itu, Enrico tidak pernah terpancing lagi. Justru Lucius yang masih selalu terpancing ... mungkin masih ada rasa kesal yang terpendam di hati Lucius, karena dulu Enrico pernah memukulnya dengan sangat keras saat pria itu menculik Ally dari mansion Costra. Lucius tidak punya kesempatan membalas pukulannya waktu itu. Sampai sekarang.
Lucius memutuskan menetap di Sanchez Land. Pria itu menyerahkan kepemimpinan perusahaan Sanchez pada kakak tertuanya, Lance Luiz Sanchez. Seorang putra yang diadopsi oleh ayah Lucius. Keputusan yang Enrico dengar membuat Lance yang selalu tampil datar tanpa ekspresi menjadi marah besar. Tapi tentu saja Sanchez yang menjadi suami Allynya itu tidak peduli atas kemarahan kakaknya itu.
Lance lah yang akan menikah dan undangannya kemarin datang. Enrico memutuskan mengunjungi Sanchez Land. Melihat apakah Lucius dan Ally sudah berangkat pergi. Lagi pula ia rindu pada Alan. Adik laki-laki Ally yang sangat memujanya.
"Ayo, Fred," ajak Enrico.
"Ya, Tuan."
Mereka berjalan ke arah mobil. Frederic membukakan pintu belakang untuk tuannya. Setelah tuannya masuk, ia menutup pintu dan bermaksud akan masuk ke belakang kemudi. Saat itulah sebuah mini bis tiba di jalan depan mansion Costra. Frederic mengernyit, menyipitkan mata ke arah mini bis tersebut.
Enrico yang sudah duduk di dalam mobil mengerutkan dahi melihat Frederic yang belum bergerak untuk masuk ke dalam mobil. Ia menatap Fred, lalu menoleh ke belakang, melalui kaca belakang mobil dan melihat apa yang sedang dilihat oleh Frederic. melewati halaman luas mansionnya, di seberang jalan telah berhenti sebuah mini mis. Seseorang tanpaknya sedang turun. Lalu setelah mni bis itu kembali berjalan, Enrico melihat seornag nenek tua dan gadis kecil di seberang jalan. Sosok mereka tidak terlalu jelas. Rambut keduanya tampak kusut dan mencuat.
Bila Enrico tidak mengenali kedua sosok itu, berbeda dengan Frederic. Pria itu langsung menatap ke arah Enrico lewat kaca mobil yang terbuka. Tatapan agak panik terlihat di kedua bola matanya.
"Tu ... Tuan. Sa ... saya mohon ijin. Sebentar saja. Itu ... saya mau menemui mereka." ujarnya tergagap sambil menunjuk ke arah jalan.
Enrico hanya mengangguk. Menyadari Frederic mengenal kedua orang yang baru turun dari mini bis tadi. Ia akhirnya kembali duduk dengan nyaman menghadap ke depan. Mobil mereka terparkir menghadap ke arah mansion.
Frederic berlari kencang. Ia menyeberang jalan dan memandang cemas ke arah Kedua orang yang datang itu. Tentu saja ia mengenal sosok itu meskipun sudah lama ia tidak bertemu. Nenek dan adik sepupunya.
"Nonna ... Vivi ... kenapa kalian ada di sini!?" tanya Fred. Nada suaranya agak gusar. Berulang kali ia melirik ke arah mobil di halaman mansion. Lalu dengan sengaja ia menutupi pemandangan kedua sosok itu dengan tubuhnya. Bahu lebarnya menutupi sosok mungil nenek dan juga sepupunya itu.
"Sepupu Fred! Akhirnya kami menemukanmu! Aku lega sekali. Aku takut malam tiba dan kami belum menemukanmu. Kenapa ponselmu tidak aktif?" Vivianne memeluk sepupunya. Suaranya terdengar sangat lega.
Frederic tidak bisa berbuat lain selain membalas pelukan hangat sepupunya itu. Lalu ia teringat nomor ponselnya sudah berganti, karena ulah gadis kembar anak pemilik bengkel di desa kecil Costra Land yang sempat membuatnya pusing.
"Nanti aku ceritakan. Vivi, Nenek ... aku harus pergi. Bosku menunggu. Kami akan pergi berkunjung ke rumah tetangga sebelah. Aku akan menelepon kepala pelayan di dalam dan meminta ia menerima kalian di belakang selagi aku pergi. Tapi kumohon ... jangan kemana-mana. Tunggu aku kembali dan jangan melakukan apapun atau berkeliaran."
"Tentu, Fred. Maafkan kami mengganggu pekerjaanmu," ucap Arabella.
"Ini bukan apa-apa, Nonna. Nanti kita bicara lagi ... tunggu aku kembali. Mungkin sudah malam aku kembali. Kumohon ... jangan kemana-mana."
Fred melihat nenek dan sepupunya mengangguk. Lalu ia mengambil ponsel dan menelepon kepala pelayan mansion Costra.
"Pedro ... bantu aku," ucapnya. lalu terdengar jawaban dari pria paruh baya kepala pelayan yang berteman akrab dengan Fred.
"Nenek dan sepupuku datang. Aku akan menyuruh mereka masuk lewat belakang. Mereka sangat lelah dari perjalanan jauh. Bisakah kau ...."
Fred belum selesai bicara ketika Pedro langsung memotong ucapannya.
"Suruh mereka masuk lewat pintu samping, Fred. Aku akan mengurus mereka. Kau pergilah antar tuan Rico," ucap kepala pelayan itu.
"Oh, Pedro. Terima kasih." Frederic menutup ponsel. Dengan penuh rasa syukur ia kemudian menatap ke arah sepupunya.
"Vivi ... pergilah lewat sana. Nanti Pedro akan menyambut kalian di pintu samping. Aku akan pergi dulu mengantar tuanku. Dan ingat Vivi ... jangan melirik ke arah mobil. Sedikit pun! Ingat itu!" perintah Frederic.
Dengan patuh Vivi mengangguk. Lalu Frederic kembali ke arah halaman mansion. Ia masuk ke dalam mobil dan mulai menghidupkan mobil tersebut. Tidak ada pertanyaan dari tuannya. Membuat Frederic akhirnya bernapas lega.
NEXT >>>>>
**********
From Author,
Hai semua, jangan lupa klik like dan tekan love serta rate bintang lima ya. Ketik juga komentar kalian ya Readers, untuk vitamin penyemangat author agar lancar menulis🤗🤗😊😊😊
Terima kasih.
Salam hangat, DIANAZ
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
໓աiɛ🌸
hehehe kenapa memang..apa takut Vivi diambil Enrico kah..heheh
2023-07-17
2
Ney Maniez
masih nyimak🤗
2023-02-22
0
Justme
😭😭😭
2023-01-15
0